Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPERAWATAN JIWA II

STANDAR PELAKSANAAN PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI SUSUN OLEH :

FADHILA PUTRI 1914201014

FADILA PUTRI 1914201015

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Diana Arianti, M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang

S-1 Keperawatan

Tp.2020/2021
STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN

Masalah Utama        : Perilaku kekerasan


  
A. PROSES KEPERAWATAN
1)      Pengkajian :
a)      Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika    sedang
kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b)      Data Obyektif :
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.

2)      Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Tindakan keperawatan untuk pasien
a.          Tujuan
1)   Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2)   Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3)   Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
4)   Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5)   Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6)   Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.

b.      Tindakan
1)    Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan
yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah:
a)      Mengucapkan salam terapeutik
b)      Berjabat tangan
c)      Menjelaskan tujuan interaksi
d)     Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2)      Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan  yang lalu
3)      Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a)      Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b)      Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c)      Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d)     Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e)      Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4)      Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
saat  marah   secara:
a)      verbal
b)      terhadap orang lain
c)      terhadap diri sendiri
d)     terhadap lingkungan
5)      Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6)      Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a)      Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b)      Obat
c)      Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d)     Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7)      Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a)      Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b)      Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
8)      Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a)      Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b)      Buat jadwal latihan sholat, berdoa
9)  Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a)      Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan
akibat berhenti minum obat
b)      Susun jadwal minum obat secara teratur
10)  Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok  Stimulasi Persepsi
mengontrol Perilaku Kekerasan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan
marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Selamat pagi  buk, perkenalkan nama saya fadhila putri, panggil saya putri, saya perawat yang
dinas di ruangan 9 ini, Nama ibuk siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan ibuk saat  ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang  tentang perasaan marah ibuk”
“Berapa lama ibuk mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, buk? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan ibuk marah?, Apakah sebelumnya ibuk pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang
membuat ibuk  marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti ibuk stress karena pekerjaan atau masalah
uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang ibuk rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah ibuk merasakan kesal kemudian dada ibuk berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang ibuk lakukan? O..iya, jadi ibuk marah-marah, membanting pintu dan
memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress ibuk hilang? Iya, tentu tidak. Apa
kerugian cara yang ibuk lakukan? Betul,. Menurut ibuk adakah cara lain yang lebih baik? Maukah
ibuk belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, buk. Salah satunya adalah dengan cara fisik.
Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini buk, kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibuk rasakan maka ibuk berdiri, lalu tarik napas
dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut.
Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, ibuk  sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini ibuk lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul ibuk sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan ibuk setelah berbincang-bincang tentang kemarahan ibuk?”


”Iya jadi ada 2 penyebab ibuk marah ........ (sebutkan) dan yang ibuk rasakan ........ (sebutkan) dan
yang ibuk lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat  lagi penyebab marah ibuk yang lalu, apa yang ibukk
lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya buk.
‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya buk, berapa kali sehari ibuk mau latihan napas dalam?,
jam berapa saja buk?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya buk, Selamat pagi” 

SP 2  Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2

a.    Evaluasi latihan nafas dalam


b.    Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
c.    Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTASI

“Selamat pagi buk, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan ibuk saat ini, adakah hal yang menyebabkan ibuk marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara
yang kedua”
“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan tempatnya disini di ruang
tamu,bagaimana ibuk setuju?”

KERJA

“Kalau ada yang menyebabkan ibuk marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, selain napas dalam ibuk dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
 “Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar ibuk? Jadi kalau nanti ibuk
kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul
kasur dan bantal. Nah, coba ibuk lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali ibuk
melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidurnya

TERMINASI

“Bagaimana perasaan ibuk setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”


“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba ibuk sebutkan lagi?Bagus!”
 “Mari kita masukkan  kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam
berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?  Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore.
Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya buk. Sekarang kita
buat jadwalnya ya buk, mau berapa kali sehari ibuk latihan memukul kasur dan bantal serta tarik
nafas dalam ini?”
 “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan latihan
sholat/berdoa. Mau jam berapa buk? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat ya buk”
 

SP 3  Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual  


a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara pukul kasur dan
bantal
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
ORIENTASI

“Selamat pagi buk, sesuai dengan janji saya kemarin yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik,
yang mana yang mau dicoba?”
“Bagaimana buk, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”
“Berapa lama ibuk mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibuk lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?

“Nah, kalau ibuk sedang marah coba ibuk langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda
juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.

“ibuk bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”


“Coba ibuk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya
(untuk yang muslim).”

TERMINASI

Bagaimana perasaan ibuk setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan ibuk. Mau berapa kali ibuk sholat.
Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)
“Coba ibuk sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibuk lakukan bila ibuk merasa marah”
 “Setelah ini coba ibuk lakukan jadwal sholat  sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Besok kita ketemu lagi ya buk, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu
dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa buk? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”
 “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah
ibuk, setuju buk?”

SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat   


a.       Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b.      Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat)
disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.
c.       Susun jadwal minum obat secara teratur

ORIENTASI
“Selamat pagi buk, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana buk, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, serta
sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“Berapa lama ibuk mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

FASE KERJA (perawat membawa obat pasien)


“ibuk sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa macam obat yang ibuk minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa ibuk
minum? Bagus!
 “Obatnya ada tiga macam buk, yang warnanya oranye  namanya CPZ gunanya agar
pikiran tenang,  yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang  merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus ibuk  
minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7  malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut ibuk terasa kering,  untuk membantu mengatasinya
ibuk bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, ibuk sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti di rumah sebelum minum obat ini ibuk lihat dulu label di kotak obat  apakah benar
nama ibuk tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya buk,
karena dapat terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya buk.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibuk setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar?”
“Coba ibuk sebutkan lagi jenis obat yang ibuk minum! Bagaimana cara minum obat yang
benar?”
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya buk”.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana ibuk melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai