FRAKTUR TIBIA
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Sukarni, M. Kep.
DISUSUN OLEH :
IRMA AGUSTINA
I4051201013
NIM : I4051201013
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Fraktur tibia merupakan fraktur yang cukup sering dijumpai dibidang orthopedic ,
kurang lebih 1,3 % dari semua jenis fraktur, paling banyak dijumpai pada laki-laki
dibanding wanita. (Arafah. 2019)
Fraktur tibia adalah terputusnya hubungan tulang, secara klinis bisa berupa fraktur
terbuka bila disertai kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh
darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang
patah dengan udara luar (Helmi, 2016)
2. Etiologi
Menurut Helmi (2014), Fraktur dapat disebakan oleh trauma maupun proses
patologik.
a. Fraktur Traumatic diakibatkan oleh:
a) Kecelakaan kendaraan bermotor
b) Terjatuh
c) Kekerasan ataupun perkelahian
d) Kecelakaan kerja
e) Kecelakaan lainnya
b. Fraktur Patologik
Fraktur patologik dapat diakibatkan oleh kista, tumor tulang, osteogenesis
imperfekta, osteomielitis, osteoporosis, atropi, ataupun nekrosis tulang.
3. Klasifikasi
Menurut Helmi (2012), Beberapa macam klasifikasi fraktur dapat digolongkan
bedasarkan:
a) Fraktur tertutup (close fracture) Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak
ditembus oleh fragmen tulang sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
b) Fraktur terbuka (open fracture) Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat
berbentuk dari dalam (from within) atau dari luar (from without)
c) Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi
misalnya mal-union, delayed union, non-union, serta infeksi tulang.
4. Patofisiologi
Menurut Sylvia dalam Cahyanti, (2019), fraktur gangguan pada tulang biasanya
disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh yaitu stress, gangguan
fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik
yang terbuka maupun yang tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
perdarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi perubahan
perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan proliferasi menjadi
oedem lokal dan terjadi penumpukan di dalam tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup
akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler yang menimbulkan
nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Disamping itu fraktur terbuka dapat
mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi
dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada umumnya
pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup adalah dilakukan imobilitas yang
bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan, tetap pada
tempatnya sampai sembuh.
5. Pathway ( Purwanto, 2016)
Fraktur Tibia
gg. fungsi kerusakan Integritas kulit Peningkatan tekenan kapiler memobilisasi asam lemak
Gangguan Mobilitas putus vena atau arteri pelepasan histamin bergabung dengan trombosit
Lakukan hidrasi
Edukasi
Arafah, Musa., K, Martiana, I. (2019). Laporan Kasus: Fraktur Tibual Plateu Posterior:
Klasifikasi Three Column Consept dan Tantangan Approach Operasi. Jurnal Saintika Medika
Vol 15 No (1)
Cahyanti, Lilis Nur. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Sdr S dengan Fraktur Mandibula di
Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Ruang 17 Bedah. Universitas Muhamdiyyah: Malang
Hakim, A. H., & Adhani, R. (2016). Deskripsi Fraktur Mandibula pada Pasien Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin Banjarmasih Periode Juli 2013 -Juli 2014. Vol I. No 2. September 2016,
192.
Helmi, Z. (2012). Buku Saku Kedaruratan di Bidang Bedah Ortopedi. Jakarta: Salemba Medika.
Helmi, Z. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Ed.2. Jakarta : Salemba Medika.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawtaan,
edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Wijaya & Putri. (2013). Pemeriksaan Penunjang Pada Pasien Fraktur Mandibula. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 Tahun 2013, 156.