Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mammary tumor yaitu sebuah kelompok sel-sel yang abnormal di


payudara yang tumbuh berlipat ganda. Sel-sel ini kemudian menjadi bentuk
massa/benjolan pada payudara. Sebuah referensi telah menjelaskan bahwa tumor
payudara biasanya terbedakan jadi dua jenis yaitu, tumor ganas dan jinak. Tumor
jinak tidak bisa menginfiltrasi jaringan disekitarnya, tidak berpindah ke organ
lain, dan diantaranya tumbuh dengan lambat. Tumor ganas biasa disebut kanker
payudara, dibandingkan dengan tumor jinak, tumor ganas kecepatan
pertumbuhannya relatif lebih cepat, biasanya tumbuh dengan cara infiltrasi,
invasi, destruksi bahkan berpindah ke jaringan sekitar. (Handayani et al., 2017)
Data menurut WHO (World Health Organization) kanker merupakan
penyebab kematian ke dua di seluruh dunia, dengan presemtase sekitar 9 juta
kematian di tahun 2018. Sekitar kurang lebih 70% kematian yang disebabkan
oleh kanker terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Kasus
penderita ini tercatat 2,09 juta dan mengakibatkan 627.000 kematian. (WHO,
2018)
Berdasarkan dari angka prevalensi Riskesdas 2018 (Riset kesehatan
dasar), di Indonesia angka kejadian tumor/kanker meningkat pada tahun 2013
menjadi 1,79% dari 1,4% per 1.000 penduduk di tahun 2018. Daerah dengan
kanker payudara paling tinggi yaitu DIY dengan angka 4,86, Sumatera Barat
2,47, Gorontalo 2,44 per 1.000 penduduk. (Kemenkes RI, 2019).

Penanganan tumor payudara memerlukan beberapa metode


pengobatan, seperti pembedahan, terapi radiasi, terapi hormon, dan
kemoterapi (Oteami, 2014). Pada pembedahan terdapat berbagai jenis cara
pembedahan, Lumpektomi merupakan sebuah pembedahan konservasi
payudara, sebab pembedahan dilakukan dengan hanya meninggalkan
jaringan tubuh yang sehat kemudian mengangkat semua sel tumor atau
kanker. Pada pasien akan dilakukan pembedahan lumpektomi jika ukuran
payudara lebih besar dari kanker/tumor, dan setelah dilakukan operasi
bentuk payudara masih mendekati aslinya. (Stoppler, 2020)
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah maka perumusan masalah laporan ini adalah
bagaimana penerapan asuhan keperawatan medccal pada pasien dengan sirosis
hepatis

B. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tumor Ca
mamae

Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :


b. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien Tumor Ca mamae
c. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien Tumor Ca
mamae
d. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada pasien Tumor Ca
mamae
e. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien Tumor Ca
mamae.
f. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien Tumor Ca mamae
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Laporan ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan
serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Tumor Ca mamae.
b. Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien Tumor
Ca mamae

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian berikutnya untuk
menambah pengetahuan dan data dasar untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KONSEP DASAR
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian

Tumor mammae merupakan benjolan abnormal akibat


terbentuknya perkembangan sel-sel mammae secara tidak wajar
kemudian berkembang lalu menyerang jaringan limfe serta
pembuluh darah. Tumor mammae bisa berasal dari epitel dan
kelenjar. Tumor yang berasal dari epitel sering menyebabkan
terjadinya keganasan payudara (Goud et al., 2012).

B. Etiologi
Meski ilmu pengetahuan menjadi semakin kompleks,
sampai sekarang penyebab tumor/kanker payudara belum bisa
dipastikan dengan tepat, diperkirakan ada hal penentu yang
dianggap sebagai faktor penyebab yang berhubungan dengan
tumor/kanker mammae yaitu;
a. Usia lanjut
Resiko peningkatan tumor/kanker payudara adalah saat
beranjak dewasa atau pada saat bertambahnya usia, hal ini
sangat mungkin terjadi perkembangan kanker payudara
pada usia yang menginjak 40 tahun lebih.
b. Jenis kelamin
Perempuan lebih beresiko 100 kali dibanding laki-laki,
faktor genetik (riwayat keluarga terutama ibu dan saudara
perempuan yang menderita tumor/kanker mammae)
c. Usia semakin tua saat menopause
Jika dibandingan dengan yang belum menopause, resiko
tumor payudara lebih tinggi saat menopause. Biasanya
kanker payudara terjadi 75% kasus setelah menopause di
usia lebih dari 50 tahun. Usia menopause setelah 55 tahun

