Anda di halaman 1dari 25

Proposal Ca Mamae

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme

normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma

Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma.

Kanker payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam

jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak,

maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).

Kanker payudara menempati urutan tertinggi keganasan pada wanita, sebesar 18 %

dari seluruh kanker pada wanita. Angka kejadian kanker payudara pada wanita sebesar 126

per 100.000 penduduk, sedangkan pada laki-laki 0,6 per 100.000 penduduk (Bass et al.,

2003).

Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Setiap

tahunnya, di Amerika Serikat 44.000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan di

Eropa lebih dari 165.000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien mengalami

kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan. Statistik terakhir

menunjukkan bahwa risiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker payudara adalah 1 dari

8 wanita. Risiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Sebagai contoh, risiko untuk

mengalami kanker payudara sampai 35 tahun adalah 1 dalam 622 ; risiko mengalami kanker

payudara sampai usia 60 adalah 1 dalam 24. Berdasarkan The American Cancer Society,

183.400 kasus baru kanker payudara didiagnosa pada tahun 1995, dengan perkiraan 46.240
kematian. Wanita yang di diagnosa dengan kanker payudara tahap awal mempunyai angka

bertahan 5 tahun 93%. Sampai tahun 2000, hampir 2 juta wanita di Amerika Serikat akan

terkena kanker payudara, dengan lebih dari 460.000 kematian akibat penyakit ini pada tahun

1990-an (Brunner & Suddarth, 2002).

Insidensi kanker payudara terbanyak terjadi di Asia pada etnik India di Singapore

(34%), disusul Hongkong (32,3%), sedangkan yang paling rendah pada ras India di Madras

(19,9%) (McPherson et al., 2000).

Menurut data dari IARC (International Agency Research of Cancer) tahun 2001 oleh

Ferlay et al. cit Hisham and Yip (2004) mendapatkan insidensi kanker payudara di Amerika

Serikat 130, Inggris 116, Spanyol 74, Singapore 54, Jepang 48, Malaysia 35, Indonesia 22,

China 17, dan India 16 per 100.000 penduduk.

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker

payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di

Indonesia 8.227 kasus (16,85%), disusul kanker leher rahim 5.786 kasus (11,78%).

Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian

faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya

kanker ini. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para

peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat

adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor

risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian,

semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan

mereka. Faktor-faktor risiko mencakup : 1) riwayat pribadi tentang kanker payudara. 2) adik

perempuan atau anak perempuan yang mengalami kanker payudara. 3) menarke dini–

sebelum usia 12 tahun. 4) tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama setelah usia

30 tahun. 5) menopause yang terjadi setelah usia 50 tahun. 6) riwayat penyakit payudara
jinak. 7) pemajanan terhadap radiasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. 8)

obesitas. 9) kontraseptif oral. 10) terapi penggantian hormone. 11) masukkan alkohol setiap

hari (Brunner & Suddarth, 2002).

Menurut Brunner & Suddarth (2002) kanker payudara dapat terjadi di bagian mana

saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar

jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri.

Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi, dan keras dengan batas yang tidak teratur.

Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi

biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian

yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut.

Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat

bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis. Sehingga, di anjurkan agar para

wanita melakukan “SADARI” (pemeriksaan payudara sendiri) saat menstruasi – pada hari ke

7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid, secara rutin untuk mendeteksi benjolan

pada payudara.

Sadari merupakan salah satu cara pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan

sendiri untuk mendeteksi adanya benjolan pada payudara secara rutin. Dengan cara berdiri di

depan cermin dan melihat apakah ada tanda-tanda kelainan pada payudara, seperti terdapat

keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Selain itu, sadari juga dapat dilakukan

dalam posisi berbaring, dengan meraba bagian payudara menggunakan jari-jari tangan secara

memutar searah jarum jam. Periksalah dan raba puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya

jika payudara diraba dengan menggunakan telapak tangan, akan terasa kenyal dan mudah

untuk digerakkan. Bila dalam payudara terdapat tumor, akan terasa keras dan tidak dapat

digerakkan (Smart, 2010).


Menurut Brunner & Suddarth (2002) penganjur pemeriksaan payudara sendiri

beragumentasi bahwa sebagian besar lesi dapat terdeteksi secara mandiri, sehingga membuat

sadari penting untuk mendeteksi kanker secara dini. Sadari dapat diajarkan kepada dan

dipraktekkan oleh semua wanita. Perawat berperan dalam menginformasikan dan member

pengajaran pada semua wanita tentang keuntungan sadari secara teratur dan pentingnya

mencari bantuan medis segera ketika ditemukan benjolan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap

peningkatan pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masih tingginya jumlah angka kematian akibat

kanker payudara dan jumlah penderita kanker payudara yang tidak melakukan upaya

pencegahan kanker payudara dengan sadari. Berdasarkan survey awal diketahui 95% wanita

yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima

tahun setelah dilakukannya sadari. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada

efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari terhadap

peningkatan pengetahuan pada siswi di SMA Negeri 12 Padang tahun 2011”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya efektifitas penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dengan sadari

terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi SMA Negeri 12 Padang tahun 2011.

2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dilakukan

penyuluhan kanker payudara dengan sadari.

2. Diketahuinya tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sesudah dilakukan

penyuluhan kanker payudara dengan sadari.

3. Diketahuinya perbedaan tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 12 Padang sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan kanker payudara dengan sadari.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pembelajaran lebih rinci mengenai

teori-teori dari penyakit kanker payudara khususnya dalam mata kuliah Keperawatan

Maternitas di STIKes Mercubaktijaya Padang.

2. Responden

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai motivasi, agar responden secara rutin

melakukan sadari sedini mungkin untuk mencegah terjadinya kanker payudara dan memberi

pengajaran tentang keuntungan sadari secara teratur serta pentingnya mencari bantuan medis

segera ketika ditemukan benjolan.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk bahan penelitian selanjutnya

dalam program upaya pencegahan kanker payudara khususnya sadari di masa yang akan

datang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara

1. Definisi

Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme

normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya tidak normal. Kanker payudara (Carcinoma

Mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma.

Kanker payudara ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah tumbuh dalam

jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak,

maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika

benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)

pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)

ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-

paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Erik T, 2005).

2. Etiologi

Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian

faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya

kanker ini. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para

peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal yang harus selalu diingat

adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor
risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan hormonal mereka. Dengan demikian,

semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami kanker payudara selama masa kehidupan

mereka. Faktor-faktor risiko kanker payudara mencakup :

1) Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker payudara pada payudara

sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.

2) Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan

kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia

60 tahun; risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang

saudara langsung.

3) Menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi

sebelum usia 12 tahun.

4) Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai

anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker

payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum

20 tahun.

5) Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko untuk

mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi

bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai risiko sepertiganya.

6) Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai

perubahan epitel proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker

payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali lipat untuk

mengalami penyakit ini.

7) Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun

berisiko hampir dua kali lipat.


8) Obesitas. Risiko terendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita gemuk

yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling sering

berhubungan dengan diagnosis yang lambat.

9) Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk

mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun lebih cepat setelah

penghentian medikasi.

10) Terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen

suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat

mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesterone terhadap penggantian

esterogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal ini tidak menurunkan risiko

kanker payudara.

11) Masukkan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi

alkohol bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Risikonya dua kali lipat di antara

wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa

wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada

tahun-tahun terakhirnya (Brunner & Suddarth, 2002).

3. Anatomi Fisiologi

Payudara adalah dua kelnjar yang menyekresi susu dan merupakan organ tambahan

pada system reproduksi wanita. Pada laki-laki, bentuk payudara tidak sempurna. Payudara

terletak di bagian depan torak dan ukurannya bervariasi, berbentuk melingkar dan cembung

ke depan. Pada bagian tengah permukaannya terdapat puting, yang dalam kondisi normal,

warnanya sama dengan warna kulit. Puting berwarna merah muda pada anak gadis, namun

akan mengalami pigmentasi setelah kehamilan pertama.


Payudara mengandung kelenjar sakular dengan duktus-duktusnya berkumpul pada

puting dan bermuara pada permukaan dalam jumlah besar. Jaringan kelenjarnya sama dengan

jaringan kelenjar sebasea, tetapi jauh lebih berkembang dan menghasilkan susu dari sebum.

Kelenjar dibagi menjadi lobus yang dipisahkan oleh jaringan fibrosa, yang menyebabkan

pengeluaran abses di payudara menjadi sulit. Lobus dibagi lagi menjadi lobulus.

Payudara berkembang pada pubertas di bawah pengaruh hormon dan perkembangan

selanjutnya terjadi selama masa hamil sebagai hasil dari hormon kenjar hipofisis dan

ovarium. Cairan, yang dikenal sebagai kolostrum, disekresi dalam jumlah kecil oleh kelenjar

selama masa hamil dan saat bayi lahir, tetapi susu yang sebenarnya belum disekresi sampai

hari ketiga masa nifas atau sampai periode istirahat (lying-in) (Watson, 2002).

4. Patofisiologi

Kanker payudara bukanlah satu-satunya penyakit, tergantung pada jaringan payudara

yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas

sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause

(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit

berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung

reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh

estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan

dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih

tinggi dari kanker-kanker payudara hormon dependent. Kanker-kanker ini memberikan

respon terhadap hormon treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau

adrenalectomy) (Smeltzer, dkk, 2002).

5. Manifestasi Klinis
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas

terjadi pada kuadran atas terluar dan sebagian besar pada jaringan payudara terdapat. Kanker

payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri,

terfiksasi dan keras dengan batas tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara

dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara

jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker

payudara ada kasus yang lebih lanjut (Brunner & Suddarth, 2002).

Sedangkan menurut Smart (2010) untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker

payudara, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

1. Terdapat sebuah benjolan yang biasanya diarasakan berbeda dari jaringan yang ada pada

payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya juga

memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur.

2. Pada penderita kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa

digerakan dan juga dapat didorong dengan jari tangan. Namun, pada stadium lanjut, biasanya

melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut ini, benjolan

yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok pada kulit.

3. Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah adanya benjolan atau massa di ketiak

penderita, perubahan bentuk dan ukuran penderita, serta keluarnya cairan yang abnormal dari

puting susu (berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin bernanah).

4. Perubahan pada tekstur dan warna pada kulit di sekitar payudara.

5. Payudara tampak berwarna kemerahan.

6. Kulit disekitar payudara bersisik.

7. Puting susu tertarik kedalam dan terasa gatal.

8. Nyeri pada payudara atau pembengkakkan pada salah satu payudara.


Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan

berat badan, dan pembengkakkan lengan, ulsurasi kulit.

6. Pentahapan Kanker Payudara

Menurut Brunner & Suddarth (2002) pentahapan mencakup mengklasifikasikan

kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan patologi didasarkan pada

histologi memberikan prognosis yang lebih akurat. Berikut adalah tahap-tahap yang penting :

a. Tahap I

Terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi

adanya metastatis.

b. Tahap II

Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe

tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastatis.

c. Tahap III

Terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang

menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular,

dan tanpa bukti adanya metastatis.

d. Tahap IV

Terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal atau kankerosa, dan

adanya metastatis jauh.

7. Tipe Kanker Payudara


Melalui pemeriksaan yang disebut mammogram tipe dari kanker payudara dapat

dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu :

a) Kanker Payudara Non-invasif

Kanker payudara non-invasif adalah kanker yang tejadi pada kantung susu (penghubung

antara alveolus [kelenjer yang memproduksi air susu] dan pada puting payudara). Kanker

payudara jenis ini dalam istilah kedokteran disebut dengan “ductal carcinoma insitu“

(DCIS). Jika penderita masih dalam tahap ini, itu berarti kanker tersebut belum tersebar

keseluruh bagian tubuh dan keluar bagian jaringan kantung susu.

b) Kanker Payudara Invasif

Kanker payudara invasif adalah suatu kanker yang sudah mulai menyebar keluar bagian

kantung susu dan sudah menyerang ke bagian sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan

penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjer limpa dan lainnya melalui

peredaran darah (Smart, 2010).

Sedangkan menurut Brunner & Suddarth (2002), tipe kanker payudara sebagai berikut

a) Karsinoma Duktal Menginfiltrasi

Adalah kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi. Kanker jenis ini biasanya

bermetastase ke nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya.

b) Karsinoma Lobular Menginfiltrasi

Karsinoma ini jarang terjadi, merupakan 5% - 10% kanker payudara. Tumor ini biasanya

terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan

tipe duktal menginfiltrasi. Tipe ini lebih multisentris, dengan demikian, dapat terjadi

penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal

menginfiltrasi dan lobular menginfiltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa,
meskipun tempat metastatisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang,

paru, hepar atau otak, sementara karsinoma lobular biasanya bermetastatis ke permukaan

meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.

c) Karsinoma Medular

Karsinoma ini menempati sekitar 6 % dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul duktus.

Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya

seringkali lebih baik.

d) Kanker Musinus

Kanker ini menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir, juga tumbuh

dengan lambat; sehingga kanker ini mempunyai prognosis lebih baik dari lainnya.

e) Kanker Duktar Tubular

Kanker ini jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker. Karena metastase

aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya sangat baik.

f) Karsinoma Inflamatori

Adalah tipe kanker payudara yang jarang (1% - 2%) dan kemudian menimbulkan gejala-

gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan sangat

nyeri; payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor ini merah dan agak

hitam, sering terjadi udema dan retraksi puting susu.

8. Pencegahan

Menurut Brunner & Suddarth (2002) pencegahan kanker payudara dapat dilakukan

dengan sadari :

1. Langkah I

a. Berdirilah didepan cermin.

b. Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.


c. Perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas.

Dua tahap berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur

payudara anda. Ketika anda melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan otot-otot

anda yang menegang.

2. Langkah II

a. Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di belakang kepala

anda menekan dan tangan anda kearah depan.

b. Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.

3. Langkah III

a. Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk

kearah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah depan.

b. Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda.

Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan

shower. Jari-jari anda akan meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga

anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.

4. Langkah IV

a. Angkat lengan kiri anda.

b. Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati-

hati dan menyeluruh.

c. Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran kecil,

bergerak melingkar dengan lambat sekitar payudara.

d. Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.

e. Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara.

f. Beri perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk bagian

bawah lengan itu sendiri.


g. Rasakan adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.

5. Langkah V

a. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.

b. Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika anda

sedang atau tidak melakukan SADARI temuilah dokter anda.

c. Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda.

6. Langkah VI

a. Langkah 4 dan 5 harus diulangi dengan posisi berbaring.

b. Berbaringlah mendatar telentang dengan tangan kiri anda dibawah kepala anda dan sebuah

batal atau handuk yang dilipat dibawah bahu kiri anda (posisi ini akan mendatarkan payudara

anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).

c. Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.

d. Ulangi pada payudara kanan anda.

9. Pengobatan

Menurut Smart (2010) penanganan dan pengobatan kanker payudara tergantung pada

tipe dan stadium dari kanker tersebut. Umumnya, seseorang akan diketahui jika dirinya telah

terkena kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut dan sudah cukup parah. Ada

beberapa cara untuk mengatasi dan mengobati diri dari kanker payudara, antara lain :

1. Pemeriksaan Mamograf

Pemeriksaan mamograf adalah suatu pemeriksaan payudara dengan menggunakan alat

rongten dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya

memerlukan waktu sekitar 5-10 menit saja. Saat yang dianjurkan untuk melakukan tes

mamograf ini adalah saat sesudah anda mengalami menstruasi, yaitu sekitar seminggu setelah

anda mengalami menstruasi. Wanita yang wajib melakukan tes mamograf adalah :
a. Wanita yang telah berumur lebih dari 50 tahun.

b. Wanita yang ibu atau saudara perempuanya pernah menderita kanker payudara.

c. Wanita yang pernah menjalani pengangkatan pada salah satu payudaranya. Wanita yang

dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat dari dokter.

d. Wanita yang belum pernah mengalami anak. Ternyata, pada golongan ini sering dijuimpai

serangan kanker payudara.

2. Operasi (Lumpectomy)

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengobati atau menangani kanker payudara ini adalah

dengan melakukan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan

tersebut. Jaringan tersebut kemudian akan diperiksa melalui mikroskop di laboratorium

patologi anatomi. Bila sudah diketahui dan dipastikan bahwa benjolan tersebut adalah kanker

payudara, payudara anda harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran kebagian

tubuh yang lain. Istilah lain dari ini adalah Lumpectomy atau pengangkatan benjolan.

Biasanya, pengangkatan ini disertai dengan sedikit (sangat minimal) jaringan yang sehat.

Dengan cara ini, diharapkan jaringan yang tersisa dan masih sehat akan dapat membentuk

kembali payudara secara alami.

3. Masektomi Radikal

Masektomi radikal adalah operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di

tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan yang berada pada sekitar ketiak.

Pengangkatan ini dilakukan pada sebagian atau seluruh payudara, termasuk otot dada

dibawah payudara untuk mencegah penyebaran kanker payudara ini agar tidak menjalar ke

organ yang lainnya.

4. Kemoterapi

Kemoterapi adalah suatu terapi yang diberikan dengan obat-obatan tertentu yang sangat kuat

efeknya (antikanker).terapi ini bisa diberikan melalui mulut atau berupa suntikan pada
pembuluh darah. Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang

berlangsung antara tiga sampai enam bulan. Sistem ini diharapkan mencapai target pada

pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke tubuh lainnya. Dampak kemoterapi

ini pasien akan mengalami mual dan muntah serta akan mengalami kerontokan pada rambut

karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

5. Terapi Hormon

Terapi hormon, juga bisa disebut dengan “theraphy anti-estrogen” adalah suatu sistem yang

fungsinya mengeblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus

perkembangan kanker payudara. Metode ini juga berfungsi untuk menghambat laju

perkembangan sel kanker pada payudara.

6. Terapi Radiasi (penyinaran atau radiasi)

Terapi radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sunar X dan sinar gamma. Pengobatan ini biasanya diberikan kepada pasien

bersamaan dengan lumpectomy dan masektomi. Fungsi terapi ini adalah untuk

menghancurkan sel-sel kanker agar tidak merambat ke bagian tubuh yang tidak terinfeksi.

Proses penyinaran atau radioterapi memiliki efek yang tidak baik untuk tubuh, seperti nafsu

makan yang berkurang, badan menjadi lemah, warna sekitar payudara menjadi hitam, serta

Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

7. Pengobatan Herciptin

Pengobatan ini adalah terapi biologis yang dikenal efektif melawan HR2-positif pada wanita

yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV dengan penyebarannya.

8. Masektomi total

Masektomi total adalah operasi dengan mengangkat seluruh payudara saja dan bukan kelenjar

ketiak.
B. Pengetahuan

I. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa pengetahuan mempengaruhi perilaku dan sikap.

Perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tidak akan berlangsung lama begitupun

sebaliknya, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan berlangsung lama. Sikap yang utuh

dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (1997) mengungkapkan bahwa

seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri seseorang

tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

a. Kesadaran (awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus

(objek) terlebih dahulu.

b. Merasa tertarik (internest), yakni orang mulai tertarik terhadap stimulus.

c. Menimbang-nimbang (evaluation) baik dan tindakannya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal

ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Mencoba (trial), dimana subjek atau orang mulai mencoba melakukan sesuatu perilaku baru.

e. Penyatuan (adoption), dimana subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.

II. Tingkat Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan dapat dikategorikan ke dalam tingkatan sebagai berikut :

a. Tinggi

Tingkat pengetahuan tinggi diartikan apabila seseorang mampu mengetahui, memahami,

mengaplikasikan, menganalisa (menyebarkan) dan menghubungkan satu materi dengan

materi yang lain serta kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek.

Pengetahuan tinggi apabila nilai 76-100%.

b. Sedang

Pengetahuan sedang diartikan apabila individu kurang mampu untuk mengetahui, memahami,

mengaplikasikan, menganalisa, menghubungkan antara suatu materi dengan materi yang lain,

serta kurangnya melakukan penilaian terhadap suatu objek. Pengetahuan sedang apabila nilai

60-70%.

c. Rendah

Pengetahuan rendah diartikan apabila individu tidak mampu untuk mengetahui, memahami,

mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi suatu materi atau objek lain.

Pengetahuan rendah apabila nilai < 60% (Notoadmodjo, 2002).

III. Pubertas

Pubertas adalah awal masa remaja, yaitu masa yang dapat dikenal dari perubahan-

perubahan pada tubuh seseorang yang mencolok, seperti bertambah tinggi badan yang

berlansung relatif cepat dan mulai tumbuh bulu diberbagai tempat tubuh misalnya : disekitar

kemaluan (Koesnadi, 1992).


Masa pubertas adalah masa dimana seseorang anak tidak lagi hanya bersifat relatif,

tapi anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam, rangka menemukan dirinya (akunya), serta

mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang (Abu Ahmidi, 1991).

Dalam berbagai literatur, anak pubertas adalah sekelompok anak yang masuk pada

usia remaja dan pubertas berada dalam usia remaja. Pubertas adalah masa yang khusus

dimana seseorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sangat kuat pada lawan jenis atau

keinginan bercinta begitu mendalam (Abu Al-ghifari, 2001).

Tanda-tanda fisik pubertas. Perubahan fisik yang dapat dilihat pada tubuh remaja itu

adalah akibat dari mulai aktifnya kelenjar-kelenjar kelamin pada diri remaja dan dimulainya

diproduksi zat-zat hormon seks. Tanda-tanda fisik pubertas pada remaja dijelaskan

berdasarkan jenis kelamin remja tersebut.

1) Pada wanita

a. Pada seorang wanita kelenjer kelamin adalah indung telur atau ovarium yang terdapat dua

buah dan berada dalam rongga perut disekitar kanan kiri dari rahim (uterus).

b. Tinggi badan cepat meningkat (pertumbuhan tulang panjang cepat).

c. Penumpukan jaringan lemak pada daerah tertentu seperti pada dada dan panggul.

d. Pertumbuhan otot-otot pada wanita ukuran pundak makin lapang.

C. Penyuluhan Kesehatan

I. Definisi

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan

kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,


keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara

kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang

dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan

kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat

prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya

merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya

seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan

dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).

II. Tujuan Penyuluhan

Tujuan pendidikan kesehatan menurut Effendy (2002) sebagai berikut :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai

dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka

kesakitan dan kematian.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku

perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998).

III. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyuluhan

Faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan

kesehatan adalah :
1. Tingkat pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

2. Tingkat sosial ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

3. Adat istiadat. Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal

yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan

menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang–orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan

penyampai informasi.

5. Ketersediaan waktu di masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan

tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan.

IV. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2002) metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan

penyuluhan kesehatan adalah :

1. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh

informasi tentang kesehatan.

2. Metode diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan

tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin

diskusi yang telah ditunjuk.


3. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh peserta, dan

evaluasi atas pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta

tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.

5. Metode bermain peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan

pemikiran oleh kelompok.

6. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana

cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini

digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7. Metode simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

8. Metode seminar adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas

suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

V. Media Penyuluhan

Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan

pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan

kesehatan bagi masyarakat yang dituju.

Menurut Notoatmodjo (2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya

dikelompokkan menjadi :

1. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak

terdiri dari :
a. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku, baik

tulisan ataupun gambar.

b. Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat. Isi

informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.

c. Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.

d. Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar

balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.

f. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di tempat

umum.

g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi dan

menghibur.

2. Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam

menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam media elektronik :

a. Televisi

b. Radio

c. Video

d. Slide

e. Film

3. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara umum

melalui media cetak dan elektronika secara statis, misal :

a. Pameran

b. Banner

c. TV layar lebar

d. Spanduk
e. Papan reklame

VI. Langkah Penyuluhan

Menurut Effendy (1998) dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh

yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat sebagai berikut :

1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.

2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.

3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan

masyarakat.

4. Menyusun perencanaan penyuluhan

a) Menetapkan tujuan.

b) Penentuan sasaran.

c) Menyusun materi atau isi penyuluhan.

d) Memilih metoda yang tepat.

e) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan.

f) Penentuan kriteria evaluasi.

g) Pelaksanaan penyuluhan.

h) Penilaian hasil penyuluhan.

i) Tindak lanjut dari penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai