Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR MAMAE

A. Defenisi
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel–sel yang abnormal yang
mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae
(Junaedi, Iskandar 2007). 
Tumor mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae di
mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).
B. Etiologi
Menurut Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae belum
diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker mammae.
4. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat mening katkan
resiko terjadinya tumor mammae.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dib andingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
C. Manifestasi
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan
danrefraksi pada areola mammae
4. Edema (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer
padahalibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
D. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.
Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sel ke organ-organ
yang jauh di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama
dalam intinya hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu: (Price, Sylvia Anderson,
2004)
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan
di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di
payudara
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran
selke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa.
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.
E. Pathway

Genetik, gang hormonal; 
estrogen,makanan
berkarsinogen, dll

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel
epitel payudara yg
abnormal

Maligna

Tumor mamae

pembedahan Hospitalisasi

Terputusnya jaringan
Krisis situasi

Stimulasi saraf nyeri


Stress psikologi

Sensasi nyeri ke SSP

Perasaantakut, kawatir
Hipotalamus

Saraf motorik
Ansietas

Nyeri dipersepsikan

Nyeri Akut
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma)
e. Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang keluar
spontandari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2. Tes Diagnostik
a. Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
b. Mammografi
memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi tumor
yang terjadi pada tahap awal
c. Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaansitologik.
d. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengancara pengambilan massa.
G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh
payudara yang terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker
payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang 
iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
denga nmenggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih terisisa di payudara tindakan ini mempunyai efek kurang
baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit
disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh
selkanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker
yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaru hobat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen,oleh
karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat
laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi
antiestrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
kanker pada payudara.
H. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di mammaenya. Untuk pencegahan awal dapat dilakukan sendiri sebaiknya
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi sebelum menstruasi, mammae
agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah
sebagai berikut:
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada mammae.
Biasanya kedua mammae tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada
ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau
puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau
darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua mammae.
3. Bungkukkan badan hingga mammae tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah mammae kiri dengan telapak jari-
jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada mammae kemudian periksa
juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal 14
dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini
penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
Lakukan hal yang sama untuk mammae dan ketiak kanan.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisilogis (tindakan operasi)
2. kerusakan integritas kulit b/d penurunan sirkulasi
3. ntoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
4. Risiko infeksi
J. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
2) Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
3) Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
5) Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : Biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
9) Hepar : Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
e. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada mammaenya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
1) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
2) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
3) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
4) Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
5) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
6) Persepsi dan Konsep Diri
Mammae merupakan alat vital bagi wanita kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
7) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
8) Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
9) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan dan
keputus asaan.
10) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker .Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer


Kusuma Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan
NANDA NIC NOC. Penerbit Mediaction
Price, Sylvia Anderson, .2004. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai