Anda di halaman 1dari 16

TERAPI BERMAIN TERAPEUTIK

STASE KEPERAWATAN ANAK


“Mewarnai Gambar”

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
Kelompok 9C:
1. Ugik Rusmantoro (20902100163)
2. Putri Aura Ramadini (20902100125)
3. Ika Febriana (20902100068)
4. Elma Safitri (20902100045)
5. Erna Nur Safitri (20902100049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu sarana untuk melepaskan rasa stress dan rasa
ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dirawat di rumah sakit, merupakan
penyebab stressor terbesar bagi anak, mereka bukan saja tidak paham dengan
peralatan medis yang membuat stressor bagi mereka. Terapi bermain
meningkatkan koperatif anak selama dirawat. Rasa Kecemasan membuat anak
prasekolah, perlu dukungan untuk melakukan personal hygiene, terutama
menggosok gigi. Perilaku menggosok gigi, merupakan prilaku kesehatan yang
perlu mendapat perhatian (Rokhmiati, 2021).
WHO “Health is a state of complete physical and sosial well beng and not
merely the absence of diseace and infirmity”. Sedangkan menurut UU No. 36
tahun 2009 yang berbunyi “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup prodiktif
secara sosial dan ekonomis”. Sedangkan menurut WHO “Health is a state of
complete physical and sosial well beng and not merely the absence of diseace
and infirmity”. Salah satu bentuk kesehatan yang harus dijaga yaitu kesehatan
gigi dan mulut dengan melakukan kegiatan menggosok gigi. Menggosok gigi
yang baik dan benar menjadikan gigi sehat. Namun jika menggosok gigi belum
tepat maka mengakibatkan gigi tidak sehat. Gigi yang tidak sehat menyebabkan
bau mulut yang mengganggu dalam berkomunikasi. Oleh sebab itu, penting bagi
anak untuk merawat gigi sejak dini dengan menggosok gigi agar gigi tetap sehat
dan mulut tidak sehat dantidak berbau (Najiah, 2020).
Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal
baru: lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegiatan baru.
Selain itu beberapa kondisi juga menyebabkan ketidaknyamanan, antara lain:
nyeri dan perlukaan, pembatasan aktifitas, menjalankan program terapi yang
traumatik. Situasi ini mengharuskan perawat mampu melakukan pengkajian yang
spesifik sebagai dampak hospitalisasi. Diagnosis keperawatan yang diidentifikasi
juga seharusnya mampu mendiskripsikan dengan teliti seluruh respon yang
terjadi selama proses adaptasi hospitalisasi (Rohmah, 2018)
Tujuan terapi bermain dengan mewarnai gambar adalah sebagai salah satu
permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik. Anak dapat mengekspresikan keinginannya dengan cara
mengambar. Menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi
tanpa menggunakan kata-kata, dengan menggambar dan mewarnai gambar juga
dapat memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia sekolah sudah
sangat aktif dan imajinatif. Selain itu anak masih tetap dapat melanjutkan
perkembangan kemampuan dengan stress (Sandi, 2019)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan kreatifitas
anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang selama berada
di instalasi keperawatan anak di bangsal RSI Sultan Agung Semarang dapat
bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat
membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan
oleh anak-anak akibat hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan:
a) Anak bisa merasa lebih tenang dan senang selama berada di instalasi
keperawatan anak
b) Anak dapat bersosialisasi
c) Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d) Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
C. Sasaran
Sasarannya adalah anak usia Pra Sekolah yang dirawat di ruang Baitun Nisa 1
RSI Sultan Agung Semarang.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
1. Kriteria Inklusi
a. Anak usia 3-5 tahun
b. Tidak mempunyai keterbatasan fisik dan sadar penuh
c. Pasien kooperatif
2. Kriteria Eksklusi
a. Anak yang sedang dalam masa terapi
b. Anak yang menolak untuk mengikuti kegiatan
B. Analisa Kasus
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan bagi anak. Pada saat itu, data yang masuk melalui lima panca
indera (penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran, dan sentuhan) semua
masuk melalui otak tengah (thalamus) dan direkam, disimpan secara tidak sadar
oleh hipocampus dan muatan emosi tersimpan di amigdala. Melalui mewarnai
gambar, seorang dapat menuangkan simbolisasi tekanan atau kondisi traumatis
yang dialaminya kedalam coretan dan pemilihan warna. Dinamika secara
psikologis menggambarkan bahwa individu dapat menyalurkan perasaan –
perasaan yang tersimpan dalam bawah sadarnya dan tidak dapat dimunculkan
kedalam realita melalui gambar. Melalui mewarnai gambar, seseorang secara
tidak sadar telah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa
sedih, tertekan, stres, menciptakan gambaran – gambaran yang membuat kita
kembali merasa bahagia, dan membangkitkan masa – masa indah yang pernah
kita alami bersama orang – orang yang kita cintai. Melalui aktifitas mewarnai
gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan, sehingga
dapat menciptakan koping yang positif. Koping positif ini ditandai dengan
perilaku dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan membantu dalam
mengurangi stress/cemas yang dialami anak (Purwati, 2017)
C. Prinsip Bermain Menurut Teori
1. Definisi bermain
a. Bermain merupakan suatu kegiatan anak-anak yang dilakukan
berdasarkan keinginan sendiri untuk menghindari stres dan mencapai
kepuasaan dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan bermain anak
dapat meningkatkan daya pikir anak untuk dapat meningkatkan
pengetahuan dan mental pada anak.
b. Terapi bermain adalah terapi yang diberikan dan digunakan untuk
menghadapi ketakutan, kecemasaan, serta belajar mengenai perawatan
dan prosedur yang dilakukan di rumah sakit.
2. Tujuan terapi bermain
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat
di rumah sakit
e. Mengasah kemampuan motoric halus pada anak.
3. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain
a. Bermain aktif
Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri, seperti:
1) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play) Perhatian anak
pada aat bermain aalah memeriksa alat permainan tersebut. Anak
memperhatikan alat permainan, mengocok- ngocok apakah ada
bunyinya, menium, meraba, menekan dan kadang berusaha untuk
membongkar
2) Bermain konstruksi (Constuction play) Pada anak umur 3 tahun
misalnya dengan menyusun balok- balok menjadi rumah- rumahan,
dll.
3) Bermain drama (dramatic play) Misalnya bermain sandiwara
boneka,main rumah- rumahan
4) Bermain bola, tali dan sebagainya
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat atau
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan
dan keletihannya. Contoh:
1) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah
2) Mendengarkan cerita atau musik
3) Menonton tv
D. Karakteristik Permainan Menurut Teori
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengungkapkan adanya beberapa
karakteristik kegiatan permainan, yaitu:
1. Dilakukan berdasarkan motivasi instrinstik, maksudnya muncul atas
keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri.
2. Perasaan dari orang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-
emosi positif.
3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktifitas ke
aktivitas lain.
4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil
akhirnya.
5. Bebas memilih, ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep
bermain pada anak kecil
BAB III
METODE PERMAINAN

A. Judul Permainan
Mewarnai gambar
B. Deskripsi Permainan
Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat dilakukan
pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk diwarnai adalah
gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia pra
sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal objek-
objek yang pernah dilihatnya. Sebelum memulai permainan mewarnai, anak akan
diberikan petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat mewarnai gambar
dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah disediakan
oleh perawat. Orang tua anak akan dilibatkan untuk membantu proses bermain.
C. Tujuan Permainan
1. Melatih kreatifitas anak usia 3-5 tahun
2. Mengasah keterampilan motoric halus pada anak
3. Melatih focus pada anak
4. Melatih anak memadu padankan warna
5. Melatih anak mengenal gambar hewan-hewan
D. Keterampilan Yang Diperlukan
Dalam permainan ini keterampilan yang harus dimiliki anak adalah rasa antusias
untuk mewarnai gambar, kreativtas untuk mewarnai gambar. Untuk perawat harus
memiliki kesabaran melatih dan menemani anak dalam proses mewarnai gambar.
E. Jenis Permainan
Permainan aktif mewarnai gambar
F. Alat Bermain
Gambar hewan yang sudah di print, alat mewarnai, tatakan untuk alas
G. Waktu Pelaksanaan
Hari dan tanggal : Sabtu, 8 Oktober 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Baitunnisa 1 RSI Sultan Agung Semarang
Peserta : Pasien usia pra sekolah
H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai
1. Bermain menggunakan alat/pewarna yang aman bagi anak-anak
2. Permainan disesuaikan dengan usia pasien
3. Jangan memaksa anak jika tidak ingin bermain
I. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
1. Mencari dan mengelompokkan pasien dengan usia yang sama atau tidak
terpaut jauh
2. Melibatkan orang tua untuk berkomunikasi dengan anak
3. Jika anak tidak kooperatif, dekati dan bujuk secara perlahan
J. Pengorganisasian
Leader : Ika Febriana
Co Leader : Erna Nur Safitri
Fasilitator : Putri Aura Ramadini dan Elma Safitri
Observer : Ugik Rusmantoro
K. Pembagian Tugas
1. Leader
a. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermai
b. Menjelaskan kegiatan, mampu memotivasi anggota untuk akfit dalam
proses kegiatan bermain.
c. Mampu memimpin terapi bermaik dengan baik dan tertib, serta
menetralisisr bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Co Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas anak
dan mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi anak
yang kurang aktif, membantu leader memfasilitasi peserta untuk
berperan aktif dan memfasilitasi peserta
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan
non verbal anak selama kegiatan berlangsung

L. Setting Tempat

Leader

Anak
Meja

Orang
tua

Co leader,
Fasilitator,
dan
Obsever
M. Susuan Kepanitiaan
No Waktu Terapy Anak
1. 5 Pembukaan : 1. Menjawab salam
menit 1) Co leader membuka 2. Mendengarkan
dan mengucapkan 3. Mendengarkan
salam 4. Mendengarkan dan
2) Memperkenalkan diri saling berkenalan
terapi 5. Mendengarkan
3) Memperkenalkan 6. mendengarkan
pembimbing
4) Memperkenalkan
anak satu persatu dan
anak saling
berkenalan dengan
temannya
5) Kontrak waktu
dengan anak
6) Mempersilahkan
leader
2. 20 Kegiatan bermain
menit 1) leader menjelskan 1. mendengarkan
cara permainan
2) menanyakan pada 2. menjawab pertanyaan

anak-anak mau
bermain atau tidak 3. menerima permainan

3) membagikan
4. Bermain
permainan
4) Leader, Co-Leader,
5. bermain
dan fasilitator
memotivasi anak
5) Fasilitator
mengobservasi anak
3. 5 Penutup
menit 1) leader menghentikan 1. selesai bermain
permainan 2. mengungkapkan perasaan
2) menanyakan perasaan
anak 3. mendengarkan

3) menyampaikan hasil
permainan 4. senang

4) memberikan hadiah
5. mengungkapkan perasaan
pada anak yang cepat
menyelesaikan
6. mendengarkan
permainan
5) menanyakan perasaan
7. menjawab salam
anak
6) Co-Leader menutup
acara
7) Mengucapkan salam

N. System Evaluasi
1. Evaluasi yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan akibat dampak hositalisasi anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi bermain merupakan suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana
untuk menstimulasi perkembanagan anak, mendukung proses penyembuhan dan
membantu anak lebih kooperatif dalam program pengobatan serta perawatan.
Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat maupun sakit walaupun anak sedang
dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan bermainnya tetap ada. Melalui
kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Idris & Reza, 2018).
Hospitalisasi seringkali menciptakan peristiwa traumatik dan penuh stress
dalam iklim ketidakpastian bagi anak dan keluarga, baik itu merupakan prosedur
efektif yang telah direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang
terjadi akibat trauma. Stressor yang dapat dialami oleh anak terkait dengan
hospitalisasi dapat menghasilkan berbagai reaksi. Anak bereaksi terhadap stres
hospitalisasi sebelum masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pulang. Selain
efek fisiologis masalah kesehatan, efek hospitalisasi pada anak mencakup
ansietas serta ketakutan, ansietas perpisahan dan kehilangan control (Kyle &
Carman, 2015)
Sehingga dari terapi bermain mewarnai gambar dapat membatu anak untuk
menurunkan tingkat kecemasan selama menjalani perawatan di rumah sakit
dengan bimbingan orang tua.
B. Saran
1. Bagi orang tua
Sebaiknya jika anak dirawat di rumah sakit orang jangan lupa membawakan
permainan kesukaan anaknya waktu dirumah, atau membawakan permainan
yang dapat dimainkan di rumah sakit. Hal tersebut akan mengurangi dampak
hospitalisasi pada anak saat dirawat dirumah sakit.
2. Rumah sakit
Bagi rumah sakit sebaiknya menyediakan ruangan khusus bermain untuk
pasien yang dirawatnya, yang didalamnya terdapat berbagai macam mainan.
Pastikan juga permainan tersebut aman untuk dimainkan oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Idris, M., & Reza, M. (2018). Efektifitas Terapi Bermain (Mewarnai) Terhadap
Penurunan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-6
Tahun) Di Ruang Melati Rsud Kota Bekasi. Afiat, 4(2), 583–592.
Kyle, & Carman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (Essetials of Pediatric
Nursing). EGC.
Najiah, I., Nur, L., & Rahman, T. (2020). Pengembangan Media Healthy Dental Box
(Hdb) Untuk Memfasilitasi Keterampilan Menggosok Gigi Anak Usia 4-5
Tahun. Jurnal Paud Agapedia, 4(1), 131–144.
https://doi.org/10.17509/jpa.v4i1.27204
Purwati, D. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar
Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Selama Hospitalisasi Di Rsud
Kota Madiun. Stikes Bhakti Husada Mulia.
Rohmah, N. (2018). Terapi Bermain. In LPPM Universitas Muhammadiyah.
Rokhmiati, E., Purnamasari, W., & Sarwilli, I. (2021). Pengaruh Bermain Drama
terhadap Frekuensi Menggosok Gigi pada Anak Usia Prasekolah di Rumah
Sakit. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 4(2), 27–31.
https://doi.org/10.32584/jika.v4i2.957
Sandi, R. K. (2019). Penerapan Terapi Bermain Dengan Mewarnai Gambar Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Dengan Diare
Di Ruang Al-Anfhal Rsud Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2019. Poltekkes
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai