Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR MAMAE

A. PENGERTIAN
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang dapat
terjadi pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara
liar dan tidak bisa dikontol (Dr.Iskandar,2007).
Terdapat 2 macam tumor mammae diantaranya yaitu tumor jinak dan
tumor ganas. Tumor jinak adalah tumor yang hanya tumbuh membesar , tidak
terlalu berbahaya dan tidak menyebar keluar jaringan. Sedangkan tumor
ganas adalah sel yang telah kehilangan kendali dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , liar , dan kerap kali menyebar
jauh ke sel jaringan lain serta merusak.

B. ETIOLOGI
Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan
menunjukan bahwa perubahan genetic berkaitan dengan kanker payudara,
namun apa yang menyebabkan perubahan genetic masih belum
diketahui.perubahan genetic ini termaksud perubahan atau mutasi dalam gen
normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan
perkembangan kanker payudara. Hormone steroid yang dihasilkan oleh
ovarium mempunyai peran penting dalam kanker. Dua hormone utama-
estradiol dan progesterone-mengalami perubahan dalam lingkungan selular,
yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi kanker payudara.
Factor resiko tinggi antara lain :
1. Menstruasi  dini,menofause lebih awal / lambat
2. Melahirkan anak pertama dengan usia 30 th keatas
3. Kontrasepsi oral
4. Factor genetika
5. Obesitas
6. Diet tinggi masukan lemak
7. Stress fisiologi kronis

C. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup
jelas menurut Astrid Savitri, dkk. (2015) antara lain :
1. Munculnya benjolan pada payudara
2. Munculnya benjolan di ketiak (aksila)
3. Perubahan bentuk dan ukuran payudara
4. Keluarnya cairan dari puting (Nipple Discharge)
5. Perubahan pada puting susu
6. Kulit payudara berkerut

D. PATOFISIOLOGI PENYAKIT

Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk


melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak
berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi
abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan
meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel ganas diantara sel normal.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT-scan : teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara.
2. Biopsi : memberikan diagnosa definitive terhadap massa dan
berguna untuk klasifikasi histology pentahapan, dan seleksi terapi yang
tepat.
3. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang :
dilakukan untuk mengkaji adanya metastase (penyebaran).
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pembedahan penyelamatan payudara : pengangkatan tumor payudara.
2. Biopsi : standar asuhan untuk terapi kanker payudara stadium dini.
3. Terapi radiasi sinar eksternal : dilakukan pada seluruh payudara tetapi
bisa dengan radiasi payudara parsial (radiasi ke tempat lumpektomi
saja).
4. Kemoterapi untuk menghilangkan penyebaran mikrometastatik
penyakit
G. PATHWAY

Perubahan genetik dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

tumor Payudara

Cemas

hormonal Radiasi Mastektomi


Gangguan
Kurang Informasi
pola tidur
Luka Operasi
(trauma jaringan) Kurang
Pengetahuan

Nyeri Tidak adekuat


Kerusakan
pertahanan sistem imun
integritas kulit

Resti infeksi
Emosional distress Kelemahan
Perubahan penampilan
(ketidakmampuan
mengontrol nyeri)

Gangguan konsep diri


Kehilangan selera makan

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TUMOR MAMMAE

A. PENGKAJIAN
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta
sejak kapan, riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah
diberikan), faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mammae.
4. Pemeriksaan klinis : Mencari benjolan Karena organ payudara dipengaruhi
oleh faktor hormone antara lain estrogen dan progesterone, makas
ebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien
duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan
dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
a. Inspeksi
- Simetri mamma kiri-kanan
- Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan
kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan lain-
lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan
diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di
bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
- Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
- Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.
- Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
- Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
- Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang klinis
1) Pemeriksaan radiologist
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan sitologis (secret puting susu)
b. Pemeriksaan sitologis/patologis
1) Durante oprasi Vries coupe
2) Pasca operasi dari specimen operasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa


tumor ).
2. Kerusakan integritas jaringan.
3. Gangguan body image (citra tubuh).
4. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan
penyakitnya.
5. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis
situasional.

C. INTERVENSI
1. Nyeri akut
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang - Tanda vital dalam
rentang normal
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2. Kerusakan integritas jaringan
Kriteria Hasil :
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
Intervensi :
- Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
- Monitor status nutrisi pasien
3. Gangguan body image
Kriteria Hasil :
- Klien tidak malu dengan keadaan dirinya
- Klien dapat menerima efek pembedahan.
Intervensi :
- Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai
proses pemecahan masalah
- Tinjau ulang efek pembedahan.
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
- Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
- Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan
kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,
pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
- Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan
pengobatan pada tingkatan siap.
- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan
mengikuti prosedur tersebut.
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi
dalam pengo- batan.
- Bekerjasama dengan pemberi informasi.
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau - Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
5. Cemas
Kriteria hasil :
- Pasien mengungkapkan dan menunjukkan teknik mengontrol cemas
- Ekspresi wajah rileks, menunjukkan cemas berkurang
- Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Dorong keluarga untuk menemani pasien untuk memberikan rasa aman
- Dengarkan keluhan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,kecemasan
- Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry,
2010). Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat
kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Muryanti, 2017)
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. EGC :
Jakarta.
Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
keperawatan). Bandung.
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6. EGC : Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan
Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan
Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa
Aesculapius.
Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer
Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses
Penyakit Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai