PLASENTA PREVIA
A. Definisi
Plasenta previa adalah berimplantasi di bawah uterus, dekat dengan
ostium serviks. Derajat plasenta menutupi ostium serviks menyebabkan
tiga kalsifikasi yang berbeda.
a. Plasenta previa totalis terjadi bila plasenta menutupi seluruh ostium
interna.
b. Plasenta previa parsialis terjadi bila plasenta menutupi sebagian
ostium interna.
c. Plasenta previa letak rendah atau implantasi rendah terjadi bila
batas plasenta mencapai batas ostium interna.
Insiden plasenta previa adalah tiga sampai enam per 1000 ke-lahiran.
B. Etiologi
Faktor-faktor predisposisi meliputi:
1. Multiparitas (80% klien yang menderita adalah multipira)
2. Usia ibu lanjut (lebih dari 35 tahun pada 33% kasus)
3. Kehamilan multiple
4. Riwayat kelahiran sesar sebelumnya
5. Insisi uterus
6. Riwayat plasenta previa sebelumnya (insidennya adalah 12 kali
lebih besar pada wanita dengan Riwayat plasenta previa
sebelumnya).
7.
C. Patofisiologi
Proses patologis tampaknya berhubungan dengan kondisi-kondisi
yang mengubah fungsi normal desidua uterus dan vaskularisasinya.
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa umumnya
terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih
mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan,
segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks mulai membuka.
Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri interna
atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen bawah rahim
dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan robekan plasenta pada
tempat perlekatannya. Pendarahan yang terjadi akibat robekan vili plasenta
dari dinding uterus karena kontraksi dan dilatasi segmen bawah uterus.
Darah yang berwarna merah segar, sumber perdarahan dari plasenta previa
ini ialah sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding
uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannnya
tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah
uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan tersebut, tidak sama
dengan serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III pada
plasenta yang letaknya normal. Semakin rendah letak plasenta, maka
semakin dini perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada
plasenta previa totalis akan terjadi lebih persalinan mulai.
D. Manisfestasi klinis
a. Abdomen lembek, tidak keras relaksasi, di anatara kontraksi, jika
ada.
b. DJJ stabil dan dalam batas normal.
c. Perdarahan biasanya terjadi diatas akhir trimester kedua.
d. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti
sendiri.
e. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab yang jelas
setelah beberapa waktu kemudian.
f. Dan saat perdarahan berulang biasanya perdarahan yang terjadi
lebih banyak dan bahkan sampai mengalir.
g. Karena letak plasenta pada plasenta previa berada pada bagian
bawah, maka pada palpasi abdomen sering teraba bagian terbawah
janin masih tinggi diatas simfisis dengan letak janin tidak dalam
letak memanjang.
h. Pada plasenta previa ini tidak ditemui nyeri maupun tegang pada
perut ibu saat dilakukan palpasi.
i. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
E. Penatalaksanaan
Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur,
penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis
servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis
dilakukan secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti. Penanganan pasif pada kasus kehamilan preterm dengan
perdarahan sedikit kemudian berhenti di maksudkan dapat
memberikan kesempatan pada janin untuk tetap tumbuh dan
berkembang dalam kandungan sampai janin matur. Dengan
demikian angka kesakitan dan kematian neonatal karena kasus
preterm dapat ditekan.
b. Belum ada tanda-tanda in partu. Menunda tindakan pengakhiran
2) Terapi aktif
a. Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea
adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin
meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini
tetap dilakukan.
b. Melahirkan pervaginam
A. pengkajian
I. Identitas klien
Nama : Ny.N
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Dx : plasenta previa
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
klien mengeluh keluar darah merah segar dari jalan lahir
sedikit demi sedikit tetapi terus menerus sejak tadi pagi.
2. Riwayat sekarang
Keluarnya darah tidak disertai nyeri.
HR:100X/menit
RR:24X/menit Sinus uterus terobek
2. TFU : 30 cm
3. DJJ : 144x/menit Ketidakmampuan
serabut otot segmen
4. HB : dalam batas bawah uterus
normal.
5. USG menunjukan : Perderahan hebat
penutupan Ostium Uteri
Internum, presentasi Kurangnya volume
kepala namun belum cairan
masuk PAP
DO :
tentang efek perdarahan
TTV
dan menejemennya
TD:100/70 mmHg
HR:100X/menit
RR:24X/menit Ansietas
1. Kurangnya volume cairan b.d prdarahan hebat.
C. Intervensi