Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN PALIATIF

“LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN CA MAMAE”

Oleh:

Kelas RPL S.Tr. Kep


Kelompok 2

Kadek Diah Pramesti (P07120223146)


I Gusti Agung Aditya Dewi (P07120223147)
Kadek Githa Mayaswari (P07120223148)
Ni Nyoman Yuniati (P07120223149)
Ni Kadek Seni Ariani (P07120223150)
Ni Komang Enik Nopianti (P07120223151)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM RPL SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN CA MAMAE
A. Pengertian
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, maka sel-sel kanker bisa
bermetastase pada bagian-bagian tubuh yang lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel-sel
kanker bisa bersarang ditulang, paru, hati kulit dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
Ca Mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel ductus maupun lobulusnya. (Kemenkes, 2017). Ca Mamae biasanya
terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan, sebelum gejala berkembang, atau
setelah wanita memperhatikan benjolan. Sebagian besar massa terlihat saat terjadi
benjolan di payudara dimana awalnya bersifat jinak dan terus berkembang dan
menyebar sehingga tidak terkendali. Analisi mikroskopis payudara diperlukan
untuk diagnosis definitis dan untuk mengetahui tingkat penyebaran (in situ atau
invasif) dan ciri jenis penyakitnya. Analisis mikroskopis jaringan didapat melalui
biopsi jarum atau bedah. Biopsi didasarkan pada klinis pasien individu faktor,
ketersediaan perangkat biopsi, dan sumber daya tertentu (American Cancer
Soxiety, 2015).
Ada beberapa penyebab dari Ca Mamae antara lain :
1. Usia
Sekitar 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan
pada wanita berusia 75 tahun
2. Pernah Ca Mamae
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki
resiko tertinggi menderita Ca Mamae. Setelah payudara yang terkena
diangkat, maka resiko terjadinya karsinoma pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun
3. Riwayat keluarga menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,
memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita Ca Mamae
4. Faktor genetic dan hormonal
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan terjadinya kanker
payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu
dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat
besar
5. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah
usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah
hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko Ca Mamae. Resiko
menderita Ca Mamae adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang
mengalami menarke sebelum usia 12 tahun
6. Pemakaian pil KB atau terapi sulih esterogen
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya Ca mammae, yang
tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum
diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun
tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko Ca mammae dan resikonya
meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
7. Obesitas pasca menopause
Obesitas sebagai faktor resiko Ca mammae masih diperdebatkan. Beberapa
penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko Ca mammae
kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
8. Pemakaian alkohol
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko
terjadinya Ca mammae.
9. Bahan kimia
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industry
lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
10. DES (dietstilbestrol)
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki
resiko tinggi menderita Ca Mamae
11. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa
kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
12. Faktor resiko lainnya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker Rahim, ovarium dan kanker
usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan
resiko terjadinya Ca Mamae (Buku Saku Dokter, 2014).

B. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala Ca Mammae yaitu:
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
3. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar putting
susu, mengkerut seperti jeruk perut dan adanya ulkus pada payudara
4. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu
6. Ada rasa sakit
7. Ada pembengkakan di daerah lengan
8. Adanya rasa nyeri atau sakit di daerah payudara
9. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
10. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
C. Pohon Masalah

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
Prosedur pemeriksaan ini dengan cara menyuntikkan jarum berukuran 22–25
gauge melewati kulit atau secara percutaneous untuk mengambil contoh cairan
dari kista payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada
payudara.
2. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan jarum yang sangat
halus maupun dengan jarum yang cukup besar untuk mengambil jaringan.
Kemudian jaringan yang diperoleh menggunakan metode insisi maupun eksisi
dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin dan
3. Mammografi dan ultrasonografi
Berperan dalam membantu diagnosis lesi payudara yang padat palpable
maupun impalpable serta bermanfaat untuk membedakan tumor solid, kistik
dan ganas. Teknik ini merupakan dasar untuk program skrinning sebagai alat
bantu dokter untuk mengetahui lokasi lesi dan sebagai penuntun FNAB.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
MRI dapat dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat
atau pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan resiko
tinggi untuk menderita Ca Mamae.
5. USG payudara
USG payudara dapat memberi gambaran jelas mengenai kondisi jaringan
kelenjar susu , tepi, ada tidaknya benjolan, ukuran, bentuk, sifat tumor, dan
lainnya. Ketepatan USG dalam mendiagnosa sekitar 80-85%
6. Pemeriksaan Immunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan
menggunakan antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam
potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK
merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker payudara. Pemeriksaan
IHK pada karsinoma payudara berperan dalam membantu menentukan prediksi
respons terapi sistemik dan prognosis. Pemeriksaan imunohistokimia yang
standar dikerjakan untuk karsinoma payudara adalah
a. Reseptor hormonal yaitu reseptor esterogen (ER) dan reseptor progesterone
(PR)
b. HER2
c. Ki-67

E. Penatalaksanaan Medis
a) Pembedahan
a. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpektomi/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision / mastektomi parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal, Pengangkatan
dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan ototpectoralis mayor.
b) Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorokan.
c) Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.
d) Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut: Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
c. Mata: Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut: Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher: Biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
i. Hepar: Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a) Pola Bernapas
b) Pola makan-minum
c) Pola Eliminasi
d) Pola aktivitas dan latihan
e) Pola istirahat dan tidur
f) Pola Berpakaian
g) Pola rasa nyaman
h) Pola Aman
i) Pola Kebersihan Diri
j) Pola Komunikasi
k) Pola Beribadah
l) Pola Produktifitas
m) Pola Rekreasi
n) Pola Kebutuhan Belajar
6. Pemeriksaan Penunjang
G. Diagnosa keperawatan (SDKI)
1. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi (D.0129).
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
(D.0019).
6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111).
7. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
8. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh
(D.0083).
9. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis
(D.0086).
H. Rencana Keperawatan (SLKI, SIKI)

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
1. dengan adanya penekanan selama ...x... jam maka
Manajemen Nyeri (Label I. 03117)
saraf (D.0078) Luaran Utama
Tingkat Nyeri (Label L. 08066) Menurun, Observasi
dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
a. Kemampuan menuntaskan aktivitas intensitas nyeri
meningkat 2) Identifikasi skala nyeri
b. Keluhan nyeri menurun 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
c. Meringis menurun 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
d. Sikap protektif menurun 5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
e. Gelisah menurun 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap repson nyeri
f. Kesulitan tidur menurun 7) Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
g. Menarik diri menurun 8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
h. Berfokus pada diri sendiri menurun diberikan
i. Diaforesis menurun 9) Monitor efek samping penggunaan analgetik
j. Perasaan depresi menurun Terapeutik
k. Perasaan takut mengalami cedera 1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
berulang menurun (mis : TENS, hypnosis, akupresure, terapi music, biofeedback,
l. Anoreksia menurun terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
m. Perineum terasa tertekan menurun hangat atau dingin, terapi bermain)
n. Uterus terasa membulat menurun 2) Kontrol lingkungn yang memperberat rasa nyeri (mis : suhu
o. Ketegangan otot menurun ruangan, pencahayaan, kebisingan)
p. Pupil dilatasi menurun 3) Fasilitasi istirahat dan tidur
q. Muntah menurun 4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan
r. Mual menurun strategi meredakan nyeri
s. Frekuensi nadi membaik Edukasi
t. Pola napas membaik 1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
u. Tekanan darah membaik 2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
v. Proses berpikir membaik 3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
w. Fokus membaik 4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
x. Nafsu makan membaik 5) Ajarkan teknik nonfarmakaologis untuk mengurangi rasa nyeri
y. Pola tidur membaik Kolaborasi
1) Memberikan analgetik jika perlu
2. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka
Perawatan luka (I.14564)
perubahan sirkulasi Luaran Utama
Observasi
(D.0129) Integritas Kulit dan Jaringan (Label
1) monitor karakteristik luka
L.14125) Meningkat, dengan kriteria hasil :
2) monitor tanda-tanda infeksi
a. Elastisitas meningkat Terapeutik
b. Hidrasi meningkat 1) lepaskan balutan dan plester secara perlahan
c. Perfusi jaringan meningkat 2) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
d. Kerusakan jaringan menurun 3) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik sesuai
e. Kerusakan lapisan kulit menurun kebutuhan
f. Nyeri menurun 4) bersihkan jaringan nekrotik
g. Perdarahan menurun 5) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
h. Kemerahan menurun 6) pasang balutan sesuai jenis luka
i. Hematoma menurun 7) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
j. Pigmentasi abnormal menurun 8) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
k. Jaringan parut menurun 9) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi
l. Nekrosis menurun pasien
m. Abrasi kornea menurun 10) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein
n. Suhu kulit membaik 1,25-1,5 gram/kgBB/hari
o. Sensasi membaik 11) Berikan suplemen vitamin dan mineral
p. Tekstur membaik 12) berikan terapi tens, jika perlu
q. Pertumbuhan rambut membaik Edukasi
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
3) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
1) kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
2) kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
3. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka Manajemen jalan napas (I.01011)
ekspansi paru menurun Luaran Utama Observasi
(D.0005) Pola Napas (Label L.01004) membaik, 1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
dengan kriteria hasil : 2) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
a. Ventilasi semenit meningkat
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Kapasitas vital meningkat
Terapeutik
c. Diameter thoraks anterior-posterior
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
meningkat
chinlift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
d. Tekanan ekspirasi meningkat
2) Posisikan semi-Fowler atau Fowler
e. Tekanan inspirasi meningkat
3) Berikan minum hangat
f. Dispnea menurun
4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
g. Penggunaan otot bantu napas menurun
5) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
h. Pemanjangan fase ekspirasi menurun
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
i. Ortopnea menurun
7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
j. Pernapasan pursed-lip menurun
8) Berikan oksigen, jika perlu
k. Pernapasan cuping hidung menurun
Edukasi
l. Frekuensi napas membaik
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
m. Kedalaman napas membaik
b) Anjurkan teknik batuk efektif
n. Ekskursi dada membaik
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka Pencegahan Infeksi (I.14539)
penyakit kronis (D.0142) Luaran Utama Observasi
Tingkat Infeksi (Label L.14137) Menurun, 1) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
dengan kriteria hasil : Terapeutik
1) Batasi jumlah pengunjung
a) kebersihan tangan meningkat
2) berikan perawatan kulit pada area edema
b) kebersihan badan meningkat
3) cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
c) nafsu makan meningkat
lingkungan pasien
d) demam menurun
4) pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
e) kemerahan menurun
f) bengkak menurun Edukasi
g) vesikel menurun 1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
h) cairan berbau busuk menurun 2) ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
i) sputum berwarna hijau menurun 3) Ajarkan etika batuk
j) drainase purulen menurun 4) ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
k) piuria menurun 5) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
l) periode malaise menurun 6) anjurkan meningkatkan asupan cairan
m) periode menggigil menurun Kolaborasi
n) letargi menurun 1) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
o) gangguan kognitif menurun
p) kadar sel darah putih membaik
q) kultur darah membaik
r) kultur urine membaik
s) kultur sputum membaik
t) kultur area luka membaik
u) kultur feses membaik
v) kadar sel darah putih membaik
5. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
dengan peningkatan selama ...x... jam maka
Manajemen Nutrisi (I.03119)
kebutuhan Luaran Utama
metabolisme (D.0019). Status Nutrisi (Label L.03030) Membaik, Observasi
dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi status nutrisi
a) Kekuatan otot pengunyah meningkat 2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
b) Kekuatan otot menelan meningkat 3) Identifikasi makanan yang disukai
c) Serum albumin meningkat 4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan 5) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
nutrisi meningkat 6) Monitor asupan makanan
e) Pengetahuan tentang pilihan makanan 7) Monitor berat badan
yang sehat meningkat 8) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
f) Pengetahuan tentang pilihan minuman Terapeutik
yang sehat meningkat 1) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
g) Pengetahuan tentang standar asupan 2) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
nutrisi yang tepat meningkat 3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
h) Penyiapan dam penyimpanan minuman 4) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
yang aman meningkat 5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
dengan tujuan kesehatan meningkat 7) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika
j) Perasaan cepat kenyang menurun asupan oral dapat ditoleransi
k) Nyeri abdomen menurun Edukasi
l) Sariawan menurun 1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
m) Rambut rontok menurun 2) Anjurkan diet yang diprogramkan
n) Diare menurun Kolaborasi
o) Berat badan membaik 1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda
p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik nyeri, antiemetik), jika perlu
q) Frekuensi makan membaik 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
r) Nafsu makan membaik dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
s) Bising usus membaik
t) Tebal lipatan kulit trisep membaik
u) Membran mukosa membaik
6. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka
Edukasi Kesehatan (I.12383)
kurang terpapar informasi Luaran Utama
Observasi
(D.0111) Tingkat Pengetahuan (Label L.12111)
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Meningkat, dengan kriteria hasil :
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
a) perilaku sesuai anjuran meningkat menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b) verbalisasi minat dalam belajar Terapeutik
meningkat 1) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan
c) kemampuan menjelaskan pengetahuan 2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan
tentang suatu topik 3) Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
d) kemampuan menggambarkan 1) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
pengalaman sebelumnya yang 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
sesuai dengan topik meningkat 3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
e) perilaku sesuai dengan pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat
f) pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun
g) persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun
h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
menurun
i) perilaku membaik
7. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
dengan kurang terpapar selama ...x... jam maka
Reduksi Ansietas (I. 09314)
informasi (D.0080) Luaran Utama
Observasi
Tingkat Ansietas (Label L.09093)
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
Menurun, dengan kriteria hasil :
stresor)
a) verbalisasi kebingungan menurun 2) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan
b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang 3) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
dihadapi menurun Terapeutik
c) perilaku gelisah menurun 1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
d) perilaku tegang menurun 2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
e) keluhan pusing menurun memungkinkan
f) anoreksia menurun 3) Pahami situasi yang mernbuat ansietas
g) palpitasi menurun 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
h) frekuensi pernapasan menurun 5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
i) frekuensi nadi menurun 6) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
j) tekanan darah menurun 7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
k) diaforesis menurun 8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
l) tremor menurun datang
m) pucat menurun Edukasi
n) konsentrasi membaik 1) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
o) pola tidur membaik 2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan,
p) perasaan keberdayaan membaik dan prognosis
q) kontak mata membaik 3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu
r) pola berkemih membaik 4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual
s) orientasi membaik kebutuhan
5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu
8. Ganguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka
Promosi citra tubuh (I.09305)
perubahan struktur/fungsi Luaran Utama
Observasi
tubuh (D.0083) Citra Tubuh (Label L.09067) Meningkat,
1) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
dengan kriteria hasil :
perkembangan
a) Melihat bagian tubuh meningkat 2) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt
b) menyentuh bagian tubuh meningkat citra tubuh
c) verbalisasi kecacatan bagian tubuh 3) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi
meningkat sosial
d) verbalisasi kehilangan bagian tubuh 4) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
meningkat 5) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
e) verbalisasi perasaan negatif tentang Terapeutik
perubahan tubuh menurun 1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
f) verbalisasi kekhawatiran terhadap 2) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
penolakan/reaksi orang lain 3) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
menurun 4) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis,
g) verbalisasi perubahan gaya hidup luka, penyakit. pembedahan)
menurun 5) Diskusikan cara mengembangken harapan citra tubah secara
h) menyembunyikan bagian tubuh realistis
berlebihan menurun 6) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan
i) menunjukkan bagian tubuh berlebihan citra tubuh
menurun Edukasi
j) fokus pada bagian tubuh menurun 1) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra
k) fokus pada penampilan masa lalu tubuh
l) menurun fokus pada kekuatan masa lalu 2) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
menurun 3) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig,
m) respon nonverbal pada perubahan tubuh kosmetik)
membaik 4) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok
n) hubungan sosial membaik sebaya)
5) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
6) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan)
7) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain
maupun kelompok
9. Harga diri rendah kronis Setelah dilakukan intervensi keperawatan Intervensi Utama
berhubungan dengan selama ...x... jam maka
Promosi Harga diri (I. 09331)
terpapar situasi traumatis Luaran Utama
Observasi
(D.0086) Harga Diri (Label L.09069) Meningkat,
1) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia
dengan kriteria hasil :
terhadap harga diri
a) Penilaian diri positif meningkat 2) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri
b) perasaan memiliki kelebihan/ 3) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan
kemampuan positif meningkat Terapeutik
c) penerimaan penilaian positif terhadap 1) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
diri sendiri meningkat 2) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru
d) minat mencoba hal baru meningkat 3) Diskusikan pernyataan tentang harga diri
e) berjalan menampakan wajah meningkat 4) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
f) postur tubuh menampakan wajah 5) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
meningkat 6) Diskusikan persepsi negatif diri
g) konsentrasi meningkat 7) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
h) tidur meningkat 8) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga
i) kontak mata meningkat diri yang lebih tinggi
j) gairah aktivitas meningkat 9) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan
k) aktif meningkat batasan yang jelas
l) percaya diri berbicara meningkat 10) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
m) perilaku esertif meningkat 11) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga
n) kemampuan membuat keputusan diri
meningkat Edukasi
o) perasaan malu menurun 1) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam
p) perasaan bersalah menurun perkembangan konsep positif diri pasien
q) perasaan tidak mampu melakukan 2) Ankurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
apapun menurun 3) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi
r) meremehkan kemampuan mengatasi dengan orang lain
masalah menurun 4) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negatif
s) ketergantungan pada penguatan secara 5) Anjurkan mengevaluasi perilaku
berlebihan menurun 6) Ajarkan cara mengatasi bullying
t) pencarian penguatan secara berlebihan 7) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
menurun 8) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri
9) Latih cara berfikir dan berperilaku positif
10) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam
menangani situasi
I. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan perawat
berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan
sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis
tindakan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri
dari tindakan mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan
ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai
dan dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi saat ini (Desmawati, 2019).

J. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan
(Bararah & Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016.
Atlanta: American Cancer Society

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher., Joanne M. Dochterman., cheryl M.


Wagner. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). 6th Edition.
Singapore: Mosby, Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, Intansari.,
Roxsana Devi Tumanggor. Nursing Interventions Classification (NIC).
Edisi Ke-6. Indonesia: CV Mocomedia.

Erik, T. (2005). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta:


Gramedia.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara.


Kementerian Kesehatan RI: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Situasi Penyakit Kanker. Kesehatan RI:


Jakarta

Modern Cancer Hospital Guangzhou. (2015). Diagnosis Kanker Payudara.


http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/breast-cancer-
diagnosis/.

Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Kosep Klinis


Proses-Proses Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Sjamsuhidayat, R dan De Jong W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Syaiffudin. (2010). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk


Keperawatan & Kebidanan, Ed. 4. Jakarta : EGC.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai