Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMAE

1. PENGERTIAN
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mammae. Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2018) Tumor mammae adalah
pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh
terutama pada sel epitel dimammae (Sylvia,2019)
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada suatu sel /
jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa dikontrol
(Dr.Iskandar, 2018)

2. ETIOLOGI
Menurut Dr.Iskandar (2018) ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
● Jenis kelamin : wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan
dengan pria.
● Riwayat keluarga : Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita
tumor payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor
payudara.
● Faktor genetik : Gen yang dimiliki oleh seseorang diwariskan dari orangtua.
Setiap orang mewarisi setengah gen dari ibu dan setengah dari ayah.
Seseorang akan mewarisi gen yang akan menentukan bentuk rambut, mata,
dan warna kulit. Pada kasus tertentu, orang juga dapat mewarisi gen yang
mengakibatkan penyakit tertentu seperti gen kanker payudara.
● Faktor usia : perempuan, umur kurang dari 40 tahun berisiko untuk terkena
kanker payudara yaitu 1 per 200 penduduk dan risiko ini akan meningkat
tajam seiring dengan bertambahnya usia (> 40 tahun) yaitu 1 per 10
penduduk.8
● Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
● Faktor hormonal : Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif,
terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
● Terpapar radiasi : Misalnya pada pasien atau petugas yang sering terpapar
sinar X saat melakukan pemeriksaan ronsen.
● Intake alkohol : Termasuk anggur, bir, atau minuman keras, adalah faktor
risiko kanker payudara , serta beberapa bentuk kanker lainnya. Minum alkohol
menyebabkan lebih dari 100.000 kasus kanker payudara di seluruh dunia
setiap tahun.
● Pemakaian kontrasepsi oral : Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan
resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko
lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
● Makanan yang berkarsinogen
3. Tanda dan Gejala
● Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
● Nyeri di daerah massa
● Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan
refraksi pada areola mammae
● Edema (keriput seperti kulit jeruk)
● Pengelupasan papilla mammae
● Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
● Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer
padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
● Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi (Ardiansyah, 2018).

4. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi
sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan
normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar
ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara
biokimiabterutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel
di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel
ganas di antar sel-sel normal.
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda
dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai
“estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tip
ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual
pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-
kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap
hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
(Smeltzer, dkk, 2002)j
5. Pemeriksaan Diagnostik
● Laboratorium :
● Morfologi sel darah
● Laju endap darah
● Tes faal hati
● Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
● Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi (dikasih abnormal pada pemeriksaan tsb/kegunaan)
● Tes Diagnostik
● Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
● Mammografi
Memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor
yang terjadi pada tahap awal
● Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan pemeriksaan
sitologik.
● Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa. (Black, 2014)
6. PENATALAKSANAAN
● Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara
yang terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker payudara
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
❖ Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara
❖ Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
❖ Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan disekitar ketiak
● Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih terisisa di payudara..tindakan ini mempunyai efek kurang baik
seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai
akibat dari radiasi. Berapa lama
 Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel
kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang
kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Berapa
lama
● Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh
karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat
laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi
anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
kanker pada payudara. (Junaedi, 2018). Berapa lama

7. KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari Tumor payudara adalah metastase jaringan sekitarnyadan juga
melalui saluran limpe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering
untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ketulang
kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipertalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori. (Junaedi, 2018).
8. PATHWAY

9. PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
● Identitas Klien
Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian
● Riwayat keluhan utama meliputi
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
● Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
● Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks. Riwayat hormonal macam macam
kontrasepsi pil KB, implan, IUD,KB permanen
● Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
● Pemeriksaan Fisik
○ Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
○ Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
○ Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
○ Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi
pendengaran.
○ Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
○ Mulut: karena kondisi pasien lemah dan terpasang ngt
○ Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
○ Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
○ Hepar: tidak ada pembesaran hepar
○ Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
● Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
○ Persepsi dan Manajemen : klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena
menganggap itu hanya benjolan biasa.
○ Nutrisi – Metabolik : diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat
badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
○ Eliminasi ; terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
○ Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat
pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi
kelemahan dan nyeri.
○ Kognitif dan Persepsi : klien akan mengalami pusing pasca
bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif,
sensorik maupun motorik.
○ Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola
tidur karena nyeri.
○ Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi
wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat
klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai
wanita normal.
○ Peran dan Hubungan : pada sebagian besar klien akan
mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam
berinteraksi social.
○ Reproduksi dan Seksual : ada nada gangguan seksualitas klien
dan perubahan pada tingkat kepuasan.
○ Koping dan Toleransi Stres: klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
○ Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya
klien menerima kondisinya dengan lapang dada

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan


● Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (D.0077).
● Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142).
● Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan (D.0056)

C. Rencana Keperawatan dan Rasionalisasi

SDKI SLKI SIKI RASIONAL

Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Observasi


berhubungan (l.08066) (l.08238) 1. Untuk mengetahui
dengan agen Setelah dilakukan Observasi lokasi, karakteristik z
pencedera tindakan 1. Identifikasi lokasi, durasi, frekuensi dan
fisiologis (D. keperawatan karakteristik, intensitas nyeri
0077) selama 3 x 24 jam durasi, frekuensi, 2. Agar kita
masalah nyeri akut kualitas, intensitas mengetahui tingkat
diharapkan nyeri nyeri yang dirasakan
menurun dan 2. Identifikasi skala pasien
teratasi dengan nyeri 3. Agar kita
indikator: 3. Identifikasi respon mengetahui
● Keluhan nyeri non verbal tingkatan nyeri yang
nyeri 4. Identifikasi faktor sebenarnya yang
cukup yang memperberat dirasakan pasien
menurun dan memperingan 4. Agar kita dapat
● Meringis nyeri mengurangi faktor-
cukup 5. Identifikasi faktor yang dapat
menurjn pengetahuan kan memperparah nyeri
● Sikap keyakinan tentang yang dirasakan oleh
protektif nyeri pasien
cukup 6. Identifikasi 5. Agar kita
menurjn pengaruh budaya mengetahui sejauh
● Kesulitan terhadap respon mana pemahaman
tidur cukup nyeri dan pengetahuan
menurun 7. Identifikasi pasien terhadap nyeri
● TTV pengaruh nyeri yang dirasakan
(Tekanan terhadap kualitas 6. Karena budaya
darah, hidup pasien dapat
frekuensi 8. Monitor mempengaruhi
nadi, pola keberhasilan terapi bagaimana pasien
nafas) komplementer mengartikan nyeri itu
cukup yang sudah sendiri
membaik diberikan 7. Untuk mencegah
● Fokus 9. Monitor efek terjadinya penurunan
membaik samping kualitas hidup dari
● Nafsu penggunaan pasien itu sendiri
makan analgetik 8. Agar kita
membaik Teruapetik mengetahui sejauh
1. Berikan teknik mana kemajuan yang
nonfarmakologi dialami pasien
untuk mengurangi setelah dilakukan
rasa nyeri terapi komplementer
2. Kontrol 9. Agar ketika timbul
lingkungan yang ciri-ciri abnormal
memperberat dan pada tubuh pasien
memperingan rasa kita dapat
nyeri menghentikan
3. Fasilitasi istirahat pemberian obat
dan tidur analgesik itu sendiri
4. Pertimbangkan Teraupetik
jenis dan sumber 1. Agar pasien juga
nyeri dalam mengetahui
pemilihan strategi kondisinya dan
meredakan nyeri mempermudah
Edukasi perawatan
1. Jelaskan penyebab, 2. Agar dapat
periode, dan mengurangi rasa
pemicu nyeri nyeri yang dirasakan
2. Jelaskan strategi oleh pasien dengan
meredakan nyeri menggunakan cara
3. Anjurkan nonfarmakologi
memonitor nyeri 3. Agar nyeri yang
secara mandiri dirasakan oleh pasien
4. Anjurkan tidak menjadi lebih
menggunakan buruk
analgetik secara 4. Agar kebutuhan tidur
tepat pasien terpenuhi
5. Ajarkan teknik 5. Agar tindakan yang
nonfarmakologi akan kita berikan
untuk mengurangi sesuai dengan nyeri
rasa nyeri dan sumber dari
Kolaborasi nyeri itu sendiri serta
1. Kolaborasi dapat mengurangi
pemberian rasa nyeri yang
analgesik, jika dirasakan oleh klien
perlu Edukasi
1. Agar pasien dapat
menghindari
penyebab dari rasa
nyeri yang dirasakan
2. Agar pasien dapat
meredakan nyeri
secara mandiri ketika
sudah pulang dari
rumah sakit
3. Agar ketika nyeri
yang dirasakan klien
mulai parah dia
dapat memberitahu
keluarga bahkan
tenaga medis agar
membantu
penanganan segera
4. Agar pasien dapat
menghilangkan rasa
nyeri dengan
menggunakan obat
analgesik yang
sesuai dengan nyeri
yang dirasakan
pasien
Kolaborasi
1. Agar rasa nyeri yang
dirasakan pasien
dapat dihilangkan
atau dikurangi.

Gangguan Tingkat infeksi Pencegahan infeksi (I. 1. Untuk mengetahui


integritas (L.14137) Setelah 14539) apakah penyebab
kulit/jaringan dilakukan tindakan Observasi sampai klien berisiko
berhubungan keperawatan a. Monitor tanda dan terkena infeksi
dengan faktor diharapkan tingkat gejala infeksi 2. Untuk mengetahu
mekanis infeksi menurun local, dan sistemik apakah ada tanda dan
(D.0129) dengan kriteria Terapeutik gejala infeksi atau
hasil : a. Batasi jumlah gejala yang
● Nyeri pengunjung mempengaruhi tubuh
menurun b. Berikan perawatan 3. Untuk mengetahui
● Bengkak kulit pada area dengan benar apakah
menurun edema ada efek samping
● Demam c. Cuci tangan dari obat yang
menurun sebelum dan diberikan
● Nafsu sesudah kontak 4. Dengan mencuci
makan dengan pasien dan tangan yang baik dan
meningkat lingkungan pasien benar dapat
● Kadar sel d. Pertahankan teknik memutuskan mata
darah putih aseptic pada pasien rantai terjadinya
membaik beresiko tinggi infeksi
Edukasi 5. Agar bakteri, kuman,
a. Jelaskan tanda dan atau virus yang
gejala infeksi terdapat ditangan
b. Ajarkan cara dapat hilang dan
mencuci tangan dapat mencegah
dengan benar terjadinya infeksi
c. Ajarkan etika pada klien yang akan
batuk dilakukan perawatan
d. Ajarkan cara 6. Untuk mencegah dan
memeriksa kondisi mematikan bakteri
luka atau luka yang berada di dalam
operasi tubuh
e. Anjurkan 7. Untuk melihat
meningkatkan apakah adanya
asupan nutrisi tanda-tanda infeksi
f. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu

Intoleransi Toleransi Manajemen energy (I. OBSERVASI :


aktivitas Aktivitas 05178) 1. Untuk
berhubungan (L.05047) Observasi mengetahuigangguan
dengan Setelah dilakukan a. Identifikasi fungsi tubuhyang
Kelemahan tindakan gangguan fungsi dialami pasien akibat
(D.0056) keperawatan tubuh yang kelelahan
diharapkan mengakibatkan 2. Untuk
toleransi aktivitas kelelahan mengetahuitingkat
meningkat dengan b. Monitor kelelahan kelelahan fisik dan
kriteria fisik dan emosional p.
hasil : emosional 3. mengetahui pola
a. Frekuensi c. Monitor pola dan tidur pasien apakah
nadi jam tidur teratur atau tidak.
meningkat d. Monitor lokasi dan 4. Untuk mengetahui
b. Kemudaha ketidaknyamanan lokasi dan tingkat
n dalam selama melakukan ketidaknyamanan
melakukan aktivitas pasien selama
aktivitas Terapeutik melakukan aktivitas.
sehari-hari a. Sediakan TERAPEUTIK :
meningkat lingkungan 1. Untuk memberikan
c. Kekuatan nyaman dan rasa nyaman bagi
tubuh rendah stimulus pasien
bagian atas ( mis. cahaya, 2. Untuk
dan bawah suara, kunjungan) meningkatkandan
meningkat b. Lakukan latihan melatih massa otot
d. Keluhan rentang gerak pasif dan gerak ektremitas
lelah dan atau aktif pasien
menurun c. Berikan aktivitas 3. Untuk mengalihkan
e. Dyspnea distraksi yang rasa
saat menyenangkan ketidaknyamanan
aktivitas d. Fasilitasi duduk di yang dialami pasien.
menurun sisi tempat tidur, 4. Untuk melatih gerak
jika tidak dapat mobilisasi pasien
berpindah atau selama dirawat.
berjalan EDUKASI :
Edukasi 1. Untuk memberikan
a. Anjurkan tirah kenyamanan pasien
baring saat beristirahat.
b. Anjurkan 2. Untuk menunjang
melakukan proses kesembuhan
aktivitas secara pasien secara
bertahap bertahap
c. Anjurkan 3. Agar perawat bisa
menghubungi dengan segera
perawat jika tanda mengkaji dan
dan gejala merencanakan
kelelahan tidak kembali tindakan
berkurang keperawatan yang
d. Ajarkan strategi bisa diberikan.
koping untuk 4. Agar pasien dapat
mengurangi mengatasi
kelelahan kelelahannya secara
Kolaborasi mandiri dengan
a. Kolaborasi dengan mudah.
ahli gizi tentang KOLABORASI :
cara meningkatkan 1. Untuk
asupan makanan memaksimalkan
proses penyembuhan
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2018). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta:DivaPress


Black, J. M. (2019). Keperawatan Medikal Bedah. Indonesia: CV Pentasada Media Eduksi.
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2013).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Junaedi, Iskandar dr., (2017) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer
Potter P. A & Perry A. G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4 Volume 2, Jakarta : EGC
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan
keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria Hasil, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
Price, Sylvia Anderson. 2018. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 6.
Jakarat : EGC

Anda mungkin juga menyukai