Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pembimbing : NAZARUDDIN.,S.Kep.Ns.,M.

Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DEMENSIA

OLEH :
KELOMPOK 2

FELA INTAN FRILYA : P201701016


HARMIN : P201701037
ELLYS WIDYARTI RIZA : P201701011
IIN ANGGRAINI : P201701013
DEVI PERMATASARI : P201701014
MUH. RUDI PRASTYO : P201701012
LA ODE HAKIM : P201701015
NUR ANITA : P201701031
ARMI HERIANA HERMAN : P201701041
WA ODE NOVA T.L : P201701035
ISNAWATI : P201701018
ISMAWATI : P201701019
RIDA APRIANTI : P201701046

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2020

1
KONSEP DASAR DEMENSIA

A. Anatomi Fisiologi Otak


Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang
saling berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual
kita.otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron (leonard, 1998). Otak
merupakan organ yang sangat mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron di
otak mati tidak mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas
pada otak dalam situasi tertentu bagian-bagian otak dapat mengambil alih
fungsi dari bagian-bagian yang rusak. Otak sepertinya belajar kemampuan
baru.ini merupakan mekanisme paling penting yang berperan dalam
pemulihan stroke (feigin, 2006).
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi.sistem saraf pusat (ssp) terbentuk oleh otak dan medulla
spinalis.sistem saraf disisi luar ssp disebut sistem saraf tepi (sst).fungsi dari sst
adalah menghantarkan informasi bolak balik antara ssp dengan bagian tubuh
lainnya (noback dkk, 2005).
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan
komponenbagiannya adalah:
1. Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiridari
sepasang hemisfer kanan dan kiri dan tersusun dari korteks.korteks
ditandai dengan sulkus (celah) dan girus (ganong, 2003).cerebrum dibagi
menjadi beberapa lobus, yaitu:
a) Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih
tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area
broca di hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi.bagian ini
mengandung pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis
(area motorik primer) dan terdapat area asosiasi motorik (area

2
premotor).pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi
bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial,
berbicara, motivasi dan inisiatif (purves dkk, 2004).
b) Lobus temporalis
Lobus temporalis temporalis mencakup bagian korteksserebrum yang
berjalan ke bawah dari fisura laterali dan sebelah posterior dari fisura
parieto-oksipitalis (white, 2008).lobus ini berfungsi untuk mengatur
daya ingat verbal, visual, pendengaran dan berperan dlm pembentukan
dan perkembangan emosi.
c) Lobus parietalis
Lobus parietalis merupakan daerah pusat kesadaransensorik di gyrus
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran
(white, 2008).

d) Lobus oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan danarea asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan
dari nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan
informasi saraf lain & memori (white, 2008).
e) Lobus limbik
Lobus limbik berfungsi untuk mengatur emosi manusia,memori emosi
dan bersama hipothalamus menimbulkan perubahan melalui
pengendalian atas susunan endokrin dan susunan otonom (white,
2008).
2. Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandunglebih banyak
neuron dibandingkan otak secara keseluruhan.memiliki peran koordinasi
yang penting dalam fungsi motorik yang didasarkan pada informasi
somatosensori yang diterima, inputnya 40 kali lebih banyak dibandingkan
output.cerebellum terdiri dari tiga bagian fungsional yang berbeda yang
menerima dan menyampaikan informasi ke bagian lain dari sistem saraf

3
pusat. Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk keseimbangan dan
tonus otot.mengendalikan kontraksi otot-otot volunter secara
optimal.bagian-bagian dari cerebellum adalah lobus anterior, lobus
medialis dan lobus fluccolonodularis (purves, 2004).
3. Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengaturseluruh proses
kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan diensefalon diatasnya dan
medulla spinalis dibawahnya.struktur-struktur fungsional batang otak yang
penting adalah jaras asendendan desenden traktus longitudinalis antara
medulla spinalis danbagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang
saraf cranial.secara garis besar brainstem terdiri dari tiga segmen, yaitu
mesensefalon, pons dan medulla oblongata.

B. Pengertian Demensia
Demensia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
kerusakan fungsi kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan
memengaruhi aktivitas sosial dan okupasi yang normal juga aktivitas
kehidupan sehari-hari (aks). Penyakit yang meningkatkan gejala demensia
antara lain adalah penyakit alzheimer, masalah vascular seperti demensia
multi infark, hidrosefalus tekanan normal, penyakit parkinson, alkoholisme
kronis, penyakit pick, penyakit huntington, dan acquired immunodeficiency
syndrome (aids).
Demensia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menghabiskan
biaya, tetapi tantangan gejala demensia menimbulkan kualitas hidup, stress,
pemberi perawatan, dan pemeliharaan martabat manusia dan mungkin
mencerminkan beban kemanusiaan lebih dari yang dapat diperbaiki perawat.
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang
dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari.penderita demensia seringkali
menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian
(behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak
menganggu (non-disruptive) (volicer, l., hurley, a.c., mahoney, e. 1998).

4
C. Klasifikasi Demensia
1. Menurut kerusakan struktur otak
a) Tipe alzheimer
Penyakit alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya
deteorisasi intelektual :
1) Stadium I (amnesia)
 Berlangsung 2-4 tahun
 Amnesia menonjol
 Perubahan emosi ringan
 Memori jangka panjang baik
 Keluarga biasanya tidak terganggu
2) Stadium II (bingung)
 Berlangsung 2 – 10 tahun
 Episode psikotik
 Agresif
 Salah mengenali keluarga
3) Stadium III (akhir)
 Setelah 6 - 12 tahun
 Memori dan intelektual lebih terganggu
 Membisu dan gangguan berjalan
 Inkontinensia urin
b) Demensia vascular
Tanda-tanda neurologis fokal seperti :
1) Peningkatan reflek tendon dalam
2) Kelainan gaya berjalan
3) Kelemahan anggota gerak
2. Menurut umur
a) Demensia senilis ( usia >65tahun)

5
Merupakan demensia yang muncul setelah umur 65 tahun.biasanya
terjadi akibat perubahan dan degenerasi jaringan otak yang diikuti
dengan adanya gambaran deteriorasi mental.
b) Demensia prasenilis (usia <65tahun)
Merupakan demensia yang dapat terjadi pada golongan umur lebih
muda (onset dini) yaitu umur 40-50 tahun dan dapat disebabkan oleh
berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi jaringan otak
(penyakit degeneratif pada sistem saraf pusat, penyebab intra kranial,
penyebab vaskular, gangguan metabolik dan endokrin, gangguan
nutrisi, penyebab trauma, infeksi dan kondisi lain yang berhubungan,
penyebab toksik (keracunan), anoksia).
3. Menurut perjalanan penyakit :
a) Reversibel (mengalami perbaikan)
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat diobati.
Yang termasuk faktor penyebab yang dapat bersifat reversibel adalah
keadaan/penyakit yang muncul dari proses inflamasi (ensefalopati sle,
sifilis), atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia
lainnya), gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid,
defisiensi vitamin b1, b12, dll).
b) Ireversibel (normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.b,
defisiensi, hipotiroidisma, intoxikasi pb)
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat
diobati dan bersifat kronik progresif.beberapa penyakit dasar yang
dapat menimbulkan demensia ini adalah penyakit alzheimer,
parkinson, huntington, pick, creutzfelt-jakob, serta vaskular.
4. Menurut sifat klinis
a) Demensia proprius
b) Pseudo-demensia

6
D. Etiologi Demensia
Ada berbagai macam penyakit yang menyebabkan demensia. Dalam
banyak hal, mengapa orang menderita penyakit-penyakit ini tidak diketahui.
Beberapa bentuk demensia yang paling umum adalah:
1. Demensia pada penyakit alzheimer adalah bentuk demensia yang paling
umum, berjumlah kira-kira dua-pertiga dari semua kasus. Penyakit ini
menyebabkan penurunan kemampuan kognitif secara berangsur-angsur,
sering bermula dengan kehilangan daya ingat. Pada penyakit ini terjadi
deposit protein abnormal yang menyebabkan kerusakan sel otak dan
penurunan jumlah neuron hippokampus yang mengatur fungsi daya ingat
dan mental. Kadar neurotransmiter juga ditemukan lebih rendah dari
normal.
Gejala yang ditemukan pada penyakit alzheimer adalah 4a yaitu:
a) Amnesia : ketidakmampuan untuk belajar dan mengingat kembali
informasi baru yang didapat sebelumnya.
b) Agnosia : gagal mengenali atau mengidentifikasi objek walaupun
fungsi sensorisnya masih baik.
c) Aphasia : gangguan berbahasa yaitu gangguan dalam mengerti dan
mengutarakan kata – kata yang akan diucapkan.
d) Apraxia : ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik masih baik (contohnya mampu memegang
gagang pintu tapi tak tahu apa yang harus dilakukannya).
2. Demensia vaskuler merupakan penyebab kedua demensia yang terjadi
pada hampir 40% kasus. Demensia ini berhubungan dengan penyakit
serebro dan kardiovaskuler seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit
jantung, diabetes, dll. Biasanya terdapat riwayat tia sebelumnya dengan
perubahan kesadaran. Demensia ini terjadi pada umur 50-60 tahun tetapi
lebih sering pada umur 60-70 tahun. Gambaran klinis dapat berupa
gangguan fungsi kognitif, gangguan daya ingat, defisit intelektual, adanya
tanda gangguan neurologis fokal, aphasia, disarthria, disphagia, sakit

7
kepala, pusing, kelemahan, perubahan kepribadian, tetapi daya tilik diri
dan daya nilai masih baik.
3. Penyakit lewy body (lewy body disease) ditandai oleh adanya lewy body
di dalam otak. Lewy body adalah gumpalangumpalan protein alpha-
synuclein yang abnormal yang berkembang di dalam sel-sel syaraf.
Abnormalitas ini terdapat di tempat-tempat tertentu di otak, yang
menyebabkan perubahan-perubahan dalam bergerak, berpikir dan
berkelakuan. Orang yang menderita penyakit lewy body dapat merasakan
sangat naik-turunnya perhatian dan pemikiran. Mereka dapat berlaku
hampir normal dan kemudian menjadi sangat kebingungan dalam waktu
yang pendek saja. Halusinasi visual (melihat hal-hal yang tidak ada) juga
merupakan gejala yang umum.
4. Demensia frontotemporalmenyangkut kerusakan yang berangsur-angsur
pada bagian depan (frontal) dan/atau temporal dari lobus (cuping) otak.
Gejala-gejalanya sering muncul ketika orang berusia 50-an, 60-an dan
kadang-kadang lebih awal dari itu.

8
KASUS

Ny.G usia 66 Tahun diantar oleh cucunya di rumah sakit dengan keluhan
sering lupa cara menggunakan benda biasa dan sederhana, suasana hati dan
keperibadian sering berubah, daya ingat menurun dan membuat keputusan yang
buruk. penyakit yang di derita oleh ny. G sudah terjadi 2 tahun terakhir.
berdasarkan riwayat keluarga, hal ini pernah terjadi pada keluarga sebelum ny. G.
Klien sudah tidak bisa merawat dirinya (makan, minum, berpakaian, dan
kebersihannya). pada saat di lakukan komunikasi sudah tidak jelas. saat di lakukan
TTV di dapatkan TD : 140/90 mmHg, RR : 20x/menit, N : 88x/menit.

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

nama : Ny. G

Umur : 66 tahun

jenis kelamin : Perempuan

2. Klasifikasi Data

DS:

 Keluarga klien mengatakan sering lupa


 keluarga klien mengatakan suasana hati dan kepribadian sering berubah
 keluarga klien mengatakan daya ingat menurun dan membuat keputusan
yang buruk
 keluarga klien mengatakan tidak bisa makan.
 keluarga klien mengatakan tidak bisa minum
 keluarga klien mengatakan tidak bisa berpakaian.
 keluarga klien mengatakan tidak bisa menjaga kebersihannya.

9
DO:

 Klien nampak komunikasinya sudah tidak jelas


 TTV:
TD : 140/90 mmHg
RR : 20x/menit
N : 88X/menit

3. Analisa Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O
1. DS: demensia Konfusif kronik
 Keluarga klien
mengatakan sering
lupa
 keluarga klien
mengatakan suasana
hati dan kepribadian
sering berubah
 keluarga klien
mengatakan daya
ingat menurun dan
membuat keputusan
yang buruk
 keluarga klien
mengatakan tidak
bisa minum
 keluarga klien
mengatakan tidak
bisa berpakaian.
 keluarga klien
mengatakan tidak

