Anda di halaman 1dari 12

SAP TERAPI BERMAIN PADA ANAK

PARTY HATS ON MONSTER

NAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang,
makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan
pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk
perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta
intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh
kembang anak (Depkes RI, 2010).

Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan


untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa
kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk
bermain (Adriana, 2011). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi
penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit
membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Depkes RI, 2010).

Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi


anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi,
sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin
lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi
salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan
perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari
lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Deppkes RI, 2010).

Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum


hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak
dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru
pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan atau
ketakutan (Adriana, 2011). Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat
menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti
menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan
menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit (Samih, 2009).

Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak


dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa
kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh
kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut diatas, maka perlu adanya program terapi bermain di rumah sakit
khususnya di ruang perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan
keperawatan dapat menunjang proses penyembuhan.

(Latar Belakang Masalah diisi alasan kalian melakukan terapi bermain,


misalnya menemukan kecemasan disana, atau anak mengalami trauma, dsb)

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah diberikan terapi bermain, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang
baik dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan
yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti terapi bermain anak-anak diharapkan mampu :
a. Mengeksplorasi perasaanya dengan memilih gambar yang dianggap
paling menakutkan selama hospitalisasi
b. Mampu menyebut nama gambar yang pilih
c. Mewarnai gambar yang telah dipilih
d. Mampu membedakan warna
( Tujuan Umum dan Khusus menyesuaikan dengan jenis permainan
yang diambil)
C. SASARAN
Sesuai dengan kemampuan kognitif dan lebih kooperatif kami memilih
kategori usia pra sekolah di usia 3-6 tahun yang di Rawat di Ruang Anak
RS ... .Jumlah Anak yang mengikut Permainan ada 5 dgn An A Usia 3 tahun,
An B Usia 4 Tahun, di Rawat di Ruang D1.2 An C Usia 3 Tahun, An D Usia
4 Tahun, An E Usia 5 Tahun di Ruang D1.3 (Sebutkan Nama Anak, Umur
masing-masing anak dan Ruang Anak di rawat)
BAB II

DISKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN

Sasaran terapi bermain ini adalah anak-anak usia pra-sekolah (3-6 thn) yang
dirawat di ruang perawat anak (Contoh Ruang Cendana), berjumlah....
anak dengan kriteria :
1. Tidak bedrest total
2. Tidak kejang
3. Tidak panas atau bebas demam
4. Bersedia mengikuti permainan
(Disesuaikan dengan kasus )
B. ANALISA KASUS
Tuliskan Kondisi Ruang Anak di RS
Jumlah Pasien Anak
Alasan Mengambil Terapi Bermain (contoh Jumlah anak yg mengalami
kecemasan ketika dirawat di RS sehingga diperlukan terapi
bermain....), Jumlah pasien anak sesuai usia anak yg akan dilakukan
terapi bermain
( Hampir sama dgn 1 paragraf di latar belakang,, perbedaanya adalah
penjelasan lebih detali di analisa kasus)
C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI (Sesuai Karakteristik
Sasaran)
1. Permainan tidak menggunakan energi
2. Waktu bermain lebih singkat untuk menghindari kelelahan dan alat-
alat permainan lebih sederhana
3. Mainan harus relatif aman dan terhindar dari infeksi silang
4. Sesuai dengan kelompok usia
5. Tidak bertentangan dengan terapi
6. Perlu keterlibatan dari orangtua dan keluarga (boleh diganti
disesuaikan dengan karakteristik sasaran)

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI


Menurut Jean Piaget tahapan perkembangan bermain anak usia 2 -7 tahun
disebut Praoprasional (symbolic play) dimana anak mulai melukiskan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran
egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu
ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan
perspektif orang lain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari
sisi dirinya.

Pada tahap ini anak sudah mulai bisa bermain khayal dan pura-pura, banyak
bertanya, danmulai mencoba hal-hal baru, dan menemui simbol-
simboltertentu. Adapun alat permainan yang cocok untuk usia ini adalah
yang mampu merangsang perkembangan imajinasi anak, seperti
menggambar, balok/lego, dan puzzle. Namun sifat permainan anak usia
dini lebih sederhana dibandingkan dengan operasional konkret

( Boleh Ambil Teori yg lain ya sesuaikan dengan kasus usia anaknya)


BAB III

METODELOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN

PARTY HATS ON MONSTER

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Party hats on monster merupakan strategi menggambar yang di design untuk
membuat anak menghadapi hal-hal yang ditakutinya secara bertahap dan
menyenangkan. Kebanyakan anak merasa lebih nyaman untuk
mengekspresikan ketakutannya melalui menggambar daripada
mengutarakannya. Anak-anak juga akan merasa tidak aman jika harus
menghadapi hal-hal yang mereka takuti secara tiba-tiba, sehingga melalui
pemaparan secara bertahap anak akan percaya diri dan berani menghadapi
hal-hal yang mereka takuti.
C. TUJUAN PERMAINAN
Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan tanpa paksaan, tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan anak dan merupakan salah satu sarana untuk stimulasi
tumbuh kembang anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara
optimal. Hasil akhir dari terapi aktivitas (bermain) yang dilakukan di ruang
perawatan anak (Ruang,...) ini diharapkan dapat meningkatkan daya
kreativitas anak, menurunkan kecemasan, dan anak mampu beradaptasi
lebih efektif terhadap stres karena hospitalisasi, selain itu juga dapat
menghilangkan kebosanan dan memberikan kegembiraan pada anak, dengan
demikian proses asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


Ketrampilan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan anak dan keluarga,
ketrampilan mahasiswa bekerja sama menjalankan perannya sebagai leader,
observer dan fasilitator sehingga tujuan terapi bermain tercapai. PARTY
HATS ON MONSTER merupakan salah satu bentuk jenis permainan yang
dapat meningkatkan perkembangan fisik anak ( kemampuan motorik halus)
dan kognitif anak.
E. JENIS PERMAINAN

Mewarnai

F. ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Kertas gambar
2. Spidol warna

G. WAKTU PELAKSANAAN PROSES BERMAIN


Tempat : Ruang perawatan anak, Ruang ...........
Hari/Tgl :
Pukul : 10.00 s/d Selesai
H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam


bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi


untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain (Soetjiningsih, 2008)

I. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN

Pemilihan anak untuk mengikuti permainan ini mengikuti kriteria anak yg


sudah ditetapkan Tidak bedrest total, Tidak kejang, Tidak panas atau bebas
demam dan bersedia mengikuti permainan .Selain itu kerjasama dengan
keluarga sangat diperlukan dalam permainan ini, pendampingan ibu atau
keluarga terdekat anak akan memotivasi anak untuk mengikuti hingga akhir
permainan.
J. PENGORGANISASIAN & DENAH BERMAIN

Keterangan :

= Leader

= Anak-anak

= Fasilitator

= Observer

Struktur Organisasi
Leader :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi aktivitas, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
Fasilitator :
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta
dalam mengikuti terapi aktivitas.
Observer :
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; terapi kreativitas dan
mengamati, mencatat jalannya terapi aktivitas.

Pembagian Kelompok ( ditulis Semua Nama Mhs yg Terlibat.)


Leader : ( NAMA MHS)
Observer : ( NAMA MHS)
Fasilitator : ( NAMA MHS)
Rencana Pelaksanaan
No Tahap Waktu Respon yang diharapkan
Persiapan: Tempat bermain, alat,
a. Menyiapkan Tempat peserta (anak) dan
terapi bermain. keluarga siap.
b. menyiapkan alat
10 menit
c. menyiapkan peserta
yang akan ikut terapi
bermain beserta
orangtua anak.
Proses:
a. Membuka proses
Menjawab salam,
terapi bermain
Memperkenalkan
dengan mengucap
diri, Memperhatikan.
kan salam,
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada
anak dankeluarga
20 menit
tentang tujuan dan
manfaat bermain,
menjelaskan cara Bermain bersama dengan

permainan. antusias dan

c. Mengajak anak mengungkapkan

bermain . perasaannya

d. Mengevaluasi respon
anak dan keluarga.
Evaluasi: Memperhatikan dan
a. Mengevaluasi hasil menjawab salam.
terapi bermain 10 menit

b. Menutup terapi
bermain
K. KRITERIA EVALUASI

1)    Evaluasi Struktur ( Evaluasi Kondisi lingkungan, Media, dan Peran Mhs
yang melakukan Terapi Bermain)
a. Kondisi lingkungan tenang kondusif sehingga anak dapat
berkonsentrasi terhadap terapi bermain
b. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
c. Leader, fasilitator, observer berperan sesuai tugasnya
2)     Evaluasi Proses ( Evaluasi Proses Berjalannya Terapi Bermain)
a. Leader mampu memimpin terapi bermain
b. Fasilitator mampu memotivasi anak selama mengikuti terapi
bermain
c. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan selama
terapi bermain
d. Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3)       Evaluasi Hasil ( Hasil yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan
tujuan di BAB 1)
a. Anak mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
b. Anak mampu mengikuti permainan hingga akhir
c. Anak mampu mewarnai
d. Anak mampu menyebut nama gambar yang pilih
e. Anak mampu membedakan warna

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai