Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN CARNICOMA MAMMAE

DI RUANG BAITUL IZZAH 1 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN


AGUNG SEMARANG

Di susun oleh :
IKA FEBRIANA
(20902100068)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
ETIOLOGI
PENGERTIAN
Faktor resiko Ca Mammae adalah sebagai berikut:
Carnicoma Mammae merupakan suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan 1. Pernah menderita ca mammae
pengendalian dari fungsi nomal, sehingga 2. Usia >60 tahun
mengalami pertumbuhan yang tidak 3. Riwayat keluarga yang menderita ca mammae
normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel- 4. Menarche pertama sebelum usia 12 tahun,
sel tersebut membelah diri lebih cepat dari menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan
sel normal dan berakumulasi, yang pertama setelah usia 30 tahun
kemudian membentuk benjolan atau massa
5. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen
(PPNI, 2018).
(Laksono, 2018).

STADIUM CA MAMMAE
MANIFESTASI KLINIS
Mengetahui stadium kanker sangat
penting untuk panduan 1. Teraba adanya massa/benjolan pada payudara
pengobatan,prognosis, antara lain: 2. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan wujud
dan ukuran karena semenjak muncul pembengkakan
1. Stadium 0: kanker insitu dimana 3. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit
sel kanker berada pada tempatnya pucat disekitar putting susu, mengkerut seperti kulit
didalam jaringan payudara normal jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
2. Stadium I : tumor dengan garis 4. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat,
tengah kurang 2cm dan belum kemerahan, panas
menyebar ke luar payudara 5. Ada cairan yang keluar dari putting susu
3. Payudara II A : tumor dengan garis 6. Adanya rasa nyeri/sakit pada payudara
tengah 2-5 cm dan belum 7. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening
menyebar ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain. Desmawati (2019).
ketiak
4. Stadium II B : tumor dengan garis
tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah
PATOFISIOLOGI
bening ketiak
5. Stadium III A: tumor dengan garis Sel-sel kanker dibentuk dan sel-sel normal dalam
tengah kurang dari 5 cm yang suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang
sudah menyebar kelenjar getah terdiri dari tahap inisiasi, pola tahap inisiasi terjadi
bening ketiak disertai perlengketan suatu perubahan dalam bentuk genetik sel yang
satu sama lain memancing sel menjadi ganas, perubahan dalam
6. Stadium III B : tumor telah bahan genetik selain disebabkan oleh suatu agen
menyusup keluar payudara yaitu yang karsionogen. fase promosi, pada tahap promosi
kedalam kulit payudara atau ke suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
dinding dada atau telah menyebar berubah menjadi ganas, sel yang belum melalui
ke kelenjar getah bening didalam tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi,
dinding dada dan tulang dada kareba itu diperlukan beberapa faktor untuk
7. Stadium IV : tumor telah menyebar terjadinya keganasan. (Wahyuningsih & Kusmiati,
keluar daerah payudara dan 2017).
dinding dada misalnya ke hati,
tulang atau paru-paru (Laksono,
2018).
PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kemoterapi 1. Pemeriksaan laboratorium

Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker 2. Biopsi


(sitotastika) untuk menghancurkan sel kanker. Obat 3. Mammografi (penggunaan sinar x
ini umumnya bekerja dengan menghambat atau terhadap payudara)
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel.
4. USG Abdomen
2. Radioterapi
5. Penanda tumor
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah
kerusakan DNA dengan gangguan pada proses 6. Scan (MRI dan CT SCAN, foto
replikasi. Radioterapi menurunkan jaringan panjang thorax)
klien ca. mammae.
Komite Penanggulangan Kanker
3. Operasi (mastektomi) Nasional (2015).

Operasi merupakan modalitas utama untuk


penatalaksanaan ca. mammae. Hal ini memberikan DIAGNOSA KEPERAWATAN
control lokoregional yang dapat dibuktikan dengan
pemeriksaan histopatologi dan dari spesimen operasi 1. Nyeri akut
dapat ditentukan tipe dan grading tumor, status 2. Pola napas tidak efektif
kelenjar getah bening aksila, faktor prediktif dan 3. kerusakan integritas jaringan
faktor prognosis tumor (semua faktor diatas tidak bisa /kulit
diperoleh dari modalitas lain). Distinarista, H., 4. Risiko infeksi
Wuriningsih A. Y., & Laely, A. J. (2020) 5. Ansietas
6. Gangguan citra tubuh
7. Defisit Pengetahuan
PENGKAJIAN
1. Pengkajian identitas
2. Status Kesehatan KOMPLIKASI
3. Pola kebutuhan dasar Menurut Wijaya (2013) Komplikasi
4. Pengkajian fisik Ca Mammae yaitu:
5. Pemeriksaan penunjang
6. Data lab yg berhubungan 1. Metastase ke jaringan sekitar
(Mala et al.,2016). melalui saluran limfe dan
pembuluh darah kapiler
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
4. Kematian
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DX 1. Nyeri akut DX 2. Pola napas tidak efektif (D.0005)

Manajemen Nyeri Manajemen jalan napas (I.01011)

Observasi Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,


frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri usaha napas)
- Identifikasi skala nyeri - Monitor bunyi napas tambahan (misalnya:
- Identifikasi respons nyeri non verbal gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
memperingan nyeri Terapeutik
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
Terapeutik head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika curiga
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk trauma fraktur servikal)
mengurangi rasa nyeri (mis, terapi musik, terapi - Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
pijat, aromaterapi, kompres hangat/dingin)
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- Lakukan penghisapan lender kurang dari 15
nyeri (mis.suhu ruangan, pencahayaan, detik
kebisingan) - Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi Edukasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri - Ajarkan teknik batuk efektif
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik - Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DX 3. Defisit pengetahuan (D.0111)
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
bersih dan sehat
Terapeutik

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi

- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan


- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
2.1.1 Pathway Ca Mammae

Faktor resiko :
Genetic
Pertumbuhan sel abnormal
Hormonal
Merokok, alkohol, pola
makan Hyperplasia pada sel mammae Tumor jinak

CA MAMMAE

Mendesak jaringan sekitarnya Mensuplai nutrisi ke jaringan Mendesak pembuluh darah


Ca
Aliran terhambat hingga terjadi
Pembengkakan Mammae Pe ↓ hipermetabolisme hipoxia
jaringa lain →BB turun
Peningkatan massa tumor Bakteri patogen
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Keluar cairan putih di nanah

Tindakan pembedahan

Pre Op Post Op
Efek anestesi

Pola Nafas tidak


Stress psikologi Massa tumor Fisiologi Psikologi
efektif
mendesak
jaringan
Insisi jaringan Perubahan
mammae bentuk mammae
Nyeri akut

Defisit
Ansietas Gangguan Citra
Pengetahuan
Kerusakan Terputusnya Tubuh
integritas otot/jaringan
Pendidikan kulit/jaringan sekitar aksila
kesehatan
Resiko Infeksi

Gambar 1.1 : Pathway Ca Mammae (Sumber : Nurarif dan Kusuma, 2015)


EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Tahap ini sangat penting untuk menentukan
adanya perbaikan kondisi atau kesejahteraan klien. Mengambil tindakan evaluasi untuk menentukan
apakah hasil yang diharapkan telah terpenuhi bukan untuk melaporkan intervensi keperawatan yang telah
dilakukan. Hasil yang diharapkan merupakan standar penilaian bagi perawat untuk melihat apakah tujuan
telah terpenuhi (Potter & Perry, 2009).

Daftar Pustaka
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara.
Jakarta : Kemenkes RI. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf
Kristin, L. (2017). WOC (Web of Causation) Kanker Payudara.
https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKERPAYUDARA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1.Jakarta. DPP PPNI

Wahyuningsih, H. P., & Kusmiyati, Y. (2017). Bahan Ajar Kebidanan : Anatomi Fisiologi. Jakarta :
PPSDM Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai