LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
Nim : 04.16.4361
Kelas : B/KP/III
YOGYAKARTA
2018
A. DEFINISI
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang
disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma ( Smeltzer, 2002 ).
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya tidak
tumbuh
seperti kanker (Price, 2006).
Jadi kesimpulannya, STT adalah Suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal
didalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma yang terletak antara kulit dan tulang
B. ETIOLOGI
1. Kondisi Genetik
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi
untuk beberapa tumor jarinangan lunak. Dalam daftar laporan gen yang
abnormal,gen memiliki peran penting dalam menentukan diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastik.
3. Infeksi
Infeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang
lemah ini
juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
4. Trauma
Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung dimana letak tumor atau
benjolan tersebut berada. Awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit yang
biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena
adanya penekanan pada,saraf saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila
dirabaterasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di
sekitarnyadan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak
yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar, mendorong
jaringan normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau bengkak.
D. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT)
adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial
ekstraskeletal tubuh.
Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas
bawah, terutamadaerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan
30% di badan.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak,
sepertiserabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka
tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan
lunak timbul
di lokasi sepertilekukan-lekukan tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
a. Bedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai
angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan
untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat kimia
untuk membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan kerja sel tumor Pada saat sekarang, sebagian besar
penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker dirawat menggunakan
cara kemoterapi ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber dari
radioaktif. Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tunggal. Tapi
terkadangdikombinasikan dengan kemoterapi dan juga operasi pembedahan.
2. Penatalaksanaan Keperawaatan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan X-ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai
tumorjaringan lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang
berdekatan. Jika batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun
batas yang jelastetapi melihat kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor
ganas jaringan lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma,
dan lainnya.
2. Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan
tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara
jinak atau ganas. tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas,
gema samar-samar, seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor
ganas berserat histiocytoma seperti. USG dapat membimbing untuk tumor
mendalami sitology aspirasi akupunktur.
3. CT scan
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor
jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan
lunak dalam beberapa tahun terakhir.
4. Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari
X-ray dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai
tingkatan tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal,
tumor panggul memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta
gambar yang lebih jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang, adalah
untuk mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik.
5. Pemeriksaan histopatologis
a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat.
Dioptimalkan untuk situasi berikut:
1) Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan
untuk mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik
2) Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk
mengambil spesimen segar harus segera konsentrasi sedimentasi
sentrifugal, selanjutnya smear
3) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang
mendalam yang ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi,
metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
b.Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
didiagnosis, lakukan forsep biopsi.
c. Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.
d. Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan
bagian dari jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk
pemeriksaan histologis.
H. PATHWAY KEPERAWATAN
Pre-operasi Post-op
Adanya inflamasi
Anatomi kulit
Abnorm peradangan
pada kulit
Menstimulasi respon nyeri RESTI
INFEKSI
Adanya bercak
bercak merah
kurang pengetahuan NYERI
KERUSAKAN
Cemas
CEMAS INTEGRITAS KULIT
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Op
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
Post Op
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi
3. Resti infeksi berhubungan dengan luka post operasi
diagnosis, tindakan
prognosis
R/ membantu
mengungangi
tingkat
kecemasan
- Identifikasi tingkat
kecemasan
R/ mengetahui
tingkat
kecemasan pasien
- Bantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
R/membantu pasien
agar lebih tenang
- Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
R/ membantu
pasien
tenang dan nyaman
- Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
R/ cemas
berkurang,
pasien merasa
tenang
- Berikan obat
R/untuk
mengurangi
Kecemasan
Agen injury
(biologi,
kimia, fisik,
psikologis)
- Tingkatkan
istirahat
R/ menguragi nyeri
b. Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
R/ untuk
memberikan
intervensi yang
tepat
- Cek instruksi
dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
R/ benar dalam
pemberian obat
- Cek riwayat alergi
Pilih
analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih
dari
satu
R/ menentukan obat
yang tidak alergi
untuk
pasien
- Tentukan pilihan
analgesik
tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
R/ memberikan obat
yang sesuai dengan
keluhan
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
R/ mengetahui
kondisi
pasien
- Berikan analgesik
tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
R/ membantu
mengurangi nyeri
Pressure ulcer
3. Kerusakan integritas Tissue Integrity : prevention
kulit berhubungan Skin and Mucous a. Wound care
dengan adanya luka Membranes - Anjurkan pasien
post operasi Wound Healing untuk menggunakan
:primary and pakaian yang
Batasan karakteristik secondary intention longgar
: R/ menjaga
a. Gangguan pada Kriteria Hasil : integritas
bagian tubuh a. Integritas kulit kulit pasien
b. Kerusakan lapisa yang baik - Jaga kulit agar
kulit (dermis) bisa dipertahankan tetap
c. Gangguan (sensasi, elastisitas, bersih dan kering
permukaan kulit temperatur, hidrasi, R/agar kulit tetap
(epidermis) pigmentasi) lembab
b. Tidak ada luka/lesi - Hindari kerutan
Faktor yang pada pada
berhubungan : kulit tempat tidur
c. Perfusi jaringan R/ menjaga
Eksternal : baik integritas
a. Hipertermia atau d. Menunjukkan kulit tetap baik
hipotermia pemahaman - Mobilisasi pasien
b. Substansi kimia dalam proses (ubah posisi pasien)
c. Kelembaban perbaikan setiap dua jam
udara kulit dan mencegah sekali
terjadinya sedera R/ membantu agar
Tissue Integrity : berulang pasien nyaman
Skin and Mucous Membranes e. Mampu - Monitor kulit akan
Wound Healing :primary and melindungi kulit adanya kemerahan
secondary intention dan mempertahankan R/ mengetahui
kelembaban kulit dan kondisi
Kriteria Hasil : perawatan alami integritas kulit
a. Integritas kulit yang baik f. Tidak ada tanda-
bisa dipertahankan tanda d. Faktor mekanik
(sensasi, elastisitas, infeksi (misalnya : alat
temperatur, hidrasi, yang dapat
pigmentasi) Pressure ulcer menimbulkan luka,
b. Tidak ada luka/lesi pada prevention tekanan, restraint)
kulit a. Wound care e. Immobilitas fisik
c. Perfusi jaringan baik - Anjurkan pasien f. Radiasi
d. Menunjukkan pemahaman untuk menggunakan g. Usia yang
dalam proses perbaikan pakaian yang longgar ekstrim
kulit dan mencegah R/ menjaga integritas h. Kelembaban kulit
terjadinya sedera berulang kulit pasien i. Obat-obatan
e. Mampu melindungi kulit - Jaga kulit agar tetap
dan mempertahankan bersih dan kering Internal :
kelembaban kulit dan R/agar kulit tetap a. Perubahan status
perawatan alami lembab metabolik
f. Tidak ada tanda-tanda - Hindari kerutan b. Tulang menonjol
infeksi pada c. Defisit imunologi
tempat tidur
Pressure ulcer prevention R/ menjaga integritas Faktor yang
a. Wound care kulit tetap baik berhubungan :
- Anjurkan pasien - Mobilisasi pasien a. Gangguan
untuk menggunakan (ubah posisi pasien) sirkulasi
pakaian yang longgar setiap dua jam sekali b. Iritasi kimia
R/ menjaga integritas R/ membantu agar (ekskresi dan
kulit pasien pasien nyaman sekresi tubuh,
- Jaga kulit agar tetap - Monitor kulit akan medikasi)
bersih dan kering adanya kemerahan c. Defisit
R/agar kulit tetap R/ mengetahui cairan,kerusakan
lembab kondisi mobilitas fisik,
- Hindari kerutan pada integritas kulit keterbatasan
tempat tidur pengetahuan,
R/ menjaga integritas d. Faktor mekanik faktor mekanik
kulit tetap baik (misalnya : alat (tekanan,
- Mobilisasi pasien yang dapat gesekan)
(ubah posisi pasien) menimbulkan luka,
setiap dua jam sekali tekanan, restraint) g. Menunjukkan
R/ membantu agar e. Immobilitas fisik terjadinya
pasien nyaman f. Radiasi proses
- Monitor kulit akan g. Usia yang ekstrim penyembuhan luka
adanya kemerahan h. Kelembaban kulit
R/ mengetahui kondisi i. Obat-obatan - Oleskan lotion
integritas kulit atau
Internal : minyak/baby oil
d. Faktor mekanik a. Perubahan status pada
(misalnya : alat metabolik derah yang tertekan
yang dapat b. Tulang menonjol R/ agar kulit tetap
menimbulkan luka, c. Defisit imunologi terjaga tidak terjadi
tekanan, restraint) luka baru
e. Immobilitas fisik Faktor yang - Monitor aktivitas
f. Radiasi berhubungan : dan
g. Usia yang ekstrim a. Gangguan mobilisasi pasien
h. Kelembaban kulit sirkulasi R/ membantu
i. Obat-obatan b. Iritasi kimia pasien
(ekskresi dan agar bisa mobilisasi
Internal : sekresi tubuh, - Monitor status
a. Perubahan status medikasi) nutrisi
metabolik c. Defisit pasien
b. Tulang menonjol cairan,kerusakan R/ mengawasi
c. Defisit imunologi mobilitas fisik, pasien
keterbatasan agar tidak
Faktor yang pengetahuan, kekurangan
berhubungan : faktor mekanik nutrisi
a. Gangguan (tekanan, - Memandikan
sirkulasi gesekan) pasien
b. Iritasi kimia dengan sabun dan
(ekskresi dan g. Menunjukkan air
sekresi tubuh, terjadinya hangat
medikasi) proses penyembuhan R/mempertahankan
c. Defisit luka personal higyene
cairan,kerusakan pasien
mobilitas fisik, - Observasi luka
keterbatasan :lokasi, dimensi,
pengetahuan, kedalaman luka,
faktor mekanik karakteristik, warna
(tekanan, cairan, granulasi,
gesekan) jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi
g. Menunjukkan terjadinya lokal.
proses penyembuhan luka R/ menguragi
tanda-
- Oleskan lotion atau tanda infeksi
minyak/baby oil pada - Lakukan teknik
derah yang tertekan perawatan luka
R/ agar kulit tetap
terjaga tidak terjadi
luka baru
- Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
R/ membantu pasien
agar bisa mobilisasi
- Monitor status nutrisi
pasien
R/ mengawasi pasien
agar tidak kekurangan
nutrisi
- Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
R/mempertahankan
personal higyene
pasien
- Observasi luka
:lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
karakteristik, warna
cairan, granulasi,
jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi
lokal.
R/ menguragi tanda-
tanda infeksi
- Lakukan teknik
perawatan luka
kurangnya nutrisi,
radiasi, faktor
suhu (suhu yang
ekstrim)
4.
Resti infeksi a. Immune Status a. Infection Control
berhubungan dengan b. Knowledge : (Kontrol
luka post operasi Infection infeksi)
control - Bersihkan
Faktor-faktor resiko : c. Risk control lingkungan
a. Prosedur Infasif setelah dipakai
b. Ketidakcukupan Kriteria Hasil : pasien
pengetahuan a. Klien bebas dari lain
untuk tanda dan R/mengurangi
menghindari gejala infeksi resiko
paparan patogen b. Mendeskripsikan infeksi
c. Trauma proses - Pertahankan
d. Kerusakan penularan penyakit, teknik
jaringan dan factor isolasi
peningkatan yang mempengaruhi R/ menurunkan
paparan penularan serta resiko
lingkungan penatalaksanaannya, kontminasi silang
e. Ruptur membran c. Menunjukkan - Batasi pengunjung
amnion kemampuan untuk bila
f. Agen farmasi mencegah timbulnya perlu
(imunosupresan) infeksi R/ menurunkan
g. Malnutrisi d. Jumlah leukosit resiko
h. Peningkatan dalam infeksi
paparan batas normal - Instruksikan pada
lingkungan e. Menunjukkan pengunjung untuk
patogen perilaku mencuci tangan saat
i. Imonusupresi hidup sehat berkunjung dan
j. Ketidakadekuatan setelah
imun buatan berkunjung
meninggalkan
a. Immune Status pasien
b. Knowledge : Infection R/ mencegah
control terjadinya
c. Risk control kontaminasi silang
- Gunakan sabun
Kriteria Hasil : antimikrobia untuk
a. Klien bebas dari tanda dan cuci
gejala infeksi tangan
b. Mendeskripsikan proses R/ mencegah
penularan penyakit, factor terpajan
yang mempengaruhi pada organisme
penularan serta infeksius
penatalaksanaannya,
c. Menunjukkan k. Tidak adekuat
kemampuan untuk pertahanan
mencegah timbulnya sekunder
infeksi (penurunan Hb,
d. Jumlah leukosit dalam Leukopenia,
batas normal penekanan respon
e. Menunjukkan perilaku inflamasi)
hidup sehat l. Tidak adekuat
pertahanan tubuh
a. Infection Control (Kontrol primer (kulit tidak
infeksi) utuh, trauma
- Bersihkan lingkungan jaringan,
setelah dipakai pasien penurunan kerja
lain silia, cairan tubuh
R/mengurangi resiko statis, perubahan
infeksi sekresi pH,
- Pertahankan teknik perubahan
isolasi peristaltik)
R/ menurunkan resiko m. Penyakit kronik
kontminasi silang
- Batasi pengunjung bila - Cuci tangan setiap
perlu sebelum dan
R/ menurunkan resiko sesudah
infeksi tindakan
- Instruksikan pada keperawatan
pengunjung untuk R/ menurunkan
mencuci tangan saat resiko
berkunjung dan setelah infeksi
berkunjung - Pertahankan
meninggalkan pasien lingkungan
R/ mencegah terjadinya aseptik selama
kontaminasi silang pemasangan alat
- Gunakan sabun R/ mempertahankan
antimikrobia untuk cuci teknik steril
tangan - Tingkatkan intake
R/ mencegah terpajan nutrisi
pada organisme R/ membantu
infeksius meningkatkan
respon
k. Tidak adekuat imun
pertahanan - Berikan terapi
sekunder antibiotik bila perlu
(penurunan Hb, R/ mencegah
Leukopenia, terjadinya
penekanan respon infeksi
inflamasi) b. Infection
l. Tidak adekuat Protection
pertahanan tubuh (proteksi terhadap
primer (kulit tidak infeksi)
utuh, trauma - Monitor tanda dan
jaringan, gejala infeksi
penurunan kerja sistemik
silia, cairan tubuh dan lokal
statis, perubahan R/mengidentifikasi
sekresi pH, keadaan umum
perubahan pasien
peristaltik) dan luka
m. Penyakit kronik - Monitor hitung
granulosit, WBC
R/ mengidentfikasi
adanya infeksi
- Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Sebagai salah satu tugas Masa Orientasi Praktik Klinik yang telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing.