Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan I CARE, Vol. 3 No.

2 Tahun 2022

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KEPATUHAN PERAWAT


DALAM PENDOKUMENTASIAN EARLY WARNING SYSTEM (EWS)
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU GUNUNG KIDUL
Hernyu Widegdo1, Eva Marti2, Emmelia Ratnawati3
1.
STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Jl Tantular No 401, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta,
email: whernyu343@gmail.com
2.
STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Jl Tantular No 401, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta,
email: eva_marti@stikespantirapih.ac.id
3.
STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Jl Tantular No 401, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta,
email: emmelia_ratnawati@stikespantirapih.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Beban kerja yang tinggi menyebabkan perawat menjadi tidak patuh melakukan
dokumentasi, sehingga menyebabkan beberapa bagian kecil dokumentasi terlewat. Terutama pada
malam hari dimana jumlah perawat pada malam sedikit sedangkan pasien yang dirawat banyak.

Tujuan: Penelitian ini mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan kepatuhan
pendokumentasian EWS di rawat inap Rumah Sakit Panti Rahayu.

Metode: Desain penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan survey observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 41 perawat. Dan diambil sample
sejumlah 38 responden yang mengisi kuisioner, dengan teknik sampling berupa total sampling
dengan teknik pengumpulan data dengan kuisioner google form.

Result: Dari hasil unvariat didapatkan responden yang bekerja di Rumah Sakit Panti Rahayu
Hampir setengah berada dalam rentang umur, remaja akhir sebanyak 44,7%, Hampir seluruhnya
berjenis kelamin perempuan sebanyak 84,2%, Hampir seluruhnya berlatar belakang pendidikan D3
Keperawatan sebanyak 86,8%, Hampir setengahnya perawat dengan jabatan fungsional PKWT
sebanyak 55,3%. Dari hasil bivariate didapatkan hampir setengahnya perawat memiliki beban kerja
yang sedang sebanyak 42,10% dan sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan yang cukup
sebanyak 65,8%, dengan menggunakan uji spearmant rank didapatkan hasil koefisien korelasi
bernilai -510 dengan p-value 0,001 (< 0,05), yang berarti beban kerja semakin tinggi, maka
kepatuhan semakin menurun.
Simpulan: Adanya hubungan antara variable beban kerja dengan kepatuhan dalam
pendokumentasian EWS. Diharapkan bagi keperawatan hasil penelitian ini dapat mengurangi beban
kerja yang dirasakan perawat dan dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan
dokumentasi EWS di Rumah Sakit Panti Rahayu

Keyword : Beban Kerja, Kepatuhan, Pendokumentasian EWS.

158
Hernyu Widegdo, Eva Marti, Emmelia Ratnawati
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam PendokumentasianEarly
Warning System (EWS) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul

ABSTRACT
Backgraund: The High workload causes nurses to not comply with documentation, causing small
parts of the documentation to be missed. Especially at night where the number of nurses at night is
small while the patients who are treated are many.
Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between the workload of
nurses and compliance with EWS documentation in the inpatient setting at Panti Rahayu Hospital.

Methods: This research design using quantitative with analytic observational survey with cross
sectional approach. The population in this study amounted to 41 nurses. And taken a sample of 38
respondents who filled out the questionnaire, with a sampling technique in the form of total
sampling with data collection techniques with a google form questionnaire.

Result: From the unvariate results, it was found that respondents who work at Panti Rahayu
Hospital Almost half are in the age range, 44.7% of late teens, almost all of them are female as
much as 84.2%, Almost all of them have a D3 Nursing education background as much as 86.8% ,
Almost half of nurses with PKWT functional positions are 55.3%. From the bivariate results, almost
half of the nurses have a moderate workload of 42.10% and most have a sufficient level of
compliance as much as 65.8%, using the spearmant rank test, the correlation coefficient is -510 with
a p-value of 0.001 (< 0.05), which means the higher the workload, the lower the compliance.

Conlusion: There is a relationship between workload variables and compliance in EWS


documentation. It is hoped that for nursing the results of this study can reduce the workload felt by
nurses and can increase nurse compliance in carrying out EWS documentation at Panti Rahayu
Hospital.

Keyword : Workload, Compliance, EWS Documentation

PENDAHULUAN
Early Warning System (EWS) Keuntungan penerapan NEWS
merupakan suatu sistem deteksi dini pada adalah pasien yang mengalami perburukan
pasien yang mengalami perburukan sudah mulai berkurang dan berpotensi
(Kholic, et.,al, 2015). National Early menyelamatkan lebih dari 1.800 jiwa
Warning System (NEWS) sudah diterapkan pertahun. Pentingnya implementasi
secara meluas diberbagai belahan dunia penerapan EWS sebagai media komunikasi
sejak tahun 2012, NEWS ini dibuat untuk dalam menyampaikan perubahan tanda –
menstandarkan proses pencatatan, penilaian tanda vital yang komperhensif untuk
dalam menanggapi perubahan parameter mengambil tindakan agar dapat mengurangi
fisiologis pada pasien (Dean, 2015). terjadi perburukan pada pasien (Yustina,
Kusnanto, Rayasari, 2017).

159
Jurnal Keperawatan I CARE, Vol. 3 No. 2 Tahun 2022

Penilaian EWS tidak hanya dan jumlah pasien yang ada, terutama pada
menghitung skoring saja, tapi juga waktu jaga malam, adanya kondisi-kondisi
melakukan pencatatan dan transkip pasien yang buruk yang harus dilaporkan
(Bellomo, 2012). Dokumentasi EWS pada dokter sehingga perawat lebih
merupakan pencatatan tingkat pernapasan, mementingkan melakukan observasi.
saturasi oksigen, oksigen tambahan, Hasil observasi pada rekam medik
tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pasien yang sudah pulang dilakukan
tekanan kesadaran. (Groarke, et, al., 2008) pemilihan sampel secara acak sejumlah 10
dalam (National Clinical Efectivness sampel dokumentasi EWS pada bulan
Committee, 2013). agustus - oktober 2020 sekitar 60% masih
Beban kerja yang tinggi belum dituliskan dan 40% sudah dituliskan
menyebabkan perawat menjadi tidak patuh di Rumah Sakit Panti Rahayu dalam
melakukan dokumentasi, sehingga pengisian dokumentasi EWS dapat
menyebabkan beberapa bagian kecil dilakukan oleh seluruh perawat.
dokumentasi terlewat. Terutama pada Tujuan penelitian ini untuk
malam hari dimana jumlah perawat pada mengetahui hubungan antara beban kerja
malam sedikit sedangkan pasien yang perawat dengan kepatuhan
dirawat banyak. (Suwaryo, sutopo, & pendokumentasian EWS di Rawat Inap
utoyo, 2019) Rumah Sakit Panti Rahayu.
Fenomena yang terjadi di Rumah
Sakit Panti Rahayu, berdasarkan data yang METODE PENELITIAN
saya dapatkan dari studi pendahuluan di Desain penelitian ini merupakan
ruang rawat inap Rumah Sakit Panti kuantitatif dengan deskriftif korelasi dengan
Rahayu Gunungkidul dengan cara pendekatan cross sectional survey. Teknik
melakukan wawancara bersama 3 perawat sampling yang digunakan berupa “Total
dan observasi di rekam medis pada bulan Sampling” dengan jumlah populasi
oktober 2020. Hasil wawancara perawat, sebanyak 41 perawat yang dinas di rawat
perawat mengatakan penyebab belum inap dengan sampel sejumlah 38 responden
rutinya dilakukan pencatatan dikarenakan yang mengisi kuisioner, penelitian ini
jumlah yang tidak sebanding antara perawat dilakukan pada bulan desember tahun 2020

160
Hernyu Widegdo, Eva Marti, Emmelia Ratnawati
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam PendokumentasianEarly
Warning System (EWS) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul

sampai dengan februari tahun 2021 di ruang Total 38 100%


Jenis kelamin
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Laki – laki 6 15.8%
Perempuan 32 84.2%
Gunungkidul dengan teknik pengumpulan Total 38 100%
data menggunakan kuisioner google form. Pendidikan
D3 Keperawatan 33 86.8%
Peneliti menggunakan kuesioner S1 Keperawatan 5 13.2%
Total 38 100%
yang sudah tervaliditas 13 butir pertanyaan PK
PR 21 55.3%
dengan r hitungan > r table pada taraf
1 11 28.9%
signifikan 5% sehingga pertanyaan dapat 2 3 7.9%
3 3 7.9%
digunakan untuk mengumpulkan data Total 38 100%
penelitian (Nursalam, 2017) dalam (Sumber : data primer)

(Buanawati, 2019). Alat ukur kuisioner Berdasarkan hasil data dari tabel 1

kepatuhan perawat dalam hampir setengahnya perawat yang bekerja

pendokumentasian EWS, peneliti di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti

melakukan uji validitas 30 instrumen Rahayu berusia remaja akhir sejumlah 17

dinyatakan valid dengan nilai r- table > perawat (44,7%), Hampir setengahnya

0.367 adalah 26 pertanyaan dan 4 responden berusia dewasa awal sebanyak

perntanyaan dinyatakan tidak valid dengan, 16 (42,1 %), Sebagian kecil berusia dewasa

jumlah 27 koresponden yang sudah di uji. akhir sejumlah 3 (7,9%). Sebagian kecil
berusia lansia awal sejumlah 2(5,3%).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil data dari tabel 1

1. Gambaran karakteristik responden responden yang bekerja di Rumah Sakit

Tabel 1 Panti Rahayu hampir seluruhnya berjenis

Distribusi karakteristik responden di ruang kelamin perempuan sejumlah 32 (84,2%)

rawat inap Rumah Sakit Panti Rahayu dan sebagian kecil responden laki-laki

Gunungkidul (n=38) sebanyak 6 (15,8%). Berdasarkan hasil

Karakteristik responden N Presentase jawaban dari seluruh responden yang


Usia berjumlahkan 38 respoden yang berjenis
Remaja akhir (17-25 Tahun) 17 47,7%
Dewasa awal (26-35 Tahun) 16 42.1% kelamin perempuan sebanyak 32 responden
Dewasa akhir (36-45 Tahun) 3 7.9%
Lansia awal (45-55 Tahun) 2 5.3% (84,2%).

161
Jurnal Keperawatan I CARE, Vol. 3 No. 2 Tahun 2022

Berdasarkan dari data hasil tabel 1 banyaknya 16 perawat yang bekerja di


responden yang bekerja di Rumah Sakit ruang rawat ini menyebutkan beban kerja
Panti Rahayu, hampir seluruhnya berlatar sedang (42,10%), sebagian kecil sebanyak
belakang pendidikan D3 Keperawatan 13 perawat menyebutkan beban kerja berat
sebanyak 33 responden (86,8%) dan (34,20%) dan sebagian kecil perawat yang
sebagian kecil responden yang berlatar menyebutkan beban kerja ringan sebanyak
belakang S1 keperawatan sebanyak 5 (23,68%).
(13,2%). Tabel 3
Berdasarkan hasil data dari tabel Distribusi frekuensi kepatuhan
.1 sebagian besar perawat yang bekerja di pendokumentasian EWS di ruang rawat
ruang rawat inap Rumah Sakit Panti inap Rumah Sakit Panti Rahayu
Rahayu sebagai perawat klinis 1 sejumlah Gunungkidul (n 38)
11 (28,9%), sebagian kecil sebagai Karakteristik F(n) %
Kepatuhan Tinggi 9 23.7%
perawat klinis 2 sejumlah 3 (7,9%), Kepatuhan Cukup 25 65, 8%
sebagian kecil sebagai perawat klinis 3 Kepatuhan Rendah 4 10, 5%
Total 38 100%
sejumlah 3 (7,9%), dan hampir
(Sumber : Data Primer)
setengahnya sebagai (PKWT) sejumlah 21 Berdasarkan dari table distribusi
(55,3%). frekuensi kepatuhan dirumah sakit panti
2. Analisa Unvariat rahayu sebagian besar perawat cukup patuh
Tabel 2. dengan sejumlah 65,8%, sebagian kecil
Distribusi frekuensi beban kerja responden responden yang tingkat kepatuhan tinggi
di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti 23,7% dan sebagian kecil responden dengan
Rahayu Gunungkidul (n-38) kepatuhan rendah 10.5%.
Karakteristik F(n) %
Beban Kerja Berat 13 34.2%
3. Analisa Bivariat
Beban Kerja Sedang 16 42.1% Kepatuhan pendokumentasian EWS
Beban Kerja Ringan 9 23.7% R -0,510
Total 38 100% Beban kerja P 0,001
(Sumber: Data primer) N 38
(Sumber data Primer)
Berdasarkan dari tabel 2 hasil
Berdasarkan tabel output uji
kuisioner hampir setengahnya memiliki
korelasi Spearmen rank di atas, diketahui
beban kerja yang sedang dengan hasil

162
Hernyu Widegdo, Eva Marti, Emmelia Ratnawati
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam PendokumentasianEarly
Warning System (EWS) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul

nilai koefisien korelasi (Correlation pendokumentasian EWS di ruang rawat inap


Coefficient) antara variabel beban kerja Rumah Sakit Panti Rahayu Gunungkidul.
dengan Kepatuhan adalah sebesar - 0,510. Hasil penelitian ini, sejalan dengan
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan penelitian tentang hubungan beban kerja
bahwa hubungan antara variabel beban dengan kepatuhan pengisian surgical patient
kerja dengan kepatuhan perawat dalam safety checklish pada perawat di ruang
pendokumentasian EWS di ruang rawat inap instalasi bedah sentral rumah sakit
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Elisabeth semarang (Apriana, Astuti &
adalah “kuat”. Dedy, 2016). Dari hasil analisis
Berdasarkan tabel output di atas, menggunakan spearmen rank didapatkan
diketahui koefisien korelasi (correlation hasil, nilai korelasi spearman rank sebesar -
coefficient) antara variabel beban kerja 0,547 yang menunjukan bahwa arah
dengan kepatuhan perawat bernilai negatif hubungan negative yang berarti berlawanan
yakni sebesar - 0,510, maka dapat arah dengan kekuatan hubungan yang kuat,
disimpulkan bahwa ada hubungan yang maka dapat disimpulkan jika beban kerja
“negatif” (tidak searah) antara variabel kurang/ringan maka kepatuhan dalam
beban kerja dengan kepatuhan perawat pengisian semakin lengkap, begitu
dalam pendokumentasian EWS. sebaliknya jika beban kerja cenderung
Interpretasi dalam uji korelasi berat, kepatuhan dalam pengisian SPSC
Spaermen rank di atas, maka dapat akan tidak lengkap.
disimpulkan bahwa “hubungan antara Penyebab kegagalan EWS adalah
beban kerja dengan kepatuhan perawat kesalahan sumber daya manusia, selama
dalam pendokumentasian EWS adalah pengisian EWS belum menjadi kebiasaan
signifikan, kuat, dan tidak searah atau bagi para petugas kesehatan di rumah sakit
berlawanan, maka kesimpulan dari uji maka penilaian EWS akan dirasakan
hipotesis adalah Ho ditolak dan Ha sebagai tambahan beban kerja sehingga
diterima, artinya adanya hubungan yang menyebabkan tingkat kepatuhan yang
bermaka antara beban kerja dengan rendah dan kegagalan yang tinggi (Subhan,
kepatuhan perawat dalam

163
Jurnal Keperawatan I CARE, Vol. 3 No. 2 Tahun 2022

Giwangkencana, Prihartono, & Tavianto, dan pasien kurang kooperatif untuk


2019) dilakukan pengkajian (Widuri, Maryadi &
Hasil penelitian ini, sejalan dengan Astuti, 2017), sejalan dengan penelitian
penelitian tentang ketidaklengkapan tentang hal yang mempengaruhi kepatuhan
dokumentasi EWS disebabkan oleh dalam pengisian berkas rekam medis. Pada
beberapa factor antara lain, kurangnya variable ini, responden dapat menerima
sosialisasi terkait cara pengisisan, alur baca beban kerja tersebut maka dia akan
dalam isian EWS dan beban kerja perawat menberikan perilaku positif atau patuh, jika
di ruang perawatan (Suwaryo, Sutopo, & respoden tidak menerima beban kerja
Utoyo, 2019). Standar pengukuran tanda – tersebut maka dia akan memberikan
tanda vital atau TTV pasien di ruang perilaku negative atau tidak patuh (Tandy,
perawatan adalah minimal 2 kali dalam 1 Witcahyo & Utami, 2018).
hari, sedangkan yang dilakukan oleh Hasil dari pengolahan data pada
perawat adalah 3 kali dalam 1 hari atau tiap penelitian ini menunjukan beban kerja
shif melakukan pengukuran TTV. beban sedang dan kepatuhan cukup. Adanya
kerja, rasio perawat dan pasien idealnya beban kerja sedang dapat dipengaruhi oleh
adalah 1:4. Diruang keperawatan terdapat kurangnya tenaga perawat di ruangan
pasien yang dirawat rata-rata 28 orang, dibandingkan dengan jumlah pasien yang
dengan jumlah perawat 4 orang. Beban dirawat. Kurangnya tenaga yang berdinas
kerja yang lebih memprioritaskan tindakan dapat menyebabkan adanya beban kerja
kepada pasien daripada melakukan yang dirasakan oleh perawat. Selain itu
dokumentasi. adanya tindakan penyelamatan pasien,
Penyebab kurangnya kepatuhan dimana adanya perburukan kondisi pasien
perawat dalam melengkapi yang terjadi secara mendadak sehingga
pendokumentasian dikarena adanya kendala membutuhkan tenaga extra perawat dalam
melakukan pendokumentasian yaitu memberikan bantuan semaksimal mungkin
perawat enggan melakukan dokumentasi dengan adanya tuntutan dari pihak rumah
asuhan keperawatan dikarenakan jumlah sakit untuk tetap memberikan pelayanan
form dokumentasi terlalu banyak, serta ada yang terbaik serta dari keluarga pasien
sebagian perawat yang menyatakan sibuk menuntut perawat untuk memberikan

164
Hernyu Widegdo, Eva Marti, Emmelia Ratnawati
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam PendokumentasianEarly
Warning System (EWS) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul

pilihan yang tepat dan cepat dalam tersebut sehingga perawat apabila
memberikan keputusan. melaporkan kondisi pasien pada DPJP
Analisa data yang didapatkan ataupun DJB hanya menuliskan 1 kali.
mayoritas responden hampir setengahnya Masih adanya beberapa perawat yang masih
memiliki kepatuhan cukup dalam rentang meminta tolong pada anggota keluarga
usia 20-30 tahun 44,73% dengan hampir dalam mengamati kondisi pasien. Masih
setengahnya responden perempuan adanya perawat yang menangani seorang
sebanyak 39,4% dan sebagian kecil diri apabila pasien ada hasil yang upnormal
responden laki-laki 5,2%, dengan hampir dan hanya menuliskan tindakan yang
setengahnya tingkat pendidikan D3 penting saja.
Keperawatan 36,8% sedangkan sebagian
kecil dengan tingkat pendidikan S1 KESIMPULAN DAN SARAN
keperawatan 7,9%, sebagian kecil dalam SIMPULAN
rentang usia 30-40 tahun 18,4% dengan Berdasarkan dari hasil penelitian
sebagian kecil responden perempuan dan pembahasan dari bab sebelumnya,
sebanyak 18,4% dan dalam rentang usia 40- maka simpulan yang dapat ditarik dari
50 tahun 5,2%. Dengan tinggkat pendidikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
sebagian kecil pada responden dengan 1. Gambaran beban Kerja perawat yang
tingkat Pendidikan D3 Keperawatan 18,4% berkerja ruang rawat inap Rumah Sakit
dan S1 Keperawatan 5,2% Panti Rahayu Gunung Kidul hampir
Perawat yang merasakan beban setengahnya memiki beban kerja sedang
kerja tinggi dapat mempengaruhi kepatuhan dengan presentase 42.1%.
perawat dalam melakukan dokumentasi 2. Gambaran kepatuhan perawat dalam
EWS. Dimana kepatuhan di RS Panti melakukan pendokumentasian EWS di
Rahayu masih tergolong cukup patuh, ruang rawat inap Rumah Sakit Panti
karena masih adanya perawat yang tidak Rahayu sebagian besar memiliki
menuliskan hasil total dari skoring EWS, kepatuhan cukup dengan presentase
dan hanya menuliskan hasil observasi dari 65.8%.
tanda-tanda vital saja. Dimana beban kerja

165
Jurnal Keperawatan I CARE, Vol. 3 No. 2 Tahun 2022

3. Ada hubungan antara beban kerja dalam melakukan dokumentasi EWS


dengan kepatuhan pendokumentasikan dengan metode penelitian kualitatif. .
EWS diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar -0,510, dengan nilai signifikansi DAFTAR PUSTAKA
sebesar 0.001 < 0.05,artinya adanya Apriana, R., Astuti, W., & Dedy, Y. (2016).
hubungan dengan tingkat keeratan kuat Hubungan beban kerja Dengan
dan arah korelasi berlawanan atau tidak kepatuhan pengisian surgical patient
searah. safety checklist pada perawat di ruang
instalasi bedah sentral Rumah Sakit
SARAN ST. Elisabeth Semarang. JURNAL
1. Bagi keperawatan NERS WIDYA HUSADA, 3(1), 1-10.
Diharapkan bagi keperawatan hasil Bellomo, R. (2012). Skor peringatan dini
penelitian ini dapat mengurangi beban yang diimplementasikan dengan baik
kerja yang dirasakan perawat dan dapat dapat membantu tim respon cepat
meningkatkan kepatuhan perawat dalam dalam meningkatkan hasil. PHILIPS
melakukan dokumentasi EWS di Rumah SENSE AND SIMPLICITY.
Sakit Panti Rahayu. https://www.philips.com/c-
2. Bagi STIKes Panti Rapih Yogyakarta dam/b2bhc/us/topics/early-warning
Diharapkan untuk STIKes panti rapih scoring/RapidResponseTeam_white_pa
untuk menambahkan materi EWS dalam per_452296285921_LR.pdf
kurikulum pendidikan, karena EWS Buanawati, F. T. (2019). Hubungan beban
sudah banyak di terapkan di rumah sakit kerja dengan kinerja perawat di ruang
di Indonesia sehingga sangat dibutuhkan rawat inap (Muzdalifah, Mustazam dan
menjadi bekal mahasiswa saat memasuki Arofah) Rumah Sakit Panti Siti aisyah
dunia kerja. kota madiun. SKRIPSI, 1-112.(
3. Bagi Peneliti Selajutnya http://repository.stikes-
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya bhm.ac.id/667/1/1.pdf)
dapat melanjutkan penelitian tentang Committee National Clinical Effectiveness.
hubungan factor penghambat dan (2013). National Early Warning System
pendukung dengan kepatuhan perawat

166
Hernyu Widegdo, Eva Marti, Emmelia Ratnawati
Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kepatuhan Perawat Dalam PendokumentasianEarly
Warning System (EWS) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rahayu Gunung Kidul

Score. DEPARTEMENT OF Widuri, Maryadi, & Astuti, L. D. (2017).


HEALTH, 1-127. Hubungan tingkat pengetahuan
Dean, E. (2018). National early warning perawat dengan kepatuhan
score update. POLICY BRIEFING, melaksanakan pendokumentasian
30.https://www.rcplondon.ac.uk/project askep di ruang rawat inap RS JIH
s/.../national-early-warning-score- Yogyakarta. MIKKI, 5(1), 69-79.
nEWS-2 Yusnita, E., Kusnanto, & Rayasan, F.
Kolic, et al. (2015). Factors affecting (2019). Pengaruh penerapan eary
respons to national early warning warning system (EWSS) terhadap
score (NEWS). ELSEVIER, 85-90. prognosis pasien ppok di Rumah Sakit
Subban, et al. (2019). Implementasi early Umum Daerah Dr. Dradjat
warning score warning score pada Prawiranegara Serang - Banten tahun
kejadian henti jantung di ruang 2017. KHAZANAH ILMU
perawatan RSUP Dr. Sadikin Bandung BERAZAM, 2, 586-601.
yang ditangani tim code blue selama
tahun 2017. JURNAL ANESTESI
PERIOPERATIF, 7(1), 33 - 41.
Suwaryo, P. W., Sutopo, R., & Utoyo, B.
(2019). Pengetahuan perawat dalam
menerapkan early Warning skoring
system ( EWSS) di ruang keperawatan.
JURNAL ILMIAH KESEHATAN
KEPERAWATAN, 15, 64-73.
Tandy, D. Y., Witcahyo, E., & Utami, S.
(2018). Analisis kepatuhan pengisian
berkas rekam medis di rumah sakit
daerah (RSD) Kalisat Jember.
JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT, 9(1), 21-29.

167

Anda mungkin juga menyukai