MENOPAUSE
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Fitri Fujiana, M.Kep, Sp.Kep.Mat
DISUSUN OLEH :
IRMA AGUSTINA
I4051201013
b. Etiologi
Penyebab menopause menurut Abernethy dalam Andrews (2010) yaitu:
1) Perubahan hormone saat menopause
Sepanjang fase perimenopause, kadar ekstradiol turun sedangkan kadar FSH dan LH
meningkat. Akan tetapi kadar hormone tersebut berfluktuasi disekitar waktu
menopause serta terjadi kegagalan korpus luteum. FSH meningkat secara bertahap
dan mencapai puncak setelah perdarahan berakhir terjadi. Kadar FSH kembali
turun 10-20 tahun setelah menopause (Cakravati et al dalam Andrews (2010)).
Saat sebelum terjadi menopause, estradiol dan estrogen ialah estrogen sirkulasi
utama di dalam tubuh. Kedua hormon ini dihasilkan terutama di ovarium, dengan
estradiol sebagai hormon utama. Estrogen juga dihasilkan melalui perubahan satu
hormon, yaitu androstenodion yang disekresikan oleh kelanjar adrenal. Setelah
menopause, kadar estrogen maupun ekstradiol turun secara drastis dan estrogen
menjadi estrogen dominan.
2) Menopause premature, penyebabnya yaitu:
a) Pembedahan
Apabila kedua ovarium diangkat, menopause terjadi dengan segera. Gejala yang
dirasakan bisa jadi lumayan parah meski hanya terjadi dalam waktu pendek.
Terapi sulih hormon diberikan tidak hanya untuk mencegah timbulnya gejala,
tetapi juga untuk membantu melindungi dari penyakit kardiovaskuler dan
osteoporosis. Histerektomy (yaitu dengan mempertahankan salah satu atau dua
ovarium) terbukti dapat mempercepat usia terjadinya menopause pada beberapa
wanita.
b) Alami
Kadang kala, menopause terjadi secara langsung pada usia jauh lebih muda. Hal
ini diakibatkan oleh abnoramalitas kromosom ataupun penyakit autoimun pada
ovarium. Kadang kala, pemicu menopause prematur tidak ditemukan. Gejala
menopause tertentu dapat muncul atau tidak muncul sama sekali sehingga
dibutuhkan pengkajian secara saksama.
c) Iatrogenik
Menopause dini iatrogenik, ialah diakibatkan oleh pengaruh luar, seperti
kemoterapi atau radioterapi, dapat cukup traumatis, terutama jika wanita tersebut
berhasil menghadapi penyakit keganasan, tetapi harus menghadapi menopause
dini akibat pengobatan tersebut.
c. Manifestasi Klinik
Siklus haid dikontrol dua hormon yang di produksi di kelenjar hipofisis yang
terdapat di otak (FSH dan LH) serta dua hormon yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen
dan progesterone). Disaat menjelang menopause FSH dan LH akan terus diproduksi oleh
kelenjar hipofisis secara wajar. Namun, karna ovarium terus menjadi tua tidak bisa
merespons FSH dan LH sebagaimana yang seharusnya, sehingga menimbulkan estrogen
dan progesterone yang di produksi semakin berkurang. Menopause terjadi ketika kedua
ovarium tidak dapat menghasilkan hormon estrogen dan progesterone dalam jumlah yang
cukup buat dapat mempertahankan siklus haid. (Brown, P & Spencer, R. F, 2007)
Depresi atau stres menjadi salah satu ciri serta indikasi yang sering terjadi pada
perempuan menopause. Hal ini terkait dengan terdapatnya penurunan kadar hormon
estrogen yang mempengaruhi terhadap neurotransmiter dalam otak sehingga
memunculkan perasaan cemas yang merupakan penyebab terbentuknya depresi atau stres
(Mulyani, 2013).
.
d. Patofisiologi
Saat sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seseorang wanita telah berlangsung
berbagai perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel, dan menurunya sintesis steroid seks. Penurunan fungsi ovarium itu menyebakan
berkurangnya kemampuan ovarium itu menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan
terganggunya intraksi antara hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan
fungsi korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebakan
berkurangnya reaksi umpan balik negative terhadap hipotalamus. Keadaan ini
meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin itu ternyata yang paling
mencolok peningkatannya adalah FSH. Oleh karena itu, peningkatan kadar FSH
merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom
klimakterik.
Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar ekstrogen
dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Gambaran klinis dari defiensi estrogen bisa
berbentuk gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatic dan gangguan
siklus haid. (Andrews, 2010)
e. Pathway (Andrews, 2010)
Gangguan
Somatik
Sulit tidur,
ketidakpuasaan tidur
No
Diagnosa Tujuan Intervensi
DX
1 Definsit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi selama 3x 24 jam Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan kurangnya diharapkan tingkat pengetahuan pasien Observasi
informasi membaik, dengan kriteria hasil: - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
a. Kemampuan menjelaskan pengetahuan menerima
tentang suatu topic meningkat - Identifikasi factor factor yang dapat
b. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi meningkatkan dan menurunkan
menurun. motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat
Teraupetik
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi selama 3x 24 jam Dukungan Tidur
berhubungan dengan kurang diharapkan pola tidur pasien membaik dengan Observasi
control tidur
kriteria hasil: - Identifikasi pola aktivitas tidur
a. Keluhan sering terjaga meningkat - Identifikasi factor pengganggu tidur
b. Keluhan tidak puas meningkat (fisik dan psikologis)
Teraupetik
- Modifikasi lingkungan
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (pijat, terapi akupresur)
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan tidur
- Sesuaikan jadwal pemberian obat atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga
Daftar Pustaka