DISUSUN OLEH:
SANTY MULYANI
121080089
c. Fase ketiga adalah inovasi dari lolubus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55
tahun.
Tumor Jinak memiliki berbagai bentuk, antara lain :
1. Kelainan fibrokistik
3. Tumor filoides
atau melingkar. Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka prognosis atau angka
kesembuhan pasien sangat rendah.
c. Medullary Carcinoma
Tipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun dan 50 tahun.
Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada otak. Terjadi
sebanyak 15% dari kasus kanker payudara.
d. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
Tipe kanker payudara yang biasanya tampak sebagai penebalan di kuadran luar atas
dari payudara. Tumor ini berespon baik terhadap terapi hormon. Terjadi
sebanyak 5% dari kasus kanker payudara.
e. Tubular Carcinoma
Tipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50 tahun keatas. Pada pemeriksaan
mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi sebanyak 2% dari
kasus kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.
f. Mucinous Carcinoma (Colloid)
Kanker payudara yang angka kesembuhannya paling tinggi. Perubahan yang terjadi
terutama pada produksi mucus dan gambaran sel yang sulit ditentukan. Terjadi
sebanyak 1%-2% dari seluruh kasus kanker payudara.
g. Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Tipe kanker payudara yang paling agresif dan jarang terjadi. Kanker ini dapat
menyebabkan saluran limfe pada payudara dan kulit terbuntu. Disebut
inflammatory (keradangan) karena penampakan kanker yang membengkak dan
merah.
3. Etiologi
Perempuan lebih beresiko 100 kali dibanding laki-laki, faktor genetik (riwayat
keluarga terutama ibu dan saudara perempuan yang menderita tumor/kanker
mammae)
c. Usia semakin tua saat menopause
Jika dibandingan dengan yang belum menopause, resiko tumor payudara lebih
tinggi saat menopause. Biasanya kanker payudara terjadi 75% kasus setelah
menopause di usia lebih dari 50 tahun. Usia menopause setelah 55 tahun dua kali
lebih tinggi terserang kanker payudara dibandingan mengalami menopause sebelum
usia 45 tahun. Ini karena lebih banyak wanita terpapar hormon esterogen dalam
waktu lama yang menjadi peluang kemungkinan mengalami kanker payudara.
d. Penggunaan kontrasepsi hormonal
4. Patofisiologi
Sejauh ini, penyebab tumor mammae tidak jelas (ideopatik). Namun ada
beberapa pemicu yang mendukung terjadinya tumor mammae, yaitu siklus haid yang
tidak teratur. Suatu teori menyatakan bahwa selama fase luteal dari siklus haid , kadar
esterogen meningkat dan kadar progesteron menurun. Pada saat yang sama, secara
fisiologis esterogen dan progesteron meningkat, dan keduanya menurun dua hari
sebelum akhir menstruasi. Umumnya estrogen berfungsi untuk pertumbuhan sistem
duktus yang luas, serta penumpukan lemak pada payudara, perkembangan pada jaringan
stroma di payudara. Sedangkan untuk fungsi progesteron adalah meningkatkan
perkembangan lobulus payudara dan alveoli yang mengarah pada proliferasi,
pembesaran dan sekresi alveolar. Pembesaran jaringan payudara disebabkan oleh
peningkatan kadar esterogen dan defisiensi progesteron disebabkan karena siklus haid
yang benar-benar tidak teratur dengan baik. Hal ini menyebabkan peningkatan timbunan
lemak dan perkembangan jaringan payudara. Ini juga mengurangi pembentukan lobulus
dan alveoli. Jika kejadian ini terjadi secara terus menerus maka dpat menyebabkan
terjadinya tumor mammae. (Nugroho & Taufan, 2011)
Sebagian besar benjolan payudara berasal dari perubahan perkembangan
payudara, siklus hormonal dan perubahan reproduksi. Ada 3 siklus hidup yang dapat
menggambarkan tahapan yang berbeda pada reproduksi wanita yaitu (Price & Willsone,
2015):
a. Tahap awal reproduksi (usia 15-25 tahun)
Terbenuknya duktus dan stroma payudara. Pada fase ini biasanya terjadi nodul
tumor jinak dan perkembangan payudara yang berlebihan (juvenil hipertrofi).
b. Tahap reproduksi matang (usia 25-40 tahun)
Yaitu pertumbuhan lobulus dan duktus yang terjadi pada umur 33-35 tahun
5. Manifestasi Klinis
Biasanya pada payudara benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit. Benjolan
mulai dari kecil kemudian menjadi besar sewaktu waktu, lalu menempel pada kulit
atau biasanya dapat menyebabkan perubahan kulit pada payudara atau puting
payudara.
b. Erosi pada puting payudara atau eksim
Terjadi penarikan ke dalam pada puting payudara atau retraksi dan terjadi
perubahan warna menjadi merah muda pada payudara.
6. pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi
c. Pemeriksaan Sitologi
Sitologi adalah bagian dari tiga diagnosis pada tumor payudara yang teraba
atau tidak teraba
d. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini adalah kriteria standar diagnosis yang jelas. Pemeriksaan ini
diakukan pada spesimen biopsi jaringan (biopsi inti, eksisi, insisi, potong beku) dan
spesimen Mastektomi. (Harahap, 2015)
7. Komplikasi
a. Transmisi langsung. Infiltrasi lokal pada kulit yang menutupi dan bagian bawah otot
secara klinis bisa terdeteksi, hal tersebut mengakibatkan adanya kerutan (ulserasi)
b. Limfogen. Pembuluh limfatik yang meresap ke dalam kulit menyebabkan tanda klinis
peau d’orange. Kelenjar getah bening aksila adalah lokasi awal penularan limfogen
yang sering terjadi, kurang lebih 40% hingga 50% wanita mengalami kelenjar getah
bening di aksila pada pemeriksaan pertama penderita kanker payudara.
c. Hematogen. Bagian yamg sering terkena metastasis hematogen adalah pulmo (paru-
paru) dan tulang. Kelenjar adrenal, hati dan otak juga terkadang terpengaruh. Pleura
di sisi sama dengan terdapatnya kanker menjadi tempat berkembang, dan
menyebabkan efusi. Infiltrasi sumsum tulang yang ekstensif dapat menyebabkan
terjadinya anemia sel darah merah leukosit. Destruksi tulang dapat menyebabkan
hiperkalsemia, disertai dengan komplikasi pada ginjal.
d. Transelomik. Akan terjadi penyebaran jika tumor menyebar ke rongga dalam tubuh,
semisal pada pleura parietalis atau peritoneum.
e. Implantasi tumor. Kontaminasi sel-sel ganas dari tumor ke bagian luka selama
operasi diawal, bisa menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan, sel tersebut berada
di tempat bekas luka yang muncul kembali. Meskipun seperti itu, kekambuhan yang
banyak terjadi di area bekas luka disebabkan oleh pertumbuhan limfatik sebelumnya.
f. Duktus atau saluran payudara. Metode penyebaran ke puting payudara dari lumen
duktus penting unutk penyakit paget. (Fattah et al., 2011)
8. Penatalaksanaan medis
1. Biopsi eksisi
3. Biopsi insisi
Cara ini yaitu membuang beberapa jaringan paa tumor serta sejumblah
kecil jaringan yang sehat, sangat diarankan pada pembedahan tumor yang
memiliki massa lebih besar dari 5 cm. Pada penderita kanker payudara hal ini
tergantung dari tahap-tahap penyakit, jenis tumor, usia serta keadaan umum
pasien. Ahli bedah melakukan pembedahan pada sebagian payudara yang
mengandung sel kanker (lumpektomi) atau keseluruhan payudara (mastektomi).
Lumpektomi yaitu pemotongan kecil serta pengangkatan benjolan pada payudara
kira-kira 1-2 cm jaringan yang sehat. Pemotongan hanya bisa di lakukan jika
benjolannya kecil.
4. Terapi Radiasi
a. Pengkajian
1. Identitas
Biasanya simetris payudara kanan dan kiri, terdapat kelainan dari payudara normal
seperti kelainan kulitm tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain sebagainya.
6. Palpasi
DO: pasien nampak meringis kesakitan, merasa gelisah, frekuensi nadi naik,
kesulitan tidur
3) Kondisi klinis
Kriteria hasil:
Menurunnya gelisah
Intervensi:
Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri di identifikasi
Sekala nyeri diidentifiksi
b. Resiko infeksi
Kriteria hasil:
1) Tidak terdapat kemerahan
Intervensi:
1) Batasi jumlah pengunjung
DS: keluhan sulit tidur, sering bergadang, tidur tidak puas, tidur dengan
pola berubah, mengeuh istirahat tidak cukup.
DO:-
2. Data minor
DO:-
3. Kondisi klinis
Kriteria hasil :
1) Menurunnya kesulitan tidur
Intervensi:
1) Identifikasi pola dan aktivitas tidur
3) Modifikasi lingkungan
2. Data minor
1) Kegelisahan menurun
2) Ketegangan menurun
c. Defisit pengetahuan
Intervensi:
1) Kesiapan dan kemampuan menerima informasi diidentifikasi
2) Materi dan media pendidikan kesehatan disediakan
Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap Menjadi
Perawat Profesional. Prestasi Pustaka.
Berman, A., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T., Hales, M., Harvery, N., Luxford,
Y., Moxham, L., Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., & Stanley, D. (2012).
Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing. In Kozier and Erb’s Fundamentals
of Nursing.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 2(8). Dinkes
Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Riskesdas Jawa Tengah 2018. In
Dinkesjatengprov.Go.Id.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/12/CETAK-LAPORAN-
RISKESDAS-JATENG-2018-ACC-PIMRED.pdf
Fattah, R. A., Surury, I., & Fauzi, R. (2011). Kaitan Gizi dengan Kanker Payudara
Pada Wanita. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Goud, K., Dayakar, S., Vijayalaxmi, K., Babu, S., & V, R. P. (2012). Evaluation of
HER-2/neu status in breast cancer specimens using immunohistochemistry (IHC)
& fluorescence in-situ hybridization (FISH) assay. Indian Journal of Medical
Research, 135(3), 312–317. https://www.ijmr.org.in/text.asp?
2012/135/3/312/95605
Handayani, A., Jamal, A., & Septiandri, A. A. (2017). Evaluasi Tiga Jenis Algoritme
Berbasis Pembelajaran Mesin untuk Klasifikasi Jenis Tumor Payudara. Jurnal
Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi, 6(4), 394–403.
Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Ningsih,
W., & Sowwan, M. (2018). Upaya Peningkatan Koping Untuk
Meningkatkan Citra Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
Journal Keperawatan Care, 8(2), 67–81.
I. Identitas Pasien
Nama (Inisial) Ny. E
Tanggal Lahir/Usia Bogor , 08 juni 1977
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Status Pernikahan Menikah
Pekerjaan Wirausaha
Sumber Perawatan Kes. BPJS
Tanggal Masuk RS 28/08/2022
Diagnosa Medis tumor mammae
Operasi (jika ada) Post Op excise tumor mammae
Genogram:
Notes:
= Patient = Male Died = Generation Line
= Female Died = Marriage Line = Live Together
V. Pengkajian Pola Kesehatan Gordon’s
No Pola Kesehatan Hasil Pengkajian
1 Pola Persepsi Kesehatan Klien mengatakan sangat cemas dengan penyakit
yang dialaminya, karena sebelumnya tidak pernah
mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat
ini. Klien mengatakan jarang mengontrol dan
memeriksa kesehatannya ke pelayanan Kesehatan
dan ini pertama kalinya klien di rawat di ruah
sakit
2 Pola Nutrisi dan Metabolik Klien mengatakan nafsu makan baik. Makanan
yang diberikan rumah sakit dapat dihabiskan.
Klien minum habis 2 botol sedang/ harinya
3 Pola Eliminasi Klien mengatakan tidak ada permasalahan BAK
dan BB
4 Pola Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan sebelum di rawat klien selalu
melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga yang
setiap harinya membersihkan rumah dan
mengurus anak dan suami. Daan saambil
melakukan aktivitas berdagang di rumah. Selama
di rawat klien mengurangi aktivitas karena proses
penyembuhan. klien masih mampu melakukan
aktifitas yang ringan.
5 Pola Istirahat dan Tidur Klien mengatakan sebelum sakit klien tidak
mempunyai permaalahantidurnya, klien biasanya
tidur malam pukul 22:00 WIB dan bangun pukul
05:00 WIB, kurang lebih lamnya 6-8 jam. Namun
pada saat di rawat klien sangat sulit tidur,
sekalinya tidur klien selalu terbangun Ketika rasa
sakit tersebut muncul. Klien mengatakan tidur
malam lamanya 5-6 jam
VI. Pengkajian Fisik (Head to Toe) [29 Agustus 2022 (09.00 WIB)]
Sistem Tubuh Hasil Pengkajian
Tanda Vital - TD: 120/80 mmHg
- N: 86 x/m
- S: 36.7 oC
- RR: 21 x/m
- SpO2 : 99 %
BMI BB : 55 kg
TB : 160 cm
BMI= 21.5
Kepala
Mata :
- Inspeksi:
Area mata Nampak terlihat sayu, kemampuan
penglihatan normal, pupil mengecil jika
terkena cahaya, konjungtiva ananemis
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan di aea
mata
Hidung :
- Inspeksi:
Tidak Nampak kelaian di area hidung, bentuk
simetris, indra penciuman baik, kondisi
hidung besrsih, tidak Nampak cuping hidung
dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Mulut :
- Inspeksi:
Nampak Tidak ada gangguang atau kesulitan
berbicara, gigi sudah tidak lengkap Nampak
gigi graham sudah ada yang hilang. Mulut
Nampak bersih dan tidak bau
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan di area mulut dan gigi
tiadak ada yang goyang
Telinga :
- Inspeksi:
Kedua telinga simetris, pendegaran normal,
tiak memakai alat bantu, kondisi telinga bersih
dan tidak ada infeksi
- Palpasi :
Pada saat di palpasi bentuk telinga baik tidak
ada benjolan dan nyeri tekkan.
Leher :
- Inspeksi:
Nampak Tidak ada kesulitan menelan
- Palpasi :
pada saat di raba tiddak terdapat pembesaran
kelenjar dan vena jugularis teraba kuat.
Paru-Paru:
- Inspeksi :
Klien Nampak tidkak memakai alat bantu
pernafasan, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, dan pengembangan par- paru
simetris, retaksi dinding dada (+), RR20x/m
dan pernafasan regular. Terdapat luka post op
di payudara kiri dengan Panjang sayatan 7
cm
- Palpasi :
pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Thorax - Perkusi :
Sonor
- Auskultasi :
Tidak ada suara wheezing dan ronchi
Jantung:
Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke
media linea, para sterna sinistra tidak melebar.
Bunyi jantung 1 dan II saat diaukultasi terdengar
bunyi jantung normal ddan regular dan tidak ada
bunyi jantung tambahan atau kelainan.
Abdomen:
- Inspeksi :
Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan
/masa tidak ada pada perut, tidak ada
bayangan pembuluh darah pada abdomen
dan tidak ada luka operasi
- Auskultasi :
Bising usus normal 19x/menit
- Palpasi :
Abdominal Tidak ada nyeri tekan, benjolan dan acites di
area abdeomen
- Perkusi :
- Inspeksi :
Bentuk ekstermitas atas dan bawah tidak Nampak
kelaianan, Nampak simetris, turgor kulit baik,
dikedua ekstermitas atas dan bawah tidak ada
edema dan nyeri tekan. Klien terpasang infus di
ekstermitas atas sinistra.
- Palpation :
R-5 L-5
R-5 L-5
Ekstremitas
Tidak dikaji
Genitalia
2) Electrocardiography
Hasil: sinus rhytem
3) Laboratorium
a. Kimia Darah ((28/08/2022)
Hasil
Komponen Darah Normal
- -
Blood Urea Nitrogen 6 – 19 mg/dL -
Creatinine 0.50 – 1.50 mg/dL -
eGFR (CKD-EPI) >=90.00 ml/min/1.73 m2 -
Albumin 3.8 – 5.4 g/dL -
Calcium 8.4 – 10.2 mg/dL -
Phosphorus 2.5 – 4.6 mg/dL -
Magnesium 1.60 – 2.60 mg/dL -
Sodium 130 – 147 mmol/L 141
Potassium 3.40 – 4.70 mmol/L -
Chloride 96 – 107 mmol/L 107
CO2 20.6 – 28.3 mmol/L -
Reseptor meningkat
Maligna
ansietas
Senssi nyeri ke SPP
Hipotalamus
Saraf motorik
Mengaktifkan RAS
Data objektif:
- Klien Nampak menahan nyeri
- Klien Nampak meringis kesakitan
- Klien Nampak pucat dan gelisah
- Terdapat luka post op tumor
mammae, panjang luka sayatan 7
cm di payudara mammae sinistra
- Nampak luka bersih
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
Data objektif:
- Klien Nampak lesu, pucat dan
mata Nampak sayu
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
Data objektif :
- Terdapat luka post op eksisi tumor
mammae sinistra dengan panjang
luka sayatan 7 cm.
- Kondisi luka op tidak Nampak
kemerahan (+) ,bengkak (-), nyeri
(+), panas (-) dan tidak ada
perubahan fungsi jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
- Leukosit :9.17 10ᵔ6/uL
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur (I.05174)
berhubungan denga rencana Observasi
keperawatan - Identifikasi pola aktivitas dan
Data Subjektif: selama 3x24 jam tidur
Klien mengatakan sulit maka Pola Tidur - Identifikasi factor
tidur dimalam hari dan (L.05045) pengganggu tidur (fisik
gampang terbangun saat membaik dengan dan/atau psikologis)
nyeri muncul kriteria hasil : - Identifikasi makanan dan
minuman yang mengganggu
Data objektif: - Keluhan sulit tidur (mis kopi, the, alcohol,
- Klien Nampak lesu, tidur menurun makan mendekati waktu tidur
pucat dan mata - Keluhan ,minum banyak air waktu
Nampak sayu sering terjaga tidur)
- Tanda tanda vital: Menurun - Identivikasi obat tidur yang di
TD: 120/80 mmHg - Keluhan tidak konsumsi
N: 86 x/m puas tidur
S: 36.7 oC menurun Terapeutik :
RR: 21 x/m - Keluhan pola
tidur berubah o Modifikasi Lingkungan
menurun (misnya pencahayaan
,kebisingan suhu,matras dan
tempat tidur )
- Batasi waktu tidur siang,jika
perlu
- Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
Data objektif :
- Terdapat luka post op
eksisi tumor mammae
sinistra dengan
panjang luka sayatan
7 cm.
- Kondisi luka op tidak
Nampak kemerahan
(+) ,bengkak (-),
nyeri (+), panas (-)
dan tidak ada
perubahan fungsi
jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
- Leukosit :9.17
10ᵔ6/uL
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan cara mencuci Data subjektif:
tangan dengan benar Klien megatakan
bersedia diajarkan cara
cuci tanagan
Data objektif:
Klien Nampak antusias
mengikuti cara cuci
tangan yang benar dan
klien mampu
memperaktekannya.
1 30/08/22 08;10 - Kolaborasi pemberian Data subjektif:
WI0B analgetic (toramine inj)
- Klien mengatakan
- Identifikasi nyeri
lokasi,karakteristik,durasi,
frekuensi, kualitas, P : Klien mengatakan
intensitas nyeri nyeri
10:00 - Identifikasi skala nyeri Q: Nyeri seperti
disayat- sayat
R: nyeri pada payudara
kiri
S : Skala 3
T ; Nyeri hilang timbul
Data objektif:
- Klien Nampak
menahan nyeri
- Klien Nampak masih
meringis kesakitan
- Terdapat luka post op
tumor mammae,
panjang luka sayatan
7 cm di payudara
mammae sinistra
- Nampak luka kotor
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 85 x/m
S: 36.1 oC
RR: 20 x/m
- Mengevaluasi teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri Data subjektif:
(Teknik relaksasi nafas klien mengatakan setiap
dalam) nyeri timbul selalu
diteraapkan Teknik
-
relaksasi nafas dalam
data objektif
- Klien Nampak
mampu melakukan
Teknik relaksasi nafas
dalam yang benar
- Anjurkan kebiasaan
menepati waktu tidur Data subjektif:
Klien mengatakan akan
mencoba menepati
waktu tidur
Datta objektif:
Klien Nampak antusias
mendengarkan saran
dari perawat.
3 29/08/2022 08: - Kolaborasi pemberian Data subjektif:
00 antibiotic klien mengatakan
Wib sudah dilakukan
- Monitor tanda dan gejala Tindakan operasi
infeksi lokal dan sistemik pengangkatan kelenjar
di payudara kiri.
Data objektif :
- Terdapat luka post op
eksisi tumor mammae
sinistra dengan
panjang luka sayatan
7 cm.
- Kondisi luka op tidak
Nampak kemerahan
(+) ,bengkak (-),
nyeri (+), panas (-)
dan tidak ada
perubahan fungsi
jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 85 x/m
S: 36.1 oC
09;00 - evaluasi cara mencuci RR: 20 x/m
wib tangan dengan benar
yang sudah diajarkan Data subjektif:
Klien megatakan
bersedia diajarkan cara
cuci tanagan
Data objektif:
Klien Nampak antusias
mengikuti cara cuci
tangan yang benar dan
klien mampu
memperaktekannya.
No.D Tanggal Jam Evaluasi Akhir Paraf
x
1 29/08/2022 12:30 Subjektif: Santy
Klien mengatakan nyeri di area payudara
berkurang. Skala 3
Objektif:
- Klien Nampak masih meringis kesakitan
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 100 x/m
S: 36 oC
RR: 21 x/m
Analisa:
Masalah nyeri belum teratasi sebagian
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi nyeri
- Evaluasi ulang Latihan nonfarmakologi
rileksasi nafas dalam
- Kolaborassi pemberian analgetik
Objektif:
- Klien Nampak gelisih
- Nampak lesu, mata merah
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 100 x/m
S: 36 oC
RR: 21 x/m
Analisa:
Masalah anguan pola tidur belum teratasi
sebagian
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Mmodifikasi lingkungan
- Anjurkan kebiasaan menepati waktu
tidur
Objektif:
- Klien Nampak tidak demam,
- Perban Nampak bersih
- S: 36 oC
Analisa:
Masalah resiko infeksi belum teratasi
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi local dan
sistemik
- Kolaborasi antibiotik
1 30/08/2022 12:00 Subjektif: Santy
Klien mengatakan nyeri di area payudara
berkurang. Skala 3
Objektif:
- Klien Nampak masih meringis kesakitan
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/m
S: 36 ,3oC
RR: 20 x/m
Analisa:
Masalah nyeri belum teratasi sebagian
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi nyeri
- Kolaborassi pemberian analgetik
Objektif:
- Klien Nampak gelisih
- Nampak lesu, mata merah
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/m
S: 36 ,3oC
RR: 20 x/m
Analisa:
Masalah anguan pola tidur belum teratasi
sebagian
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur
Objektif:
- Klien Nampak tidak demam,
- Perban Nampak bersih
- Tidak ada bengkak(-),
nyeri(+),panas(-) pus(-)
- S: 36 oC
Analisa:
Masalah resiko infeksi belum teratasi
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi local dan
sistemik
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Kolaborasi ppemberian antibiotik
XIII. Rangkuman Asuhan Keperawatan
Klien mengatakan mulai mengetahui ada benjolan di payudara sejak 2
bulan yang lalu, pada tanggal 22 agustus 2022 pasien mengurungkan diri untuk
memeriksa ke poli bedah rumah sakit sentra medika cibinong. Menurut dokter
klien didiagnosa tumor mammae dan harus dilakukan Tindakan operasi
pengangkatan benjolan tersebut dan dijadwalkan minggu depan. Pada tanggal 28
agustus 2022pkl 09: 39 WIB pasien masuk ke rumah sakit sentra medika cibinong
untuk dilakukan Tindakan operasi pada pukul 16:00 WIB. Pada saat penggkajian
tanggal 29/08/2022 pasien sudah dilakukan tindak operasi pengangkatan tumor di
paayudara kiri. Keluaha yang dirasakan oleh pasien saat ini nyeri di bagian
payudara kiri hilang timbul dan sulittt tidur. Klien mengatakan klien sebelumnya
tidak mempunyai Riwayat penyakit yang sama (tumor payudara), hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-) disangkal. Klien mengatakan adiknya mempunyai Riwayat
tumor payudara sejak 2 tahun yang lalu dan dilakukakan pengangkatan tumor.
Hassil dari biopsy addalah tumor jinak, diagnose keperawatan muncul pada saat di
kaji oleh mahasiswa adalah Nyeri akut b.d agen pencedraan fisik, Gangguan pola
tidur berhubungan dengan kurang control tidur. Resiko infeksi berhubungan
dengan Efek prosedur invasive.