Anda di halaman 1dari 27

ASKEP CANCER OVARIUM

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab

pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening

awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti.

Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak

(Digiulio,2014).

Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan

berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih

banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor sel epitel

lebih banyak pada wanita usia > 50 tahhun (Manuaba, 2013).

(http://kistaandkanker.blogspot.com/2017/01/kanker-ovarium-berawal-

dari-kista.html?m=1)

2. Etiologi

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori

yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

1
Faktor lingkungan

Insidens kanker ovarium tinggi pada negara-negara industri.Penyakit ini tidak ada

hubungannya dengan obesitas,minum alkohol,merokok,maupun minum kopi.Juga

tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talkum ataupun intake lemak

berlebihan

Faktor reproduksi

Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan meningkatnya

resiko timbulnya kanker ovarium.Hal ini dikaitkan dengan pertumbuhan aktif

permukaan ovarium setelah ovulasi.Induksi silkus ovulasi mempergunakan

klomifen sitrat meningkatkan risiko 2 sampai 3 kali .kondisi ini menyebabkan

turunnya siklus ovulasi menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian KB

menrunkan riiko sampai 50% bila pil dipergunakan 5 tahun atau lebih

,multiparitas,dan riwayat pemberian susu ibu termasuk menurunkan resiko kanker

ovarium.

Faktor genetik

5%-10% penyakit ini karena faktor keturunan (ditemukan di keluarga sekurang-

kurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium )

Ada 3 jenis kanker ovarium yang diturunkan,yakni :

 Kanker ovarium site spesific familial

 Sindrom kanker payudara-ovarium ,yang di sebabkan oleh stimulasi dari

gen BRCA 1 dan berisiko sepanjang hidup (lifetime)sampai 85% timbul

kanker payudara dan risiko lifetime sampai 50% timbulnya kanker

ovarium pada kelompok tertentu.Walaupun mastektomi profilaksis

2
kemunkinan menurunkan risiko ,tetapi persentase kepastian belum

diketahui .Ooforektomis profilaksis mengurangi risiko sampai 2%.

 Sindroma kanker Lynch tipe II ,di mana beberapa anggota keluarga dapat

timbul berbagai jenis kanker ,termasuk kanker kolorektal

nonpoliposis,endometrium,dan ovarium.

(Prawirohardjo (2014)

3. Klasifikasi Histologi Kanker Ovarium

Menurut Price & Wilson (2012), kanker ovarium belum ada

keseragamannya, namun belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti. Kanker

ovarium dibagi dalam 3 kelompok besar sesuai dengan jaringan asal tumor yaitu

sebagai berikut.

1) Tumor-tumor Epiteliel

Tumor-tumor epiteliel menyebabkan 60 % dari semua neoplasma ovarium yang

diklarifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas, dan ganas. Keganasan

epitel yang paling sering adalah adenomakarsinoma serosa

2) Tumor Stroma Gonad

Tumor ovarium stroma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang

memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan.

3) Tumor-tumor Sel Germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor

germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel

germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal  

3
4.Klasifikasi Stadium Kanker Ovarium

Menurut Prawirohardjo (2014), Klasifikasi stadium menurut FIGO (Federation


International de Gynecologis Obstetrics)(1988)

Stadium FIGO Kategori

Stadium I Tumor terbatas pada ovarium


Ia Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada

tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel kanker

pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum


Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak

terdapat tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel

kanker pada cairan asites atau bilasan peritoneum


Ic Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan satu

dari tanda-tanda sebagai berikut : kapsul pecah, tumor

pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif pada

cairan asites atau bilasan peritoneum


Stadium II Tumor mengenai sat ata du ovariu denga

perluasan ke pelvis u u a m n
Iia Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopii. Tidak

ada sel kanker di cairan asites atau bilasan peritoneum


Iib Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker

di cairan asites atau bilasan peritoneum


Iic Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker positif

pada cairan asites atau bilasan peritoneum

4
III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan

metastasis ke peritoneum yang dipastikan secara

mikroskopik di luar pelvis atau metastasis ke kelenjer

getah bening regional

Derajat keganasan kanker ovarium

1.     Derajat 1 : differensiasi baik

2.     Derajat 2 : differensiasi sedang

3.     Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan

lebih baik.

5. Tanda & Gejala

Tanda dan keluhan kanker ovarium

Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium sebagai

berikut.

1) Perut membesar/merasa adanya tekanan

2) Dispareunia

3) Berat badan meningkat karena adanya massa/asites

Menurut Brunner (2015), tanda dan gejala kanker ovarium yaitu :

1) Peningkatan lingkar abdomen

2) Tekanan panggul

5
3) Kembung

4) Nyeri punggung

5) Konstipasi

6) Nyeri abdomen

7) Urgensi kemih

8) Dispepsia

9) Perdarahan abnormal

10) Flatulens

11) Peningkatan ukuran pinggang

12) Nyeri tungkai

 6. Patofisiologi Kanker Ovarium

Penyebab pasti kanker ovarium tidak ketahui namun multifaktoral. Resiko

berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan faktor lingkungan, reproduksi

dan genetik. Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium

epiteliel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi

di industri barat. Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam

lingkungan, tidak hamil dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua

itu di anggap mungkin menyebabkan kanker.

Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat

mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau

lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gen-gen

6
supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan

penting pada beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan

autosomal dengan variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang

terdapat penderita kanker ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang

perempuan memiliki 50 % kesempatan untuk menderita kanker ovarium.

Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker ovarium

dikelompokkan dalam tiga kategori besar ; (1) tumor-tumor epiteliel ;(2) tumor

stroma gonad ;dan (3) tumor-tumor sel germinal. Keganasan epiteliel yang paling

sering adalah adenomakarsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai

berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium.

Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan

dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal

sehingga implantasi dan pertumbuhan. Keganasan

selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfasik yang

disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas.

Semua kelenjer pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena.

Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul

tanpa gejala atau tanda spesifik.

Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada

7
pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal, seperti rasa

penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada beberapa

perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia

endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilkan

testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen

dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, ruptur, atau torsi

ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan

pelvis rutin.

Pada perempuan pramenopause, kebanyakan massa adneksa yang teraba bukanlah

keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau folikular. Kista fungsional

ini akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada perempuan

menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun, disarankan

untuk evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah. Walaupun

laparatomi adalaha prosedur primer yang digunakan untuk menentukan diagnosis,

cara-cara kurang invasif, )misal CT-Scan, sonografi abdomen dan pelvis) sering

dapat membantu menentukan stadium dan luasnya penyebaran.

Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad ; 2

% dari jumlah ini menjadi keganasan ovarium. WHO (World Health

Organization), mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan

subbagian yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 %

8
hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium berkembang dari

bagian kista dermoid. Eksisi bedah adalah pengobatan primer untuk semua tumor

ovarium, dengan tindak lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila

ganas.

7.WOC Kanker ovarium

9
Sumber : (Dewi,Rika Syubri.2017. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

KANKER OVARIUM DI RUANG GINEKOLOGI IRNA KEBIDANAN DAN

10
ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.)

Prawirohardjo (2014), Williams & Wilkins (2014), Digiulio (2014), dan Price &

Wilson (2012)

8. Respon Tubuh terhadap Fisiologis

1) Sistem gastrointestinal

Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi ke

organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan

lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,

kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap makanan

2) Sistem perkemihan

Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah

satunya ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada pelvis

sehingga terjadi gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil atau

urgensi kemih

3) Sistem endokrin

Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang

semakin membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir

racun di hati terjadi penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh

sehingga sistem imun tubuh menurun sehingga menimbulkan gejala kelelahan.

(Reeder, dkk. 2013)

9. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Ovarium

11
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila

pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas

(kanker ovarium). Pemeriksaan diagnostik menurut Brunner (2015), sebagai

berikut.

1) Ultrasonografi transvagina dan pemeriksaan antigen CA-125 sangat

bermanfaat untuk wanita yang beresiko tinggi

2) Pemeriksaan praoperasi dapat mencakup enema barium atau kolonoskopi,

serangkaian pemeriksaan GI atas, MRI, foto ronsen dada, urografi IV, dan

pemindaian CT.Scan.

10. Penatalaksanaan Kanker Ovarium

Menurut Reeder, dkk (2013), asuhan keperawatan terdiri atas pendidikan

kesehatan, dukungan fisik dan emosi selama prosedur tindakan, dan dukungan

emosi untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan. Selama hospitalisasi, perawat

melakukan pemantauan fisiologis dan prosedur teknis, serta memberikan tindakan

kenyamanan. Perawat memberikan dukungan untuk membantu keluarga

berkoping dan menyesuaikan diri, memberi kesempatan untuk menceritakan dan

mengatasi rasa takut, serta membantu mengoordinasikan sumber dukungan bagi

keluarga dan proses pemulihan. Selama memberi perawatan, perawat membantu

klien dan keluarga untuk mengklarifikasi nilai dan dukungan spritual serta

menemukan kekuatan pribadi untuk digunakan sebagai koping. Wanita dan

keluarga diharapkan mampu melalui fase berduka dan kehilangan saat

12
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.

Apabila pasien menderita penyakit terminal, alternatif asuhan, seperti hospice

care, perawatan di rumah, dan fasilitas asuhan multilevel yang dapat mendukung

kualitas kehidupan dan kematian yang damai mulai digali. Alternatif ini

meningkatkan fungsi selama mungkin, meredakan nyeri, mendorong interaksi

dengan orang yang dcintai, dan memberikan dukungan emosional dan spritual.

B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

13
1. Pengkajian Keperawatan

a. Anamnesis

1) Identitas pasien

meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, tempat

lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, dan pekerjaan orang tua. Keganasan

kanker ovarium sering dijumpai pada usia sebelum menarche atau di atas 45 tahun

(Manuaba, 2010).

2) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan Utama

Biasanya mengalami perdarahan abnormal atau menorrhagia pada wanita usia

subur atau wanita diatas usia 50 tahun / menopause untuk stadium awal

(Hutahaean, 2009). Pada stadium lanjut akan mengalami pembesaran massa yang

disertai asites (Reeder, dkk. 2013).

b) Riwayat kesehatan sekarang menurut Williams (2011) yaitu :

(1) Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan makan atau

merasa cepat kenyang dan gejala perkemihan kemungkinan menetap

(2) Pada stadium lanjut sering berkemih, konstipasi, ketidaknyamanan pelvis,

distensi abdomen, penurunan berat badan dan nyeri pada abdomen.

c) Riwayat kesehatan dahulu

14
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker payudara dan

kanker endometrium (Reeder, dkk. 2013).

d) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker payudara dan kanker

ovarium yang beresiko 50 % (Reeder, dkk. 2013).

e) Riwayat haid/status ginekologi

Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan terjadi gangguan

siklus menstruasi (Hutahaean, 2009).

f) Riwayat obstetri

Biasanya wanita yang tidak memiliki anak karena ketidakseimbangan sistem

hormonal dan wanita yang melahirkan anak pertama di usia > 35 tahun (Padila,

2015).

g) Data keluarga berencana

Biasanya wanita tersebut tidak menggunakan kontrasepsi oral sementara karena

kontrasepsi oral bisa menurunkan risiko ke kanker ovarium yang ganas (Reeder,

dkk. 2013).

h) Data psikologis

15
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa cemas, putus asa,

menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder, dkk. 2013).

i) Data aktivitas/istirahat

Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas dan istirahat

karena mengalami nyeri dan ansietas.

j) Data sirkulasi

Pasien biasanya akan mengalami tekanan darah tinggi karena cemas.

k) Data eliminasi

Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang menekan

pelvis.

l) Data makanan/cairan

Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi kalau dibiarkan

maka akan mengalami pembesaran lingkar abdomen sehingga akan mengalami

gangguan gastrointestinal.

m) Data nyeri/kenyamanan

Pasien biasanya mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis.

n) Pemeriksaan fisik

16
(1) Kesadaran

Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya pasien sadar,

tekanan darah meningkat dan nadi meningkat dan pernafasan dyspnea.

(2) Kepala dan rambut

Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, tidak ada hematom dan

rambut tidak rontok.

(3) Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan tidak ada lesi.

(4) Wajah

Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil +/+, pada

hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, pada mulut dan gigi mukosa tidak

pucat dan tidak ada sariawan.

(5) Leher

Tidak ada pembendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjer tiroid.

(6) Thoraks

Tidak ada pergerakan otot diafragma, gerakan dada simetris.

(7) Paru-paru

17
(a) Inspeksi

Pernapasan dyspnea, tidak ada tarikan dinding dada.

(b) Palpasi

Fremitus kiri dan kanan sama.

(c) Perkusi

Suara ketok sonor, suara tambahan tidak ada.

(d) Auskultasi Vesikuler.

8) Jantung

Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami masalah pada saat

pemeriksaan di jantung

(a) Inspeksi

Umumnya pada saat inspeksi, Ictus cordis tidak terlihat.

(b) Palpasi

Pada pemeriksaan palpasi Ictus cordis teraba.

(c) Perkusi

Pekak.

(d) Auskultasi

Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1 adalah penutupan bersamaan

katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi jantung S2 adalah penutupan katup aorta dan

pulmanalis secara bersamaan.

9) Payudara/mamae

18
Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi, papila mamae menonjol,

dan tidak ada pembengkakan.

10) Abdomen

(a) Inspeksi

Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa, sedangkan

pada stadium lanjut kanker ovarium, akan terlihat adanya asites dan perbesaran

massa di abdomen

(b) Palpasi

Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran massa, sedangkan

pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba akan terasa seperti karet atau batu

massa di abdomen

(c) Perkusi

Hasilnya suara hipertympani karena adanya massa atau asites yang telah

bermetastase ke organ lain

(d) Auskultasi

Bising usus normal yaitu 5- 30 kali/menit

11) Genitalia

Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat hiperplasia dan

hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada stasium lanjut akan dijumpai

tidak ada haid lagi.

12) Ekstremitas

19
Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik. Pada stadium lanjut

akan ditandai dengan kaki udema.

(Reeder, dkk. 2013).

o) Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium

Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada pasien kanker ovarium

yaitu :

(a) Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang abnormal

(b) Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen karsinoma ovarium,

antigen karsinoembrionik, dan HCG menunjukkan abnormal atau menurun yang

mengarah ke komplikasi.

2) Pencitraan

USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor. Pada stadium

awal tumor berada di ovarium, stadium II sudah menyebar ke rongga panggul,

stadium III sudah menyebar ke abdomen, dan stadium IV sudah menyebar ke

organ lain seperti hati, paru-paru, dan gastrointestinal

3) Prosedur diagnostik

Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada stadium III

kanker ovarium cairan asites positif sel kanker.

4) Pemeriksaan lain

Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi tumor,

dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan stadium berapa kanker

ovarium tersebut.

20
2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

2. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh dan efek

pengobatan(kemoterapi)

4. Risiko disfungsi seksual b.d keganasan

3.Rencana Keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI

Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri :

pencedera fisiologis asuhan 1. Identifikasi lokasi karakteristik,

keperawatan x durasi,frekuensi,kualitas,intensitas

24 jam.Maka nyeri.Identifikasi skala nyeri .

didapatkan 2. Identifikasi rezpon nyeri non

kriteria hasil: verbal

3..indentifikasi faktor yang


Nyeri kronis :
mermperberat dan memperingan
1. Keluhan nyeri
nyeri.
menurun
4. Berikan teknik nonfarmalogis
2. meringis
untuk mengurangi rad nyeri
menurun
misal :teknik imajinasi terbimbing
3. Gelisah
,
menurun
5. kontrol lingkungan yang

21
4. Kesulitan tidur memperberat rada nyeri(misal

menurun :suhu

5. Perasaan takut ruangan,pencahayaan,kebisingan)

mengalami cidera 6.Fasilitasi istirahat dan tidur

berulang menurun 7. Kolaborasi farmakologis


Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Konseling

dengan status kesehatan asuhan Observasi

menurun keperawatan ...x 1.Identifikasi kemampuan dan

24 jam.Maka beri pengetahuan

didapatkan 2.Identifikasi perilaku keluarga

kriteria hasil: yang mempengaruhi pasien

Terpeutik
Tingkat
1.Bina hubungan terapeutik
Pengetahuan
berdasarkan rasa percaya dan
1. Perilaku sesuai
penghargaan
anjuran
2.Berikan empati ,kehangatan dan
meningkat
kejujuran
2.Verbalisasi
3.Tetapkan tujuan dan lama
minat dalam
hubungan konseling
belajar meningkat
Edukasi

3.Kemampuan 1.Anjurkan mengekspresikan

menggambarkan perasaan

pengalaman 2.Anjurkan membuat daftar

sebelumnya alternatif penyelesaian masalah

22
meningkat 3.Anjurkan pengembangan

4.Perilaku sesuai keterampilan baru


4.Anjurkan mengganti kebiasaan
dengan
maladaptif dengan adaptif
pengetahuan
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Promosi citra tubuh

b.d perubahan fungsi asuhan 1.identifikasi harapan citra tubuh

tubuh dan efek keperawatan ...x berdasarkan tahap perkembangan

pengobatan(kemoterapi) 24 jam.Maka 2.identifikasi budaya,agama,jenis

didapatkan kriteria kelamin dan umur terkait citra

hasil: tubuh,identifikasi perubahan citra

tubuh yang mengakibatkan isolasi


1.citra tubuh
sosial .
Verbalisasi
3.monitor frekuensi pernyataan
perasaan negatif
kritik terhadap diri sendiri .
tentang perubahan

tubuh menurun. 4.monitor apakah pasien bisa

melihatbagian tubuh yang


2.Verbalisasi
berubah .
kekhawatiran pada
5.diskusikan perbedaan
penolakan/reaksi
penampilan fisik trhadap harga
orang lain
diri.
menurun.
6.Jelaskan kepada keluarga
3.Verbalisasi
tentang perawatan citra tubuh
perubahan gaya

hidup menurun.

23
Menyembunyikan

bagian tubuh

berlebihan

menurun .

4.Menunjukkan

bagian tubuh

berlebihan

menurun

5.Fokus pada

bagian tubuh

menurun.

6.Melihat bagian

tubuh membaik

7.Menyentuh

bagian tubuh

membaik

8.verbalisasi

kecacatan bagian

tubuh membaik

9.Bagian tubuh

membaik

10.Respon

24
nonverbal pada

perubahan tubuh

membaik .

Risiko disfungsi seksual Setelah dilakukan Edukasi seksualitas

b.d keganasan asuhan Observasi

keperawatan ...x24 1.identifikasi kesiapan dan

jam.maka di kemampuan menerima informasi

dapatkan kriteria Terapeutik

hasil: 1.sediakan materi dan media

Fungsi seksual penkes

1.kepuasan 2.jadwalkan penkes sesuai

hubungan seksual kesepakatan

meningkat 3.berikan kesempatan untuk

2.verbalisasi bertanya

aktivitas menurun 4.fasilitasi kesadaran keluarga

3.seksual berubah Edukasi

menurun 1.jeleskan anatomi dan fisiologi

4.verbalisasu sistem reproduksi wanita dan pria

peran seksual 2.jelaskan perkembangan

berubah menurun seksualitas

5.keluhan nyeri

saat berhubungan

seksual menurun

25
(sumber:Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.SDKI.DPP PPNI: JakartaSelatan, Tim

Pokja SLKI DPP PPNI.2019.SLKI.DPP PPNI: JakartaSelatan, Tim Pokja SIKI

DPP PPNI.2019.SLKI.DPP PPNI: JakartaSelatan)

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Chandranita Manuaba, Ida, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit

Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.

Brunner. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 12. Jakarta

: EGC.

Dewi,Rika Syubri.2017.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Ovarium di

26
Ruang Ginekologi IRNA Kebidanan dan Anak RSUP DR.MDJAMIL

PADANG.

Digiulio, Mary, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha

Publishing.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Price & Wilson. 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.

Jakarta : EGC

Reeder, Martin & Koniak-Griffin. 2013. Keperawatan Maternitas Vol edisi 18.

Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.SDKI.DPP PPNI: JakartaSelatan

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019.SLKI.DPP PPNI: JakartaSelatan

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2019.SLKI.DPP PPNI: JakartaSelatan

http://kistaandkanker.blogspot.com/2017/01/kanker-ovarium-berawal-dari-

kista.html?m=1

27

Anda mungkin juga menyukai