Anda di halaman 1dari 48

CANCER

Fisiologi

 Mempunyai banyak kelenjar getah bening (KGB):


- Ujung lidah: mengalir ke KGB submental
- 2/3 lateral: mengalir ke KGB submandibula dan jugulodigastrikus
- tengah: mengalir ke jugulomilohioid
 Pada bagian 1/3 posterior lidah terdapat banyak anastomose
drainase limfatik yang melewati garis tengah tubuh
 Pada bagian 2/3 anterior hanya mempunyai drainase limfatik
pada satu sisi
Definisi Kanker Lidah

Suatu neoplasma malignan


yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya
Kanker Lidah berbentuk squamous cell
carcinoma dan terjadi akibat
rangsangan menahun
Epidemiologi

Di Indonesia, insiden karsinoma lidah masih belum diketahui dengan


pasti, namun apabila dibandingkan dengan hasil penetian di luar
negeri dapat dikatakan bahwa insidennya masih jarang

• Diperkirakan kejadiannya pada laki-laki di Perancis sebesar


8/100.000 orang dan di India sebesar 6/100.000 orang
• Tahun 2009, di Amerika ditemukan 10.520 kasus baru karsinoma
lidah dan diperkirakan terjadi 1900 kematian

Karsinoma lidah lebih sering terjadi pada laki-laki dengan


perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2:1 serta lebih sering
ditemukan pada usia lanjut daripada usia muda
Etiologi

Etiologi kanker lidah sampai saat ini


belum diketahui pasti

Penyebab multifaktorial yang berkaitan


erat  genetik (familial), kerentanan
individual, gangguan metabolik
nutrient, dan etnis
Patogenesis

 Adanya kerusakan pada DNA yang meliputi hilangnya


atau bertambahnya kromosom, penyusunan ulang
kromosom, dan penghapusan kode kromosom
 Hilangnya kromosom 17p dan 9p21 atau 3p
menyebabkan keganasan kepala dan leher
 Hilangnya kromosom 3p21 menyebabkan perubahan
hiperplasia dan displasia
 Hilangnya kromosom 6p, 8p, 11q, 14q, dan 4q26-28
menyebabkan terjadinya invasi ke jaringan sekitar
Faktor Resiko

 Jenis kelamin wanita


 Usia > 50 tahun
 Riwayat keluarga dan genetik
 Riwayat penyakit payudara sebelumnya
 Riwayat menstruasi dini ( < 12 tahun )
 Menarche lambat ( > 55 tahun )
 Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui)
 Hormonal, Obesitas, Riwayat radiasi dinding dada, Riwayat
konsumsi alkohol
Tanda dan Gejala

 Terdapat massa
 Nyeri pada daerah massa
 Adanya lekukan ke dalam/dimpling, tarikan, dan
retraksi pada area mamae
 Edema dengan Peaut d’orange skin
 Pengelupasan kulit pada papilla mamae
 Adanya retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan disertai darah
 Pada pemeriksaan mamografi tampak lesi atau massa
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
1. Anamnesis

KELUHAN DI PAYUDARA DAN AKSILA

 Ada benjolan padat


KELUHAN DI TEMPAT LAIN (METASTASIS)
 Nyeri atau tidak
 Keluar cairan dari puting
 Nyeri tulang yang terus-menerus dan
 Retraksi papilla mammae
semakin memberat (daerah vertebra,
 Krusta atau ekzim yang tidak sembuh
pelvic, femur)
 Kelainan kulit di atas tumor (skin dimpling,
 Rasa sakit, ‘enek’, dan ‘penuh’ di ulu
ulcer, venous ectasia, peau d’orange,
hati
satellite nodule)
 Batuk yang kronis dan sesak nafas
 Perubahan warna kulit
 Sakit kepala hebat, muntah dan
 Adanya benjolan di aksila atau di
gangguan sensorium
leher/supra klavikula
 Edema lengan disertai adanya benjolan
di payudara atau aksila ipsilateral
2. Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS  performance status (karnofsky score)


2. Pemeriksaan Fisik

STATUS LOKALIS Perubahan kulit:


Kemerahan, Edematous,
Pemeriksaan payudara kanan dimpling, satellite nodule, peau
dan kiri d’orange

Papila mamae:
Massa tumor: Retraksi dan erosi, krusta,
Lokasi (kuadran) eczema, discharge.
Ukuran
Konsistensi
Permukaan tumor
Bentuk dan batas tumor
Jumlah tumor yang palpable
Fiksasi tumor (kulit pektoralis
muscle atau dinding toraks)
3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan Patologi Anatomi

Pemeriksaan Imunohistokimia
• Pemeriksaan darah rutin dan
pemeriksaan kimia darah
sesuai dengan perkiraan
Pemeriksaan metastasis
Laboraturium

• Tumor marker : apabila hasil tinggi,


perlu diulang untuk follow up
Pemeriksaan Pencitraan

Mamografi merupakan pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan


Payudara payudara yang dikompresi.
sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama
menstruasi

USG Payudara Kelebihannya adalah dalam mendeteksi massa kistik

MRI Kelemahannya adalah mahal disbanding teknik pencitraan lainnya


Dapat dipertimbangkan pada wanita yang padat atau pada
payudara dengan implant.
Pemeriksaan Patologi
Anatomi
Pemeriksaan patologi anatomi  pemeriksaan sitology, morfologi (histopatologi),
pemeriksaan immunohistokimia.

Cara Pengambilan Jaringan :

1. FNAB
Pemeriksaan ini akan menghasilkan penilaian sitology untuk penentuan jinak/ganas

2. Tru-Cut Biopsi / Core Biopsy


Pemeriksaan ini akan mengasilkan penilaian histopatologi.

3. Biopsi Terbuka
Mengambil sebagian atau seluruh tumor untuk menghasilkan penilaian
histopatologi.
Pemeriksaan
Immunohistokimia
 Menggunakan antibody
sebagai probe untuk
mendeteksi antigen
dalam potongan jaringan.
 Merupakan standar untuk
Pemeriksaan immunohistokimia untuk
menentukan subtipe
kanker payudara :
kanker payudara.
1. Reseptor hormonal  ER dan PR
 Membantu menentukan 2. HER2
prediksi respons terapi 3. Ki-67
sistemik dan prognosis.
Diagnosis Banding

1. Fibroadenoma mamae (FAM)


merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat pada usia muda
( 15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri,
dan mobile.

2. Kelainan fibrokistik
merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat kenyal
atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar,
biasanya bilateral/multipel.
Diagnosis Banding

3. Kistosarkoma filoides
menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatas tegas,
mobil, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.

4. Galaktokel
merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya
saluran/duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang
baru/sedang menyusui.

5. Mastitis
Infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat
berkembang menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yang
menyusui.
Tatalaksana

Pembedahan Kemoterapi Terapi Hormonal

Terapi Target
Radioterapi
(Imunologik)
Tatalaksana

1. Pembedahan
• Pembedahan biasanya dilakukan pada tumor primer.
• Prosedur pembedahan tergantung pada tahapan penyakit, tumor, umur, dan kondisi
kesehatan pasien secara umum.

2. Terapi Radiasi
• Terapi radiasi dilakukam dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

3. Terapi Hormon
• Terapi ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormone dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Tatalaksana

4. Kemoterapi
• Kemoterapi dapat dilakukan pada tahap awal maupun tahap lanjut penyakit.
• Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi.

5. Terapi Imunologik
• Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan
atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi
yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat
pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi.
Prognosis

Menurut Ramli (1994), prognosis kanker


payudara ditentukan oleh:

1. Staging (TNM)
2. Jenis Histopatologi
Semakin dini semakin baik prognosisnya. Keganasan

Prognosis untuk angka harapan hidup 5-10 Karsinoma insitu mempunyai


tahun: prognosis lebih baik
Stadium I : 90-80% dibandingkan dengan
Stadium II : 70-50% karsinoma yang sudah
Stadium III : 20-11% invasive.
Stadium IV : 0%
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : NS
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Indrakila VI no 94, Denpasar
Agama : Hindu
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Tgl MRS : 07/05/2017
Tgl Pemeriksaan : 08/05/2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Benjolan pada payudara kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dengan keluhan utama benjolan
pada payudara kanan sejak kurang lebih 2 bulan SMRS. Pada awalnya
pasien merasakan nyeri di daerah dada kanan menjalar hingga ke bahu
kanan, kemudian dirasakan adanya benjolan pada payudara kanan yang
semakin lama semakin membesar. Pasien juga merasakan keluhan nyeri
seperti ditusuk-tusuk dan kesemutan pada payudara kanan.
Keluhan nyeri dan kesemutan pada payudara kanan dikatakan hilang
timbul secara tiba-tiba lalu kemudian menghilang. Nyeri dikatakan derajat
ringan. Tidak ada keluhan pada payudara kiri, tidak ada riwayat trauma.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya telah berobat ke dokter umum, namun kemudian dirujuk ke RS
Prima Medika. Di RS Prima Medika, dilakukan operasi untuk biopsi benjolan pada
payudara kanan, kemudian pasien dirujuk ke RSUP Sanglah.
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 16 tahun. Pasien mengatakan
bahwa siklus menstruasi teratur setiap bulan, sekali siklus 28 - 30 hari, lama menstruasi 3-
4 hari dengan volume + 60 cc. Saat mengalami menstruasi pasien mengatakan tidak
memiliki keluhan seperti nyeri perut, perdarahan yang banyak, dan sebagainya.
Pasien sudah menopause sejak 2 tahun yang lalu.

Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa dengan pasien. Di
keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit tumor atau kanker.

Riwayat Sosial
Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Pasien tidak
memiliki kebiasaan merokok ataupun minum alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-Tanda Vital (8/05/2017)


Kondisi umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Gizi : Baik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu aksila : 36oC
Karnofsky Score : 90%
Status Generalis
(8/05/2017)
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/- , Edema palpebra -/-, Reflek pupil
isokor +/+
Leher : JVP+0 cmH2O, Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-), Pembesaran Tiroid (-)
Thorax : Pergerakan dada simetris
Jantung : Inspeksi : Iktus kordis : tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis : tidak teraba
Perkusi : Batas Atas : ICS II
Batas Bawah : ICS V
Batas Kanan : PSL Dextra
Batas Kiri : MCL Sinistra
Auskultasi : Suara jantung S1 S2 normal, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Normal
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki (+) di kedua lapang
basal paru, wheezing (-)
Abdomen : Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Palpasi : Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, Nyeri
ketok CVA (-), balottement (-),
hepatojugular refluks (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai bawah (-/-)
Status Lokalis (8/05/2017)
Regio Mammae Dextra:
Inspeksi : payudara kanan dan kiri asmetris.
Palpasi : Pada kuadran lateral atas, teraba massa berbentuk bulat dengan diameter 3 cm, padat, konsistensi keras, batas
jelas, mobile. Tidak ada nyeri tekan. Pemijitan pada papillae mammae tidak ada keluar cairan.

Regio Mammae Sinistra:


Inspeksi : tidak tampak adanya benjolan, warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada retraksi papillae mammae
Palpasi : tidak teraba massa

Regio Axilla Dextra et Sinistra


Inspeksi : tidak tampak adanya massa
Palpasi : tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Regio Supraklavikuler Dextra et Sinistra


Inspeksi : tidak tampak adanya massa
Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
PEMERIKSAAN
Foto Thorax PA
PENUNJANG
 Cor: besar dan bentuk normal
 Aorta: besar dan bentuk dalam
batas normal, tidak ditemukan
kalsifikasi
 Paru-paru: tak tampak infiltrat di
lapangan paru kanan dan kiri
 Opasitas: bentuk bulat yang
terproyeksi di hemithorax kanan
dengan diameter sekitar 2.7 cm
 Corakan vaskular paru tampak
normal
 Hilus kanan dan kiri baik
 Tidak ditemukan penebalan
fisura minor, Kerley lines maupun
peribronchial cuffing
Foto Thorax PA

• Mediastinum: trachea di midline,


sudut carina normal. Tak tampak
pelebaran mediastinum.
• Sinus pleura kanan kiri tajam
• Diafragma kanan kiri normal
• Tulang-tulang: tidak tampak proses
osteoliti/blastik
• Soft tissue dan chest wall: tak
tampak kelainan
Kesimpulan:
Single nodul di hemithorax kanan,
susp. Single nodul mamae kanan
Tak tampak proses metastase
Cor dan pulmo tidak tampak
kelainan
FNAB

Mikroskopis:
Apusan dengan hiposelluler, terdiri dari beberapa kelompok sel lemak
mature dan jaringan ikat fibrouskollagen, sel epitel duktuli jinak (-), sel
duktuli ganas (-), maupun sel mioepitel (-). Latar belakang terdiri dari
makrofag, bahan amorf, dan eritrosit

Diagnosis;
Nodul payudara Dekstra, FNAB: tidak tampak sel epitel duktuli jinak
maupun ganas
USG Mammae

Kesan:
Mamae kanan: Single
nodul dengan beberapa
tanda maligna, Suspicious
Abnormality (BIRADS C4)
USG Mammae

Kesan
 Mammae kiri: tidak
ditemukan
abnormalitas,
negative finding
(BIRADS C1)
Pathology Anatomy
Makroskopik: Diterima 1 tempat sediaan berisi 3 buah jaringan berukuran 2 x 1,5 x 1 cm dan 2,5 x 2,5 x 2 cm. Pada
irisan tampak lesi berwarna putih, padat, batas tidak tegas

Mikroskopik:

Tampak jaringan menunjukkan lesi dengan “Stellate pattern” pada jaringan terbesar, terdiri dari sel epitel duktuli
atipik yang infiltratif diantara stroma jaringan ikat dan jaringan lemak.

Sel tersebut membentuk struktur single files, targetoid, solid & tubular ±25%. Pleomorfin inti sel derajat sedang.
Mitosis indeks 12/10 hpf. Stromal TIL <10%.

Sebagian sel neoplastik menunjukkan gambaran sitoplasma eosinofilik luas, bergranuler & sebagian memiliki apical
snout. Inti sel tampak bulat-pleomorfik, vesikuler, memiliki anak inti prominen. Sel tersebut membentuk struktur
tubuler pada area ini (kesan suatu diferensiasi apokrin).

Pada bagian lain tampak pula fokus gambaran karsinoma insitu, dengan pola solid & sebagian dengan nekrosis
sentral (tipe komedo)
Kesan:
Gambaran morfologi mengesankan suatu invasive carcinoma, NST, with apocrine
differentiation grade 2
dd/ invasive lobular carcinoma with apocrine differentiation grade 2
USG Abdomen

Kesan:
 Tidak ditemukan proses metastase pada hepar
maupun limphadenopathy paraaorta
 Hepar/GB/Pancreas/Lien/Ginjal kanan dan
kiri/Buli/Uterus saat ini tak tampak kelainan
Pembahasan
DIAGNOSIS
Teori Kasus
 Penegakan diagnosis dilakukan dengan  Pasien mengeluhkan terdapat benjolan pada
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Penunjang payudara kanan, mulanya pasien merasakan
nyeri pada dada hingga bahu kanan lalu muncul
 Pada Anamnesis biasanya didapatkan benjolan pada payudara kanan yang semakin
keluhan baik di payudara dan aksila membesar.
maupun keluhan ditempat lain. Keluhan  TTV: TD 110/70 mmHg, N 82x/mnt, RR 18x/mnt, Tax
terbanyak: benjolan pada payudara, 36oC
nyeri pada payudara, keluaran cairan
dari puting, retraksi papilla mamae,  Performance status: 90
krusta/ekzim, perubahan warna kulit,  Status general pasien dalam batas normal
kelainan kulit diatas tumor, benjolan di  Status lokalis pasien
aksila. Regio Mammae Dextra:
Inspeksi :Payudara kanan dan kiri asmetris.
 Pada pemeriksaan fisik dilakukan Palpasi :Pada kuadran lateral atas, teraba massa
pengecekan tanda vital, assessment berbentuk bulat dengan diameter 3 cm, padat,
terhadap performance status, status konsistensi keras, batas jelas, mobile. Tidak ada nyeri
general pasien, serta status lokalis tekan. Pemijitan pada papillae mammae tidak ada
keluar cairan.
Teori
 Dapat Kasus
dilakukan pemeriksaan penunjang  Pemeriksaan Lab

berupa pemeriksaan lab (DL, kimia darah, 1. DL (WBC 6,85; HGB 14,31; PLT 123,20)
tumor marker), pencitraan (Xray, USG,
2. Kimia darah
MRI), PA (sitologi, histopatologi,
imunohistokimia)  Pencitraan

1. Xray Thorax: Single nodul di hemithorax kanan, susp. Single


nodul mamae kanan, tak tampak proses metastase, cor dan
pulmo tidak tampak kelainan

2. USG Mammae: Single nodul dengan beberapa tanda


maligna, Suspicious Abnormality

 PA

1. Nodul payudara Dekstra, FNAB: tidak tampak sel epitel duktuli


jinak maupun ganas

2. Histopatologi: Gambaran morfologi mengesankan suatu


invasive carcinoma, NST, with apocrine differentiation grade 2,
dd/ invasive lobular carcinoma with apocrine differentiation
grade 2
PENATALAKSANAAN
Teori
 Penatalaksanaan
Kasus
kanker payudara  Pada pasien ini dilakukan pembedahan yakni
dapat berupa pembedahan, Modified Radical Mastectomy yakni prosedur
kemoterapi, terapi hormonal, terapi pengakatan payudara hingga fascia otot
target (imunologik), radioterapi. pectoralis mayor disertai dengan KGB axilla.
PROGNOSIS

Teori
1. Staging (TNM)Kasus  Pasien dengan diagnosis Carcinoma
mammae T1N0M0 (stadium I) dengan angka
harapan hidup 5-10 tahun mencapai 90%
 Semakin dini semakin baik  Prognosis dapat dikatakan dubia ad bonam
prognosisnya.

 Prognosis untuk angka harapan hidup


5-10 tahun:
 Stadium I : 90-80%
 Stadium II : 70-50%
 Stadium III : 20-11%
 Stadium IV : 0%
RINGKASAN

Pasien wanita 50 tahun datang ke UGD RSUP Sanglah pada


tanggal 7 Mei 2017 dengan keluhan benjolan pada payudara
kanannya. Benjolan sudah dirasakan sekitar 6 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien berobat ke dokter umum,
lalu dirujuk ke RSU Prima Medika dan dilakukan biopsy, pasien
dirujuk lagi ke RSUP Sanglah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan pada payudara kanan regio lateral atas dengan
diameter 3 cm, padat, konsistensi keras, batas tegas, mobile.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang berupa DL,
kimia darah, Chest Xray, USG Mamae, dan pemeriksaan PA.
Pasien didiagnosa dengan Carcinoma Mammae Dextra dan
dilakukan prosedur MRM pada tanggal 9 Mei 2017.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai