Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P DENGAN GANGGUAN
SISTEM IMUNITAS AKIBAT CA MAMAE (PERBAIKAN K/U)
DI CA CENTER LT. 4, RSUD AL IHSAN
Untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik III Keperawatan Medikal Bedah
yang diampu oleh Ibu Sansri Diah, K.D., S.Pd., S.Kp., M.Kes.

Disusun Oleh:

Meylsa Ananda Firdaus


P17320120421

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di seluruh dunia
akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di 2030. Di
Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Menurut data (Riskesdas, 2013),
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Sedangkan jika melihat data BPJS Kesehatan, terdapat peningkatan jumlah kasus kanker
yang ditangani dan pembiayaannya pada periode 2014 - 2015.
Karsinoma/ kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita di
seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan
abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem saluran kelenjar susu,
kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya dapat menyerang seluruh bagian tubuh
(metastasis).Oleh sebab itu penting sekali bagi wanita untuk melakukan deteksi dini
kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih mudah
ditangani.Salah satu cara yang paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker
payudara adalah dengan mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination
atau pemeriksaan payudara sendiri di singkat dengan SADARI. ( Irianto,2015)
Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu
fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta
memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2008).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka penulis tertarik untuk menyusun
karya tulis ini yang bejudul Asuhan Keperawatan Ny P dengan Ca Mamae Dextra di Ca
Center lt. 4, RSUD Al-Ihsan.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny P dengan ca mamae dextra di
Ca Center, RSUD Al-Ihsan ?
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny P dengan ca
mamae dextra di Ca Center, RSUD Al-Ihsan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Pengertian Ca Mamae


Kanker payudara adalah tumor yng tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker ini
bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemakdan jaringan ikat payudara ( Pudiastuti,
2011). Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif &Kusuma, 2013). Jenis-jenis kanker
payudara :
a. Karsinoma duktal ; 90 % penderita kanker payudara merupakan karsinoma duktal,
25% -35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasive.
b. Karsinoma insitu ; kanker dini yang belum menyebar ,kanker ini masih berada
ditempatnya.
c. Karsinoma meduler ; kanker ini berasal dari kelenjar susu
d. Karsinoma tubuler ; kanker ini juga berasal dari kelenjar susu
e. Kanker invasif ; kanker ini menyebar dan merusak jaringan lainya. 80% kanker
payudara invasive adalah kanker duktal, 10 % kanker lobuler.
f. Karsinoma lobuler : terjadi setelah menopouse , 25-35 % penderita karsinoma lobuler
menderita kanker invasive.
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif, 2015).
Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari selsel di payudara.
Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang memproduksi susu, atau
pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang menghubungkan lobulus ke puting
susu. Kanker payudara tumbuh dan berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di
dalam jaringan dan menyebar ke pembuluh darah (Putra, 2015). Kanker payudara adalah
pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak normal. Sel tersebut mengalami mutasi,
tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke
bagian tubuh lainnya.
2.2 Etiologi
Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker payudara
belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker payudara
memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel
yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa.
Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker
payudara (estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler).
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudra terbagi
menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko tidak dapat
diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
a. Faktor risiko yang dapat diubah
1. Obesitas
Obesitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak dalam tubuh.
Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama estrogen, jadi jika
memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang
meningkatkan risiko kanker payudara.
2. Pecandu alkohol
Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin darah, seperti
faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen. Oleh
karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
3. Perokok berat
Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada perempuan,
rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi organ – organ tubuh.
Menurut penelitian WHO menyatakan setiap jam tembakau rokok membunuh 560
oranng di seluruh Dunia.
4. Stres
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres pisikologi yang
berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan penyakit fisik
dapat mudah menyerang.
5. Terpapar zat karsinogen
Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran asap
tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker payudara (Depkes,
2015).
b. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1. Faktor genetik atau keturunan
Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen yang
dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1 (Brest Care
Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care Susceptibility Gene 2) yang
terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya
mencapai 5% dari kanker payudara, jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker
payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen
BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena kanker payudara akan meningkat, BRCA1
berisiko lebih tinggi kemungkinan 60%-85% berisko kanker payudara sedangkan
BRCA2 berisiko 40% - 60% berisiko kanker payudara.
2. Faktor seks atau jenis kelamin
Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker payudara, tetapi laki-
laki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki
lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu pertumbuhan
sel kanker, selain itu payudara laki-laki sebagian besar adalah lemak, bukan
kelenjar seperti perempuan.

3. Faktor usia
Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker payudara.
presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu, dari usia 30-39 tahun
berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun berisiko 1 dari 69
perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau 2,6%,
usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi, Semakin tua usia
seseorang kemungkinan terjadinya kanker payudara semakin tinggi karena
kerusakan genetik (mutasi) semakin meningkat dan kemampuan untuk
beregenerasi sel menurun.
4. Riwayat kehamilan.
Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko kanker payudara
lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat imatur (belum
matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih rentan mengalami
mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan mengalami kematuran sel
pada payudaranya dan menurunkan risiko kanker payudara.
5. Riwayat menstruasi
Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum umur 12 tahun
(menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Risiko
yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas 55 tahun.
Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh tidak
terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat hormon yang
dapat memicu pertumbuhan sel abnormal.
6. Riwayat menyusui
Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu tahun,
berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama menyusui, sel payudara
menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui mentruasi akan mengalami
penundaan. Hal ini akan mengurangi paparan hormon estrogen terhadap tubuh
sehingga menurunkan risiko kanker payudara.

2.3 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa tunggal, massa
teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit atau jaringan yang
berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda lanjutan
lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting, edema atau
cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila.
Pasien yang menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada
yang tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya metastase
(Nurarif, 2015).

2.4 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium lanjut atau
pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang rusuk menjadi kanker
tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke
sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe
diangkat.
2.5 Pathways

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif, 2015)
 Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik
dan evaluasi.
 Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
 Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum kanker
dapat dipalpasi.
 Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast Cancer
Susceptibility Gene).
 USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
 Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah
2.7 Penatalaksanaan Medis
Penanganan pada pasien kanker payudara meliputi:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Tipe-
tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7 yaitu:
1. Mastektomi radikal luas
Terdiri prosedur di atas di tambah eksisi klenjar limfe mammae internal. Beberapa
bagian rusuk harus diangkat untuk mencapai kelenjar mammae internal. Operasi
ini jarang dilakukan.
2. Mastektommi radikal (haisted klasik)
Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit yang
bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis mayor dan minor
diangkat, vena aksila dipotong. Dalam pembedahan kulit yang tipis ditinggalkan.
3. Mastektomi radikal modifikasi
Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila diangkat,vena
aksila dipotong, otot pektoralis dipertahankan.
4. Mastektomi sederhana (total)
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak. Apabila
kanker telah menyebar, aksila diradiasi atau dilakukan mastektomi radikal.
5. Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)
Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan kulit di
atasnya diangkat biasanya sekitar sepertiga payudara.
6. Lumpektomi, tilektomi atau eksisi local
Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi diangkat,
memepertahankan jaringan dan kulit payudara lainnya.
7. Mastektomi subkutan
Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat melalui insisi di bawah
payudara. Semua kulit payudara, termasuk puting dan areola serta tonjolan
jaringankecil di bawah puting, dibiarkan ditempatnya. Implan silikon disisipkan,
baik pada saat pembedahan awal atau beberapa bulan sesudahnya.
b. Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik
seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudaar
menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau mastektomi
(Putra, 2015).
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil,
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini
diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami
mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi (Putra, 2015).
d. Terapi Hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok
kemampuan estrogen dalam menstimulus perkembangan kanker payudara (Putra,
2015).
e. Lintas metabolism
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorbsi
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh
ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan
evektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.
Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Nurarif, 2015).

Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien dalam upaya

memenuhi kebutuhan dasar pasien dan membantu pasien untuk mendapatkan


kesehatan yang optimal. Proses keperawatan mencakup tahap-tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, evaluasi dan

dokumentasi (Martin dan Griffin, 2014).

2.8 Pengkajian

Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama

muncul massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah

mengalami perubahan payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari puting,

adanya ruam, atau eksem pada puting, riwayat trauma pada payudara, dan riwayat

keluarga memiliki penyakit kanker (Martin dan Griffin, 2014).

Anamnesis

Anamnesis atau wawancara merupakan metode pengumpulan data secara

langsung antara perawat dan pasien. Data wawancara merupakan semua

ungkapan perasaan yang dirasakan pasien atau orang lain yang berkepentingan

termasuk keluarga pasien, teman dan orang terdekat pasien.

Data yang mencakup wawancara meliputi:

1) Identitas pasien

Identitas pasien mencakup nama pasien, tanggal lahir/usia, suku/bangsa,

agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk

rumah sakit, nomor rekam medik dan diagnosa medis.

2) Keluhan utama

Keluhan utama terbagi menjadi dua yaitu keluhan utama saat masuk

rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien dengan

kanker payudara dapat nerupa adanya massa tumor di payudara, rasa sakit di

payudara, keluar cairan pada puting, kemerahan pada payudara, payudara

terasa restraksi.
3) Riwayat penyakit
 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami pasien dari penjelasan sebelum
terjadinya keluhan utaman sampai terjadi keluhan utama dan hingga
pada saat pengkajian. Riwayat kanker payudara dari tanda gejala
munjul, penetapan biopsi, keluhan yang paling dirasakan hingga
penanganan yang sudah diberikan untuk menangani keluhan tersebut.
 Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang
pernah di derita oleh pasien dan berhubungan dengan penyakit yang
sekarang ini.
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit kelurga adalah berisi tentang semua anggota
kelurga pasien yang memiliki penyakit kronis, menular, menurun dan
menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC,
HIV, hepatits B, penyakit kelamin, dan apakah kelurga ada yang
memiliki riwayat kanker payudara.
4) Perilaku yang mempengaruhi Kesehatan
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan berisi tentang aktivitas atau
prilaku sebelum pasien sakit yang dapat mempengaruhi kesehatan
pasien, seperti peminum alkohol atau tidak, merokok atau tidak,
ketergantungan obat-obatan atau tidak, dan bagaimana dengan aktivitas
berolahraga.
5) Data psikososial
Data psikososial diperlukan untuk mengetahui koping yang dimiliki
pasien, persepsi pasien tentang penyakitnya dan untuk mengetahaui
apakah terjadi gangguan konsep diri pada pasien
6) Personal hygine
Data personal hygine diperlukan untuk mengetahui frekuensi mandi,
kramas, menyikat gigi, memotong kuku dan ganti pakaian dalam sehari.
7) Pengkajian spiritual
Pengkajian spiritual dapat ditanyakan bagaimana kebiasaan beribadah
selama sebelum sakit dan sesudah sakit ini.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan

menggunakan metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga ujung kaki

untuk menemukan tanda tanda klinis atau kelainan pada suatu sistem.

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, auskutasi

dan perkusi:

Pemeriksaan fisik meliputi:

Keadaan umum berupa keadaan kesadaran pasien, apakah pasien dalam

keadaan sadar, apatis, somnolen, sopor atau koma. Pemeriksaan tanda-tanda

vital untuk mendapatkan data objektif dari keadaan pasien, pemeriksaan ini

meliputi tekanan darah, suhu, respirasi, dan jumlah denyut nadi.

Pada pemeriksaan pertama di mulai dari kepala sampai leher meliputi

pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warn arambut, struktur wajah ,

warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea mata,

konungtiva dan sklera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, lapang pandang

penglihatan, keadaan lubang hidung, kesimetrisan septum nasal, ukuran

telinga kanan dan kiri, ketajaman pendengaran, keadaan bibir, keadaan gusi dan

gigi, keadaan lidah, keadaan platum dan orofaring, posisi trakea, apakah ada

tiroid, kelenjar limfe, apakah ada penonjolan vena jugularis, dan cek denyut

nadi karotis.

Pada payudara meliputi inspeksi (biasanya terjadi perubahan pigmentasi

kulit seperti kemerahan,papila mamae tertarik kedalam, hiperpigmentasi aerola

maame, ada atau tidak pengeluaran cairan pada puting susu, ada atau tidak

oedem, dan ansimetris payudara serta apakah terlihat adanya ulkus pada bagian

payudara). Jika terdapat ulkus pada payudara lakukan pengkajian luka meliputi
jenis luka, panjang luka, lebar luka, kedalaman luka, warna luka. Palpasi hasil

(biasanya teraba ada massa pada payudara, ada atau tidak pembesaran kelenjar

getah bening, kemudian disertai dengan pengkajian nyeri tekan).

Pada pemeriksaan dada atau torak meliputi ispeksi (bentuk payudara

simetris atau tidak, apakah terlihat mempergunakan otot bantu pernafasan dan

lihat bagaimana pola nafas), plapasi (penilaian vokal premitus), perkusi

(melakukan perkusi di semua lapang paru), auskultasi (penilaian suara nafas,

suara uacapan suara).

Pada pemeriksaan kardiovaskuler meliputi inspeksi dan palpasi melihat

bagaimana bentuk dada, mengamati pulsasi dan ictus cordis, dan palpasi

menentukan batas-batas jantung untuk mengetahui ukuran jangtung, auskultasi

mendengarkan bunyi jantung, bunyi jantung tambahan ada atau tidak.

Cantumkan juga apakah pasien menggunakan alat bantu pernapasan atau tidak.

Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (melihat bentuk abdomen, ada

atau tidak benjolan, ada atau tidak bayangan pembuluh darah), auskultasi (bising

usus dengan hasil yang normal 5-35x/menit), palpasi (teraba ada atau tidak

massa, ada atau tidak pembesaran limfe dan line serta ada atau tidak nyeri tekan)

dan perkusi (penilaian suara abdomen suara normalnya berupa timpani dan jika

abdomen terlihat membesar lakukan pemeriksaan shifting dullnes).

Pemeriksaan genetalia dan perkemihan meliputi pemeriksaan bagian-

bagian genetalia apakah ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia,

kemempuan berkemih, intake dan output cairan serta menghitung belance

cairan.

Pemeriksaan muskuloskeletal meliputi pemeriksaan kekuatan otot, kelainan

pada tulang belakang, dan kelainan pada ekstremitas.


Pemeriksaan integumen meliputi kebersihan kulit, warna kulit,

kelembaban, turgor kulit, apakah ada lesi dan apakah ada penyekit kulit serta

berapa hasil penilaian resiko dekubitus.

Sistem persyafan meliputi pemeriksaan glasgow coma scale and score (GCS)

cantum kan hasil pemeriksaan hasil eye, verbal, dan best motor, pemeriksaan ingatan

memory, cara berkomunikasi, kognitif, orientasi (tempt,waktu,orang), saraf sensori

(nyeri tusuk, suhu, san senetuhan), pemeriksaan syaraf otak (NI-NXII), fungsi

motorik dan sensorik, serta pemeriksaan ferleks fisiologis.

2.9 Diagnosa keperawatan

Setelah melakukan pengkajian keperawatan dan timbul diagnosa yang


tepat. Menurut Martin dan Griffin (2014), diagnosa keperawatan pada pasien
kanker payudara meliputi: defisiensi pengetahuan berhubugan dengan tes yang
dilakukan dan penanganan yang dipilih, gangguan citra tubuh berhubungan
dengan kemungkinan kehilanga bagian tubuh atau fungsi tubuh, gangguan harga
diri berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh atau feminitas, kecemasan
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, nyeri berhubungan dengan
insisi bedah pascaoperasi, ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit yang
berpengaruh pada aktivitas, gangguan proses keluarga berhubungan dengan
dampak penyakit pada keluarga dan perubahan pola seksualitas berhubungan
dengan ketakutan akan penolakan dari pasangan.
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
kanker payudara yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada,
hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas). Kategori: fisiologi,
subkategori: respirasi, kode: D.0005.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:
pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan, kode: D.0077.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi subkategori: Nutrisi dan cairan
Kode: D.0019.
4. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
(penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan
dan proteksi, kode: D.0139.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi,
subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0054.
6. Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk
tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0083
7. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. Kategori:
psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0080.
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0055.
9. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan pembelajaran, kode:
D.0111.
10. Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.
Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi, kode:
D.0142.

2.10 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah berbagai perawatan yang berdasarkan

penilaian klinis dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk

meningkatkan hasil klien/pasien (NANDA, 2015).

Membuat intervensi keperawatan membutuhkan keterampilan meliputi,

penetapan prioritas, penetapan tujuan klien (dalam prilaku yang dapat diukur)

dan kriteria hasil serta menetukan tindakan keperawatan (Martin dan Griffin,

2014).

. Membuat prioritas masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

telah dirumuskan sebelumnya karena tidak semua diagnosa keperawatan

diselesaikan secara bersama. Menentukaan tujuan, tujuan ada dua yaitu tujuan

jangka panjang untuk mengatasi masalah secara umum dan tujuan jangka

pendek untuk mengatasi etiologi guna mencapai tujuan jangka panjang.

Rumusan tujuan mencakup SMART yaitu specific (rumusan tujuan harus

jelas), measurabel (dapat diukur), achievable (dapat dicapai bersma pasien ),

realistic (dapat dicapai dan nyata), dan timing (harus ada target waktu).
Intervensi keperawatan pada pasien kanker payudara

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


(SDKI) (NOC) (SIKI)
1. Kategori : fisiologi  Respiratory status Manajemen pernafasan
Subkategori : respirasi : ventilasi dan pemantauan respirasi
Kode : D.0005  Respiratory status 1.1 Monitor pola nafas
Pola nafas tidak efektif : airway patency (frekuensi,
berhubungan dengan  Vital sign status kedalaman, usaha
deformitas dinidng dada, hambatan Tujuan : pola nafas nafas)
upaya nafas (misalny nyeri saat menjadi efektif 1.2 Monitor saturasi
bernafas) Kriteria hasil : oksigen
RR dalam batas normal 1.3 Posisikan semi
Dibuktikan dengan : (16 – 24x/menit), jalan fowler atau fowler
Mayor nafas paten, suara nafas Berikan oksigen
DS: vasikuler, pola nafas
- Pasien mengatakan sesak nafas normal, irama nafas
DO: reguler, tidak ada suara
- Penggunaan otot bantu nafas tambahan
pernafasan
- Fase ekspirasi terlihat
memanjang
- Pola nafas abnormal
(hiperventilasi)
Minor
DS:
- Pasien mengatakan sesak pada
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
posisi tidur saja
DO:
- Pernapasan cuping hidung
- Diameter toraks anterior dan
posterior meningkat

2. Kategori : pisikologi  Pain level Manajemen nyeri


Subkategori : nyeri dan  Pain kontrol 2.1 Identifikasi lokasi,
kenyamanan Tujuan : nyeri hilang atau karakteristik, durasi,
Kode : D.0077 nyeri berkurang frekuensi, kualitas,
Nyeri akut berhubungan dengan Kriteria hasil : intensitas nyeri
agen cedera fisiologi - Skala nyeri berkurang 2.2 Identifikasi respon
(skala nyeri 2-3) nyeri non verbal
Dibuktikan dengan: - Klien mampu mengontrol 2.3 Berikan analgesik
Mayor nyeri dengan manajemen sesuai terapi
DS: nyeri non farmakologi 2.4 Ajarkan teknik
- Pasien mengeluh nyeri - Klien mampu menyatakan nonfarmakologis
- Pasien mengatakan sulit tidur nyaman setelah nyeri untuk mengurangi
DO: berkurang nyeri
- Terlihat meringis
- Bersikap protektif (mis.
waspada, posisi menghindari
nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat

Minor
DO:
- Tekanan darah meningkat
- Pola nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri

3. Kategori : fisiologi  Nutrition status : food and Manajemen nutrisi


Subkategori : Nutrisi dan cairan fluid intake 3.1 Identifikasi status
Kode : D.0019  Weiht control nutrisi
Defisit nutrisi berhubungan dengan Tujuan : nutrisi terpenuhi 3.2 Monitor asupan
ketidakmampuan mengabsorbsi Kriteria hasil : makanan
nutrien ke jaringan - Tidak terjadi penurunan 3.3 Monitor berat badan
berat badan 3.4 Monitor hasil
Dibuktikan dengan: - Adanya peningkatan pemeriksaan
Mayor berat badan laboratorium
DS: - Tidak ada mual dan 3.5 Berikan medikasi
- Pasien mengatakan BB turun muntah sebelum atau sesudah
DO: - Mampu menghabiskan makan
- Berat badan turun minimal porsi makannya
- 10% dibawah rentang normal
Minor
DS:
- Pasien mengatakan cepat
kenyang
- Pssien mengatakan nafsu makan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
menurun
- Pasien mengatakan mual
muntah
DO:
- Membran mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare

4. Kategori : lingkungan  Tissue integrity : skin Perawatan luka


Subkategori : keamanan dan and musous 4.1 Monnitor
proteksi Tujuan: Integritas kulit karakteristik luka
Kode : D.0139 membaik (mis. drainase,
Gangguan integritas kulit/jaringan Kriteria hasil: warna, ukuran, bau)
berhubungan dengan faktor - Menunjukan proses 4.2 Monitor tanda-tanda
mekanik (penekanan massa kanker) penyembuhan luka infeksi
- Kebersihan dan 4.3 Pertahankan teknik
Dibuktikan dengan : kelembapan kulit terjaga steril saat melakukan
Mayor - Kehangatan kulit merata perawatan luka
DS: 4.4 Ajarkan prosedur
- Pasien mengatakan nyeri perawatan luka
- Pasien mengatakan gatal secara mandiri
DO:
- Kerusakan jaringan dan lapisan
kulit
- Adanya ulkus
kanker Minor
DO:
- Perdarahan
- Kemerahan
- Hematoma

5. Kategori : fisiologi  Join movement : active Dukungan mobilisasi


Subkategori : aktivitas dan istirahat  Self care : ADLs 5.1 Monitor TTV
Kode : D.0054 Tujuan: Pergerakan sebelum meulai
Gangguan mobilitas fisik aktifitas fisik mobilisasi
berhubungan dengan nyeri meningkat Kriteria 5.2 Fasilitasi melakukan
hasil: mobilisasi fisikd
Dibuktikan dengan : - Klien meningkat dalam 5.3 Libatkan keluarga
Mayor aktifitas fisik untuk membantu
DS: - Memverbalisasi pasien dalam
- Pasien mengatakan sulit perasaan dalam meningkatkan
- menggerakan esktremitas meningkatkan kekuatan pergerakan
. DO: dan kemampuan 5.4 Jelaskan tujuan dan
- Kekuatan otot menurun berpindah. prosdur mobilisasi
Minor - Mengerti tujuan dari
DS: mobilisasi
- Pasien mengatakn nyeri saat
bergerak
DO:
- Fisik terlihat lemah
- Gerakan terbatas
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
6. Kategori : psikologi  Body image Promosi citra tubuh dan
Subkategori : integritas ego Tujuan : klien mampu koping
Kode : D.0083 beradaptasi dengan 6.1 Identifikasi
Gangguan cinta tubuh berhubungan perubahan tubuhnya kemampuan yang
dengan perubahan struktur/bentuk Kriteria hasil : dimiliki
tubuh - Body image positif 6.2 Monitor frekuensi
- Mampu mengidentifikasi pernyataan kritik
Dibuktikan dengan : kekuatan personal terhadap diri sendiri
Mayor 6.3 Anjurkan keluarga
DS: ter;ibat untuk
- Mengungkapkan kehilangan memotivasi pasien
bagian tubuh 6.4 Diskusikan
DO: perubahan tubuh dan
- Fungsi/struktur tubuh fungsinya
berubah/hilang
- Terlihat kehilangan bagian
tubuh
Minor:
DS:
- Mengungkapkan perasaan
negatif tentang perubahan tubuh
- Mengungkapkan kekhawatiran
pada penolakan
DO:
- Menghindari melihat atau
menyentuh bagian tubuh
- Respon nonverbal pada
perubahan bagian tubuh
- Hubungan sosial berubah

7. Kategori : psikologi  Anxiety self-control Anxiety reduction


Subkategori : integritas ego Tujuan : Ansietas Reduksi ansietas
Kode : D.0080 berkurang 7.1 Identifikas penyebab
Ansietas berhubungan dengan Kriteria hasil : ansietas
ancaman terhadap kematian klien mampu 7.2 Berikan terapi
mengidentifikasi dan relaksasi
Dibuktikan dengan : mengungkapkan prasaan 7.3 Anjurkan keluarga
Mayor cemas serta dapat untuk tatap
DS: mengontrol cemas bersama pasien
- Pasien mengatakan khawatir 7.4 Jelaskan prosedur,
dengan kondisinya termasuk sensasi
- Sulit berkonsentrasi yang akan dialami
- Pasien mengatakan sulit tidur
DO:
- Terlihat gelisah
- Terlihat tegang
Minor
DS:
- Pasien mengeluh pusing
DO:
- Frekuensi nadi menngkat
- Tekanan darah meningkat
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
8. Kategori : fisiologi  Pain level Dukungan tidur
Subkategori : aktivitas dan istirahat  Sleep : extent 8.1 Identifikasi faktor
Kode : D.0055 and pattern pengganggu tidur
Gangguan pola tidur berhubungan Tujuan : Pola tidur pasien 8.2 Monitor kuantitas
dengan kurang kontrol tidur efektif dan kualitas tidur
Kroteria hasil : pasien
Dibuktikan dengan : - Jumlah jam tidur dalam 8.3 Modifikasi
Mayor batas normal 6-8 lingkungan (mis.
DS: jam/hari kebisingan)
- Pasien mengatakan sulit tidur - Perasaaan segar setelah 8.4 Anjurkan menepati
- Pasien mengeluh pola tidur bangun tidur waktu tidur
berubah 8.5 Jelaskan
Mayor pentngnya waktu
DS: tidur
- Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun

9. Kategori : perilaku  Knowledge : disease Teaching : disease process


Subkategori : penyuluhan dan process 9.1 Kaji tingkat
pembelajaran Tujuan : pengetahuan pengetahuan pasien
Kode : D.0111 pasien meningkat mengenai penyakitnya
Defisit pengetahuan berhubungan Kriteria hasil : 9.2 Jelaskan patofisiologis
dengan kurang terpapar informasi - Pasien dan keluarga dari penyakit dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahamannya tentang 9.3 Jelaskan tanda dan
penyakit, prognosisi dan gelaja penyakit
Dibuktikan dengan : pengobatan 9.4 Jelaskan kepada
Mayor - Pasien dan keluarga keluarga mengenai
DS: dapat menjelaskan cara skrining penyakit
- Pasien menanyakan masalah kembali apa yang 9.5 Sediakan informasi
pengobatan kanker dijelaskan oleh perawat mengenai kondisi
- Pasien menanyakan seputar dengan cara yang tepat
masalah yang sedang dihadapi
DO:
- Menunjukan persepsi yang
- kliru terhadap masalah
Minor
DO:
- Menunjukan prilaku berlebihan
(mis. apatis, agitasi)

10. Kategori : lingkungan  Immune status Pencegahan infeksi


Subkategori : keamanan dan  Knowledge : infection 10.1 Monitor tanda dan
proteksi control gejala infeksi lokal
Kode : D.0142 Tujuan : tidak terjadi dan sistemik
Resiko infeksi berhubugan dengan infeksi 10.2 Berikan perawatan
faktor resiko tindakan invasif Kriteria hasil : luka
Dibuktikan dengan : - Pasien terbebas dari 10.3 Berikan antibiotik
DO: tanda dan gejala sesuai terapi
- Pasien telah melakukan infeksi 10.4 Cuci tang an sesudah
tindakan mastektomi - Menunjukan proses dan sebelum kontak
- Terihat luka insisi panjang.. penyembuhan luka pasien dan
lebar... - Menunjukan lingkungan
kemampuan untuk
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (NOC) (SIKI)
mencegah timbulnya 10.5 Jelaskan tanda dan
infeksi gejala infeksi
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
- Tanggal Masuk : 23 Mei 2022, pukul 19.35
- Tanggal Pengkajian : 24 Mei 2022, pukul 20.00
- No. Register : 789144
- Diagnosa Medis : Ca mamae dextra
1. Identitas Klien
Nama : Ny. P
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Baleendah
Penanggung jawab klien
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Baleendah
Hub. dengan klien : Anak kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
- Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengatakan lemas badan
- Keluhan saat dikaji
Pasien mengatakan nyeri dibagian payudara kanan dengan skala nyeri ringan
yaitu 3 (0-10). Nyeri yang dirasakan berdenyut-denyut dah hilang timbul.
Nyeri dapat muncul apabila pasien beraktivitas terlalu berat dan dapat
menghilang apabila pasien beristirahat. Pasien mengatakan bahwa ia merasa
kurang nyaman dengan kondisi payudaranya yang mengalami kanker saat ini
yang memiliki bau kurang sedap. Pasien mengeluh lemas badan serta pusing.
Pasien mengatakan ia masih bisa beraktivitas normal walaupun terdapat
keterbatasan karena tubuhnya yang lemas.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan ia menderita ca mamae ini sudah kurang lebih selama 1 tahun.
Pada saat itu, terdapat benjolan kecil di payudara kanannya namun ia tidak
bertindak apapun. Pada bulan Februari 2022, benjolan tersebut membesar dan
pecah mengeluarkan darah yang memancar. Lalu pasien dibawa ke rumah sakit,
lukanya dicuci dan dilakukan biopsi. Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi,
DM, dll.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
serupa, tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi, DM, dll.
3. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Support system
Pasien mengatakan selama ia sakit selalu mendapat dukungan dari keluarganya,
dari lingkungan tempat bekerja dan lingkungan rumahnya. Selain itu, fasilitas
kesehatan yang ia kunjungi memberi informasi dan pelayanan yang tepat sesuai
kebutuhannya.
b. Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik kepada keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya baik secara verbal maupun nonverbal dan dapat mengekspresikan apa
yang ia rasakan dengan baik.
c. Sistem nilai kepercayaan
i. Makna hidup : Pasien mengatakan dirinya adalah seorang ibu. Jika ia tidak
sakit maka ia akan beraktivitas normal dirumah bersama keluarganya dan
menghabiskan waktunya bersama keluarga serta ia mengatakan bahwa
hidupnya saat ini merupakan hadiah terindah yang telah Allah berikan
kepadanya dan ia bersyukur terhadapitu.
ii. Pandangan terhadap sakit : Pasien mengatakan penyakit yang sedang dialami
olehnya merupakan cobaan dari Allah SWT dan sebagai penggugur dosa-
dosanya.
iii. Keyakinan akan kesembuhan : Pasien mengatakan dirinya akan segera
sembuh dari rasa sakit yang sedang dialaminya selagi ia berusaha dan berdoa.
iv. Kemampuan beribadah saat sakit : Pasien mampu melakukan ibadah secara
normal diatas kasur, dan pasien selalu melantunkan ayat suci Al-Quran
dengan lantang dan penuh kepercayaan terhadap Allah SWT.
d. Konsep diri
i. Body image : pasien mengatakan jika ia menyukai tubuhnya baik saat
sebelum sakit maupun saat sakit.
ii. Ideal diri : pasien merasa yakin akan cepat sembuh dan ingin segera pulang
ke rumah.
iii. Peran diri : pasien mengatakan perannya dirumah sebagai seorang anak. Saat
sakit, pasien merasa terdapat perubahan peran pada dirinya.
iv. Identitas diri : pasien dapat mengenali dirinya dengan sangat baik sebagai
seorang wanita berusia 21 tahun.
v. Harga diri : pasien merasa yakin akan cepat sembuh dan kembali
menjalankan kewajibannya sebagau seorang anak dengan baik.

4. Lingkungan
a. Rumah
- Kebersihan : bersih
- Polusi : tidak ada
- Bahaya : tidak ada
b. Pekerjaan
- Kebersihan : bersih
- Polusi : tidak ada
- Bahaya : tidak ada
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit
Kebiasaan/aktivitas Sebelum Saat sakit Ket
Masuk RS
1) Pola Nutrisi
a. Asupan (v) Oral (v) Oral
( ) Enteral ( ) Enteral
( ) TPN ( ) TPN
b. Frekuensi makan 2x/hari 3x/hari
c. Nafsu makan (v) Baik (v) Baik
( ) Sedang ( ) Sedang
alasannnya. alasannnya.
( ) Kurang ( ) Kurang
alasannya........ alasannya........
d. Diet - -
e. Makanan tambahan - -
f. Makanan alergi/tidak boleh - -
g. Perubahan BB dalam 3 ( ) Bertambah .. Kg ( ) Bertambah .. Kg
bulan (v) Tetap (v) Tetap
( ) Berkurang .. Kg ( ) Berkurang .. Kg
2) Pola Cairan
a. Asupan cairan (v ) Oral ( ) Oral
( ) Parenteral (v) Parenteral
b. Jenis Air putih, minuman Air putih, susu
perasa
c. Frekuensi 7-8x/hari 6-7x/hari
d. Volume 1400 cc/hari 1200 cc/hari
3) Pola Eliminasi
BAK
a. Frekuensi 5-6x/ hari 4-5x/ hari
b. Jumlah out put 1000 cc 900 cc
c. Warna Kuning terang Kuning terang
d. Bau Khas urine Khas urine
e. Keluhan - -
BAB
a. Frekuensi 2x/hari 1x/hari
b. Warna Kecoklatan Kecoklatan
c. Bau Khas tinja Khas tinja
d. Konsistensi Padat Padat
e. Keluhan - -
f. Pemakaian pencahar - -
4) Pola Personal Hygiene
a. Mandi 2x/hari 1x/hari
b. Oral Hygiene
- Frekuensi 2x/hari 2x/hari
- Waktu
c. Cuci Rambut 2x/mgg -
5) Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur 5-6 jam 7-8 jam
b. Waktu - 2-3 jam
- Siang 5-6 jam 5-6 jam
- Malam
c. Kebiasaan sebelum tidur
- Penggunaan obat tidur - -
- Kegiatan lain
d. Kesulitan dalam tidur
- Menjelang tidur - -
- Sering terbangun - -
- Merasa tidak nyaman
- -
setelah bangun tidur
(jelaskan alasannya)
6) Pola aktivitas dan latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan Ibu rumah tangga -
b. Waktu bekerja 6-7 jam -
c. Kegiatan waktu luang Menonton tv -
d. Keluhan dalam beraktivitas Jika aktivitas terlalu -
berat, payudara
kanannya kerap
merasa nyeri
e. Olah raga
- Jenis - -
- Frekuensi
f. Keterbatasan dalam hal:
- Mandi - -
- Menggunakan pakaian
- Berhias
7) Pola kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan
a. Merokok ( ) Ya
- Frekuensi (v ) Tidak
- Jumlah
- Lama pemakaian
b. Minuman keras ( ) Ya
- Frekuensi (v ) Tidak
- Jumlah
- Lama pemakaian
c. Ketergantungan obat ( ) Ya
( v) Tidak
Jika Ya, jelaskan
jenis, lama,
frekuensi dan alasan
pemakaian

6. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan umum
a. Kesadaran : Compos mentis GCS: E4V5M6
b. Tekanan darah : 119/78 mmHg
c. Nadi : 74x/ menit
d. Pernafasan : 20x/ menit
e. Suhu : 37,4
f. TB/BB :
- Sebelum masuk RS : 48 Kg
- Saat dirawat di RS : 47 Kg
2) Pemeriksaan Fisik Per Sistem (dibuat naratif)
a. Sistem Pengihatan
 Posisi mata : (v) Simetris
( ) Asimetris
 Kelopak mata : tidak ada edema, warna sama seperti kulit bagian lainnya
 Pergerakan bola mata : normal
 Konjungtiva : pucat
 Kornea : jernih
 Sklera : putih, normal
 Pupil
Ukuran : normal
Reaksi terhadap cahaya : refleks (+)
 Lapang pandang : meluas
 Ketajaman penglihatan : tajam
 Tanda-tanda radang : tidak ada
 Pemakaian alat bantu lihat : tidak
b. Sistem Pendengaran
 Kesimetrisan : simetris antara kedua telinga
 Serumen : terdapat serumen sedikit warna kekuningan, kering, tidak
berbau
 Tanda radang : tidak ada
 Cairan dari telinga : tidak ada
 Fungsi pendengaran : normal
 Pemakaian alat bantu : tidak
c. Sistem Wicara
 Kesulitan/gangguan wicara : tidak ada
d. Sistem Pernafasan
 Jalan nafas : bersih, normal
 RR 20x/mnt
 Irama : teratur
 Kedalaman :
( ) Dalam
(v ) Dangkal
 Suara nafas : vesikuler
 Batuk :
(v) Ya, tanpa sputum
( ) Tidak
 Penggunaan otot bantu nafas : tidak
 Penggunaan alat bantu nafas : tidak
e. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi Perifer
 Nadi 74x/mnt
 Irama :
(v ) Teratur
( ) Tidak teratur
 Denyut :
( ) Lemah
( v) Kuat
 Distensi vena jugularis : tidak ada distensi vena jugularis
 Temperatur kulit :
( ) Hangat
(v ) Dingin
 Warna kulit :
(v ) Pucat
( ) Sianosis
( ) Kemerahan
 CRT >2 detik
 Flebitis : -
 Varises : -
 Edeme (loksai dan derajat) :-
Sirkulasi jantung
 Irama :
(v) Teratur
( ) Tidak teratur
 Bunyi jantung normal : S1,S2 murmur
 Kelainan bunyi jantung : -
 Keluhan : tidak ada keluhan
 Nyeri dada :-
(penyebaran, lokasi, intensitas, lama, skala)
 Kardiomegali : -
f. Sistem Neurologi
 Glascow Coma Scale : E4M6V5
 Tanda peningkatan TIK
Nyeri Kepala hebat : tidak ada
Penurunan kesadaran : tidak ada
Muntah proyektil : tidak ada
Papil eodema : tidak ada
 Gangguan Neurologis : -
Nervus Hasil Pemeriksaan

I Saat diberikan 3 benda yang memiliki bau yang


berbeda (Kayu putih, kopi, dan teh), pasien dapat
(Olfaktorius) mencium ketiga benda tersebut dan dapat
membedakan ketiganya. Tidak ada kelainan pada
fungsi penciuman.

II Saat diperlihatkan nametag perawat dengan jarak 30


(Optikus) cm, pasien dapat membaca nametag tersebut dengan
benar, tetapi agak lama karena pasien mengatakan
pandangannya buram dan berbayang pada saat
melihatnya. Terdapat gangguan dalam tes ketajaman
penglihatan (peglihatan menurun).

III, IV, VI Saat dilakukan pemeriksaan pupil, refleks pupil baik,


(Okulomotorius, diameter bola mata normal, pasien dapat
Trokhealis, menggerakkan mata ke atas, bawah, samping kanan,
Abducen) dan samping kiri.

V Wajah pasien tampak simetris, refleks mengunyah


(Trigeminus) baik.

VII Pasien dapat membedakan rasa asin, manis, dan pahit


(Fasialis) yang diberikan oleh perawat dengan mata tertutup.
Pasien dapat mengangkat alis dan tersenyum sesuai
instruksi perawat.

VIII Tidak ditemukannya tuli konduksi maupun tuli


(Akustikus) persepsi pada pasien, dan pasien dapat mendengar
bisikan perawat dari jarak 1 m.

IX dan X Tidak terdapat kesulitan menelan pada pasien.


(Glosofaringeus
dan Vagus)

XI Tidak ada atrofi pada otot sternokleidomasoideus dan


(Asesorius) trapezius, serta kemampuan mobilisasi leher baik
(pasien dapat menggerakkan lehernya ke segala arah).

XII Lidah simetris, tidak terdapat pembesaran pada kedua


(Hipoglosus) sisi lidah, serta pengecapan pasien baik.

g. Sistem Pencernaan
 Keadaan mulut : bibir lembab, mukosa pucat
 Kesulitan menelan : tidak ada
 Muntah : tidak ada
 Nyeri daerhan perut : tidak ada
 Bising usus 12 x/mnt
 Massa pada abdomen : tidak ada
 Ukur lingkar perut : 78 cm
 Asites : tidak ada
 Palpasi Hepar, Gaster : tidak ada pembesaran
 Nyeri Tekan : tidak ada
 Nyeri lepas : tidak ada
 Colostomy : tidak terpasang colostomy
 Penggunaan NGT : tidak terpasang NGT
h. Sistem Imunologi
 Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
i. Sistem Endokrin
 Nafas berbau keton : ( ) Ya
(v) Tidak
 Luka : ( ) Ya
(v) Tidak
 Exopthalmus : ( ) Ya
(v) Tidak
 Tremor : ( ) Ya
(v) Tidak
 Pembesaran kelj. Thyroid : ( ) Ya
(v) Tidak
 Tanda peningkatan gula darah : tidak ada
j. Sistem Urogenital
 Distensi kandung kemih : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Nyeri perkusi : tidak ada
 Urine : tidak ada keluhan
 Penggunaan kateter : tidak terpasang kateter
 Keadaan genital : baik, tidak ada tanda-tanda infeksi
k. Sistem Integumen
 Keadaan rambut :
Kekuatan : kuat
Warna : hitam dan putih
Kebersihan : bersih
 Keadaan kuku
Kekuatan : kuat
Warna : putih, merah muda
Kebersihan : bersih
 Tanda radang : tidak ada tanda-tanda radang
 Keadaan kulit
Turgor : kurang baik
Warna : sedikit pucat
Kebersihan : bersih
Luka : tidak ada luka
Tanda radang : tidak ada
Dekubitus : tidak ada
Pruritus : tidak ada
Tanda perdarahan : tidak ada
Diaforesis : tidak ada
 Luka bakar: Role of nine (tidak ada)

l. Sistem Muskuloskeletal
 Keterbatas gerak, deformitas : tidak ada deformitas
 Rentang gerak : normal, maksimal
 Sakit pada tulang dan sendi: tidak ada
 Tanda-tanda fraktur : tidak ada
 Kontraktur pada sendi ekstrimitas: tidak ada
 Tonus otot/kekuatan otot : 4/5 (ekstremitas atas), 4/4 (ekstremitas bawah)
 Kelainan bentuk tulang/otot : tidak ada
 Tanda radang sendi : tidak ada
 Penggunaan alat bantu : tidak ada
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan histopatologi-sitologi
Kesimpulan :
Invasive carcinoma of no special type mammae dextra grade II disertai ductal
carcinoma insitu nuclear grade III yang telah menginvasi pembuluh
limfovaskular dan telah menginfiltrasi epidermis kulit.
2) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 8,8 gram/dL 12-16
Leukosit 10.900 /mm3 4.000-10.000
Hematokrit 26,6 % 35-47
Trombosit 50.100 /mm3 150.000-440.000
Eritrosit 2,86 juta/dL 3,6-5,8

8. Penatalaksaan Medis
1) Radiasi sudah dilakukan sebanyak 10x rencana 25x)
2) Kemoterapi sudah tuntas dilakukan sebanyak 6x
3) Biopsi

B. Analisa Data
No Symptoms (S) Etiologi (E) Problem (P)
1. DS : pasien mengeluh efek radiasi Perfusi perifer tidak
lemas, pusing dan sulit efektif
beraktivitas, pasien pun kerusakan sel induk
mengeluhkan mual namun
tidak sampai muntah. kegagalan sumsum tulang

DO : mukosa bibir pucat, Penurunan jumlah sel dan


konjungtiva pucat, akral sumsum tulang
dingin, CRT <2 detik,
terdapat kelemahan pada Anemia

pasien, kulit pasien


nampak pucat, Hb 8,8. Sirkulasi oksigen yang
dikirim ke jaringan
menurun

Perfusi Jaringan Perifer


2. DS : pasien mengatakan Faktor predisposisi Nyeri Kronis
pada bagian payudara
kanan terkadang merasa Hiperplasia sel mammae
nyeri seperti disayat-sayat
benda tajam dengan skala Mendesak sel syaraf

nyeri ringan 3 (0-10).


Interupsi sel syaraf

DO : terkadang pasien
terlihat meringis Nyeri kronis

kesakitan, pasien
melaporkan rasa nyeri
yang ia rasakan.

3. DS : pasien mengatakan ia Faktor predisposisi Gangguan Citra Tubuh


merasa kurang nyaman
dengan kondisi Hiperplasia sel mammae
payudaranya saat ini,
pasien mengatakan ia Mendesak jaringan sekitar
khawatir jika orang lain
tidak nyaman bersamanya Menekan jaringaan

karena bau khas yang mammae


timbul dari payudaranya.
Peningkatan konsistensi
DO : pada payudara kanan mammae
terdapat kanker yang
sudah ia alami selama 1 Ukuran mammae
tahun, luka tertutup abnormal, pengeluaran
verband dan pus
mengeluarkan bau kurang
sedap. Mammae asimetrik

Gangguan Citra Tubuh

C. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
ditandai dengan mukosa bibir pucat, konjungtiva pucat, akral dingin, CRT <2 detik,
terdapat kelemahan pada pasien, kulit pasien nampak pucat, Hb 8,8, pasien mengeluh
lemas, pusing dan sulit beraktivitas, pasien pun mengeluhkan mual namun tidak
sampai muntah.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan pasien mengatakan
pada bagian payudara kanan terkadang merasa nyeri seperti disayat-sayat benda tajam
dengan skala nyeri ringan 3 (0-10). Terkadang pasien terlihat meringis kesakitan,
pasien melaporkan rasa nyeri yang ia rasakan.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/ bentuk tubuh ditandai
dengan pasien mengatakan ia merasa kurang nyaman dengan kondisi payudaranya
saat ini, pasien mengatakan ia khawatir jika orang lain tidak nyaman bersamanya
karena bau khas yang timbul dari payudaranya. Pada payudara kanan terdapat kanker
yang sudah ia alami selama 1 tahun, luka tertutup verband dan mengeluarkan bau
kurang sedap.

D. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Tindakan Rasional
dan Data Hasil
Penunjang
1. Perfusi perifer Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui
tidak efektif tindakan keperawatan 2. Kaji sirkulasi perifer keadaan
berhubungan selama 2x24 jam 3. Monitor kadar sirkulasi
dengan diharapkan perfusi hemoglobin perifer
penurunan perifer adekuat dengan 4. Lakukan ROM aktif 2. Hemoglobin
konsentrasi kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan mengindikasik
hemoglobin 1. CRT <2 detik dokter dalam an perfusi
ditandai dengan 2. Mukosa tidak pemberian terapi perifer pasien
mukosa bibir pucat transfusi darah PRC. 3. Mobilisasi
pucat, 3. Konjungtiva pada pasien
konjungtiva merah muda mampu
pucat, akral 4. Akral hangat meningkatkan
dingin, CRT <2 perfusi perifer
detik, terdapat 4. Pemberian
kelemahan pada PRC melalui
pasien, kulit transfusi dapat
pasien nampak meningkatkan
pucat, Hb 8,8, kadar
pasien hemoglobin
mengeluh pasien.
lemas, pusing
dan sulit
beraktivitas,
pasien pun
mengeluhkan
mual namun
tidak sampai
muntah.

2. Nyeri kronis Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui


berhubungan tindakan keperawatan 2. Identifkasi lokasi, keaadaan
dengan infiltrasi selama 2x24 jam, durasi, intensitas umum pasien
tumor ditandai diharapkan nyeri dapat dan skala nyeri 2. Mengetahui
dengan pasien berkurang dengan yang dirasakan kondisi dan
mengatakan kriteria hasil : 3. Posisikan pasien perkembangan
pada bagian 1. Skala nyeri nyaman nyeri pasien
payudara kanan berkurang 4. Berikan teknik 3. Posisi nyaman
terkadang 2. TTV dalam relaksasi nafas dapat
merasa nyeri batas normal dalam mengurangi
seperti disayat- 3. Pasien tidak 5. Kolaborasi nyeri
sayat benda melaporkan pemberian 4. Relaksasi
tajam dengan nyeri analegetik untuk nafas dalam
skala nyeri 4. Pasien tidak mengurangi nyeri dapat
ringan 3 (0-10). meringis (jika diperlukan). mengurangi
Terkadang kesakitan nyeri pasien
pasien terlihat 5. Analgetik
meringis dapat
kesakitan, mengurangi
pasien rasa nyeri
melaporkan rasa yang dirasakan
nyeri yang ia pasien
rasakan.

3. Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Membantu


tubuh tindakan keperawatan perubahan citra menentukan
berhubungan selama 1x24 jam tubuh yang tindakan
dengan diharpkan citra tubuh mengakibatkan berikutnya
perubahan klien meningkat isolasi sosial 2. Menghindari
struktur/ bentuk dengan kriteria hasil : 2. Melakukan bau dan
tubuh ditandai 1. Body image perawatan pada ketidaknyama
dengan pasien positif lukanya nan yang
mengatakan ia 2. Klien merasa 3. Diskusikan menyebabkan
merasa kurang puas dengan perubahan tubuh citra tubuh
nyaman dengan penampilan dan fungsinya memburuk
kondisi tubuhnya 4. Jelaskan kepada 3. Agar membuat
payudaranya 3. Penyesuaian keluarga tentang koping pasien
saat ini, pasien terhadap perawatan
mengatakan ia perubahan perubahan citra lebih efektif
khawatir jika penampilan tubuh 4. Menghindari
orang lain tidak fisik isolasi sosial,
nyaman meningkatkan
bersamanya harga diri
karena bau khas 5. Keluarga
yang timbul dari sebagai
payudaranya. support system
Pada payudara
kanan terdapat
kanker yang
sudah ia alami
selama 1 tahun,
luka tertutup
verband dan
mengeluarkan
bau kurang
sedap

E. Implementasi Keperawatan
No Tanggal dan Tindakan DP Paraf
Jam
1. 24 Mei 2022 Memonitor TTV 1,2
20.00 E/
- Tekanan darah : 119/78 mmHg Meylsa

- Nadi : 74x/ menit


- Suhu : 37,4 C
- RR : 20x/ menit
2. 24 Mei 2022 Memposisikan pasien nyaman 2
20.01 E/ pasien mengatakan ia jauh merasa lebih nyaman
dengan posisinya saat ini. Meylsa

3. 24 Mei 2022 Mengkaji sirkulasi perifer 1


20.05 E/ akral dingin, CRT >2 detik, pasien mengeluh lemas
badan dan pusing, mukosa dan bibir pucat, kulit Meylsa
tampak sedikit pucat, konjungtiva anemis
4. 24 Mei 2022 Mengidentifkasi lokasi, durasi, intensitas dan skala 2
20.07 nyeri yang dirasakan
E/ pasien mengatakan nyeri yang ia rasakan pada Meylsa

payudara kanannya hilang timbul dengan skala ringan


3 (0-10), nyeri timbul jika ia beraktivitas berat dan
hilang jika beristirahat.
5. 24 Mei 2022 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam jika terasa 2
20.09 nyeri
E/ relaksasi nafas dalam dapat membantu mengurangi Meylsa

rasa nyeri pada pasien.


6. 25 Mei 2022 Memonitor TTV 1,2
08.00 E/
- Tekanan darah : 102/64 mmHg Meylsa

- Nadi : 99x/ menit


- Suhu : 37,1 C
- RR : 20x/ menit
7. 25 Mei 2022 Melakukan perawatan pada lukanya 3
08.10 E/ kondisi luka cukup mengering, terdapat sedikit
pengeluaran cairan dan pus, luka berbau menyengat. Meylsa

Pasien mengatakan lebih nyaman dan percaya diri


setelah dilakukan perawatan luka.
8. 25 Mei 2022 Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang 3
08.10 mengakibatkan isolasi sosial
E/ terdapat perubahan citra tubuh pada pasien karena Meylsa

kanker payudara sebelah kanan yang dideritanya.


9. 25 Mei 2022 Mediskusikan perubahan tubuh dan fungsinya 3
08.12 E/ pasien mengatakan takut jika ia tidak disukai orang
karena kondisi payudaranya dan bau kurang sedap Meylsa

yang muncul karena kankernya tersebut. Namun,


seiring berjalnnya waktu ia mengatakan bahwa ia pasti
bisa beradaptasi dengan kondisinya saat ini.
10. 25 Mei 2022 Menjelaskan kepada keluarga tentang perawatan 3
08.15 perubahan citra tubuh
E/ keluarga menjadi lebih paham mengenai perawatan Meylsa

perubahan citra tubuh dan akan jauh lebih


mennsupport pasien.
11. 25 Mei 2022 Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 1
09.00 transfusi darah PRC (labu pertama).
E/ suhu pasien stabil, identitas serta data darah sudah Meylsa

sesuai. Pasien diberikan transfusi PRD labu pertama


dan tidak ada tanda alergi setelah selesai transfusi.

12. 25 Mei 2022 Melakukan ROM aktif 1


10.16 E/ pasien kooperatif dalam melakukan latihan ROM
Meylsa
13. 25 Mei 2022 Memonitor skala, durasi, lokasi dan intensitas nyeri 2
10.20 E/ pasien mengatakan saat ini ia tidak mengeluhkan
nyeri pada bagian tubuh manapun. Meylsa

14. 25 Mei 2022 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 2


10.23 E/ pasien dapat meredemonstrasikan teknik relaksasi
nafas dalam jika terasa sakit pada bagian payudaranya. Meylsa

15. 25 Mei 2022 Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 1


12.25 transfusi darah PRC (labu kedua).
E/ suhu pasien stabil, identitas serta data darah sudah Meylsa

sesuai. Pasien diberikan transfusi PRC labu kedua dan


tidak ada tanda alergi setelah selesai transfusi.

16. 26 Mei 2022 Memonitor TTV 1,2


15.00 E/
- Tekanan darah : 122/ 62 mmHg Meylsa

- Nadi : 99x/ menit


- Suhu : 36,5 C
- RR : 20x/ menit
17. 26 Mei 2022 Mengkaji sirkulasi perifer 1
15.10 E/ akral hangat, CRT <2 detik, pasien mengeluh sudah
tidak lemas dan tidak pusing, mukosa dan bibir , kulit Meylsa

sudah tidak pucat, konjungtiva merah muda.


18. 26 Mei 2022 Mendiskusikan perubahan tubuh dan fungsinya 3
15.20 E/ pasien mengatakan saat ini ia lebih bisa menerima
kondisinya saat ini. Meylsa
19. 26 Mei 2022 Mengidentifkasi lokasi, durasi, intensitas dan skala 2
15.28 nyeri yang dirasakan
E/ pasien mengatakan nyeri yang ia rasakan pada Meylsa

payudara kanannya hilang timbul dengan skala nyeri


yang menurun yaitu skala nyeri 2 (0-10).
20. 26 Mei 2022 Memposisikan pasien nyaman 2
16.40 E/ pasien mengatakan ia merasa jauh lebih nyaman
dengan posisinya saat ini Meylsa

21. 26 Mei 2022 Melakukan latihan ROM aktif 1


16.50 E/ pasien kooperatif dan sudah bisa melakukannya
secara mandiri. Meylsa

22. 26 Mei 2022 Memonitor kadar hemoglobin pasien 1


17.10 E/ terdapat kenaikan kadar Hb setelah diberikan 2 labu
transfusi PRC dari 8,8 menjadi 11,9 mg/dL. Meylsa

F. Evaluasi
No Tanggal dan Evaluasi Sumatif Paraf dan
Jam Nama
1. 26 Mei 2022 S : pasien mengatakan sudah tidak merasa
18.00 pusing, tidak lagi merasa lemas.
O : , CRT < 2 detik, konjuntiva merah muda, Meylsa

kulit sudah tidak pucat, mukosa bibir lembab,


terdapat kenaikan kadar Hb setelah dilakukan
transfusi 2 abu PRC dari 8,8 menjadi 11,9
mg/dL.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2. 26 Mei 2022 S : pasien mengatakan nyeri karena kankernya
18.10 hilang timbul selama 2 tahun ini namun tidak
sampai mengganggu aktivitas. Meylsa
O : pasien tampak tenang, tidak meringis
kesakitan, pasien tidak melaporkan rasa nyeri.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
3. 26 Mei 2022 S : pasien mengatakan setelah diberikan edukasi Meylsa
18.10 mengenai peningkatan citra tubuh, ia jauh lebih
paham dan harga dirinya dapat lebih meningkat.
O : pasien tidak tampak murung walaupun
terdapat kanker di payudara kanannya.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor yng tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker
ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan lemakdan jaringan ikat
payudara
(Pudiastuti, 2011). Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mamae dimana sel abnormal timnul dari sel-sel
normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh
darah. (Nurarif &Kusuma, 2013).
Berdasarkan studi kasus dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien Carsinoma Mammae selama kurang tiga hari di ruang Ca Center lantai
4, RSUD Al-Ihsan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari hasil pengkajian yang didapat, pasien dengan Ca Mammae dextra
memiliki gangguan terhadap pembentukan sel darah merah yang berdampak
pada anemia, pasien mengeluh nyeri di bagian payudara kanan selama urang
lebih 2 tahun terakhir karena adanya penekanan sel syaraf, serta pasien
mengeluhkan kurang percaya diri terhadap perubahan bagian tubuhnya tersebut.
Sehingga penulis menetapkan tiga diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas,
sebagai berikut :
1. Perfusi jaringan perifer tidak efektif;
2. Nyeri kronis; serta
3. Gangguan citra tubuh.
Dilakukan implementasi berdasarkan intervensi selama kurang lebih 3
hari dan semua masalah pasien dapat teratasi.

4.2. Saran
Hasil studi kasus yang penulis dapatkan dalam asuhan keperawatan ini
dapat meemberikan informasi lebih lanjut, sehingga dapat memperluas
pengetahuan tentang Carsinoma mammae. Diharapkan pada pendokumentasian
selanjunya diharapkan diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan
komprehensif dalam waktu yang lama sehingga mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, P., dkk. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand Massage Terhadap
Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya.
Journal Ilmiah Kesehatan Volume 9 nomor 2, (221-226)

Auran, K., P., isfandiarti, M., A. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap
Pengobatan Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Wisnuwardhana. Journal
Promkes Volume 3 Nomor 2, (218-228)

Diyono. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Skala Nyeri.


https://docplayer.info/31788404-Pengaruh-teknik-relaksasi- terhadap-
penurunan-skala-nyeri-post-operasi-di-rumah-sakit-dr-oen- surakarta.html.
(diakses 25 Mei 2022)

Brest Care Indonesia. (2017). Kanker payudara.


https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/Ca
ncer/Breast%20Cancer/Cancer-Breast-Cancer-Indonesian.pdf?ext=.pdf.
(diakses 25 Mei 2022)

Putra., S., R. (2015). Kanker Payudara Lengkap. Yogyakarta:Laksana.

Anda mungkin juga menyukai