PENDAHULUAN
maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai
generasi muda yang sehat jasmani maupun rohani. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi
perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dan dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas
kependudukan
Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik
menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya dimana ia sendiri yang memutuskan atas
tubuhnya sendiri. Seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu haid.
Sebanyak dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat dirumah sakit untuk
dalam praktek banyak dijumpai perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi
karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di Rumah
Sakit. Perdarahan ovulator merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional
Dari beberapa kasus yang ada diruang ginekologi menometroragia merupakan kasus
berhubungan dengan salah satu faktor penyebab gangguan dalam organ reproduksi wanita
(Soekiman, 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
1. Menometroragia adalah perdarahan yang banyak, di luar siklus haid dan biasanya
terjadi dalam masa antara 2 haid, perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan
dari haid atau 2 jenis perdarahan ini menjadi 1 yang pertama dinamakan metroragia
2. Menometroragia adalah perdarahan rahim yang berlebihan dalam jumlah dan lamanya
3. Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi antara masa 2 haid yang dapat
disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional
(Prawirohrdjo, 2007).
menometroragia adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan diluar haid yang
2.1.2 Etiologi
a. Servik uteri :Karsinoma partiom, perlukaan serviks, polip servik, erosi pada
karsinoma vagina.
e. Tuba fallopii, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tanpa ada
pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam
trombosit openik.
b. Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulatoir disfunctiond bleeding).
2.1.3 Patofisiologi
Menurut Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus
dan ovario pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang
dinamakan metropatia hemorrágica terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah
atropik, hiperplastik, ploriferatif, dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi
merupakan bagian terbesar.Endometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi penting artinya
ovulatoar.
Klasifikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional
ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari faktor-
1. Perdarahan ovulatoar
perdarahan ovulatoar perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid jika sudah di
pastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab
a. Korpus luteum persistens ; dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang – kadang
bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kehamilan
ektopik karena riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering menunjukan
irregular shedding dibuat dengan kerokan yang tepat pada waktunya, yakni menurut
Prawirohardjo (2007) pada hari ke-4 mulainya perdarahan. Pada waktu ini dijumpai
biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium
c. Appoleksia uteri : pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh
2. Perdarahan anavulator
kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang tidak
teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen pada sangkut pautnya dengan jumlah yang
pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum
dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula
dijumpai pada sedian yang diperoleh dengan kerokan, dapat diambil kesimpulan bahwa
kehidupan menstrual seorang wanita, namun hal ini paling sering terdapat pada masa
pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas sesudah menarche , perdarahan
tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses maturasi pada
Bila masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali ada harapan bahwa
lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi avulatoar, pada seorang
wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak
teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah penyakit umum yang menahun,
disfungsional tanpa adanya penyakit-penyakit tersebut diatas. Dalam hal ini sters yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam maupun diluar pekerjaan, kejadian-
dalam keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain-lain dapat
2.1.5 Diagnosis
bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh
menahun dan lain-lain.kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi
dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan.
pubertas umumnya tidak perlu dilakukan kerokan guna pembuatan diagnosis. Pada wanita
berumur antara 20 dan 40 tahun kemungkinan besar adalah kehamilan terganggu, polip,
mioma, submukosum dan sebagainya. Disini kerokan diadakan setelah dapat diketahui
benar bahwa tindakan tersebut tidak mengganggu kehamilan yang masih memberi harapan
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Bila perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan
2. Setelah pemeriksaan ginekologis menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan
a. Estrogen dosis tinggi supaya kadarnya darah meningkat dan perdarahan berhenti,
diberikan secara intra muscular (propionasi estrodiol 25 mg), kerugian therapy ini
adalah bahwa setelah suntikan dihentikan maka perdarahan akan timbul lagi atau
provera 10 mg oral.
c. Jika pemberian estrogen saja atau progesterone saja kurang bermanfaat, maka
diberikan kombinasi estrogen dan progesterone yaitu pil kontrasepsi, pada therapi ini
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Nama : Untuk mengidentifikasi pasien agar tidak terjadi kesalahan dan membedakan pasien yang
satu dengan pasien yang lain.
Umur : untuk mengetahui tingkat kedewasaan pasien
Agama : untuk memudahkan pemberian dukungan spiritual
Pendidikan : Untuk memudahkan memberi KIE sesuai dengan tingkat pendidikan
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktivitas dan tingkat sosial ekonomi keluarga
2. Keluhan Utama
Menometharagia terjadi haid lebih dari 8 hari atau darah banyak serta bergumpal.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Menometrorhagia terjadi karena varises pecah, karsinoma vagina, perlukaan serviks, karsioma
partio, erosi parsio, mioma uteri, karsinoma karpus uteri, radang ovarium, vulvitis dan vaginitis.
4. Riwayat penyakit yang lalu
Apakah sebelumnya pasien pernah menderita karsinoma vagina, perlukaan servik, karsinoma
partio, erosi parsio, mioma uteri, karsinoma karpus uteri, radang ovarium, kista ovarium, vulvitis
dan vaginitis..
5. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui adakah keluarga yang menderita penyakit menular, menurun dan apakah
keluarga pernah mengalami gangguan haid.
6. Riwayat haid
Menarche : pertama kali haid
Siklus haid : pada menometrorhagia biasanya siklus haid tidak teratur.
Banyaknya : pada menometrorhagia biasanya darah haid banyak dan bergumpal.
Keluhan : dismenorhea atau tidak
Fluor albus : banyak/ tidak, gatal/ tidak, warna jernih/ keruh.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Pada menometrorhagia memerlukan nutrisi yang cukup terutama bahan makanan yang banyak
mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
b. Pola istirahat
Pada menometrorhagia dianjurkan untuk tirah baring atau bedrest untuk menghindari keluarnya
darah yang banyak.
c. Pola kebersihan
Pada menometrorhagia darah banyak keluar sehingga pasien harus selalu menjaga kebersihan
alat genetalia dan sering ganti pembalut untuk mencegah terjadinya infeksi.
d. Pola eliminasi
Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
e. Pola aktivitas
Pada menometrarhagia ibu tidak boleh berjalan-jalan karena akan memperbanyak pengeluaran
darah.
8. Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
• Psikologi
Pada menometrarhagia biasanya pasien merasa khawatir karena perdarahan.
• Sosial
Untuk mengetahui hubungan pasien dengan keluarga, dan masyarakat sekitar.
• Budaya
Untuk mengetahui budaya yang dianut keluarga, seperti jika ada keluarga sakit berobat kemana,
selama perdarahan minum obat apa.
• Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan untuk memudahkan memberi dukungan spiritual.
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis, somnolen, apatis
TTV : TD : 100/60 s/d 140/90 mmHg
Nadi : Normalnya 70 – 90 x/menit
Suhu : normalnya 36 0C – 37 0C
Rr : normalnya 16 – 24 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut rontok/ tidak, kotor/ bersih, warna rambut, adakah benjolan atau tidak.
Muka : pucat menandakan adanya anemi karena perdarahan
Mata : konjungtiva pucat menandakan adanya anemi, sklera ikterus menandakan adanya
penyakit hepatitis.
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid.
Payudara : simetris/ tidak, adakah benjolan abnormal
Perut : adakah pembesaran perut, adakah luka bekas operasi
Genetalia : adakah oedema/ varises, adakah tanda-tanda infeksi (panas, bengkak, kemerahan),
biasanya darah keluar banyak dan bergumpal.
Ekstremitas : simetris atau tidak, pucat menandakan anemia, oedema atau tidak
b. Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid, bendungan vena jugularis atau pembesaran kelenjar
limfe
Perut : adakah ballotement atau masa, adakah nyeri tekan
Ekstremitas : turgor kulit baik/ jelek
c. Auskultasi
Dada : adanya ronkhi atau wheezing menandakan adanya asma
Perut : bising usus positif atau negatif
d. Perkusi
Reflek patela positif atau negatif
3. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan ginekologis untuk mengetahui sumber pendarahan.
4. Terapi
Erstrogen : dipropianasi estradiol 25 mg atau benzoas ekstradiol 20 mg.
Progesteron : hidroksi progesterone 125 mg atau medroksi progesterone/provera 10 mg
Estrogen dan progesteron : pil kontrasepsi komplikasi progesteron dan estrogen selama 7 hari.
ANALISA DATA
Kelelahan
Iskemia
Nyeri haid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perdarahan b.d gangguang menstruasi (perdarahan yang banyak dan lama)
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Nyeri akut b.d agen cidera biologi
4. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN &KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Resiko perdarahan b.d gangguan NOC: PENGURANGAN PERDARAHAN
mestruasi (perdarahan yang banyak Status sirkulasi Aktivitas:
dan lama) Status koagulasi Identifikasi etiologi perdarahan
Kriteria hasil: Monitor pasien secara ketat akan
TTV dalam batas normal perdarahan
Tidak ada edema teriter Monitor jumlah dan karakter (nature)
Tidak ada distensi vena leher kehilangan darah pasien
Tidak ada klemahan yang Catat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah
berat kehilangan darah sebagai indikasi
Monitor status atau keadaan cairan
termasuk intake dan output
Kaji kecendrungan transport oksigen
dtingkat jaringan di tingkat jaringan
misalnya melalui (PaO2., SaO2, dan tingkat Hb
dan cardiac output)
Instruksikan pasien dan keluarga terhadap
tanda-tanda perdarahan dan tindakan
pertama yang dibutuhkan segera selama
terjadi perdarahan (misalnya mencari
perawat)
Berikan tambahan darah (misalnya berupa
platelet, dan plasma darah) yang sesuai
PENGONTROLAN PERDARAHAN
Aktivitas:
Memakai balutan sesuai indikasi
Monitor jumlah dan sifat darah yang hilang
Catat nilai Hb/Ht sebelum dan sesudah
kehilangan darah sesuai indikasi
Evaluasi respon psikologis pasien terhadap
perdarahan dan persepsi terhadap peristiwa
yang terjadi
Periksa membrane mukosa, luka memar
karena trauma, pengeluaran darah dari
tempat tusukan/bocor
Monitor tanda dan gejalan perdarahan
persistem
Monitor fungsi neurologi