Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cun Fariyanti

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Risiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan ke I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
Klien tenang, kooperatif dan klien mampu menjawab semua pertanyaan
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan,
akibat PK
b. Pasien dapat menjelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
c. Pasien dapat mengikuti latihan cara mengontrol PK secara fisik seperti tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal
d. Pasien dapat memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
4. Tindakan keperawatan
Sp 1 : membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan fisik pertama (tarik nafas dalam dan pukul
kasur/bantal)

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

ORIENTASI
1.  Salam terapeutik
”Selamat pagi ibu “S”, Saya Mahasiswa keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
yang berjaga pukul 07.00 sampai 14.00.  Perkenalkan ibu nama saya Cun
Fariyanti,saya biasa dipanggil Cun.
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan ibu “S” hari ini ? apa keluhan ibu ”S” saat ini? Apakah ibu “S”
bisa tidur dengan nyenyak?
3. Kontrak
“Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah ibu. Berapa
lama ibu mau kita berbincang-bincang ? Bagaimana untuk waktunya kalau 20 menit?
Sebelumnya ibu mau berbincang-bincang dimana? Baiklah disini saja ya ibu”

FASE KERJA
“Apa yang menyebabkan ibu merasa  marah? Apakah sebelumnya ibu
sudah  pernah marah? Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?
Ketika ibu marah apakah ibu merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal dan mondar mandir ? Apa yang
ibu lakukan ketika marah seperti memukul ataupun membanting? Apakah dengan
ibu marah-marah dan melakukan tindakan tersebut , keadaan jadi lebih baik?
Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah? Maukah ibu
belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? Ada
beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara
dulu, begini ibu,jika tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu tarik nafas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi ibu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali
ibu sudah dapat melakukan nya. Nah sebaiknya latihan ini dapat ibu  lakukan secara
rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak  sudah terbiasa
melakukannya dan cara yang kedua dengan melampiaskan marah ibu dengan
memukul bantal atau kasur”.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang perasaan marah ibu ?
Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan penyebab marah dan yang ibu rasakan  dan apa yang ibu lakukan
ketika marah serta akibatnya bagaimana.”
“coba bagaimana cara mengontrol marah ibu ketika ibu sedang marah?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
“Sekarang kita buat jadwal latihan nya ya ibu, berapa kali sehari ibu mau melakukan
latihan nafas dalam ?”
3. Kontrak yang akan datang
“Baik bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan bersih-bersih selesai kita latihan
cara lain yaitu dengan minum obat secara teratur.? Untuk tempatnya disini saja ya
ibu? Selamat Pagi ibu.”

Anda mungkin juga menyukai