PERAWATAN TRAUMA
A. PENGERTIAN TRAUMA
Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh
tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma dengan
kata lain disebut injuri atau wound, yang dapat diartikan sebagai kerusakan atau luka
karena kontak yang keras dengan sesuatu benda (carolina, 2015). Jenis cedera yang
paling sering diderita adalah cedera pada otak, tulang belakang, perut, dan dada.
d. Penolong dibutuhkan untuk membantu dalam prosedur log roll dengan tugas
sebagai berikut :
1) Satu penolong untuk menahan kepala klien
2) Dua penolong untuk menahan dada, abdomen dan lengan bawah.
Tambahan satu orang mungkin juga akan dibutuhkan pada saat melakukan
log roll klien trauma yang gemuk, tinggi atau memiliki cedera pada lengan
bawah.
3) Satu penolong melakukan prosedur yang dibutuhkan (misalnya pengkajian
tulang belakang klien).
e. Langkah-langkah Log roll
1) Jelaskan prosedur pada pasien dengan mempertimbangkan status
kesadaran klien dan minta klien untuk tetap berbaring dan menunggu
bantuan. Pastikan colar terpasang dengan benar.
2) Jika mungkin, pastikan peralatan seperti kateter indwelling, kateter
interkosta, ventilator tube dan lain-lain pada posisinya untuk mencegah
overekstensi dan kemungkian tertarik keluar selama perubahan posisi.
3) Jika klien diintubasi atau terpasang tracheostomy tube, suction jalan nafas
sebelum log roll dianjurkan, untuk mencegah batuk yang mugkin
menyebabkan malalignment secra anatomis selama prosedur log roll.
4) Tempat tidur harus diposisikan sesuai tinggi badan penolong yang
menahan kepala dna penolong lainnya.
5) Klien harus dalam posisi supine dan alignment secara anatomis selama
prosedur log roll.
6) Tangan proksimal klien harus diaduksi sedikit untuk menghindari
berpindah ke peralatan monitor misalnya selang intravena perifer. Tangan
distal klien harus diekstensikan dengan alignment pada thorak dan
abdomen, atau tekuk kearah dada klien jika mungkin misalnya jika tangan
cedera. Satu bantal harus ditepatkan diantara kaki-kaki klien.
7) Penolong 1, bantu menahan bagian atas badan klien, tempatkan satu
tangan melampaui bahu klien untuk menopang area dada posterior, dan
tangan yang lain melingkari paha klien.
8) Penolong 2, bantu menahan abdomen dan tangan bawah klien, bertumpuk
dengan penolong 1 untuk menempatkan satu tangan di bawah punggung
klien, dan tangan lainnya melingkari betis klien.
9) Dengan aba-aba dari penolong panahan kepala, klien diputar secara
alignment anatomis dengan tindakan yang lembut.
10) Penyelesaian aktivitas, penolong penahan kepala akan memberi aba-aba
untuk mengembalikan klien pada posisi lateral dengan bantal penahan.
Klien harus ditingggalkan dalam posisi alignment anatomis yang benar
setiap waktu.
f. Variasi Log roll dengan Menggunakan Seprai Pemindah
1) Gunakan seprai pemindah untuk memfasilitasi proses log roll. Pertama,
berdiri dengan perawat yang lain di sisi tempat tidur yang sama. Ambil
jarak berdiri yang luas dengan satu kaki di depan, dan genggam sebagian
seprai yang melipat atau tepi seprai yang digulung. Dengan aba-aba, tarik
klien kearah kedua perawat.
2) Sebelum memiringkan klien, letakkan bantal penyangga untuk kepala dan
tungkai, bantal ini akan membantu mempertahankan kesejajaran klien saat
dimiringkan. Kemudian pergilah ke sisi tempat tidur yang lain (yang
terjauh dari klien) dan ambil jarak berdiri yang stabil. Jangkau klien dan
genggam dan genggam sisi terjauh dari seprai pemindah dan gulingkan
klien menghadap anda. Perawat kedua (belakang klien) membantu
memiringkan klien dan memberikan bantal penyangga untuk memastikan
kesejajaran tubuh yang baik pada posisi lateral.
REFERENSI
Berman, A. et al. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Koizer & Erb, Edisi 5.
Jakarta: EGC.
Http://www.nursingtimes,net/journals/2012/11/23/a/f/w/031216The-management-of-patients-
with-spinal-cord-injury.pdf
Krisanty P., dkk. (2009). Asuhan Keperawtan Gawat Darurat. Jakarta: TIM