“N”
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “TUMOR MAMAE”
DI RUANG MELATI KAMAR 3 RSUD BATARA SIANG
PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
OLEH:
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2022/2023
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
2015). Tumor mamae/tumor payudara adalah tumor yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Tumor ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemak dan jaringan
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
2. ETIOLOGI
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan tumor payudra
terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor
1) Obesitas
Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama estrogen, jadi jika
memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi
2) Pecandu alcohol
seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan
estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko tumor payudara.
3) Perokok berat
560 orang di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat
kimia yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu
tumor).
4) Stress
Stres dapat menjadi faktor risiko tumor payudara karena stres pisikologi yang
berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan penyakit
Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran asap
(Depkes, 2015).
Tumor payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen yang
dapat mewarisi tumor payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1 (Brest
yang terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua gen ini
hanya mencapai 5% dari tumor payudara, jika pasien memiliki riwayat kelurga
tumor payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau
kedua gen BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena tumor payudara akan
payudara.
2) Faktor sex/jenis kelamin
Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami tumor payudara, tetapi laki-
laki juga dapat terserang tumor payudara. Hal ini disebabkan laki-laki
memiliki lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu
pertumbuhan sel tumor, selain itu payudara laki-laki sebagian besar adalah
3) Faktor usia
Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko tumor payudara.
Presentase risiko tumor payudara menurut usia yaitu, dari usia 30-39 tahun
berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun berisiko 1 dari 69
perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau
2,6%, usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi, Semakin
4) Riwayat kehamilan
payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat
imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih rentan
mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan mengalami
5) Riwayat menstruasi
tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena tumor payudara.
Risiko yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas
55 tahun. Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh
tidak terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat hormon
6) Riwayat menyusui
Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu tahun, berisiko
lebih kecil menderita tumor payudara. Selama menyusui, sel payudara menjadi lebih
matang (matur). Dengan menyusui mentruasi akan mengalami penundaan. Hal ini
3. KLASIFIKASI
Secara umum jenis tumor payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu kanke
Tumor terjadi pada kantong (tube) susu (penghubung antara alveolus, kelenjar
yang memproduksi susu, dan puting payudara). Jenis tumor ini biasanya disebut
Sel tumor merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan di
sekitarnya. Pada tahap ini tumor telah menyebar keluar dari kantong susu dan
Tumor bermula tumbuh di saluran susu, kemudian menyebar ke kulit areola dan
Penyembuhan pada jenis tumor ini lebih baik jika tidak disertai dengan massa.
NANDA, 2015).
a. Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening
region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan memeiliki harapan hidup 99%
b. Stadium I
Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor dalam kelenjar
getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan hidup 92%
c. Stadium IIA
Tumor tidak ditemukan pada payudara, tetapi sel-sel tumor ditemukan di kelenjar
tidak mengalami metastase jauh dan memiliki harapan hidup 82% selama 5 tahun
kedepan.
d. Stadium IIB
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel tumor
ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat
melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada metastase jauh dan
f. Stadium IIIB
cancer, menyebar ke kelenjar getah bening dan memiliki harapan hidup 44%
g. Stadium IV
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau
bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang rusuk,
atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15% selama 5 tahun
kedepan.
4. PATOFISIOLOGI
Tumor payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi
hiperflasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi
karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Tumor membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat teraba (diameter 1 cm). Pada ukuran tersebut, kira kira seperempat dari tumor
dan kelenjar payudara. Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal
terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. .Sel
tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran
maupun fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang
masuk dalam tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau
karsinognik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Pertumbuhan dimulai
didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut karsinoma non invasif. Kemudian
tumor menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan invasi ke
dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Pada pertumbuhan
selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis atau daerah kulit yang
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh
organ jauh antara lain paru, hati, tulang dan otak. Akan tetapi dari penelitian para
pakar, mikrometastase pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa didahului
penyebaran limfogen. Sel tumor dan racun racun yang dihasilkannya dapat
menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang , paru-paru dan liver tanpa disadari
oleh penderita,. Oleh karena itu, penderita tumor payudara ditemukan benjolan
diketiak atau dikelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula tumor pada liver
atau mutasi dari aktifitas gen T Supresor atau sering disebut dengan p53. Penelitian
yang paling sering tentang gen p53 pada tumor payudara adalah immunohistokimia
dimana p53 ditemukan pada insisi jaringan dengan menggunakan parafin yang
tertanam di jaringan. Terbukti bahwa gen supresor p53 pada penderita tumor
inilah yang menyebabkan munculnya neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel
5. PATH WAY
(Nurarif, 2015)
6. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tumor payudara pada stadium awal biasanya massa tunggal, massa
teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit atau jaringan yang
berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda
lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting,
edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus
limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang
merasakan nyeri dan ada yang tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun
7. KOMPLIKASI
saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk metastase yang jauh
atau sistemik adalah paru paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan
panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid,
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
c. Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum tumor
dapat dipalpasi.
Susceptibility Gene)
e. USG (Ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik
9. PENATALAKSANAAN
a. Mastektomi
Tipe-tipe mastektomi menurut Martin & Griffin (2014) terbagi menjadi 7, yaitu:
internal.
dengan batas kulit yang bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot
Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila diangkat,vena
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak.
radikal.
5) Mastektomi sebagian
Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara di bawah fasia, dan kulit
7) Mastektomi subkutan
payudara. Semua kulit payudara, termasuk puting dan areola serta tonjolan
disisipkan, baik pada saat pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya.
b. Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena tumor dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel tumor
yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek
kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
c. Kemoterapi
pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel tumor. Sistem ini
d. Terapi hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok kemampuan
e. Lintas metabolisme
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh
10. PENCEGAHAN
b. Kurangi lemak
g. Hindari alkohol
i. Hindari Xeno-estrogen
k. Hindari merokok
l. Berikan ASI
m. Pertimbangkan sebelum melakukan HRT (Hormon Replacement Therapy)
Pemeriksaan SADARI
a. Mulailah dengan melihat payudara payudara dicermin dengan bahu lurus dan tangan
diletakkan dipinggul. Amatilah ukuran , bentuk dan warna payudara , apakah ada
b. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi. Sambil melihat cermin,
perlahan-lahan tekan puting susu antara ibu jari dan jari telunjuk serta lakukan cek
terhadap pengeluaran puting susu.( dapat berupa air susu, atau cairan kekuningan
atau darah ).
c. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring . Gunakan tangan kanan
untuk meraba payudara kiri dan tangan kiri untuk meraba payudara kanan. Gunakan
sentuhan yang lembut dengan menggunakan tiga jari tangan (telunjuk, jari tengah
dan jari manis) dengan posisi berdekatan satu sama lain .Sentuh payudara dari atas ke
bawah , sisi ke sisi dari tulang selangka ke bagian atas perut dan dari ketiak ke
belahan dada.
d. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama sambil
berdiri atau duduk. Kebanyakan wanita merasa lebih mudah merasakan payudaranya
dalam kondisi basah sehingga sering dilakukan saat mandi (Irianto K, 2015).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR
PAYUDARA
1. PENGKAJIAN
objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengkajian
a. Biodata
Biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien dengan tumor payudara dapat nerupa adanya
massa tumor di payudara, rasa sakit di payudara, keluar cairan pada puting,
keluhan utaman sampai terjadi keluhan utama dan hingga pada saat
Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah di derita oleh
Riwayat penyakit kelurga adalah berisi tentang semua anggota kelurga pasien
penyakit kelamin, dan apakah kelurga ada yang memiliki riwayat tumor
payudara.
hasilnya.
b) Kebiasaan merokok
c) Ketergantungan obat-obatan
a) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
3) Pola Eliminasi
b) Perasaan terisolasi.
c) Disorientasi, gelisah
2. Pola nafas tidaak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru (D.
0005)
10. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit dan jaringan.
(D. 01420)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
9. Frekuensi nadi menurun Gunakan pedekatan yang tenang Untuk membina hubungan
14. Konsentrasi membaik tentang peristiwa yang akan datang munculnya kecemasan
Kolaborasi Kolaborasi
jika perlu
5. EVALUASI
Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan item- item atauperilaku
yang dapat diamati dan dipantau untuk menentukan apakah hasilnya sudahtercapai
atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan (Amin Huda, dkk 2015).
Aiolfi, A., et al. (2021). Treatment of Inguinal Hernia: Systematic Review and Updated
Network Meta-analysis of Randomized Controlled Trials. Annals of Surgery, 274(6),
pp. 954–61.
Amin Huda dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction
Diyono & Mulyanti, S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Jitowiyonno
& Kristiyanasari,2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi pendekatan
Muttaqin A & 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan System Perkemihan. Jakarta : Salamba
Medika.
Suratan danLusinah (2010). Pemekriksaan diagnostic pada pasien Hernia Inguinalis Lateral.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia