Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKes INDRAMAYU


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Uswatun Hasanah


NIM ` : R.20.06.019
Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2021
Nama Pembimbing : 1. Feriyal, S.ST.,M.Tr.Keb
2. Hj. Elipah, S.ST
No. Reg Pasien : 27100xx

A. Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini masih menjadi
pembunuh nomor satu bagi perempuan. Kanker payudara adalah kanker yang paling
sering terjadi pada wanita, berdampak pada 2,1 juta wanita setiap tahun, dan juga
menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker di antara wanita. Data dari
International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2018, kanker payudara
merupakan kanker dengan persentase kasus tertinggi dibandingkan dengan kanker
lainnya yaitu 46,3% atau 2.088.849 kasus dan persentase kematian tertinggi 13% atau
626.679 kasus pada perempuan di dunia. Prevalensi kanker payudara di Indonesia
mencapai 0,5 perseribu perempuan.
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI, 2009).
Kanker payudara dimulai di jaringan payudara, yang terdiri dari kelenjar untuk produksi
susu, yang disebut lobulus, dan saluran yang menghubungkan lobulus ke puting. Sisa dari
payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat, dan limfatik (American Cancer Society, 2011).
Menurut the American Cancer Society, payudara merupakan tempat nomor satu
tumbuhnya kanker pada wanita. Kanker payudara pada stadium awal, jika diraba,
umumnya tidak menemukan adanya benjolan yang jelas pada payudara. Namun sering
merasakan ketidaknyamanan pada daerah tersebut (Tim Cancer Helps, 2010). Sedangkan
pada Stadium lanjut gejalanya antara lain, jika diraba dengan tangan, terasa ada benjolan
di payudara; jika diamati bentuk dan ukuran payudara berbeda dengan sebelumnya; ada
luka eksim di payudara dan puting susu yang tidak dapat sembuh meskipun telah diobati;
keluar darah atau cairan encer dari puting susu; puting susu masuk memuntir kedalam
payudara; kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (Mangan, 2009).
Dari data Dinkes DIY 2016 menunjukkan bahwa pada tahun 2016, terdapat kasus
baru neoplasma ganas payudara terlihat paling tinggi dibandingkan dengan kasus baru
neoplasma yang lain rawat jalan sebanyak 103 kasus dan rawat inap sebanyak 54 kasus.
Kasus ini meningkat pada tahun 2017, berdasarkan Data Dinas Kesehatan DIY tahun
2017 menunjukan bahwa kasus baru neoplasma ganas payudara paling tinggi jika
dibandingkan dengan kasus baru neoplasma lainnya baik di rawat jalan (1.564 kasus)
maupun rawat inap (823 kasus). Sementara itu, kasus baru Neoplasma Ganas Serviks
Uteri menduduki peringkat nomer dua di rawat jalan (486 kasus) dan untuk rawat inap.
Angka kejadian kanker payudara dengan pemeriksaan klinis tahun 2017 tertinggi
ditemukan di Kabupaten Bantul sebanyak 1.476 kasus, di kota Yogyakarta sebanyak 64
kasus dan di Kabupaten Kulonprogo sebanyak 16 kasus. Cakupan deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara di Yogyakarta tahun 2017 menunjukkan bahwa cakupan
tetinggi di kota Yogyakarta sebanyak 46,83 % dan tertendah di Kabupaten Bantul
sebanyak 9,03%. 5 Data Dinkes Bantul 2016 menunjukkan bahwa berdasarkan cakupan
deteksi dini kanker leher rahim dan payudara di Kecamatan Sanden terbanyak dengan
jumlah 15.159 perempuan usia 30-50 tahun di temukan tumor/benjolan tertinggi pada
Kecamatan Sanden yaitu dengan 61 kasus, Pandak II yaitu 7 kasus dan Bambanglipuro
sebanyak 4 kasus. Menurut WHO terdapat dua metode untuk mendeteksi kanker
payudara yaitu dengan deteksi secara dini dan skrening. Deteksi dini dimulai dengan
melakukan SADARI, pemeriksaan payudara klinis, dan Mamografi. Program skrining
adalah upaya yang jauh lebih kompleks daripada program diagnosis dini. Skrining
mamografi adalah satu-satunya metode skrining yang telah terbukti efektif. Meskipun
mammografi merupakan Gold Standart pemeriksaan kanker payudara tetapi SADARI
merupakan langkah deteksi dini yang paling mudah dilakukan. Praktik SADARI telah
memberdayakan perempuan untuk mengambil tanggung jawab terhadap kesehatan
mereka sendiri. Oleh karena itu SADARI direkomendasikan untuk meningkatkan
kesadaran di kalangan wanita.

B. Patofisiologi Kanker Payudara


Payudara terdiri dari sekumpulan kalenjar dan jaringan lemak yang terletak di
antara kulit dan tulang dada. Kalenjar di dalam payudara akan menghasilkan susu setelah
seorang perempuan melahirkan. Kalenjar-kalenjar susu disebut lobule yang membentuk
lobe atau kantung penghasil susu. Terdapat lima sampai dua puluh kantung penghasil
susu pada setiap payudara, yang dihubungkan dengan saluran susu yang terkumpul di
dalam putting. Sisa bagian payudara yang terdiri dari jaringan lemak dan jaringan
berserat yang saling berhubungan, yang mengikat payudara dan mempengaruhi bentuk
dan ukuran payudara. Terdapat juga pembuluh darah dan kelenjar getah bening pada
payudara (Anonim, 2007).

Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang
jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak
terkontrol ini disebut dengan tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor
merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor
ini disebut dengan tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau
menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Tumor ganas mempunyai
sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain diseluruh tubuh untuk
berkembang menjadi tumor yang baru, penyebaran ini disebut metastase (Anonim, 2007).
Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara
cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara. Setiap jaringan pada
payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kalenjar susu
(Sukardja, 2000). Pada tahap awal kanker payudara, biasanya penderita tidak merasakan
sakit atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali, namun ketika tumor semakin membesar,
gejala-gejala dibawah ini mungkin muncul : a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen,
biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau terdapat penebalan pada kulit
payudara atau di sekitar ketiak. b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara. c. Kerutan
pada kulit payudara. d. Keluarnya cairan pada payudara, umumnya berupa darah. e.
Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu (Anonim, 2007).

C. Penyebab Kanker Payudara


Dapat dicatat bahwa faktor penyebab kanker payudara sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin
multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu :
1. Faktor Genetika Faktor genetik pada kanker payudara memiliki pengaruh. Terutama
bila ada riwayat generasi sebelumnya ada yang terkena kanker payudara, maka resiko
menderita kanker payudara akan lebih besar. Terdapat dua gen yang berperan dalam
pembentukan kanker payudara, yaitu gen BRCA1 dan BRCA2
2. Pengaruh Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kalenjar tubuh yang
berfungsi untuk mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Hormon
memicu terjadinya pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa
reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena
kehamilan, meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah
mengalami kerusakan dan menyebakan kanker (Amalia, 2009). Pemberian hormon
tertentu secara berlebihan, dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis
kanker seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat (kalenjar kelamin pria).
3. Bahan Kimia Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa
karbon dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
4. Pola makan, terutama makanan yang banyak mengandung lemak.
5. Pengaruh Radiasi di Daerah Dada. Biasanya penderita mengeluh adanya benjolan di
payudara, rasa sakit di payudara, keluarnya cairan dari puting susu, adanya eksim di
sekitar areola puting susu, adanya ulserasi atau borok di daerah payudara, pembesaran
7 kalenjar getah bening atau sekelan disekitar ketiak. Sel kanker payudara yang
pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm dalam waktu 8-12 tahun. Sel
kanker tersebut diam pada kalenjar payudara. Sel-sel kanker ini dapat menyebar
melalui aliran darah ke seluruh tubuh (Anonim, 2007).
D. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Umumnya wanita dengan faktor-faktor sebagai berikut memiliki resiko terkena


kanker payudara :
1. Usia di atas 25 tahun yang keluarganya (ibu, saudara perempuan ibu, saudara
perempuan satu ibu) pernah menderita kanker payudara.
2. Umur lebih dari tiga puluh tahun, menarche atau haid pertama kurang dari umur dua
belas tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia
tigapuluh tahun atau belum pernah hamil.
3. Pernah operasi tumor jinak payudara, mendapat terapi hormonal yang lama, adanya
kanker payudara pada payudara yang satunya, mengalami trauma berulang pada
payudara.
4. Tidak menikah, menikah tetapi tidak pernah melahirkan anak, tidak menyusui,
cenderung kelebihan berat badan.
5. Adanya riwayat operasi ginekologi, riwayat radiasi di daerah dada atau payudara
(pengobatan keloid), riwayat kanker payudara pada keluarganya.
6. Mengalami berbagai macam goncangan jiwa yang hebat dalam kehidupannya
(bercerai, tidak dapat menikah).
Faktor resiko pada pria disebabkan karena adanya kelainan pertumbuhan payudara,
umumnya meliputi :
1. Umur lebih dari 65 tahun, terutama orang gemuk.
2. Mempunyai sirosis hati, karsinoma testis, tumor anak ginjal, hipertiroidisme,
penderita kanker paru.
3. Pemakai obat-obatan, misalnya estrogen, testosteron, antihipertensi, digitalis,
simetidin, diazepam, amfetamin dan kemoterapeutik kanker (Sjamsuhidayat, 1997).

E. Pencegahan Kanker Payudara


Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui, setiap orang dapat
melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan menghindari beberapa jenis
kanker :
1. Menghindari minuman alkohol.
2. Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok berhentilah merokok.
3. Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan, lebih banyak makan makanan yang
berserat, makan makanan yang mengandung vitamin A dan C dan sayur-sayuran
berwarna alami seperti sayur hijau dan buah.
4. Mengurangi makan makanan yang telah diawetkan (diasinkan, dibakar, diasap atau
dengan bahan pengawet) atau disimpan terlalu lama.
5. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual, dengan tidak bergantiganti
pasangan.
6. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress.
7. Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur. Dengan pemeriksaan payudara
sendiri secara berkala ataupun dengan mammografi (Anonim, 2007).
Kejadian kanker payudara dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :
1. Menyusui lebih dari dua tahun, ASI (air susu ibu) ekslusif sampai dengan enam
bulan.
2. Menjaga indek masa tubuh (IMT) berkisar antara 20-25 kg/m 2.

3. Membiasakan diri mengkonsumsi makanan seimbang (Healthy Diet).


4. Melakukan aktifitas fisik (Anonim, 2007).
Diagnosis kanker payudara ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik
dan hasil pemeriksaan berikut :
1. Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop).
2. Rontgen dada.
3. Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker.
4. Skrining tulang (dilakukan apabila tumor sudah besar atau ditemukan pembesaran
pada kalenjar getah bening).
5. Mammografi dan USG payudara (Amalia, 2009).
Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tindakan ini sangat penting karena hampir
85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Pada wanita normal,
American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia diatas 20 tahun untuk
melakukan SADARI setiap tiga bulan, usia 35-40 tahun melakukan mamografi, diatas
40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli, lebih dari 50 tahun check-up rutin dan
mamografi setiap tahun, dan bagi wanita yang berisiko tinggi pemeriksaan dokter
harus lebih sering dan rutin.
2. Pemeriksaan payudara secara klinis (SARANIS). Dokter umum merupakan ujung
tombak penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, mempunyai kesempatan luas
menemukan tumor payudara lebih awal. Kesempatan ini mungkin terwujud, apabila
pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun atau yang termasuk golongan resiko
tinggi, walaupun dia datang karena penyakit lain, dilakukan pemeriksaan fisik
payudara secara klinis (SARANIS) oleh dokter, bidan dan paramedis wanita terlatih
dan terampil. Keikutsertaan bidan atau paramedis merupakan cara yang baik untuk
menerobos kendala budaya malu diperiksa oleh dokter pria, yang sering terjadi di
klinik atau puskesmas. Dokter spesialis penyakit kandungan sering menemukan
tumor payudara lebih awal (Amalia, 2009).
3. Mammografi adalah pemeriksaan foto rontgen yang dilakukan pada payudara. Dari
hasil mammografi dapat diketahui apakah tumor yang ada di payudara merupakan
tumor yang jinak atau ganas (Anonim, 2010). Melalui pemeriksaan yang disebut
dengan mammograms, maka tipe kanker payudara dapat dikategorikan dalam dua
bagian yaitu :
a. Kanker payudara non invasive yaitu kanker yang terjadi pada kantung atau tube
susu penghubung antara alveolus (kalenjar yang memproduksi susu) dan puting
payudara. Dalam bahasa kedokteran disebut ductal carcinoma in situ (DCIS),
dimana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.
b. Kanker payudara invasive yaitu kanker yang telah menyebar keluar bagian
kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat 12 menyebabkan
penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limpa dan
lainnya melalui peredaran darah (Anonim, 2005).

F. Rencana Asuhan Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA Nn. M DENGAN


PENYULUHAN SADARI

Identitas Ibu
Nama : Nn. M
Umur : 17 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lemahmekar 001/002

1. Data Subjektif
Alasan Datang : Nn. M dating mengatakan ingin mendapatkan informasi terkait
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Riwayat Menstruasi :
a. Siklus haid : 28 hari
b. Lama haid :5-7 hari
c. Banyaknya darah haid: 2-3 kali ganti pembalut/hari
d. Flour Albus : Normal
e. Nyeri haid : Tidak ada
Riwayat Perkawinan : Belum pernah kawin
Riwayat Kesehatan yang Lalu : Klien mengatakan dalam keadaan sehat, tidak
menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
diabetes melitus, asma serta penyakit menular
seperti TBC dan hepatitis.
Riwayat Kesehatan Keluarga : Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menurun maupun penyakit
menular seksual.
Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar :
a. Nutrisi : Makan biasanya 3x/hari dengan menu yang bervariatif
b. Eliminasi : Eliminasi dalam batas normal dan tidak ada keluhan
c. Istirahat : Istirahat selama 7 jam di malam hari dan 1 jam di siang
hari
d. Personal Hygiene : Mandi biasanya 2x/hari dan rajin mengganti pakaian jika
dirasa sudah tidak nyaman

2. Data Objektif
Ku baik, Kesadaran composmentis
BB : 56kg
TB :158cm
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
R : 20 x/m
S : 36,8oC
Pemeriksaan Head to toe
a. Mata : Konjungtiva merah muda, tidak ada icterus
b. Mulut/gigi : Mulut tampak bersih,mukosa tampak lembab, tidak ada karies pada gigi
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
d. Payudara : Simetris, putting susu menonjol warna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa dan tidak ada pengeluaran.
e. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa
f. Genetalia : Tidak ada varices, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun skene
g. Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, dan kulit tidak dehidrasi

3. Analisa
Nn. M 17 tahun dengan penyuluhan Sadari

4. Penatalksanaan
a. Menginformasikan pada Nn. M hasil pemeriksaan. TD 110/70 mmHg, N 80 x/m,
R 20 x/m S 36,8oC
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya maka Nn. M akan
mengerti sehingga akan bersifat kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas
kesehatan.
b. KIE mengenai SADARI. Menjelaskan mengenai sadari, yaitu periksa payudara
sendiri saat menstruasi pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari
pertama haid di rumah secara rutin. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan
dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk
payudara dengan cara berbaring. Adapun Langkah-0langkahnya untuk melihat
perubahan di hadapan cermin adalah sebagai berikut :
1. Tahap I. Melihat perubahan bentuk dan ebsarnya payudara, perubahan putting
susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambal berdiri tegak depan cermin,
posisi ke dua lengan lurus ke bawah disamping badan.
2. Tahap II. Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau
facia dibawahnya.
3. Tahap III. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan atau
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.
4. Tahap IV. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkaca/tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
c. Anjurkan klien untuk menerapkannya di rumah untuk mendeteksi adanya
benjolan pada payudara. Klien bersedi melakukan anjuran dari bidan

G. Daftar Pustaka
ACS. 2013. Breast Cancer. Diunduh tanggal 9 Oktober, 2013, dari www.cancer.org/

American Cancer Society. (2011). Breast Cancer Facts & Figures 2011- 2012. Atlanta: American
Cancer Society, Inc.

Antara. (2011). Kanker Payudara, Tertinggi di Rumah Sakit Seluruh Indonesia. Diunduh tanggal
9 Oktober, 2013, dari http://beritasatu.com/berita-utama

Davey, P. (2005). Medicine At A Glance. Jakarta: Erlangga.

Depkes RI. (2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. Diunduh
dari http://www.pppl.depkes.go.id/

Gruendemann, B. J., & Fernsebner, B. (Eds). (2005). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol 2
Praktik. Brahm U. Pendit… (et al). Jakarta: EGC.

Handayani, S., & Sudarmiati, S. (2012). Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan
SADARI. Jurnal Nursing Studies, 1(1), 93-100. Diunduh dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah Ed 2. Jakarta: Salemba
Medika.

Mangan, Y. (2009). Solusi Sehat Mencegah Dan Mengatasi Kanker. Jakarta: PT AgroMedia
Pustaka.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrahini, D. S. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku SADARI Pada


Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Student E-Journal, 1(1).
Diunduh dari http:// jurnal.unpad.ac. id/
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Otto, S. E. (2003). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai