PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada persalinan patologis dengan vakum
ekstraksi?
C. Tujuan
Mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada persalinan patologi dengan vakum
ekstraksi.
D. Manfaat
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan referensi terkait pemberian asuhan kebidanan patologi pada persalinan
dengan vakum ekstraksi, serta perbedaan implementasi kasus berdasarkan teori atau praktek.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi bahan pustaka untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan konsep, teori, dan ilmu yang telah diperoleh dalam
melaksanakan asuhan kebidanan kepada klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1
Cetakan 13, 2014. Komplikasi yang akan terjadi pada vakum ekstraksi:
F. PENARIKAN
1. Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengedan, secara simultan lakukan
penarikan dan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai (tangan luar menarik pengait, ibu
jari dan tangan dalam pada mangkuk, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi).
2. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomi (pada
pasien dengan perineum yang kaku) dilakukan pada saat kepala mendorong perineum dan
tidak masuk kembali.
a. Bila tarikan ketiga dilakukan dengan benar dan bayi belum lahir, sebaiknya pasien dirujuk
(ingat : penatalaksanaan rujukan).
b. Apabila pada penarikan ternyata mangkuk terlepas hingga dua kali, kondisi ini juga
mengharuskan pasien dirujuk.
3. Saat suboksiput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas hingga lahirlah berturut-
turut dahi, muka dan dagu.
G. MELAHIRKAN BAYI
1. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakan kebawah untuk melahirkan bahu depan kemudian
gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi.
2. Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan serahkan
bayi pada petugas bagian anak
H. LAHIRKAN PLASENTA
1. Suntikan oxitocin, lakukan traksi terkendali, lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat dan
mendorong uterus kearah dorsokranial.
2. Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang lepas atau tidak
lengkap).
3. Masukan plasenta kedalam tempatnya (hindari percikan darah).
J. PENJAHITAN EPISIOTOMI
1. Pasang penpang bokong (beri alas kain). Suntikan prokain 1% (yang telah disiapkan dalam
tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan, mukosa dan subkutis) bagian
atas dan bawah.
2. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianestesi dengan pinset bergigi.
3. Masukan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut bawah
dengan kocher.
4. Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit otot dan mukosa secara jelujur
bersimpul kearah luar kemudian tautkan kembali kulit secara subkutikuler atau jelujur matras.
5. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon dapat dikeluarkan,
kemudian kosongkan kandung kemih.
6. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi larutan
antiseptic.
7. Pasang kasa yang dibasahi dengan providon lodin pada tempat jahitan episiotomi.
K. DEKONTAMINASI
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama dan alasan datang
Ibu mengatakan kenceng-kenceng serta keluar lendir dari vagina jam 11.00 WIB.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM (Diabetes Melitus),
malaria,ataupun HIV/AIDS.
b. Riwayat kesehatan saat ini
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit jantung,hipertensi, DM (Diabetes
Melitus), malaria, maupun HIV/AIDS.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibumengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis,
penyakit keturunan seperti DM maupun hipertensi, dan tidak memiliki riwayat kembar
maupun cacat.
3. Riwayat perkawinan
Menikah pada usia : 23 tahun
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 2 tahun
4. Riwayat obstetric
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Jumlah : 3 kali ganti pembalut
Warna darah : merah
Keluhan : dismenorhea
b. Riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0
HPHT : 20 Agustus 2015
HPL : 27 Mei 2016
Umur kehamilan menurut klien : 9 bulan lebih
ANC : 12 kali
Dimana : Bidan
Tablet Fe : > 90 tablet
Imunisasi TT : 2 kali
Kebiasaan ibu
Merokok : tidak
Jamu : tidak
Obat-obatan : tidak
Gerakan janin 1 kali : Pada umur kehamilan 4 bulan
Kekhawatiran yang dirasakan : Ibu gelisah dengan persalinannya.
Rencana persalinan dimana : rumah sakit
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu: -
5. Riwayat KB
Pernah KB : tidak pernah
Rencana KB yang akan datang : suntik 3 bulan
6. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Kebutuhan Sehari –
Selama Hamil Mendekati Persalinan
Hari
Pola Nutrisi Makan : 3x sehari Makan : 3x
Minum : 5-6 gelas sehari Minum : 2-3 gelas
Pola Eliminasi BAB : 1x sehari BAB : -
BAK : 5-6x sehari BAK : 5 sehari
Pola Istirahat Tidur malam : 6 jam Tidur malam : 4 jam
Tidur siang : 2 jam Tidur siang :30 menit
disela-sela kontraksi
Pola Aktivitas Bersih-bersih, memasak Berbaring
Personal Hygiene Mandi : 2-3 x sehari Mandi : -
Ganti pakaian : 2-3 x Ganti pakaian : 1x
sehari
Pola Seksual 1 x 2 minggu Belum pernah
7. Psikososio –spiritual
a. Tanggapan ibu terhadap dirinya secara fisik
Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan tubuhnya.
b. Tanggapan ibu terhadap persalinannya
Ibu mengatakan gelisah dengan persalinannya.
c. Respon keluarga terhadap persalinan ibu
Ibu mengatakan keluarga bahagia dengan persalinannnya.
d. Dukungan apa yang di berikan kepada ibu
Ibu mengatakan keluarga selalu mendampingi ibu dan telah mempersiapkan perlengkapan
bayi.
e. Siapa yang membantu pekerjaan/aktivitas sehari –hari ibu
Ibu mengatakan keluarga membantu aktivitas ibu selama bersalin.
f. Pengambilan keputusan dalam keluarga,siapa yang lebih dominan
Ibu mengatakan suami sebagai pengambil keputusan dominan.
g. Pemecahan masalah
Ibu mengatakan musyawarah adalah jalan keluar dalam memecahkan permasalahan yang ada
dalam keluarganya.
h. Punya hewan peliharaan : Tidak
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/rmenit
S : 360C
RR : 24 x/menit
BB sebelum hamil : 65 kg
BB saat ini : 86 kg
TB : 156 cm
LILA : 29,5 cm
2. Status present
Kepala
Rambut : Lurus, bersih dan tidak ada ketombe.
ata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Bersih, tidak ada polip
ulut : Bibir tidak kering, gigi tidak caries, rongga mulut bersih
Telinga : Simetris, ada serumen, pendengaran baik.
Muka : Tidak ada oedema, pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan.
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan.
Ekstermitas Atas & Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak varises.
Genetalia : Ada lendir darah.
Anus : Tidak Haemoroid.
Tulang Belakang : Normal
3. Status obstetric
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
Mammae
Aerola Mammae : Hyperpigmentasi.
Kelenjar Montogomery : Terlihat
Putting Susu : Menonjol
Colustrum : Belum Keluar.
Perut
Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan, linea nigra.
Genetalia : Ada lendir, tidak ada tanda chadwick.
b. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px Mc Donald : 41 cm
Di bagian fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : di bagian kiri teraba tahanan memanjang.
: di bagian kanan teraba kecil-kecil/ekstermitas.
Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras, melenting.
Leopold IV : Divergen.
TBJ : (TFU- 11) x 155
(41 – 11) x155
= 4650 gram
c. Auskultasi
DJJ : 140 x/menit.
d. Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : +/+
e. Vaginal Thoucer (VT)
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 30 %
Kk :+
Presentasi : Kepala
Penurunan : H 1, 4/5
4. Data penunjang
Hasil pemeriksaan laborat :
HB : 12 gr %
HBsAG : - (negatif)
Protein urin : - (negatif)
A. Kesimpulan
Vakum ekstraktor adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif)
untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala. Prinsip dari cara ini adalah mengadakan
suatu vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi, dengan demikian akan
timbul caput secara artificiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan
harus diatur perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah
timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput succedaneum. Jadi, prinsip
kerja vakum ekstraksi yaitu membuat suatu caput succedaneum artifisialis dengan cara
memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum. Dan caput
ini akan hilang dalam beberapa hari.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, bidan mampu melakukan tindakan vakum
ekstraki sesuai prosedur. Sehingga dapat menurunkan AKI maupun AKB, serta
meminimalkan trauma pada ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo. 2009. Buku Acuan Nasional Maternal & Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1 Cetakan 13.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014.
Harry Oxorn & William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.