Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELAKSANAAN

TERAPI BERMAIN

DISUSUN OLEH :

Wiwin Tri Setiawan


202014117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan hospitalisasi pada anak dapat membuat anak menjadi
susah makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama
dalam tindakan medikasi sehingga menggangu proses penyembuhan anak,
masa hospitalisasi pada anak prasekolah juga dapat menyebabkan post
traumatic stres disorder (PSTD) yang dapat menyebabkan trauma hospitalisasi
berkepanjangan bahkan setelah anak beranjak dewasa (Perkin, 2013).
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama
individu dirawat di rumah sakit, penyakit hospitalisasi sering kali menjadi
krisis yang harus dihadapi anak, stresssor utama dari hospitalisasi antara lain
perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh,dan nyeri. Reaksi anak terhadap
krsis-krisis tersebut dipengaruhi oleh usia pengembangannya (Wong,2010).
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang
direncanakan sebelum anak menghadapi tindakan keperawatan untuk
membantu koping mereka terhadap kecemasan, ketakutan, dan mengajarkan
kepada mereka tentang tindakan keperawatan yang dilakukan selama
hospitalisasi (Alfianti, 2007). Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat
maupun sakit. Walaupun anak sedang dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan
akan bermainnya tetap ada. Melalui kegiatan bermain, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan (Sarti 2017).
Bermain dan anak sangat erat kaitannya dan menjadi kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Aktivitas bermain pada anak menggunakan seluruh
emosi, perasaan, dan pikirannya, melalui kegiatan bermain semua aspek
perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak bisa menjadi lebih sehat dan
cerdas (Adriana,2013). Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi
atau pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain
(Tedjasaputra, 2007). Adapun tujuan bermain bagi anak di rumah sakit yaitu,
mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Supartini, 2004).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Katinawati (2011) tentang
kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi menunjukkan
adanya perbedaan kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi
bermain, dimana sebelum diberikan terapi bermain 80% anak mengalami
kecemasan sedang dan 20% anak mengalami kecemasan berat dan setelah
diberikan terapi bermain 86.7% anak mengalami kecemasan ringan dan 13.3%
anak mengalami kecemasan sedang.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fasepertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan
anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Suryanti dan kawan kawan di
RSUD Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga tahun 2011 di peroleh
Hasil Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat
kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi
tingkat kecemasan ringan (Suryanti,dkk, 2011).
B. Tujuan
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan kreativitas
anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan dapat bersosialisasi
dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat membantu
mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak
C. Sasaran
Anak-anak yang berada di sekitar rumah Peserta yang mengikuti terapi
bermain ini adalah anak usia pra sekolah (3-5 tahun) dengan kesadaran
compos mentis, dan keadaan umum baik.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
Anak usia pra sekolah dengan usia 3-5 tahun yang berada disekitar dengan
kesadaran compos mentis, dan keadaan umum baik.
B. Analisa Kasus
An. L suka mencoret-coret tembok rumah, dan suka membuat coret-coret
buku tulis
C. Prinsip Bermain Menurut Teori
1. Setiap aktivitas bermain anak harus bersifat fleksibel, artinya anak
memiliki kesempatan untuk memberikan beragam solusi atas tantangan
yang diberikan.
2. Aktivitas bermain memberikan kesempatan bagi anak untuk menciptakan
sesuatu. Jadi, jangan sampai imajinasi anak terbatasi oleh tantangan yang
ayah ibu berikan.
3. Ketiga aktivitas bermain yang mencipta adalah, memberi kesempatan anak
untuk berkolaborasi, selagi menjadi dirinya sendiri.
4. Tantangan dapat ditambah atau dikurangi dalam aktivitas bermain, sesuai
kemampuan sang anak. Ini penting, karena sesuai dengan prinsip flow
yang seberapa seru sebuah pengalaman melakukan aktivitas (termasuk
bermain) salah satunya ditentukan oleh tingkat kesulitan. Saat tantangan
dirasa anak terlalu sulit, ia akan merasa cemas, sedangkan saat terlalu
mudah, anak akan cepat bosan.
5. Pastikan bahwa aktivitas bermain yang mencipta menyenangkan bagi
anak. Ayah ibu dapat melihat sendiri apakah anak asyik melakukan
aktivitas sesuai tantangan atau stimulasi yang kita berikan.
D. Karakteristik Permainan Menurut Teori
Karakteristik bermain menurut Montolulu,dkk 2010 yaitu :
1. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat
aturan mereka sendiri.
2. Bermain dilakukan seakan-akan dalam kehidupan/kegiatan yang nyata
(bermain drama, peran).
3. Bermain lebih menitik beratkan pada proses dari pada hasil akhir
atau produknya.
4. Bermain memerlukan interaksi, komunikasi, dan keterlibatan anak- anak
secara aktif dari kegiatan tersebut.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
A. Judul Permainan
Mewarnai
B. Deskripsi Permainan
Terapi bermain, tersusun atas dua kata dasar, yaitu terapi dan bermain.
Terapi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, atau perawatan
penyakit (Anwar, 2013).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan
adalah melalui kegiatan terapi bermain, salah satu upayanya terapi bermain
mewarnai yang dilakukan oleh Alkhusari (2013) dengan dilakukannya
penelitian terapi bermain mewarnai efektif untuk menurunkan kecemasan.
Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dapat mengubah tingkah
laku bermasalah, untuk menstimulasi perkembangan anak, membantu anak
lebih kooperatif, dan mendukung proses penyembuhan. Bermain merupakan
kegiatan yang sering dilakukan anak-anak, karena bermain media yang baik
bagi anak untuk belajar berkomunikasi, mengenal dunia sekitarnya dan dapat
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.
Cara menurunkan kecemasan ada beberapa yaitu dengan therapeutic
peer play, art play, bermain puzzle dan mewarnai salah satunya. Menggambar
atau mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan
kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
permainan penyembuh).Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga
dapat memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia prasekolah
sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu anak masih tetap dapat
melanjutkan perkembangan kemampuan motorik halus dengan menggambar
meskipun masih menjalani perawatan di rumah sakit (Fricilia, 2013)
C. Jenis Permainan
Jenis permainan mewarnai gambar yang ada pada kertas dengan mengunakan
kerayon.
D. Alat Yang Diperlukan
- Kertas yang sudah ada polanya (buah atau pohon)
- Pensil warna
E. Waktu Pelaksanaan
Hari / tanggal : rabu, 21 april 2021
Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Karangpandan
F. Proses Bermain
- Anak-anak dikumpulkan dalam satu tempat
- Terapis menjelaskan aturan mewarnai, yaitu anak-anak tidak boleh
berebut gambar dan pensil warna.
- Masing-masing anak diberi sebuh lembar kertas yang berisi gambar, pensi
l warna untuk mewarnai.
- Anak-anak akan diberi intruksi untuk memulai mewarnai
- Anak-anak diberi waktu selama 15 menit untuk mewarnai gambar yang
diberikan.
G. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai
- Menghindari memaksa anak untuk bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
- Pemberian alat permainan yang sesui dengan usia.
- Waktu terapi bermain diharapkan kurang lebih 30 menit.
- Apabila disaat terapi bermain kondisi anak tidak stabil sebaiknya tidak
memaksa untuk melanjutkan terapi bermain.
H. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
- Beri dukungan atau semangat peserta terapi bermain mewarnai
- Mensupport peserta untuk mengikuti terapi bermain mewarnai
- Memberikan reward.
I. Pengorganisasian
1. Melakukan kotrak dengan anak dan orang tua anak
2. Mengumpulkan anak pada terapi bermain mewarnai
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan di pimpin oleh leader, dibantu oleh fasilitator
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
a. Leader :
Tugas :
Memimpin jalannya acara, bertanggung jawab terhadap terlaksananya
terapi bermain yaitu membuka dan menutup kegiatan ini.
b. Co. Leader :
Tugas :
Menjelaskan Pelaksanaan dan mendemonstrasikan terapi bermain
mewarna.
c. Fasilitator :
Tugas :
Menyiapkan ruangan, alat-alat, anak-anak serta mendampingi anak.
d. Observer :
Tugas :
Mengobservasi jalannya terapi bermain, memfasilitasi pelaksanaan
terapi bermain mewarnai, mengamati dan mencatat jalannya terapi
bermain mewarnai.
BAB IV
PENUTUP
A. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Anak yang hadir 3
- Diselenggarakan dirumah Ny. S
- Pengorganisasian sesuai tugas
2. Evaluasi Proses
- Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
- Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
- Anak terlihat gembira
- Tidak ada kecemasan
- Mewarnai gambar sesuai dengan keinginannya
- Anak mampu menyebutkan nama hewan dan warna dengan
sempurna
DAFTAR PUSTAKA

Sarti. 2017. Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar
Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Aanak Pra-Sekolah. KTI Stikes
Muhammadiah Gombong.
Dona Lee Wong & Connie Morain Baker .2010. Pain in Childeren: Comparison of
Asessment Scales. Jurnal Pediatrik Nursing Vol.14 No. 1
Ardiana Dian,2013. Tumbuh Kembang dan Terapi bermain pada Anak. Salemba
Medika : Jakarta
Montolalu, dkk. 2010. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Tedjasaputra, Maykes. (2007). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : Grasindo.
Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : EGC.
Katinawati. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada
Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang.
Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.

Anda mungkin juga menyukai