dua kali lebih tinggi terserang kanker payudara dibandingan


mengalami menopause sebelum usia 45 tahun. Ini karena
lebih banyak wanita terpapar hormon esterogen dalam
waktu lama yang menjadi peluang kemungkinan
mengalami kanker payudara.
d. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Diduga menjadi faktor resiko yang membuat peningkatan
angka kejadian tumor/kanker payudara di seluruh dunia
(termasuk Indonesia)adalah penggunaan kontrasepsi oral
yaitu kombinasi antara esterogen dan progesteron.
Pengguna kontrasepsi beresiko lebih tinggi 3,63 kali
dibanding dengan yang tidak menggunakan pil kontrasepsi.

Obesitas, tingkat pendidikan, stress, latihan fisik, kurang


konsumsi sayur dan buah tidak ada kaitannya dengan kejadian
tumor payudara. Selain itu, tidak ditemukannya hubungan antara
usia awalnya haid kurang dari 12 tahun, melahirkan pertama di usia
30 tahun ke atas, pernah melakukan operasi kista ovarium dan lebih
dari sekali oprasi tumor payudara. (Sihombing & Sapardin, 2014)

C. Patofisiologi
Sejauh ini, penyebab tumor mammae tidak jelas
(ideopatik). Namun ada beberapa pemicu yang mendukung
terjadinya tumor mammae, yaitu siklus haid yang tidak teratur.
Suatu teori menyatakan bahwa selama fase luteal dari siklus haid ,
kadar esterogen meningkat dan kadar progesteron menurun. Pada
saat yang sama, secara fisiologis esterogen dan progesteron
meningkat, dan keduanya menurun dua hari sebelum akhir
menstruasi. Umumnya estrogen berfungsi untuk pertumbuhan
sistem duktus yang luas, serta penumpukan lemak pada payudara,
perkembangan pada jaringan stroma di payudara. Sedangkan untuk
fungsi progesteron adalah meningkatkan perkembangan lobulus

payudara dan alveoli yang mengarah pada proliferasi, pembesaran


dan sekresi alveolar. Pembesaran jaringan payudara disebabkan
oleh peningkatan kadar esterogen dan defisiensi progesteron
disebabkan karena siklus haid yang benar-benar tidak teratur
dengan baik. Hal ini menyebabkan peningkatan timbunan lemak
dan perkembangan jaringan payudara. Ini juga mengurangi
pembentukan lobulus dan alveoli. Jika kejadian ini terjadi secara
terus menerus maka dpat menyebabkan terjadinya tumor mammae.
(Nugroho & Taufan, 2011)
Sebagian besar benjolan payudara berasal dari perubahan
perkembangan payudara, siklus hormonal dan perubahan
reproduksi. Ada 3 siklus hidup yang dapat menggambarkan
tahapan yang berbeda pada reproduksi wanita yaitu (Price &
Willsone, 2015):
a. Tahap awal reproduksi (usia 15-25 tahun)
Terbenuknya duktus dan stroma payudara. Pada fase ini
biasanya terjadi nodul tumor jinak dan perkembangan
payudara yang berlebihan (juvenil hipertrofi).
b. Tahap reproduksi matang (usia 25-40 tahun)
Kelenjar dan stroma payudara dipengaruhi oleh perubahan
hormonal
c. Tahap ketiga (usia 33-35 tahun)
Yaitu pertumbuhan lobulus dan duktus yang terjadi pada
umur 33-35 tahun

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada tumor payudara adalah (Astuti, 2019):
a. Benjolan pada payudara
Biasanya pada payudara benjolan ini tidak menimbulkan
rasa sakit. Benjolan mulai dari kecil kemudian menjadi
besar sewaktu waktu, lalu menempel pada kulit atau

biasanya dapat menyebabkan perubahan kulit pada


payudara atau puting payudara.
b. Erosi pada puting payudara atau eksim
Terjadi penarikan ke dalam pada puting payudara atau
retraksi dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda
pada payudara.
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi
Mammografi merupakan pemerikaan yang menggunakn
sinar X pada jaringan yang telah dikompresi pada
payudara. Mammografi tepat untuk pemeriksaan pada
wanita dengan usia 35 tahun atau lebih, sebab payudara
orang Indoneisa pada umumnya lebih padat maka hasil
tebaik didapat pada usia kurang lebih 40 tahun.
Mammografi dihitunng sejak hari awal menstruasi lalu
dilakukan pemeriksaan pada hari ke 7-10.
b. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan ulrasonografi (USG) untuk tambahan
pemeriksaan pada mammografi akurasinya meningkat
menjadi 7,4%. Tetapi USG tidak disarankan untuk modal
skrining dikarenakan hasil dari penelitian, USG gagal
membuktikan keefektifannya. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk:
1) Klarifikasi ada atau tidaknya lesi tidak normal
2) Identifikasi kista yang dalam
3) Pedoman untuk biopsi jarum
c. Pemeriksaan Sitologi
Sitologi adalah bagian dari tiga diagnosis pada tumor
payudara yang teraba atau tidak teraba
d. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini adalah kriteria standar diagnosis yang
jelas. Pemeriksaan ini diakukan pada spesimen biopsi
jaringan (biopsi inti, eksisi, insisi, potong beku) dan
spesimen Mastektomi. (Harahap, 2015)

F. Komplikasi
a. Transmisi langsung. Infiltrasi lokal pada kulit yang
menutupi dan bagian bawah otot secara klinis bisa
terdeteksi, hal tersebut mengakibatkan adanya kerutan
(ulserasi)
b. Limfogen. Pembuluh limfatik yang meresap ke dalam kulit
menyebabkan tanda klinis peau d’orange. Kelenjar getah
bening aksila adalah lokasi awal penularan limfogen yang
sering terjadi, kurang lebih 40% hingga 50% wanita
mengalami kelenjar getah bening di aksila pada
pemeriksaan pertama penderita kanker payudara.
c. Hematogen. Bagian yamg sering terkena metastasis
hematogen adalah pulmo (paru-paru) dan tulang. Kelenjar
adrenal, hati dan otak juga terkadang terpengaruh. Pleura di
sisi sama dengan terdapatnya kanker menjadi tempat
berkembang, dan menyebabkan efusi. Infiltrasi sumsum
tulang yang ekstensif dapat menyebabkan terjadinya anemia
sel darah merah leukosit. Destruksi tulang dapat
menyebabkan hiperkalsemia, disertai dengan komplikasi
pada ginjal.
d. Transelomik. Akan terjadi penyebaran jika tumor menyebar
ke rongga dalam tubuh, semisal pada pleura parietalis atau
peritoneum.
e. Implantasi tumor. Kontaminasi sel-sel ganas dari tumor ke
bagian luka selama operasi diawal, bisa menyebabkan
pertumbuhan berkelanjutan, sel tersebut berada di tempat

bekas luka yang muncul kembali. Meskipun seperti itu,


kekambuhan yang banyak terjadi di area bekas luka
disebabkan oleh pertumbuhan limfatik sebelumnya.
f. Duktus atau saluran payudara. Metode penyebaran ke
puting payudara dari lumen duktus penting unutk penyakit
paget. (Fattah et al., 2011)

G. Penatalaksanaan medis
Penanganan dilakukan berupa pembedahan, kemoterapi, terapi
hormon, terapi radiasi dan yang baru adalah imunoterapi
(antibodi). Tujuan dari perawatan ini adalah menghancurkan
kanker atau memebrikan batasan perkembang biakan penyakit dan
meringankan gejalanya. Ada beberapa jenis pengobatan antara lain:
a. Pembedahan
1) Biopsi eksisi
Biopsi eksisi merupakan pengangkatan semua
jaringan yang sakit hingga ujung jaringan yang
masih sehat jika tumor berukuran kurang lebih
5cm. Prosedur ini membutuhkan sayatan pada
kulit. Hal tersebut kemungkinan akan
menimbulkan resiko infeksi atau perdarahan.
Tetapi resiko ini pada dasarnya tidak terlalu
tinggi sebab sayatannya seringkali sangat kecil.
Metode ini dilakukan dengan anestesi umum
atau lokal tergantung letak benjolan dan
terkadang dilakukan jika tumor bermassa kecil
dan belum ada penyebaran tumor.
2) Eksterfasi FAM
Merupakan tindakan pengangkatan tumor
dimana tumor tersebut masih bersifat jinak, tapi
jika dibiarkan massa dari tumor akan bertambah.

Tumor ini terletak dibagian bawah kulit dan


memiliki bentuk membran atau seperti kapsul,
dapat digerakkan dan bertekstur lunak. Terapi
pembedahan FAM hanya meninggalkan jaringan
parut dan tidak merubah bentuk payudara.
3) Biopsi insisi
Cara ini yaitu membuang beberapa jaringan paa
tumor serta sejumblah kecil jaringan yang sehat,
sangat diarankan pada pembedahan tumor yang
memiliki massa lebih besar dari 5 cm. Pada
penderita kanker payudara hal ini tergantung
dari tahap-tahap penyakit, jenis tumor, usia serta
keadaan umum pasien. Ahli bedah melakukan
pembedahan pada sebagian payudara yang
mengandung sel kanker (lumpektomi) atau
keseluruhan payudara (mastektomi).
Lumpektomi yaitu pemotongan kecil serta
pengangkatan benjolan pada payudara kira-kira
1-2 cm jaringan yang sehat. Pemotongan hanya
bisa di lakukan jika benjolannya kecil.
b. Terapi Radiasi
Dilaksanakan dengan pancaran sinar-X yang
memerlukan tinggi intensitas untuk
memusnahkan sel- sel pada kanker yang
selama operasi tidak diangkat.
c. Terapi Hormon
Terapi hormon untuk memperlambat
perkembangan tumor serta bisa digunakan
untuk terapi pada stadium akhir dan atau
bersamaan setelah pembedahan.
d. Kemoterapi
Obat-obatan ini dapat dikonsumsi sendiri
atau dalam kombinasi.
BAB III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny.J
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur :23 tahun
Status Perkawinan :-
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :tdak bekerja
Alamat :Muara dua
Tanggal masuk RS :31/01/2023
Ruangan/kamar :
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian :31 januari 2023
Diagnosa Medis : Tumor Ca mamae

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Ny.M
Hubungan dengan pasien : Anak
Pekerjaan :Guru
Alamat :Muara Dua

II. KELUHAN UTAMA


“Klien datang dengan benjolan di payudara”
TD: 130/80 mmHg
RR: 23x/m
Nada: 80x/m

III. KELUHAN KESEHATAN SEKARANG


“klen dengan benjolan di payudara kanan”
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
“Tdak ada”

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

a. Orang tua : Tidak ada riawayat penyakit


b. Saudara kandung : Tidak ada
c. Penyakit keturunan : Tidak ada
d. Anggota yang meninggal :-
e. Penyebab meninggal :-
f. Genogram :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keluhan Umum
TB : 160 m
BB :56 kg
B. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi :80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu tubuh : 36.2 C
C. Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala,Rambut,dan leher
a. Kepala
 Bentuk :Normal
 Ubun-ubun :Normal
 Kulit Kepala :Normal
b. Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut :Baik
 Bau :Khas rambut
 Warna kulit : Hitam berkilau
c. Wajah
 Warna kulit :kuning langsat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Baik
b. Palpebra : Baik
c. Konjungtiva : Baik
d. Selera : Baik
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. Tekanan bola mata : Baik
3. Hidung
a. Tulang hidung : Normal
b. Lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi perciuman : Baik
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Ada, normal
d. Ketajaman pendengaran : Baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan bibir : Kurang terawat
6. Leher
a. Posisi trachea : Normal
b. Thypoid : Tidak ada
c. Suara : Normal
d. Kelenjarlimfe : Normal
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis

D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : Baik
3. Warna : Kuning langsat
4. Turgor : Baik
5. Kelembaban :Normal
6. Kelainan pada kulit : Tidak ada
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal
2. Warna payudara dan areola : Normal
3. Kelainan payudara dan putting : Tidak ada
4. Aksila dan elavikula :-

F. Pemeriksaan Thorak dan Dada


1. Ispeksi Thorak
a. Bentuk thoraks :Simetris
b. Pernafasan : Normal
 Frekuensi : teratur
 Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi dan getaran suara : Normal
b. Perkusi :Tidak ada
c. Auskultasi : Bentuk normal
 Suara nafas :Normal
 Suara tambahan :Tidak ada
3. Pemeriksaan jantung
a. Insfeksi :-
b. Palpasi :-
 Pulpasi :-
 Iscut cordis :-
c. Perkusi
 Batas jantung :-
d. Auskultasi
 Bunyi jantung 1 :Tidak Terkaji
 Bunyi jantung II :-
 Bunyi jantung tambahan :-
 Mur-mur :-
 Frekuensi :-
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi
a. Bentuk abdomen : Normal
b. Benjola atau massa :Tidak ada
c. Bayangan pembuluh darah :Terlihat
2. Auskultasi
a. Paristaltik usus :Tidak ada
b. Palpasi
 Benjolan :Tidak ada
 Tanda asites : Tidak ada
 Hepar : Tidak ada
 Lien :-
 Titikcm burney :-
c. Perkusi
 Suara abdomen :-
 Pemriksaan asites :-
H. Pemeriksaan kelamin dan Daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis :Tidak terkaji
b. Lubang uretra :Normal,sakit akibat tertahan BAK
c. Kelainan pada genetalia eksterna :-
d. Kelainan pada genetalia interna : Tertahan BAK
2. Anus
a. Lubang anus : Ada
b. Kelianan pada lubang anus : Terdapat tumor recti
c. Perineum :-
I. Pemeriksaan Muskiloskeletal
1. Ektremitas atas
a. Kesimetrisan Otot : Normal
b. Edema : Tidak ada
c. Kekuatan otot :Baik
d. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada
2. Ektremitas bawah
e. Kesimetrisan Otot : Normal
f. Edema : Tidak ada
g. Kekuatan otot :Baik
h. Kelaianan pada ekstremitas :Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran
GCS : E4M6V5
2. Menigeal sign :-
3. Status mental : Baik dan terkontrol
a. Kondisi emosi dan perasaan : Santai
b. Orientasi : Baik
c. Proses berfikir (ingatan,keputusan,dan perhitungan) : Baik
d. Motivasi : ingin cepat sembuh
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius/N1/perciuman :Normal
b. Nervus optikus/N II/penglihatan :Normal
c. Nervus okulomotoris/N III/N IV/NVI/bergeraknya Bola mata :Normal
d. Nervus Trigeminus/N V/sentuhan halus :Baik
e. Nervus Fasialis/N VII/wajah :Baik
f. Nervus Vestibulo/N VIII : Baik
g. Nervus glosso pharinges/N IX : Baik
h. Nervus Asesorius/N XI/bahu : Baik
i. Nervus Hipogloson/N XII/Lidah : Baik
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan :Normal
b. Rombeg test : Normal
c. Test jari hidung : Normal
d. Pronosi survinasi test :-
e. Hoel to shin test :-
6. Fungsi Sensosrik
a. Indentifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test tajam tumpul : Normal
c. Test panas dingin : Normal
d. Test getaran : Normal
e. Sreognosis test : Normal

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
 Waktu tidur :Teratur
 Waktu bangun :Segar
 Masalah tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Tidak ada
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Tidak ada
b. Selama sakit
 Waktu tidur :sering kebangun tengah malam
 Waktu bangun :Pusing
 Masalah tidur :Nyeri karena BAK tertahan
 Hal-hal yang mempengaruhi tidur :Nyeri
 Hal-hal yang mempermudah tidur :Obat anti nyeri
B. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3 kali/hari
 Karateristik feses :Lembek
-Warna :cokelat
-Konsitensi :-
- Bau :Khas fases
 Penggunan laksatif :Tidak ada
 BAB terakhir :Normal
 Riwayat pendarahan :Tidak ada
2. BAK
 Pola bak :Normal
 Karateristik urine :6-8kali/hari
 Nyeri/kesulita BAK : Tidak ada
 Inkonentia :Baik
 Retensi :Tidak ada
 Penggunaan duretik :-
 Riwayat penyakit ginjal :-
 Berat jenis :-

b. Selama sakit
1. BAB
 Pola BAB :2-3x/hari
 Karateristik feses :lembek
-Warna :Tidak terkaji
-Konsitensi :-
- Bau :-
 Penggunan laksatif :-
 BAB terakhir :-
 Riwayat pendarahan :-
2. BAK
 Pola BAK :Tertahan
 Karateristik urine :-
 Nyeri/kesulitan BAK : Iya
 Inkonentia :-
 Retensi :Iya
 Penggunaan duretik : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal :Tidak ada
 Berat jenis :Tidak ada
C. Pola makan dan minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
1. Tanda dan gejala
 BB sekarang : 56kg
 TB :160m
 Bentuk Tubuh
2. Waktu pemberian makanan :Pagi,siamg,sore kemalam
3. Masalah makanan :tidak ada
 Kesulitan mengunyah :tidak ada
 Kesulitan menelan :Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :Tidak ada
4. Pola minum
 Jumlah/porsi :Tergantung
 Kesulitan menelan :Tidak ada
b. Selama sakit
2. Pola makan
 Diet :Tidak ada
 Jumlah/porsi :1 porsi
 Pola diet :Tidak ada
 Anoreksia :Tidak ada
 Mual muntah :Tidak ada
 Nyeri ulu hati :Tidak ada
 Alergi makanan :Tidak ada
 BB biasa :-
3. Tanda dan gejala
 BB sekarang :52kg
 TB :156m
 Bentuk Tubuh :Normal
4. Waktu pemberian makanan
5. Masalah makanan
 Kesulitan mengunyah : Tidak ada
 Kesulitan menelan : Tidak ada
 Tidak dapat makan sendiri :-
6. Pola minum
 Jumlah/porsi
 Kesulitan menelan
D. Kebersihan diri / personal hygiene
a. Sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan :Baik
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :Kurang terjaga
3. Pemeliharaan kuku :Baik
E. Pola kegiatan
a. Sebelum sakit
‘klien mengatakan sellau pergi kesawah dan ke kebun pada saat klien sehat:
b. Selama sakit
“Klien mengatakn hampir semua aktivitas dibantu keluarga”

F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum sakit
”Klien mengatakn selalu mengikuti pengajian rutin”
b. Selama sakit
“klien hanya berdoa dan berzikir”
Rencana Asuhan Keperawatan Pre Operasi (NANDA 2015 dan NIC-NOC
2014)
No Diagnosa Keperawatan NO NI
C
C
1. Cemas /  Anxiety Control Anxiety Production
takut (Penurunan
berhubungan dengan Indikator : kecemasan) Gunakan
situasi krisis (kanker), 1. Klien Pendekatan yang
perubahan kesehatan, mampu menenangkan
sosio ekonomi, peran mengidentifikasi, dan Nyatakan dengan jelas
dan fungsi, bentuk mengungkapkan gejala harapan terhadap
interaksi, persiapan pelaku pasien
cemas
kematian, pemisahan 2. Mengidentifikasi,
Jelaskan semua
dengan prosedur dan apa yang
mengungkapkan dan
keluarga dirasakan selama
ditandai menunjukkan teknik prosedur Teman
dengan untuk mengontrol pasien untuk
peningkatan cemas
tegangan, 3. Vital sign dalam batas memberikan
kelelahan, normal keamanan dan
mengekspresikan 4. Postur tubuh, ekspresi mengurangi takut
kecanggungan wajah, bahasa Berikan
2. peran, informasi
tubuh, dan
perasaan faktual
tingkat aktivitas
mengenal
menunjukkan diagnosis, tindakan
tergantung, tidak
adekuat berkurangnya prognosis
kemampuan kecemasan Dorong
menolong
diri, stimulasi keluarga
simpatetik untuk

menemani pasien
Dengarkan
dengan penuh
 Pain perhatian
Identifikasi
control

Indikator : tingkat
1. Mampu mengontrol nyeri kecemasan
Nyeri (akut) Bantu pasien
(tahu penyebab nyeri,
berhubungan mengenal situasi
3. mempu menggunakan yang
dengan proses
teknik non farmakologi menimbulkan
penyakit untuk mengurangi nyeri, kecemasan
(penekanan/kerusakan mencari bantuan). Doron pasien
jaringan syaraf, 2. Melaporkan bahwa untuk
nyeri mengungkapkan
infiltrasi sistem suplay
berkurang perasaan,
syaraf,
obstruksi jalur ketakutan, ,
syaraf, dengan menggunakan persepsi
inflamasi), efek manajemen nyeri Instruksikan
samping therapi 3. Mampu mengenali nyeri pasien
kanker ditandai (skala, intensitas, menggunakan
dengan frekuensi dan tanda teknik relaksasi
klien Berikan obat
nyeri untuk
mengatakan nyeri,
4. Menyatakan rasa nyaman
klien sulit tidur, tidak mengurangi
mampu memusatkan kecemasan
perhatian, ekspresi

nyeri, kelemahan.
Pain management
1.1 Lakukan
pengkajian

Rencana Asuhan Keperawatan Post Operasi (NANDA 2015 dan NIC-NOC


2014)
No Diagnosa NO NI
Keperawata C C
n
1. Nyeri akut  Pain control Pain management
berhubungan 1.5 Lakukan pengkajian nyeri
dengan Indikator : secara
1. Mampu mengontrol
komprehensif
prosedur nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi, karakteristik,
nyeri, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor presipitasi
mempu Observasi reaksi non verbal
menggunakan teknik dari ketidaknyamanan Gunakan
teknik komunikasi
non farmakologi terapeutik untuk mengetahui
untuk mengurangi pengalaman nyeri pasien
Bantu pasien dan keluarga
nyeri, mencari untuk mencari dan menemukan
bantuan). dukungan
2. Melaporkan bahwa Analgesic Administration
nyeri berkurang dengan Tentukan lokasi, karakteristik,
menggunakan kualitas, dan derajat nyeri
manajemen nyeri sebelum pemberian obat
3. Mampu mengenali Cek instruksi dokter tentang
nyeri (skala, intensitas, jenis obat, dosis, dan frekuensi.
frekuensi dan tanda Cek riwayat alergi
nyeri Tentukan pilihan analgesik
4. Menyatakan rasa tergantung tipe dan beratnya
nyaman setelah nyeri nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal Pengkajian
Pantau tanda dan gejala infeksi
(suhu, denut jantung, drainase,
penampilan luka, sekresi,
penampilan urin, suhu kulit, lesi
kulit, keletihan
dan malaise)
 Pengendalian kaji factor yang dapat
resiko komunitas: meningkatkan kerentanan
penyakit menular; terhadap infeksi
pantau hasil laboratorium
tindakan (hitung darah lengkap, hitung
komunitas untuk granulosit, absolute, hitung
menghilangkan atau jenis, protein serum, albumin)
menurunkan amati penampilan praktek
penyebaran agen hygiene personal
infeksius yang untuk
perlindungan terhadap infeksi
mengancam kesehatan Penyuluhan untuk
masyarakat pasien/keluarga
Indikator :
1. Factor resiko infeksi
akan hilang yang
dibuktikan
dengan pengendalian
resiko komunitas,
penyakit menular,
status imun,
keparahan
infeksi,
Resiko tinggi Pengkajian
2. infeksi  Pengendalian
. berhubungan resiko komunitas: Pantau tanda dan gejala
dengan prosedur
invasif
pembedahan penyakit menular; infeksi (suhu, denut jantung,
tindakan drainase, penampilan luka,
komunitas untuk
menghilangkan atau sekresi, penampilan urin, suhu
menurunkan kulit, lesi kulit, keletihan
penyebaran agen dan malaise)
infeksius yang kaji factor yang dapat
mengancam kesehatan
meningkatkan kerentanan
masyarakat
terhadap infeksi
Indikator : pantau hasil laboratorium
1. Factor resiko infeksi (hitung darah lengkap, hitung
akan hilang yang
dibuktikan granulosit, absolute, hitung
dengan pengendalian
resiko komunitas, jenis, protein serum,
penyakit menular, albumin) amati penampilan
status imun, praktek
keparahan
infeksi, hygiene personal untuk
keparahan infeksi bai
perlindungan terhadap
baru lahir, infeksi Penyuluhan
pengendalian resiko
untuk
PMS, dan pasien/keluarga jelaskan
penyembuhan luka pada ppasien dan keluarga
primer dan sekunder. mengapa sakit atau terapi
2. Pasien akan
memperlihatkan meningkatkan resiko
pengendalian
resiko PMS yang terhadap infeksi
dibuktikan oleh instruksikan untuk
indicator sebagai menjaga
berikut:
personal hygiene
jelaskan manfaat dan
rasional
serta efek samping
imunisasi berikan pasien
dan keluarga
metode untuk
mencatat
imunisasi
pengendalian infeksi
(NIC):
 ajarkan pasien
tehnik mencuci
tangan yang
benar
ajarkan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan
BAB 1V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada BAB 1V penulis akan menyimpulkan dari asuhan keperawatan


selama 3x24jam pada kasus Ny. J dengan diagnosa Tumor Mammae
1. Konsep dasar penyakit
Tumor mammae adalah penyakit yang terjadi akibat dari
pertumbuhan sel-sel normal menjadi abnormal yang kemudian
berkembang biak lalu menyerang jaringan limfe serta pembuluh
darah.
2. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan penulis terhadap Ny. M dengan
tumor mammae didapatkan subjektif dan objektif yang akhirnya
penulis dapat menegakkan tiga diagnosa yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, resiko infeksi
berhubungan dengan efek prosedur infasif, dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
3. Prioritas masalah dan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan keluhan dan
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien Tumor Mammae
pada rekam medis pasien, diagnosa yang ditegakkan adalah nyeri
akut.
Evaluasi diagnosa keperawatan yang dilakukan penulis dengan menghentikan intervensi
dikarenakan seluruh masalah keperawatan sudah teratasi.

B. SARAN

1. Bagi rumah sakit


Sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sehat
masyarakat.
2. Bagi perawat
Bagi perawat diharapkan dapat mempertahankan asuhan
keperawatan yang telah sesuai dengan standar prosedur yang ada.
Mempertahankan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
baik dan mengikuti ilmu keperawatan yang terbaru.
3. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya bisa memperbanyak kerjasama
dengan rumah sakit lain guna meningkatkan proses pembelajaran
dan proses pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Buku_Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.


Astuti, ajeng dwi. (2019). TUMOR MAMMAE DENGAN NYERI AKUT
DIRUANG.

Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap


Menjadi Perawat Profesional. Prestasi Pustaka.
Berman, A., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T., Hales, M., Harvery, N.,
Luxford, Y., Moxham, L., Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., & Stanley, D.
(2012). Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing. In Kozier and Erb’s
Fundamentals of Nursing.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 2(8).
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Riskesdas Jawa Tengah 2018.
In
Dinkesjatengprov.Go.Id.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/12/CETAK-LAPORAN-
RISKESDAS-JATENG-2018-ACC-PIMRED.pdf
Fattah, R. A., Surury, I., & Fauzi, R. (2011). Kaitan Gizi dengan Kanker
Payudara Pada Wanita. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Goud, K., Dayakar, S., Vijayalaxmi, K., Babu, S., & V, R. P. (2012). Evaluation
of HER-2/neu status in breast cancer specimens using immunohistochemistry
(IHC) & fluorescence in-situ hybridization (FISH) assay. Indian Journal of
Medical Research, 135(3), 312–317. https://www.ijmr.org.in/text.asp?
2012/135/3/312/95605
Handayani, A., Jamal, A., & Septiandri, A. A. (2017). Evaluasi Tiga Jenis
Algoritme Berbasis Pembelajaran Mesin untuk Klasifikasi Jenis Tumor
Payudara. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi, 6(4),
394–403.

Harahap, W. A. (2015). Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah


Kedokteran Andalas, 38, 57.

Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Ningsih, W., & Sowwan, M. (2018). Upaya Peningkatan Koping Untuk
Meningkatkan Citra Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
Journal Keperawatan Care, 8(2), 67–81.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Mediaction.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi: Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Media Action

Anda mungkin juga menyukai