10
bisa menjaga
kebersihannya.
DO:
 Klien nampak
komunikasinya
sudah tidak jelas
Ds:
 keluarga klien
mengatakan tidak
Gangguan fungsi Defisit perawatan
bisa makan.
kognitif diri: makan
 keluarga klien
mengatakan tidak
bisa minum.
Ds:
 keluarga klien Gangguan fungsi Defisit perawatan
mengatakan tidak kognitif diri: berpakaian
bisa berpakaian.
Ds:
 keluarga klien
Gangguan fungsi Defisit perawatan
mengatakan tidak
kognitif diri: mandi
bisa menjaga
kebersihan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konfusi Kronik Berhubungan Dengan Demensia


2. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan Gangguan fungsi
kognitif
3. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan Gangguan fungsi
kognitif
4. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan Gangguan fungsi kognitif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

11
No DX. KEP NOC NIC
.
1. Konfusi Kronik Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen
Berhubungan selama 2 x 24 Jam diharapkan demensia
Dengan klien membaik.  Identifikasi pola
Demensia Kriteria Hasil : pola perilaku biasa
Tingkat Demensia untuk kegiatan
Indicator awal tengah seperti tidur,
Perubahan penggunaan obat,
Tingkat 1 3 eliminasi, dan
Kesadaran asupan makan.
 Monitor fungsi
kognitif
menggunakan alat
pengkajian yang
terstandar
 Berikan perawatan
yang tidak asing
bagi pasien
 Pilih aktivitas
kelompok dan
aktivitas satu lawan
satu yang di
arahkan pada
kemampuan
kognitif dan minat
pasien

2. Latihan Memori
 Stimulasi ingatan
dengan cara
mengulangi

12
pemikiran pasien
 Kenangkan
kembali mengenai
pengalaman pasien
dengan cara yang
tepat
 Implementasikan
teknik mengingat
yang tepat,
misalnya Visual
imagery
 Berikan
kesempatan untuk
berkonsentrasi,
misalnya bermain
kartu dengan
berpasangan
 Dukung pasien
untuk
berpartisipasi
dalam program
kelompok latihan
mengingat
 Monitor perubahan
perubahan dalam
latihan mengingat
Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Bantuan perawatan
2.
perawatan diri: selama 2 x 24 Jam diharapkan diri : makan
makan perawatan diri klien membaik.  Monitor
berhubungan Kriteria Hasil : kemampuan
dengan Perawatan Diri : Makan pasien untuk

13
Gangguan Indicator awal tengah menelan
fungsi kognitif Menghabiskan  Posisikan pasien
3 5
makanan dalam posisi
makan yang
nyaman
 Berikan sedotan
minuman sesuai
kebutuhan
 Sediakan makanan
dan minuman yang
disukai
 Monitor berat
badan pasien
dengan tepat
3. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Berpakaian
perawatan diri: selama 2 x 24 Jam diharapkan  Monitor
berpakaian perawatan diri klien membaik. kemampuan
berhubungan Kriteria Hasil : pasien untuk
dengan Perawatan Diri : Berpakaian berpakaian sendiri
Gangguan Indicator awal tengah  Identifikasi area
fungsi kognitif Memakai mana pasien
3 5
pakaian membutuhkan
bantuan dalam
berpakaian
 Pakaikan pakaian
yang tidak ketat
 Berikan bantuan
sampai pasien
sepenuhnya
mampu berpakaian
sendiri

14
4. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Bantuan perawatan
perawatan diri: selama 2 x 24 Jam diharapkan diri : Mandi
mandi perawatan diri klien membaik.  Pertimbangkan
berhubungan Kriteria Hasil : budaya pasien saat
dengan Perawatan Diri : Mandi mempromosikan
Gangguan Indicato awal tengah aktivitas
fungsi kognitif r perawatan diri
Mandi  Letakan handuk,
dengan 3 5 sabun, deodoran,
bersiram sikat gigi dan alat
bercukur
 Fasilitasi pasien
untuk menggosok
gigi dengan tepat
 Fasilitasi pasien
untuk mandi
sendiri dengan
tepat
 Monitor
kebersihan kuku
 Dukung orang
tua/keluarga untuk
berpartisipasi
 Berikan bantuan
sampai pasien
benar benar
mampu merawat
diri sendiri

15

Anda mungkin juga menyukai