DOSEN PEMBIMBING:
Ikbal Fradianto, S. Kep., Ns., M. Kep
DISUSUN OLEH:
IRMA AGUSTINA
I4052201013
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien:
Klien terlihat berbicara dengan pandangan mata tajam, tangan mengepal dan klien
tampak memberikan gerakan motoric yang menujukan sedikit tegang dan
kegelisahannya.
b. Diagnosa Keperawatan Jiwa:
Risiko Perilaku Kekerasan
c. Tujuan:
Tujuan Umum
1) Kognitif, klien mampu:
a) Menyebutkan penyebab risiko perilaku kekerasan
b) Menyebutkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan
c) Menyebutkan akibat yang ditimbulkan
d) Menyebutkan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan
2) Psikomotor, klien mampu:
a) Mengendalikan risiko perilaku kekerasan dengan relaksasi : Tarik napas
dalam, pukul kasul dan bantal, senam , dan lain-lain.
b) Berbicara dengan baik : Mengungkapkan , meminta, dan menolak dengan baik
c) Melakukan deeskalasi yaitu mengungkapkan perasaan marah secara verbal
atau tertulis
d) Melakukan kegiatan ibadah seperti solat, berdoa, kegiatan ibadah lain.
e) Patuh minum obat dengan 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis,
benar cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kedaluarsa dan benar
dokumentasi)
Tujuan Khusus
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien :
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
Menyebutkan klien mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik I.
a. Latih klien untuk melakukan Latihan relaksasi seperti Tarik napas dalam,
pukul bantal dan Kasur, senam, dan jalan-jalan
b. Latih klien untuk berbicara baik : mengungkapkan perasaan dan minta
dengan baik, menolak dengan baik
c. Latih komunikasi secara verbal maupun tertulis
d. Latih untuk lakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang di anut.
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
d. Tindakan Keperawatan :
a.) Pengkajian : Kaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan, penyebab ,
kemampuan mengatasinya, dan akibatnya.
b.) Diagnosis : Jelaskan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan.
c.) Tindakan :
1.) Latih klien untuk melakukan relaksasi : tarik napas dalam, pukul bantal
dan kasur, senam, dan jalan-jalan.
2.) Latih klien untuk bicara dengan baik : mengungkapkan perasaan, meminta
dengan baik dan menolak dengan baik.
3.) Latih deeskalasi yaitu mengungkapan perasaan marah secara verbal
maupun tertulis.
4.) Latih klien untuk melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut (sholat, berdoa, dan kegiatan ibadah yang
lainnya).
5.) Latih klien patuh minum obat dengan cara 8 benar (benar nama klien,
benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar manfaat , benar
tanggal kedaluwarsa dan benar dokumentasi).
6.) Bantu klien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan jika klien
mengalami kesulitan.
7.) Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan.
8.) Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan Latihan
mengendalikan risiko perilaku kekerasan.
Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di masa
lalu dan saat ini
Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan , baik
kekerasan fisik, psikologis, sosial, spiritual maupun intelektual.
1.) Identifikasi tanda-tanda yang menunjukkan perilaku kekerasan
2.) Monitor klien selama masih melakukan tindakan yang mengarah pada
perilaku kekerasan
3.) Lakukan pendekatan dengan teknik komunikasi terapeutik
4.) Tangani kondisi kegawatdaruratan dengan isolasi dan fiksasi
Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan pada
saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari perilaku marahnya.
Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik
(pukul kasur atau bantal serta tarik napas dalam), obat-obatan, sosial atau
verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya secara asertif), ataupun
spiritual (salat atau berdoa sesuai keyakinan klien).
Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (Subjektif):
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dan melakukan
Latihan yang telah kita lakukan tadi ?”
Evaluasi Perawat (Objektif setelah reinforcement):
“Apakah bapak bisa sebutkan Kembali apa saja Latihan yang sudah kita
lakukan tadi.?
“ Baik lah bagus sekali ya pak”
Tindakan lanjut klien (apa yang perlu dilatih pada klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan)
“Selanjutnya mari kita buat jadwal latihan seperti ini, berapa kali dalam
sehari? Mau berbincang-bincang dengan siapa? Atau mau menulis apa saja?
bagaimana dengan Latihan bicara yang baik terhadap orang agar dapat
mengurangi rasa marah. Jangan lupa ya melakukan kegiatan ibadah.”
Catatan :
SP dibuat setiap hari pratik sebelum melakukan pre conference dengan pembimbing klinik.