Anda di halaman 1dari 18

PL LAPORAN PENDAHULUAN

STT THORAX PORTERIOR

O
L
E
H
OKTOPINCE : MOTE
NIM PO : 7120421058

POLITEKKES KEMENKES KESEHATAN JAYAPURA PRODI D III


KEPERAWATAN NABIRE TAHUN AKADEMIK, 2022/2023
A. PENGERTIAN

Soft Tissue Tumor (STT) Adalah Benjolan Atau Pembengkakan Yang


Abnormal Yang Disebabkan Oleh Neoplasma Dan Non-Neoplasma
( Smeltzer, 2002 ).

STT Adalah Pertumbuhan Sel Baru, Abnormal, Progresif, Dimana Sel Selnya
Tidak Tumbuh Seperti Kanker (Price, 2006).

Jadi Kesimpulannya, STT Adalah Suatu Benjolan Atau Pembengkakan Yang


Abnormal Didalam Tubuh Yang Disebabkan Oleh Neoplasma Yang Terletak
Antara Kulit Dan Tulang

B. ETIOLOGI
1. Kondisi Genetik
Ada Bukti Tertentu Pembentuk Gen Dan Mutasi Gen Adalah Faktor
Predisposisi Untuk Beberapa Tumaoi Jarinan Lunak. Dalam Daftar
Laporan Gen Yang Abnormal, Bahwa Gen Memiliki Peran Penting
Dalam Menentukan Diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme Yang Patogenik Adalah Munculnya Mutasi Gen Radiasi-
Induksi Yang Mendorong Transformasi Neoplastik.
3. Infeksi
Infeksi Firus Epstein-Bar Bagi Orang Yang Memiliki Kekebalan
Tubuh Yang Lemah Ini Juga Akan Meningkatkan Kemungkinan
Terkenanya Stt.
4. Trauma
Hubungan Antara Trauma Dengan Stt Mungkin Hanya Kebetulan Saja.
Trauma Mungkin Menarik Perhatian Medis Ke Pra-Luka Yang Ada.
C. MENINIFESTASI KLINIS

Tanda Dan Gejala Stt Tidak Spesifik. Tergantung Dimana Letak Tumor Atau
Benjolan Tersebut Berada. Awal Mulanya Gejala Berupa Adanya Suatu
Benjolan Dibawah Kulit Yang Tidak Terasa Sakit. Hanya Sedikit Penderita
Yang Merasakan Sakit Yang Biasanya Terjadi Akibat Perdarahan Atau
Nekrosis Dalam Tumor, Dan Bisa Juga Karena Adanya Penekanan Pada
Saraf – Saraf Tepi.

Tumor Jinak Jaringan Lunak Biasanya Tumbuh Lambat, Tidak Cepat


Membesar, Bila Dirabaterasa Lunak Dan Bila Tumor Digerakan Relatif
Masih Mudah Digerakan Dari Jaringan Di Sekitarnyadan Tidak Pernah
Menyebar Ke Tempat Jauh.

Pada Tahap Awal, Stt Biasanya Tidak Menimbulkan Gejala Karena Jaringan
Lunak Yang Relatif Elastis, Tumor Atau Benjolan Tersebut Dapat Bertambah
Besar, Mendorong Jaringan Normal. Kadang Gejala Pertama Penderita
Merasa Nyeri Atau Bengkak.

D.PATOFISIOLOGI
Pada Umumnya Tumor-Tumor Jaringan Lunak Atau Soft Tissue Tumors (Stt)
Adalah Proliferassi Jaringan Mesenkimal Yang Terjadi Dijaringan
Nonepitelial Ekstraskeletal Tubuh.
Dapat Timbul Di Tempat Di Mana Saja, Meskipun Kira-Kira 40% Terjadi Di
Ekstermitas Bawah, Terutamadaerah Paha, 20% Di Ekstermitas Atas, 10% Di
Kepala Dan Leher, Dan 30% Di Badan. Tumor Jaringan Lunak Tumbuh
Centripetally, Meskipun Beberapa Tumor Jinak, Sepertiserabut Luka. Setelah
Tumor Mencapai Batas Anatomis Dari Tempatnya, Maka Tumor
Membesar Melewati Batas Sampai Ke Struktur Neurovascular. Tumor
Jaringan Lunak Timbul Di Lokasi Sepertilekukan-Lekukan Tubuh.
Proses Alami Dari Kebanyakan Tumor Ganas Dapat Dibagi Atas 4 Fase
Yaitu :
1. Perubahan Ganas Pada Sel-Sel Target, Disebut Sebagai Transformasi
2. Pertumbuhan Dari Sel-Sel Transformasi.
3. Invasi Lokal.
4. Metastasis Jauh
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
a. Bedah
Mungkin Cara Ini Sangat Beresiko. Akan Tetapi, Para Ahli Bedah
Mencapai Angka Keberhasilan Yang Sangat Memuaskan. Tindakan
Bedah Ini Bertujuan Untuk Mengangkat Tumor Atau Benjolan Tersebut.
b. Kemoterapi
Metode Ini Melakukan Keperawatan Penyakit Dengan Menggunakan
Zat Kimia Untuk Membunuh Sel Sel Tumor Tersebut. Keperawatan Ini
Berfungsi Untuk Menghambat Pertumbuhan Kerja Sel Tumor.
Pada Saat Sekarang, Sebagian Besar Penyakit Yang Berhubungan
Dengan Tumor Dan Kanker Dirawat Menggunakan Cara Kemoterapi
Ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi Radiasi Adalah Terapi Yang Menggunakan Radiasi Yang
Bersumber Dari Radioaktif. Kadang Radiasi Yang Diterima
Merupankan Terapi Tunggal. Tapi Terkadang Dikombinasikan Dengan
Kemoterapi Dan Juga Operasi Pembedahan.
2. Penatalaksanaan Keperawaatan
a. Perhatikan Kebersihan Luka Pada Pasien
b. Perawatan Luka Pada Pasien
c. Pemberian Obat
d. Amati Ada Atau Tidaknya Komplikasi Atau Potensial Yang Akan
Terjadi Setelah Dilakukan Operasi.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata : Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Pengkajian Fisik
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan X-ray
X-Ray Untuk Membantu Pemahaman Lebih Lanjut Tentang Berbagai

Tumor Jaringan Lunak, Transparansi Serta Hubungannya Dengan


Tulang Yang Berdekatan. Jika Batasnya Jelas, Sering Didiagnosa
Sebagai Tumor Jinak, Namun Batas Yang Jelastetapi Melihat
Kalsifikasi, Dapat Didiagnosa Sebagai Tumor Ganas Jaringan Lunak,
Situasi Terjadi Di Sarkoma Sinovial, Rhabdomyosarcoma, Dan
Lainnya.
2. Pemeriksaan USG
Metode Ini Dapat Memeriksa Ukuran Tumor, Gema Perbatasan
Amplop Dan Tumor Jaringan Internal, Dan Oleh Karena Itu Bisa
Untuk Membedakan Antara Jinak Atau Ganas. Tumor Ganas Jaringan
Lunak Tubuh Yang Agak Tidak Jelas, Gema Samar-Samar, Seperti
Sarkoma Otot Lurik, Myosarcoma Sinovial, Sel Tumor Ganas Berserat
Histiocytoma Seperti. Usg Dapat Membimbing Untuk Tumor
Mendalami Sitologi Aspirasi Akupunktur.
3. CT scan
CT Memiliki Kerapatan Resolusi Dan Resolusi Spasial Karakteristik
Tumor Jaringan Lunak Yang Merupakan Metode Umum Untuk
Diagnosa Tumor Jaringan Lunak Dalam Beberapa Tahun Terakhir.
4. Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa Tumor Jinak Jaringan Lunak Dapat Melengkapi
Kekurangan Dari X-Ray Dan CT-Scan, MRI Dapat Melihat Tampilan
Luar Penampang Berbagai Tingkatan Tumor Dari Semua Jangkauan,
Tumor Jaringan Lunak Retroperitoneal, Tumor Panggul Memperluas
Ke Pinggul Atau Paha, Tumor Fossa Poplitea Serta Gambar Yang
Lebih Jelas Dari Tumor Tulang Atau Invasi Sumsum Tulang, Adalah
Untuk Mendasarkan Pengembangan Rencana Pengobatan Yang Lebih
Baik.
5. Pemeriksaan histopatologis
a. Sitologi: Sederhana, Cepat, Metode Pemeriksaan Patologis Yang
Akurat. Dioptimalkan Untuk Situasi Berikut:
b. Ulserasi Tumor Jaringan Lunak, Pap Smear Atau Metode
Pengumpulan Untuk Mendapatkan Sel, Pemeriksaan
Mikroskopik
c. Sarcoma Jaringan Lunak Yang Disebabkan Efusi Pleura, Hanya
Untuk Mengambil Spesimen Segar Harus Segera Konsentrasi
Sedimentasi Sentrifugal, Selanjutnya Smear
d. Tusukan Smear Cocok Untuk Tumor Yang Lebih Besar, Dan
Tumor Yang Mendalam Yang Ditujukan Untuk Radioterapi
Atau Kemoterapi, Metastasis Dan Lesi Rekuren Juga Berlaku.
e. Forsep Biopsi: Jaringan Ulserasi Tumor Lunak, Sitologi Smear
Tidak Dapat Didiagnosis, Lakukan Forsep Biopsi.
f. Memotong Biopsy : Metode Ini Adalah Kebanyakan Untuk
Operasi.
g. Biopsi Eksisi : Berlaku Untuk Tumor Kecil Jaringan Lunak,
Bersama Dengan Bagian Dari Jaringan Normal Di Sekitar
Tumor Reseksi Seluruh Tumor Untuk Pemeriksaan Histologis.
H. PATHWAYS KEPERAWATA
Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma

Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit

Soft Tissue Tumor (STT)

Pre Operasi Post Operasi

Adanya inflamasi Terputusnya kontinuitas


Adanya luka post op
jaringan

Perubahan fisik
Menstimulasi respon
Peradangan
nyeri Tempat masuk
Anatomi kulit pada kulit
mikroorganisme
abnormal

Nyeri
Bercak – Resti infeksi
Kurang
bercak merah
pengetahuan

Kerusakan
integritas
Cemas
kulit

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Op
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

Post Op

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan


2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi
3. Resti infeksi berhubungan dengan luka post operas
J. PERENCANAAN

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Cemas berhubungan a. Anxiety control a. Anxiety reduction
dengan kurang b. Coping (penurunan kecemasan)
pengetahuan tentang - Gunakan pendekatan
penyakit Kriteria Hasil : yang menenangkan
a. Klien mampu R/ meningkatkan bhsp
Ditandai dengan: mengidentifikasi dan - Jelaskan semua
a. Gelisah mengungkapkan gejala prosedur dan apa yang
b. Insomnia cemas dirasakan selama
c. Resah b. Mengidentifikasi, prosedur
d. Ketakutan mengugkapkan dan R/ agar pasien
e. Sedih menunjukkan tehnik untuk mengetahui tujuan dan
f. Fokus pada diri mengontrol cemas prosedur tindakan
g. Kekhawatiran c. Vital sign dalam batas - Temani pasien untuk
normal memberikan
d. Postur tubuh, ekspresi keamanan dan
wajah, bahasa tubuh dan mengurangi takut
tingkat aktivitas R/ mengurangi
menunjukkan kecemasan pasien
berkurangnya kecemasan - Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
R/ membantu
mengungangi tingkat
kecemasan
- Identifikasi tingkat
kecemasan
R/ mengetahui tingkat
kecemasan pasien
- Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
R/membantu pasien
agar lebih tenang
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
R/ membantu pasien
tenang dan nyaman
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
R/ cemas berkurang,
pasien merasa tenang
- Berikan obat
R/untuk mengurangi
kecemasan
2. Nyeri berhubungan a. Pain Level a. Pain Management
dengan terputusnya b. Pain control - Lakukan pengkajian
kontinuitas jaringan c. Comfort level nyeri secara
komprehensif termasuk
Batasan Karakteristik Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik,
: a. Mampu mengontrol nyeri durasi, frekuensi,
a. Laporan secara (tahu penyebab nyeri, kualitas dan faktor
verbal atau mampu menggunakan presipitasi
nonverbal tehnik nonfarmakologi R/ mengetahui tindakan
b. Fakta dari untuk mengurangi nyeri, dan obat yang akan
observasi mencari bantuan) diberikan
c. Posisi antalgik b. Melaporkan bahwa nyeri - Observasi reaksi
(menghindari berkurang dengan nonverbal dari
nyeri) menggunakan manajemen ketidaknyamanan
d. Gerakan
melindungi nyeri R/ mengetahui tingkat
e. Tingkah laku c. Mampu mengenali nyeri nyeri pasien
berhati-hati (skala, intensitas, - Gunakan teknik
f. Muka topeng frekuensi dan tanda nyeri) komunikasi terapeutik
(nyeri) d. Menyatakan rasa nyaman untuk mengetahui
g. Gangguan tidur setelah nyeri berkurang pengalaman nyeri
(mata sayu, e. Tanda vital dalam rentang pasien
tampak capek, normal R/membantu pasien
sulit atau gerakan mengungkapkan
kacau, perasaan nyerinya
menyeringai) - Evaluasi bersama
h. Terfokus pada pasien dan tim
diri sendiri kesehatan lain tentang
i. Fokus menyempit ketidakefektifan
(penurunan kontrol nyeri masa
persepsi waktu, lampau
kerusakan proses R/untuk memberikan
berpikir, intervensi yang tepat
penurunan - Kontrol lingkungan
interaksi dengan yang dapat
orang lain dan mempengaruhi nyeri
lingkungan) seperti suhu ruangan,
j. Tingkah laku pencahayaan dan
distraksi, contoh kebisingan
jalan-jalan, R/membantu
menemui orang mengurangi nyeri
lain dan atau pasien
aktivitas - Kurangi faktor
berulang-ulang presipitasi nyeri
k. Respon autonom R/ mengurangi nyeri
(seperti pasien
berkeringat, - Pilih dan lakukan
perubahan penanganan nyeri
tekanan darah, (farmakologi, non
perubahan nafas, farmakologi dan inter
nadi dan dilatasi personal)
pupil R/ membantu
l. Perubahan mengurangi rasa nyeri
otonom dalam pasien
tonus otot - Kaji tipe dan sumber
(mungkin dalam nyeri untuk
rentang dari menentukan intervensi
lemah ke kaku) R/ memberikan
m. Tingkah laku intervensi yang tepat
ekspresif (contoh - Ajarkan tentang teknik
gelisah, merintih, non farmakologi
menangis, R/mengurangi nyeri
waspada, iritabel, dengan cara
nafas pengobatan non
panjang/berkeluh farmakologis
kesah - Berikan analgetik
n. Perubahan dalam untuk mengurangi
nafsu makan dan nyeri
minum R/ nyeri dapat
berkurang
Faktor Yang - Evaluasi keefektifan
Berhubungan : kontrol nyeri
Agen injury (biologi, R/ nyeri terkontrol
kimia, fisik, - Tingkatkan istirahat
psikologis) R/ menguragi nyeri
b. Analgesic Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
R/ untuk memberikan
intervensi yang tepat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
R/ benar dalam
pemberian obat
- Cek riwayat alergi Pilih
analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
R/ menentukan obat
yang tidak alergi untuk
pasien
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
R/ memberikan obat
yang sesuai dengan
keluhan
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
R/ mengetahui kondisi
pasien
- Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
R/ membantu
mengurangi nyeri

3. Kerusakan integritas Tissue Integrity : Pressure ulcer prevention


kulit berhubungan Skin and Mucous Membranes
dengan adanya luka Wound Healing :primary and a. Wound care
post operasi secondary intention - Anjurkan pasien
untuk menggunakan
Batasan Kriteria Hasil : pakaian yang longgar
karakteristik : a. Integritas kulit yang baik R/ menjaga integritas
a. Gangguan pada bisa dipertahankan kulit pasien
bagian tubuh (sensasi, elastisitas, - Jaga kulit agar tetap
b. Kerusakan lapisa temperatur, hidrasi, bersih dan kering
kulit (dermis) pigmentasi) R/agar kulit tetap
c. Gangguan b. Tidak ada luka/lesi pada lembab
permukaan kulit kulit - Hindari kerutan pada
(epidermis) c. Perfusi jaringan baik tempat tidur
d. Menunjukkan pemahaman R/ menjaga integritas
Faktor yang dalam proses perbaikan kulit tetap baik
berhubungan : kulit dan mencegah - Mobilisasi pasien
terjadinya sedera berulang (ubah posisi pasien)
Eksternal : e. Mampu melindungi kulit setiap dua jam sekali
a. Hipertermia atau dan mempertahankan R/ membantu agar
hipotermia kelembaban kulit dan pasien nyaman
b. Substansi kimia perawatan alami - Monitor kulit akan
c. Kelembaban f. Tidak ada tanda-tanda adanya kemerahan
udara infeksi R/ mengetahui kondisi
d. Faktor mekanik g. Menunjukkan terjadinya integritas kulit
(misalnya : alat proses penyembuhan luka - Oleskan lotion atau
yang dapat minyak/baby oil pada
menimbulkan luka, derah yang tertekan
tekanan, restraint) R/ agar kulit tetap
e. Immobilitas fisik terjaga tidak terjadi
f.Radiasi luka baru
g. Usia yang ekstrim - Monitor aktivitas dan
h. Kelembaban kulit mobilisasi pasien
i.Obat-obatan R/ membantu pasien
agar bisa mobilisasi
Internal : - Monitor status nutrisi
a. Perubahan status pasien
metabolik R/ mengawasi pasien
b. Tulang menonjol agar tidak kekurangan
c. Defisit imunologi nutrisi
- Memandikan pasien
Faktor yang dengan sabun dan air
berhubungan : hangat
a. Gangguan R/mempertahankan
sirkulasi personal higyene
b. Iritasi kimia pasien
(ekskresi dan - Observasi
sekresi tubuh, luka :lokasi, dimensi,
medikasi) kedalaman luka,
c. Defisit karakteristik, warna
cairan,kerusakan cairan, granulasi,
mobilitas fisik, jaringan nekrotik,
keterbatasan tanda-tanda infeksi
pengetahuan, lokal.
faktor mekanik R/ menguragi tanda-
(tekanan, tanda infeksi
gesekan) - Lakukan teknik
kurangnya nutrisi, perawatan luka
radiasi, faktor dengan steril
suhu (suhu yang R/mencegah adanya
ekstrim) infeksi

3. Resti infeksi a. Immune Status a. Infection Control (Kontrol


berhubungan dengan b. Knowledge : Infection infeksi)
luka post operasi control - Bersihkan lingkungan
c. Risk control setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko : lain
a. Prosedur Infasif Kriteria Hasil : R/mengurangi resiko
b. Ketidakcukupan a. Klien bebas dari tanda dan infeksi
pengetahuan gejala infeksi - Pertahankan teknik
untuk b. Mendeskripsikan proses isolasi
menghindari penularan penyakit, factor R/ menurunkan resiko
paparan patogen yang mempengaruhi kontminasi silang
c. Trauma penularan serta - Batasi pengunjung bila
d. Kerusakan penatalaksanaannya, perlu
jaringan dan c. Menunjukkan R/ menurunkan resiko
peningkatan kemampuan untuk infeksi
paparan mencegah timbulnya - Instruksikan pada
lingkungan infeksi pengunjung untuk
e. Ruptur membran d. Jumlah leukosit dalam mencuci tangan saat
amnion batas normal berkunjung dan setelah
f. Agen farmasi e. Menunjukkan perilaku berkunjung
(imunosupresan) hidup sehat meninggalkan pasien
g. Malnutrisi R/ mencegah terjadinya
h. Peningkatan kontaminasi silang
paparan - Gunakan sabun
lingkungan antimikrobia untuk cuci
patogen tangan
i. Imonusupresi R/ mencegah terpajan
j. Ketidakadekuatan pada organisme
imun buatan infeksius
k. Tidak adekuat - Cuci tangan setiap
pertahanan sebelum dan sesudah
sekunder tindakan keperawatan
(penurunan Hb, R/ menurunkan resiko
Leukopenia, infeksi
penekanan respon - Pertahankan lingkungan
inflamasi) aseptik selama
l. Tidak adekuat pemasangan alat
pertahanan tubuh R/ mempertahankan
primer (kulit tidak teknik steril
utuh, trauma - Tingkatkan intake
jaringan, nutrisi
penurunan kerja R/ membantu
silia, cairan tubuh meningkatkan respon
statis, perubahan imun
sekresi pH, - Berikan terapi
perubahan antibiotik bila perlu
peristaltik) R/ mencegah terjadinya
m. Penyakit kronik infeksi
b. Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
- Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
R/mengidentifikasi
keadaan umum pasien
dan luka
- Monitor hitung
granulosit, WBC
R/ mengidentfikasi
adanya infeksi
- Monitor kerentanan
terhadap infeksi
R/ menghindari resiko
infeksi
- Berikan perawatan kulit
pada area epidema
R/ meningkatkan
kesembuhan
- Inspeksi kondisi luka /
insisi bedah
R/mengetahui tingkat
kesembuhan pasien
- Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
R/ membantu
meningkatkan status
pertahanan tubuh
terhadap infeksi
- Ajarkan cara
menghindari infeksi
R/ mempertahankan
teknik aseptik
- Laporkan kultur positif
R/ mengetahui
terjadinya infeksi pada
luka

Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005).Soft Tissue Tumor Dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi 2. Jakarta : Egc
Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008).Soft Tissue Tumors.Fifth Edition. China :
Mosby Elsevier
Manuaba, T.W.( 2010).Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010.
Jakarta : Sagung Seto
Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Egc
Reeves, J.C.(2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia A. (2006).Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : Egc
Nurarif A, H, Dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Jogja
Potter And Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan .Nabire
Penulis Oleh Otopince Mote

Anda mungkin juga menyukai