Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Nn.

A
Dengan Ansietas

Oleh
BELLA INDRIYANI
202014024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULITAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021
Strategi Pelaksanaan (SP ke 1) Pada Sdri. A Dengan Ansietas

A. Kondisi Klien
DO : pasien takut, gelisah, kaki dan tangan terus bergerak tidak berhenti,
lemas, pandangan kosong

DS : pasien mengatakan pusing, lems, takut, cemas

B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
C. Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
Tujuan umum : mengatasi gangguan ansietas klien
Tujuan khusus :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenali ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
D. Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum mbak, boleh saya berkenalan dengan mbak?
Perkenalkan terlebih dahulu mbak, nama saya Bella Indriyani, saya
sukanya dipanggil Bella, kalau boleh Saya tahu, nama mbak siapa dan
senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi atau validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini? Semalam tidurnya nyenyak
mbak?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan
relaksasi mbak”
Tempat : “Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana
kalau di teras rumah”
Waktu : “untuk waktunya, mbak mau 10 atau 15 menit?.., baiklah
kalau begitu 15 menit ya mbak waktunya, jadi sampai jam 09.15”
2. Kerja
“sekarang coba mbak ceritakan apa yang mbak rasakan saat ini?”
“coba mbak ceritakan pada saya”
“ouw jadi mbak merasa takut jika tidak bisa menyelesaikan kuliahnya
tepat waktu, Jika boleh saya tau, bagaimana cara mbak mengatasi
ketakutan tersebut”
“saya mengerti bagaimana perasaan mbak, setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama jika diposisi mbak, Tapi saya sangat kagum sama
mbak karena mbak mampu menahan semua cobaan ini. Mbak adalah
orang yang luar biasa. Yang perlu mbak ketahui adalah mbak saat ini
berada pada tingkat kecemasan ringan, Untuk itu mbak perlu melakukan
terapi disaat mbak merasakan perasaan cemas. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan mbak. Bagaimana kalau sekarang kita
coba mengatasi kecemasan mbak dengan latihan relaksasi dengan cara
tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kecemasan yang mbak rasakan.”
“ bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, mbak
perhatikan saya, lalu mbak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
Kita mulai ya mbak, Mbak silahkan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, mbak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu mbak hembuskan udara melalui
mulut dengan meniup udara perahan-lahan sekarang coba mbak
praktikkan.”
“ bagus sekali mbak sudah mapu melakukannya bapak bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai mbak merasa rileks atau
santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan mbak, mbak bisa
melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan mbak melepas
kecemasan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan mbak disebuah
kertas, bersantai seperti jalan-jalan atau mbak juga bisa mengatasinya
dengan mendengarkan musik.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
“bagaimana perasaan mbak setelah kita ngobrol tentang yang
mbak rasakan dan latihan relaksasi?”

2) Obyektif
“coba mbak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“jam berapa mbak akan berlatih lagi melakukan ini?”
“mari, kita masukkan dalam jadwal harian mbak. Jadi,setiap mbak
merasa cemas, mbak bisa langsung praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit
kecemasan yang mbak rasakan, bagaimana jika kita latihan
kembali besok mbak? Jangan lupa mbak mencoba teknik yang
lain untuk mengurangi kecemasan mbak ya”
2) Waktu
“bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan
jam yang sama seperi hari ini. Berapa lama mbak punya waktu
untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau
20 menit saja?”
3) Tempat
Dimana mbak akan latihan dengan saya besok? Ya sudah,
bagaimana kalau besok kita melakukannya disini saja”
Strategi Pelaksanaan (SP ke 2) Pada Sdri. A Dengan Ansietas

A. Kondisi Klien
DO : pasien tampak lebih rileks, masih menggerak-gerakkan kaki dan tangan,
masih gelisah

DS : pasien mengatakan sedikit rileks, masih gelisah, pusing berkurang

B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
E. Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
Tujuan umum : mengatasi gangguan ansietas klien
Tujuan khusus :
5. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
6. Pasien mampu mengenali ansietas
7. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
8. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
F. Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi mbak ! masih ingat dengan saya
mbak?

b.  Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah mbak sudah melatih cara
mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan mbak seperti
yang saya ajarkan kemarin?”

“Coba mbak praktekan sekarang.” Bagus sekali mbak masih


mengingatnya.”

“apakah mbak merasa terbantu dengan tehnik tersebut untuk


mengatasi kecemasan mbak?.”

c. Kontrak :
Topik : “Baiklah mbak sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang
kembali untuk mendiskusikan tentang latihan distraksi dengan tehnik
pengalihan.”

Waktu : ” Berapa lama kita akan berlatih mbak? “Bagaimana jika 10


menit?”

Tempat : “Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman


samping?”

Tujuan : “Tujuan dari latihan hari ini adalah


agar mbak dapat meningkatkan kontrol kecemasan pada diri mbak dan
mbak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari mbak.”

2. Fase Kerja
“mbak, kemarin waktu kita diskusi mbak mengatakan bahwa saat cemas
rasanya seluruh badan ibu tegang, baik pikiran maupun fisik. Nah, latihan
distraksi ini bermanfaat untuk mengalihkan rasa cemas mbak sehingga
membuat pikiran dan fisik mbak relak atau santai. Dalam teknik ini mbak
harus melakukan hal-hal yang dapat membuat mbak  rileks misalnya
dengan menonton acara televisi kesukaan mbak, membaca buku atau
majalah yang mbak suka, atau dengan mendengar music
yang mbak sukai. Nah, sekarang mbak sudah tau kan hal-hal apa saja
yang dapat mbak lakukan untuk mengurangi rasa cemas mbak. Nanti
apabila mbak merasa cemas lagi, mbak bisa melakukan salah satu teknik
distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi. kegiatan mana yang
mbak sukai? Baiklah sekarang kita mendengarkan musik, mbak suka
musik apa? Saya putarkan ya mbak?

3.  Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subjektif
“Bagaimana apa ada yang ingin mbak tanyakan dari penjelasan
saya tadi?”

2) Objektif
“Coba mbak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah
bagus sekali, nanti jika mbak merasa cemas, mbak dapat
melakukan teknik ditraksi yang tadi saya jelaskan ya.”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“Kapan mbak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah
setiap mbak merasa cemas, mbak bisa langsung mempraktikkan
cara ini.”

c. Kontrak yang akan datang


1) Topik
“Nah, mbak, masih ada cara yang bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan mbak yaitu dengan teknik hipnotis diri
sendiri atau hipnotis dengan 5 jari.”

2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini
besok dengan jam yang sama seperti hari ini?”

3) Tempat
“Mau latihan dimana kita mbak? Bagaimana jika disini
lagi ? Apa masih ada yang mau ditanyakan mbak? Baiklah
kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”

Strategi Pelaksanaan (SP ke 3) Pada Sdri. A Dengan Ansietas

C. Kondisi Klien
DO : pasien tampak lebih ceria, lebih segar, lebih rieks, sudah tidak
menggerak-gerakkan tangan dan kakinya

DS : pasien mengatakan lebih enakkan, sudah tidak pusing lagi, lebih rileks
D. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
G. Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :
Tujuan umum : mengatasi gangguan ansietas klien
Tujuan khusus :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenali ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
H. Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a.   Salam Terapeutik
“Selamat pagi mbak”

b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan mbak pagi ini? Apakah mbak masih gelisah dan
tidak bisa tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan
dalam jadwal harian mbak? Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali
ya. Bagus mbak”

c. Kontrak :
1) Topik, Waktu, Tempat, Tujuan :
“Baiklah mbak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang perasaan yang mbak rasakan? Dan saya akan mengajarkan
mbak teknik relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa
gelisah mbak. Kita akan berbincang-bincang selama 30 menit. Kita
akan lakukan disini saja ya mbak.”

2) Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah
agar mbak  mengetahui cara untuk menghilangkan rasa gelisah mbak
dengan teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan mbak dapat
mempraktekkan ketika rasa gelisah mbak datang kembali.”

3. Fase Kerja
“Tadi mbak katakan, mbak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba mbak
ceritakan lebih lanjut tentang perasaan mbak, kenapa mbak gelisah, apa
yang mbak pikirkan? Oh, jadi mbak merasa takut jika tidak lulus tepat
waktu dan mengecewakan orang tua, Nah mbak, sekarang saya akan
mengajarkan mbak teknik  relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai
ya mbak. mbak pejamkan mata mbak, nah sekarang tautkan  jari telunjuk
ibu dengan jempol mbak, sekarang bayangkan pada saat mbak sedang
bahagia. Sekarang tautkan jari tengah ibu dengan jempol, bayangkan saat
bapak bersama orang yang mbak sayangi/ cintai, sekarang taukan jari
manis mbak dengan jempol, bayangkan ketika mbak di puji oleh
seseorang karena prestasi mbak, dan sekarang tautkan jari kelingking
mbak, bayangkan tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi.
mbak, coba ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari
tadi. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian mbak.
Jadi, setiap mbak merasa cemas, mbak bisa langsung praktikkan cara ini,
dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.”

3. Fase Terminasi
a.  Evaluasi
1) Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang bincang
tentang masalah yang mbak rasakan dan latihan mempaktekkan
teknik relaksasi hipnotis 5 jari?”

b. Obyektif
“ Nah, coba mbak praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan
tadi. Bagus, ternyata mbak masih ingat apa yang telah saya
ajarkan.”
c.  Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada mbak, mbak dapat
mempraktekkan kembali sekitar 2 kali dalam sehari ya mbak.”

d.  Kontrak yang akan datang


1) Topik, Waktu, Tempat
“mbak sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-
bincang. Latihan relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa
digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan
mbak, kita bertemu lagi besok ya mbak untuk berbincang-
bincang tentang apa yang sudah saya ajarkan kepada mbak
mau jam berapa mbak? Seperti biasa jam 10 pagi ya ditaman
mbak? Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak mbak?
Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang
mbak.”
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Kecemasan merupakan emosi subjektif yang membuat individu tidak
nyaman, ketakutan yang tidak jelas dan gelisah, dan disertai respon otonom.
Kecemasan juga merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2017).
Sedangkan menurut Hawari (2016) kecemasan adalah gangguan alam sadar
(effective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kehawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas (Reality Testing Ability / RTA), masih baik, kepribadian masih tetap
utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality),
perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas-batas normal.
B. DIAGNOSA MEDIK TERKAIT
Ansietas (cemas)
C. PENYEBAB/ETIOLOGI MASALAH UTAMA :
1. Faktor Predisposisi
a. Teori psikoanalisis
Pandangan teori psikoanalisis memaparkan bahwa cemas merupakan
konflik emosional yang terjadi antara dua elemen 40 kepribadian
yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan
dikendalikan oleh norma budaya. Ego berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan tersebut dan fungsi kecemasan
untuk mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal
Teori interpersonal menyatakan bahwa cemas timbul dari perasaan
takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Cemas
juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu
dengan harga diri rendah rentan mengalami kecemasan yang berat.
c. Teori perilaku
Teori perilaku menyatakan bahwa cemas merupakan produk frustasi.
Frustasi merupakan segala sesuatu yang menggangu kemampuan
individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan
dikarakteristikkan sebagai suatu dorongan yang dipelajari untuk
menghindari kepedihan. Teori pembelajaran meyakini individu yang
terbiasa sejak kecil dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih
sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya. Teori
konflik memandang cemas sebagai pertentangan antara dua
kepentingan yang berlawanan. 41 Kecemasan terjadi karena adanya
hubungan timbal balik antara konflik dan kecemasan konflik
menimbulkan kecemasan, dan cemas menimbulkan perasaan tak
berdaya, yang pada gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.
d. Teori kajian keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan cemas terjadi
didalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindih antara
gangguan kecemasan dan depresi.
e. Teori biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam gamma aminobutyricacid (GABA).
GABA berperan penting dalam mekanisme biologi yang berhubungan
dengan cemas.
Kesehatan umum individu dan riwayat kecemasan di keluarga
memiliki efek nyata sebagai predisposisi kecemasan. Cemas disertai
dengan gangguan fisik yang menurunkan kemampuan individu mengatasi
stresor. Kecemasan diperantarai oleh sistem kompleks yang melibatkan
system limbik, pada organ amigdala dan hipokampus, talamus, korteks
frontal secara anatomis dan norepinefrin (lokus seruleus), serotonin
(nukleus rafe dorsal) dan GABA (reseptor GABAA berpasangan dengan
reseptor benzodiazepin) pada system neurokimia. Hingga saat ini belum
diketahui secara jelas bagaimana kerja dari masing-masing bagian
tersebut dalam menimbulkan kecemasan (Tomb, 2015).
Setiap perubahan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan
keadaan stres disebut stresor. Stres yang dialami seseorang dapat
menimbulkan kecemasan (Ibrahim, 2016). Faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan kecemasan antara lain faktor genetik, faktor organik dan
faktor psikologi.
2. Faktor Presipitasi
Pengalaman cemas setiap individu bervariasi bergantung pada
situasi dan hubungan interpersonal. Ada dua faktor presipitasi yang
mempengaruhi kecemasan menurut Stuart (2017), yaitu :
a. Faktor eksternal
1) Ancaman integritas diri Meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik,
pembedahan yang akan dilakukan).
2) Ancaman sistem diri Antara lain: ancaman terhadap identitas diri,
harga diri, hubungan interpersonal, kehilangan, dan perubahan
status dan peran.
b. Faktor internal
1) Potensial stressor Stresor psikososial merupakan keadaan yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga individu
dituntut untuk beradaptasi.
2) Maturitas Kematangan kepribadian inidividu akan mempengaruhi
kecemasan yang dihadapinya. Kepribadian individu yang lebih
matur maka lebih sukar mengalami gangguan akibat kecemasan,
karena individu mempunyai daya adaptasi yang lebih besar
terhadap kecemasan.
3) Pendidikan Tingkat pendidikan individu berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
individu semakin mudah berpikir rasional dan menangkap
informasi baru. Kemampuan analisis akan mempermudah
individu dalam menguraikan masalah baru.
4) Respon koping Mekanisme koping digunakan seseorang saat
mengalami kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan
secara konstruktif merupakan penyebab terjadinya perilaku
patologis.
5) Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi yang rendah pada
seseorang akan menyebabkan individu mudah mengalami
kecemasan.
6) Keadaan fisik Individu yang mengalami gangguan fisik akan
mudah kelelahan fisik. Kelelahan fisik yang dialami akan
mempermudah individu mengalami kecemasan.
7) Tipe kepribadian Individu dengan tipe kepribadian A lebih mudah
mengalami gangguan akibat kecemasan daripada orang dengan
tipe kepribadian B. Individu dengan tipe kepribadian A memiliki
ciri-ciri individu yang tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin
serba sempurna, merasa diburuburu waktu, mudah gelisah, tidak
dapat tenang, mudah tersinggung dan mengakibatkan otototot
mudah tegang. Individu dengan tipe kepribadian B memiliki ciri-
ciri yang berlawanan dengan tipe kepribadian A. Tipe
kepribadian B merupakan individu yang penyabar, tenang, teliti
dan rutinitas.
8) Lingkungan dan situasi Seseorang yang berada di lingkungan
asing lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan di
lingkungan yang sudah dikenalnya.
9) Dukungan sosial Dukungan sosial dan lingkungan merupakan
sumber koping individu. Dukungan sosial dari kehadiran orang
lain membantu seseorang mengurangi kecemasan sedangkan
lingkungan mempengaruhi area berfikir individu.
10) Usia Usia muda lebih mudah cemas dibandingkan individu
dengan usia yang lebih tua.
11) Jenis kelamin Gangguan kecemasan tingkat panik lebih sering
dialami wanita daripada pria.
Adanya dampak negatif dari kecemasan merupakan rasa
khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata maupun potensial.
Keadaan cemas akan membuat individu menghabiskan tenaganya,
menimbulkan rasa gelisah, dan menghambat individu melakukan
fungsinya dengan adekuat dalam situasi interpersonal maupun hubungan
sosial.

D. Tanda dan gejala


Gejala-gejala umum dari beberapa jenis ansietas tersebut meliputi:
a. Gejala somatic berupa jantung berdebar, mual, pusing, nyeri fisik pada
bagian tubuh tertentu seperti nyeri dada, nyeri otot dan lain sebagainya.
b. Gejala vegetative berupa gangguan pola tidur, pola makan dan aktivitas
seksual.
c. Gejala kognitif berupa kesulitan berkonsentrasi, tidak bisa tenang dan
mudah lupa.

E. POHON MASALAH

Gangguan pola tidur efek

Ansietas masalah utama

causa
Koping individu tidak
efektif
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas
G. Tindakan keperawatan
1. Tujuan umum : cemas berkurang atau hilang

2. Tujuan khusus :

a. TUK 1
Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.
Intervensi :
1) Jadilah pendengar yang hangat dan responsi.
2) Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon.
3) Beri dukungan pada pasien untuk berekspresikan perasaanya.
4) Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif.
5) Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat
belajar dan berkembang.
b. TUK 2
Pasien dapat mengenali ansietasnya.
Intervensi :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaanya.
2) Hubungkan perilaku dan perasaanya.
3) Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien.
4) Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik.
5) Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan
perasaanya.
c. TUK 3
Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.
Intervensi :
1) Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu.
2) Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping
yang digunakan.
3) Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif yang
dimilikinya.
4) Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan
ansietas sedang.
5) Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang.
6) Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya.
7) Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan
dukungan sosial dalam membantu pasien menggunakan koping
adaptif yang baru.

d. TUK 4
Pasien dapat menggunakan tekhnik relaksasi nafas dalam.
Intervensi :
1) Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaya diri.
2) Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi nafas dalam, dalam
menurunkan ansietas.
e. TUK 5
Pasien dapat menggunakan teknik hipnosis 5 jari.
Intervensi :
1) Ajarkan pasien teknik hipnosis 5 jari untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaya diri.
2) Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi hipnosis 5 jari,
dalam menurunkan ansietas.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari. D. 2016. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. FKUI.


Jakarta.

Stuart, W.G. 2017. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit EGC. Jakarta.

Tomb, D.A. 2015. Buku Saku Psikiatri. Ed 6. Alih Bahasa : dr Martina Wiwien.
Penerbit EGC. Jakarta.

Ibrahim, A.S. 2016. Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Jelajah Nusa.
Tanggerang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. A DENGAN ANSIETAS

PENGKAJIAN

RUANG RAWAT: - TANGGAL: 8 februari 2021

IDENTITAS KLIEN

Inisial : Nn. A (P) Tanggal Pengkajian : 8 februari 2021

Umur : 22 tahun RM No. :-

A. ALASAN MASUK
Tidak ada alasan masuk

B. FAKTR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya √ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya berhasil : Berhasil Kurang Berhasil

Berhasil
3. Tindakan Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam
keluarga

Tindakan kriminal
Jelaskan: Nn. A mengatakan tidak mempunyai penyakit gangguan jiwa,
tidak pernah berobat untuk gangguan jiwa, tidak mempunyai masalah
apapun bahkan untuk penganiayaan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Nn. A mengatakan tidak mempunyai keluarga yang mempunyai gejala
gangguan jiwa dan Nn. A mengatakan tidak ada keluarga yang
mempunyai gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Nn. A mengatakan tidak mempunyai masa lalu yang tidak menyenangkan

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
BP: 120/80 mmHg, P: 84x/menit, T: 36,6˚C, RR: 20x/menit
2. Ukur TB: 145 cm, BB: 42 kg
3. Keluhan fisik Ya √ Tidak
Jelaskan:
Nn.A mengatakan tidak ada keluhan fisik untuk saat ini

D. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal satu Rumah


Jelaskan:

Nn. A mengatakan memiliki orang tua yang masih lengkap dan memiliki
kakak yang sudah tinggal dirumahnya sendiri bersama istri dan anaknya
dan adik Nn. A tinggal satu rumah dengan keluarganya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Nn. A mengatakan bahwa dia menyukai semua bagian tubuhnya,
karena semua itu adalah pemberian dari Allah SWT dan wajib
disyukuri.
b. Identitas
Nn. A berperan sebagai anak dari orangtuanya dan masih kuliah
semester 8, Nn. A merasa berharga menjadi wanita muslim, merasa
senang bisa sekolah.
c. Peran
Nn. A adalah seorang anak kedua dari kedua, memiliki seorang kakak
laki-laki dan 1 adik laki-laki.
d. Ideal diri
Nn. A mengatakan harus menjadi anak dari kedua orangtuanya
menjadi kakak dan menjadi adik sekaligus dalam keluarganya, Nn. A
merasa senang bisa meniru hal baik dari kakaknya dan bisa menjadi
role model untuk adiknya.
e. Harga diri
Nn. A mengatakan dia sangat berharga untuk keluarganya, untuk
teman-temannya juga karena setiap hari dia membutuhkan teman
membutuhkan orang-orang sekitar untuk kegiatan sosial.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Nn. A mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya dan
keluarganya, terutama orang tuanya karena yang merawatnya sejak
kecil hingga sekarang.
b. Peran serta dalam kegatan kelompok/masyarakat
Nn. A mengatakan aktif berperan dalam lingkungan di masyarakat ikut
serta kegiatan karang taruna.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Nn. A mengatakan tidak ada hambatan terhadap orang lain dalam
hubungan atau sosialisasi
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Nn. A mengatakan beragama islam, kita sebagai manusia hanya
mampu berserah diri kepada Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
Nn. A mengatakan sholat 5 waktu hanya jarang sholat di masjid
kecuali saat bepergian.

E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi √ Penggunaan pakaian sesuai Cara
berpakaian tidak sesuai seperti biasanya lain-lain, sebutkan
Jelaskan:
Nn. A menggunakan pakaian yang rapi sesuai situasi dan kondisi,
penampilan selalu rapi dan bersih
2. Pembicaraan

√ Cepat Keras Gagap Inkoheran

Apatis Lambat Membisu Lain-lain,


sebutkan Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan:
Nn. A berbicara dengan cepat dan menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan tepat, selama proses wawancara menjawab dengan jelas.
3. Aktivitas Motorik
Nn. A mengatakan gelisah karena sedang masa pandemi Covid-19 tidak
kunjung selesai dan kuliah dengan metode daring takut jika pada saat
bimbingan skripsi jadi terhambat dan tidak bisa selesai tepat waktu, lalu
mengecewakan orang tua nya
3. Alam perasaan
Nn. A mengatakan khawatir dengan kuliah metode dari terus berlanjut,
bimbingan skripsinya semakin terhambat.
4. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
√ Lain-lain
Jelaskan:
Nn. A dapat berbicara sesuai topik pembicaraan atau pembahasan
5. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah
tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
√ Lain-lain
Jelaskan:
Nn. A selama wawancara sangat bersikap kooperatif, dan mampu
mempertahankan kontak mata.
6. Persepsi
Halusinasi
Nn. A mengatakan tidak mengalami halusinasi pendengaran, penglihatan,
perabaan, pengecapan, dan penciuman.

7. Proses Pikir
Sirkumstansial Tragensial Kehilangan asosiasi
Flights of ideas Blocking
Pengulangan pembicaraan/persevariasi
√ Lain-lain
Jelaskan: Nn.A pada saat wawancara pembicaraannya dapat dipahami
dengan baik dan jelas.
8. Isi Pikir
Nn. A megatakan selalu memikirkan skripsinya bisa selesai tahun ini tidak
karena ini masih di bab 1 belum ada kemajuan.
9. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran Nn. A composmentis/ sadar sepenuhnya
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
√ Lain-lain
Jelaskan: Nn. A mengatakan daya ingatnya masih baik dan dapat
mengingat kejadian masa lalu.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu
Tidak mampu berhitung Berkonsentrasi sederhana
√ Lain-lain
Jelaskan: Nn. A mengatakan mampu berkonsentrasi dan menghitung
dengan baik
12. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna asa √ Lain-lain,
sebutkan tidak ada gangguan
Jelaskan: Nn. A mengatakan mampu menilai sesuatu dengan baik
13. Daya titik diri
Nn. A sadar jika terus menerus cemas maka akan mempengaruhi
kesehatannya, dan efeknya akan buruk kedepannya

F. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan Klien Memenuhi / Menyediakan Kebutuhan
Nn. A mampu untuk memenuhi atau menyediakan kebutuhan seperti
makan, berpakaian, dll.
Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Perawatan diri Bantuan Bantuan Bantuan
minimal sebagian total
Mandi √
BAB/BAK √
Berhias √
Makan √
Jelaskan:
Nn. A mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Nutrisi
Frekuensi makan 3x kali/ hari, Frekuensi udapan perhari 1x, Nafsu
makan menurun, Nn. A tidak memiliki diet khusus
c. Tidur
Ya Tidak
1. Apakah ada masalah?
2. Apakah anda merasa segar setelah bangun √

tidur?
3. Apakah ada kebiasaan tidur siang?

4. Lamanya 4-5 jam

5. Apa yang menolong anda untuk tidur lampu dimatikan
6. Waktu tidur malam: Jam 12.00 Waktu bangun: Jam 04.00 beri
tanda “√” sesuai dengan keadaan klien
Sulit untuk tidur √ terbangun saat tidur

Bangun telalu pagi √ gelisah saat tidur

Somnabolisme berbicara dalam tidur
Jelaskan:
Nn. A mengatakan ada masalah saat tidur, tidurnya yaitu 4-5 jam,
sebelum tidur biasanya mematikan lampu terlebih dahulu. Tidur
dari jam 12 malam dan terbangun jam 4 pagi, sulit untuk tidur,
terbangun saat tidur, gelisah saat tidur.
d. Kemampuan Klien dalam
Nn. A mampu mengantisipasi kebutuhan sendiri
e. Klien Memiliki Sistem Pendukung
Nn. A memiliki sistem pendukung yaitu keluarga dan teman sejawat

G. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat
Teknik relaksasi √ Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya Lainnya
Mekanisme koping Nn. A yaitu dengan mengalihkan cemasnya dengan terus-
terusan mengerjakan hingga larut malam.
H. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Masalah dengan pendidikan, spesifik
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah dengan perumahan, spesifik
Masalah ekonomi, spesifik
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Masalah lainnya, spesifik
Nn. W tidak mengalami masalah psikososial dan lingkungan
I. ASPEK MEDIK
- Diagnosa medik :-
- Terapi medik :-
- Pemeriksaan penunjang :
Pengkajian HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
.
1. Perasaan ansietas
a. Cemas √
b. Firasat buruk √
c. Takut akan pikiran sendiri √
d. Mudah tersinggung √
2. Ketegangan
a. Merasa tegang √
b. Lesu √
c. Tak bisa istirahat tenang √
d. Mudah terkejut √
e. Mudah menangis √
f. Gemetar √
g. Gelisah √
3. Ketakutan
a. pada gelap √
b. pada orang asing √
c. ditinggal sendiri √
d. pada binatang besar √
e. pada keramaian lalu lintas √
f. pada kerumunan orang √
banyak
4. Gangguan tidur √
a. sukar masuk tidur √
b. terbangun malam hari √
c. tidak nyenyak √
d. bangun dengan lesu √
e. banyak mimpi-mimpi √
f. mimpi buruk √
g. mimpi menakutkan √
5. Gangguan kecerdasan
a. sukar konsentrasi √
b. daya ingat buruk √
6. Perasaan depresi
a. hilangnya minat √
b. berkurangnya kesenangan √
pada hobi
c. sedih √
d. bangun dini hari √
e. perasaan berubah-ubah √
sepanjang hari
7. Gejala somatic (otot)
a. sakit dan nyeri di otot-otot √
b. kaku √
c. kedutan otot √
d. gigi gemerutuk √
e. suara tidak stabil √
8. Sensorik
a. tinnitus √
b. penglihatan kabur √
c. muka merah atau pucat √
d. merasa lemah √
e. perasaan ditusuk-tusuk √
9. Gejala kardiovaskuler
a. takhikardia √
b. berdebar √
c. nyeri dada √
d. denyut nadi mengeras √
e. perasaan lesu/ lemas seperti
mau pingsan √
f. detak jantung menghilang
(berhenti sekejap) √
10. Gejala respiratoru
a. rasa tertekan atau sempit di √
dada
b. perasaan tercekik √
c. sering menarik napas √
d. napas pendek/ sesak √
11. Gejala gastrointestinal
a. sulit menelan √
b. perut melilit √
c. gangguan pencernaan √
d. nyeri sebelum dan sesudah √
makan
e. perasaan terbakar di perut √
f. rasa penuh atau kembung √
g. mual √
h. muntah √
i. buang air besar lembek √
j. kehilangan berat badan √
k. sukar buang air besar √
(konstipasi)
12. Gejala urogenital
a. sering buang air kecil √
b. tidak dapat menahan air seni √
c. amenorhe √
d. menorrhagia √
e. menjadi dingin (frigid) √
f. ejakulasi praecocks √
g. impotensi √
13. Gejala otonom
a. mulut kering √
b. muka merah √
c. mudah berkeringat √
d. pusing, sakit kepala √
e. bulu-bulu berdiri √
14. Tingkah laku saat wawancara
a. gelisah √
b. tidak tenang √
c. jari gemetar √
d. kerut kening √
e. muka tegang √
f. tonus otot meningkat √
g. napas pendek dan cepat √
h. muka merah √
SKOR TOTAL : 22 (kecemasan sedang)

Keterangan:
Skor :
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
Total score:
<14 = tidak ada kecemasan
14-20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42-56 = kecemasan berat sekali
ANALISA DATA

No Tgl/Jam Data MK TTD


1. 8 februari 2021 DS: Ansietas Bella
08.00 WIB Nn. A mengatakan gelisah dan tajut
karena sedang masa pandemi Covid-
19 tidak kunjung selesai dan kuliah
dengan metode daring, bimbingan
skripsipun juga metode daring dan itu
sangat menghambat bimbingan,
pembimbing susah dihubungi sampai
saat ini masih di bab 1 Nn. A takut
kalau tidak bisa menyelesaikan
kuliahnya tahun ini dan
mengecewakan kedua orang tuanya
DO:
Pasien tampak gelisah, cemas dan
takut, bingung, gelisah meremas
tangan dan kakinya bergerah terus.
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi :84x/menit
Skor HARS 22 (Kecemasan sedang)
POHON MASALAH
Gangguan pola tidur

Ansietas

Takut tidak bisa menyelesaikan kuliahnya thun ini dan mengecewakan orang tua

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD


1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji menggunakan HARS Bella
keperawatan selama 3 hari diharapkan 2. Berikan Nn. A teknik relaksasi nafas
Nn. A dapat mengatasi ansietasnya dalam
dengan kriteria hasil: 3. Berikan Nn. A teknik relaksasi
1. Ansietas Nn. A berkurang mendengarkan musik
2. Nn. A tidak merasa gelisah dan 4. Berikan Nn. A teknik hipnosis 5 jari
khawatir 5. Anjurkan Nn. A untuk bisa
3. Nn. A bisa mengontrol mengontrol kecemasannya dengan
ansietasnya cara selalu berpikir positif
IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


Ansietas DS: S: Bella
Nn. A mengatakan gelisah karena sedang masa - Nn. A mengatakan gelisah, taku
pandemi Covid-19 tidak kunjung selesai dan dan cemas
kuliah dengan metode daring sedangkan pasien - Nn. A bisa melakukan relaksasi
sedang skripsi, pasien takut jika tidak bisa nafas dalam sepeti yang diajarkan
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan oleh perawat
mengecewakan orang tuanya
O:
DO: - Nn. A tampak kaki dan tangannya
- Nn. A gelisah, kaki dan tangannya tidak bisa tidak bisa diam dan gelisah.
diam. - Tampak sedikit kooperatif
- Skor total HARS 22 (kecemasan sedang) - Skor total HARS 22 (kecemasan
sedang)
Tindakan:
1. Mengkaji HARS A: Masalah ansietas belum teratasi
2. Memberikan teknik relaksasi nafas dalam
P: Intervensi dilanjutkan:
RTL: - Berikan teknik relaksasi
- Berikan teknik relaksasi mendengarkan musik mendengarkan musik
- Anjurkan Nn. A untuk bisa mengontrol - Anjurkan Nn. A untuk bisa
kecemasannya dengan cara selalu berpikir mengontrol kecemasannya dengan
positif cara selalu berpikir positif
Ansietas DS: S: Bella
- Nn. A mengatakan masih merasakan sedikit - Nn. A mengatakan masih merasakan
cemas, pikiran sedikit tenang, rasa takut sudah sedikit cemas, pikiran sedikit tenang,
hilang rasa takut sudah hilang
- Nn. A mengatakan dapat sedikit untuk berpikir - Nn. A mengatakan dapat sedikit
positif untuk berpikir positif

DO: O:
- Nn. A tampak masih gelisah, tangan dan kaki - Nn. A tampak nyaman dan rileks
tidak bisa diam - Nn. A bisa melakukan rileksasi
mendengarkan musik
Tindakan: A: Masalah ansietas belum teratasi
- Memberikan teknik rileksasi mendengarkan
musik
- Menganjurkan Nn. A untuk bisa mengontrol P:
kecemasannya dengan cara selalu berpikir Intervensi dilanjutkan:
positif - Berikan teknik hipnosis lima jari
- Anjurkan Nn. A untuk bisa
RTL: mengontrol kecemasannya dengan
- Berikan teknik hipnosis lima jari cara selalu berpikir positif
- Anjurkan Nn. A untuk bisa mengontrol
kecemasannya dengan cara selalu berpikir
positif
Ansietas DS: S: Bella
- Nn. A mengatakan sudah tidak cemas lagi, - Nn. A mengatakan sudah tidak
pikiran rileks dan tenang cemas lagi, pikiran rileks dan tenang
- Nn. A mengatakan dapat berpikir positif untuk - Nn. A mengatakan dapat berpikir
kehidupan walaupun skripsi daring banyak positif untuk kehidupan walaupun
rintangan harus tetap semangat, dan terus skripsi secara daring harus tetap
berusaha agar cepat selesai. semangat agar cepat selesai.

DO: Nn. A tampak rileks dan nyaman O: Nn. A tampak rileks dan nyaman

Tindakan:
Memberikan teknik hipnosis lima jari A: Masalah ansietas teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai