Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS


PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA TUMOR MAMAE DI RUANG
PERAWATAN BEDAH RSU ALIYAH 2 KOTA KENDARI

OLEH :

NAMA : ELLYS WIDYARTI RIZA


NIM : N202101039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA TUMOR MAMAE DI RUANG
PERAWATAN BEDAH RSU ALIYAH 2 KOTA KENDARI

Laporan ini telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

CI INSTITUSI CI LAHAN

DEWI SARI PRATIWI, S.Kep., Ns., M.Kes Al Edy Dawu, S.Kep.,Ns


LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MAMAE

A. PENGERTIAN
Tumor mamae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu
sel/kelenjar didalam mamae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa dikontrol.
Tumor mamae merupakan benjolan di payudara. Timbulnya benjolan pada
payudara dapat merupakan indikasi adanya jenis tumor/kanker payudara.
B. ETIOLOGI
Ada beberapa afaktor risiko yang menjadi penyebab terjadinya tumor payudara
menurut Iskandar (2007), dianranya yaitu:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko
3x lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor usia
Resiko tumor payudara menigkat seiring dengan bertambahnya usia.
4. Riwayat reproduksi
Menikah tapi tidak melahirkan anak dan tidak menyusui menjadi salah satu
faktor penyebab timbulnya tumor payudara.
5. Pemakaian kontrasepsi oral
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibanding
dengan penggunaan pada usia lebih tua.
6. Riwayat meastrual
a. Early menarche (sebelum 12 tahun)
b. Late menopause (setelah 50 tahun)
7. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia diatas 30 tahun 2x beresiko mengalami tumor
payudara dibandingkan dengan hamil pertama pada usia diatas 20 tahun.
8. Terpapar radiasi
9. Intake alkohol
C. KLASIFIKASI
1. Tumor jinak
Tumor jinak yaitu tumor yang hanya tumbuh membesar tidak terlalu
berbahaya dan tidak pula menyebar keluar jaringan.
2. Tumor ganas
Tumor dengan pertumbuhan sel abnormal dan seringkali menyebar jauh ke
sel jaringan lain serta merusak.
D. MANIFESTASI KLINIK
Pada masa awal pertumbuhan tumor gejala sangat sulit untuk dideteksi,
sehingga tumor payudara seringkali diketahui apabila sudah menimbulkan
benjolan hingga terasa saat diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
1. Terbentuknya jaringan yang tidak biasa sifatnya kenyal muncul dipayudara atau
sekitarnya.
2. Penderita merasakan nyeri di tempat pembemkakan tersebut.
3. Lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berda diatas tumor menjadi
seperti kulit jeruk.
4. Puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal bahkan bisa mengeluarkan
darah.
5. Lepasnya papila mamae.
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan bedah
a. Mastekomi parsial (mengeksisi tumor lokal) diawali dengan lumpektomi
untuk mengangkat jaringan yang terjangkit tumor atau kanker kemudian
dilanjutkan dengan kuadranektomi yaitu pengangkatan seperempat payudara.
b. Mastektomi total yakni mengangkat seluruh payudara beserta kelenjar limfe
dilateral otot pektoralis minor.
c. Mastekomi radikal yakni mengangkat payudara, otot pektoralis mayor dan
seluruh isi aksilanya.
2. Penatalaksanaan Non-bedah
a. Penyinaran pada payudara dan kelenjar limfe regional atau pada jaringan
lain yang sudah terserang tumor atau kanker.
b. Kemoterapi merupakan terapi adjuvan sistemik khususya setelah dilakukan
pembedahan.
c. Terapi hormon: antiestrogen, androgen, prostaglandin, tamoksifen, dsb.
F. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker menunjukkan
proliferasi tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebar ke organ-organ lain.
Didalm sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel dimana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas diantar sel-
sel normal.
Proses jangka panjang kanker terbagi menjadi 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi (15-30 tahun)
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang terpapar
karsinogen, lamanya terpapar, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase insitu (5-10 tahun)
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan si serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan dipayudara.
3. Fase invasi (1-5 tahun)
Sel-sel menjadi ganas berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
4. Fase desiminasi (1-5 tahun)
Bila tumor membesar maka kemungkinan penyebaran ketempat-tempat lain
akan bertambah.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi dapat membedakan antara masa padat dan ksta pada jaringan
payudara keras.
2. Mammografi, memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi
tumor yang terjadi pada tahap awal.
3. Scan CT dan MRI, teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara
4. Pemeriksaan biopsy, pemeriksaan biopsy juga dapat dipakai untuk diagnosis
tumor mamae. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menangkat jaringan dari
massa payudara yang terjangkit tumor untuk ditentukan tingkat keganasannya
H. PATHWAY

Perubahan genetik dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

Tumor payudara

Hormonal Radiasi Mastektomi Cemas

Luka Operasi Kurang infromasi


(Trauma jaringan)

Kurang
Informasi
Nyeri Tidak adekuat Kerusakan Resiko
Resiko
pertahanan sistem integritas perdarahan
jatuh
imun tubuh kulit
Emosional kelemahan
Kekurangan
distress Perubahan vol. cairan
penampilan
Resiko infeksi
Kehilangan selera
Gangguan
makan citra tubuh Hipotermi

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien/Penanggung Jawab 
Nama, TTL, Umur, jenis kelamin, agama, Pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, suku, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, diagnose medis,
alamat
b. Keluhan Utama
Menguraikan keluhan saat pertama kali dirasakan, Klien dengan tindakan
pembedahan di payudara biasanya terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan
keras, disertai bengkak.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam
konsep PQRST dalam bentuk narasi.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat tumor mammae sebelumnya, pernahkah sakit dada
hingga dilakukan penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker atau tumor
lain yang pernah atau sedang dialami yang bisa menjadi faktor pendukung
terjadinya tumor mammae.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat tumor mammae, riwayat tumor
lain yang pernah atau sedang dialami oleh keluarga yang lain, ataupun orang
tua klien yang memiliki penyakit yang sama.
f. Aktivitas sehari-hari
Dikaji pola aktivitas klien di rumah (sebelum sakit) dan selama di RS.
Pengkajian pola aktivitas ini meliputi pola nutrisi, eliminasi, istirahat tidur,
personal hygiene, kenyamanan dan nyeri, cairan elektrolit, eliminasi BAB
dan urin.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan biasanya menggunakan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi dan aukultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan persistem secara
berurutan dimulai dari sistem pernapasan, kardiovaskuler, percernaan,
integument, pancaindra, imunitas, persyarafan, musculoskeletal, endokrin,
perkemihan dan reproduksi. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik
persistem, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan TTV dan antropometri.
h. Data penunjang
Data penunjang nya berupa pemeriksaan laboratorium.
B. ANALISA DATA
Setelah semua data terkumpul kemudian data akan dianalisis dan digolongkan
menjadi data subjektif dan objektif sesuai dengan masalah keperawatan yang
timbul.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang akan muncul setelah operasi yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post op
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op
4. Gangguan citra tubuh berhubungan denga luka post op
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria 28
hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2019) :
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil intervensi
keperawatan
Nyeri Akut setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubunga keperawatan diharapkan Observasi
n dengan ekspetasi tingkat nyeri a. Identifikasi lokasi,
agen menurun dengan Kriteria karekteristik, durasi, frekuensi,
pencedera hasil : kualitas, intensitas nyeri
fisik a. kemampuan menuntaskan b. Identifikasi skala nyeri
aktivitas meningkat c. Identifikasi respons nyeri non
b. keluhan nyeri menurun verbal
c. meringis menurun d. Identifikasi faktor yang
d. sikap protektif menurun memperberat dan
e. gelisah menurun memperingan nyeri
f. kesulitan tidur menurun e. Identifikasi pengetahuan dan
g. menarik diri menurun keyakinan tentang nyeri
h. berfokus pada diri sendiri f. Identifikasi pengaruh budaya
menurun terhadap respon nyeri
i. diaforesis menurun g. Identifikasi pengaruh nyeri
j. perasaan depresi pada kualitas hidup
(tertekan) menurun h. Monitor keberhasilan terapi
k. perasaan takut mengalami komplementer yang sudah
cedera berulang menurun diberikan
l. anoreksia menurun i. Monitor efek samping
m. perineum terasa tertekan penggunaan analgesic
menurun Terapeutik
n. uterus teraba membulat a. Berikan teknik non
menurun farmakologis untuk
o. ketegangan otot menurun mengurangi rasa nyeri (mis.
p. pupil dilatasi menurun TENS, hypnosis, akupresur,
q. muntah menurun mual terapi music, biofeedback,
menurun terapi pijat, aromaterapi,
r. frekuensi nadi membaik teknik imajinasi terbimbing,
s. pola nafas membaik kompres hangat/dingin, terapi
t. tekanan darah membaik bermain)
u. proses berpikir membaik b. Kontrol lingkungan yang
v. fokus membaik memperberat rasa nyeri (mis.
w. fungsi berkemih membaik suhu ruangan, pencahayaan,
x. perilaku membaik kebisingan)
y. nafsu makan membaik c. Fasilitasi istirahat dan tidur
z. pola tidur membaik d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka
integritas keperawatan diharapkan Observasi
kulit ekspetasi integritas kulit dan a. monitor karakteristik luka
berhubunga jaringan meingkat dengan b. monitor tanda-tanda infeksi
n dengan Kriteria hasil : Terapeutik
adanya luka a. Elastisitas meningkat a. lepaskan balutan dan plester
post op b. Hidrasi meningkat secara perlahan
c. Perfusi jaringan meningkat b. cukur rambut di sekitar daerah
d. Kerusakan jaringan luka, jika perlu
menurun c. bersihkan dengan cairan NaCl
e. Kerusakan lapisan kulit atau pembersih nontoksik
menurun sesuai kebutuhan
f. Nyeri menurun d. bersihkan jaringan nekrotik
g. Perdarahan menurun e. berikan salep yang sesuai ke
h. Kemerahan menurun kulit/lesi, jika perlu
i. Hematoma menurun f. pasang balutan sesuai jenis
j. Pigmentasi abnormal luka g) pertahankan teknik
menurun steril saat melakukan
k. Jaringan parut menurun perawatan luka
l. Nekrosis menurun g. ganti balutan sesuai jumlah
m. Abrasi kornea eksudat dan drainase
menurun h. jadwalkan perubahan posisi
n. Suhu kulit membaik setiap 2 jam atau sesuai
o. Sensasi membaik kondisi pasien
p. Tekstur membaik i. berikan diet dengan kalori 30-
b. q) Pertumbuhan rambut 35 kkal/kgBB/hari dan protein
membaik 1,25-1,5 gram/kgBB/hari
j. Berikan suplemen vitamin dan
mineral
k. berikan terapi tens, jika perlu
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
b. anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
c. ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
a. kolaborasi prosedur
debridement, jika perlu
b. kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Resiko setelah dilakukan tindakan Perawatan area insisi
infeksi keperawatan diharapkan Observasi
berhubunga ekspetasi tingkat infeksi a. periksa lokasi adanya insisi
n dengan menurun. Dengan Kriteria adanya kemerahan, bengkak,
luka post op hasil : atau tanda-tanda dehisen
a. kebersihan tangan b. identifikasi karakteristik
meningkat drainase
b. kebersihan badan c. monitor proses penyembuhan
meningkat area insisi
c. nafsu makan meningkat d. monitor tanda dan gejala
d. demam menurun infeksi
e. kemerahan menurun terapeutik
f. bengkak menurun a. bersihkan area insisi dengan
g. vesikel menurun pembersih yang tepat
h. cairan berbau busuk b. usap area insisi dari area yang
menurun bersih menuju area yang
i. sputum berwarna hijau kurang bersih
menurun c. pertahankan posisi tabung
j. drainase purulen menurun drainase
k. piuria menurun d. berikan salep antiseptic
l. periode malaise menurun e. ganti balutan luka sesuai
m. periode menggigil jadwal
menurun edukasi
n. letargi menurun a. jelaskan prsedur kepada
o. gangguan kognitif pasien, dengan menggunakan
menurun alat bantu
p. kadar sel darah putih b. ajarkan meminimalkan
membaik tekanan pada tempat insisi
q. kultur darah membaik c. ajarkan cara merawat insisi
r. kultur urine membaik
s. kultur sputum membaik
t. kultur area luka membaik
u. kultur feses membaik
v. kadar sel darah putih
membaik
gangguan setelah dilakukan tindakan Promosi citra tubuh
citra tubuh asuhan keperawatan Observasi
berhubunga diharapkan ekspektasi citra a. Identifikasi harapan citra tubuh
n denga luka tubuh meningkat dengan berdasarkan tahap
post op Kriteria hasil : perkembangan
a. Melihat bagian tubuh b. Identifikasi budaya, agama,
meningkat jenis kelamin, dan umur terkalt
b. menyentuh bagian tubuh citra tubuh
meningkat c. Identifikasi perubahan citra
c. verbalisasi kecacatan tubuh yang mengakibatkan
bagian tubuh meningkat isolasi sosial
d. verbalisasi kehilangan d. Monitor frekuensi pernyataan
bagian tubuh meningkat kritik terhadap diri sendiri
e. verbalisasi perasaan e. Monitor apakah pasien bisa
negatif tentang perubahan melihat bagian tubuh yang
tubuh menurun berubah
f. verbalisasi kekhawatiran Terapeutik
terhadap penolakan/reaksi a. Diskusikan perubahan tubuh
orang lain menurun dan fungsinya
g. verbalisasi perubahan gaya b. Diskusikan perbedaan
hidup menurun penampilan fisik terhadap
h. menyembunyikan bagian harga diri
tubuh berlebihan menurun c. Diskusikan perubahan akibat
i. menunjukkan bagian tubuh pubertas, kehamilan dan
berlebihan menurun penuaan
j. fokus pada bagian tubuh d. Diskusikan kondisi stres yang
menurun mempengaruhi citra tubuh
k. fokus pada penampilan (mis, luka, penyakit.
masa lalu pembedahan)
l. menurun fokus pada e. Diskusikan cara
kekuatan masa lalu mengembangken harapan citra
menurun m) respon non tubah secara realistis
verbal pada perubahan f. Diskusikan persepsi pasien dan
tubuh membaik keluarga tentang perubahan
m. hubungan sosial citra tubuh
membaik Edukasi
a. Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
b. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
c. Anjurkan menggunakan alat
bantu (mis, pakalan, wig,
kosmetik)
d. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis. kelompok
sebaya)
e. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
f. Latih peningkatan penapilan
diri (mis. berdandan)
b. g) Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada orang
lain maupun kelompok

E. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/
ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi. Kegiatan
dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta
menilai data yang baru
F. EVALUASI
Evaluasi dapat dikatakan sebagai acuan untuk menilai apakah asuhan
keperawatan yang dilakukan pada klien berhasil atau tidak dengan cara
membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan unruk memudahkan perawat
mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan komponen
SOAP/SOAPIE/SOPIER. (Rohmah, 2010)
1. S: Data Subjektif Keluhan klien yang masih dirasakan setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
2. O: Data Objektif Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat
secara langsung pada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
3. A: Analisis Tafsiran dari data subjektif dan objektif terhadap suatu masalah
atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/diagnosa baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien
yang teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
4. P: Planning Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang
telah ditentukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi & Iskandar (2007) Kanker. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer


Lab Upf Bedah. 2010. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya : RSDS FKUA
Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker. Jakarta : PT
Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai