Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATANPASIEN NY.

E DENGAN POST OP EKSISI TUMOR


MAMMAE SINISTRA DI BANGSAL TULIPRS SENTRA MEDIKA CIBINONG

DISUSUN OLEH:
SANTY MULYANI
121080089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
2022
Laporan Pendahuluan

A. Konsep Tumor Mammae


1. Definisi

Tumor mammae merupakan benjolan abnormal akibat terbentuknya


perkembangan sel-sel mammae secara tidak wajar kemudian berkembang lalu
menyerang jaringan limfe serta pembuluh darah. Tumor mammae bisa berasal dari
epitel dan kelenjar. Tumor yang berasal dari epitel sering menyebabkan terjadinya
keganasan payudara (Goud et al., 2012).
Menurut Sihombing dan Sapardin (2017) tumor mammae didefinisikan sebagai
benjolan payudara. Timbulnya benjolan pada payudara dapat merupakan indikasi
adanya jenis tumor/kanker payudara. Namun, untuk memastikannya perlu dilakukan
pemeriksaan patologis.
Pengertian lain dari Tumor mammae adalah karsinoma yang berasal dari
parenkim, stroma, areola dan papilla mammae. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor
Mammae merupakan kelainan payudara yang sering ditemukan terutama pada wanita.
Tumor ada yang bersifat jinak adapula yang ganas. Tumor ganas inilah yang disebut
kanker. Kanker memiliki sifat khas,yaitu terdiri dari sel-sel ganas yang dapat menyebar
ke bagian tubuh yang lain. Penyebaran ini disebut metastasis dan dapat terjadi melalui
pembuluh darah maupun pembuluh getah bening (Diananda, 2009).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tumor mammae
adalah benjolan yang berada dipayudara yang sering ditemukan terutama pada wanita
dan berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mammae serta dalam menegakan
diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan patalogis. Tumor ada yang bersifat jinak adapula
yang ganas.

2. Klasifikasi Tumor Mammae

Menurut (Manurung, 2018) Benjolan jinak pada payudara berasal dari


perubahan normal pada perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan
reproduksi. Terdapat tiga siklus kehidupan yang dapat menggambarkan perbedaan fase
reproduksi pada kehidupan wanita yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :
a. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus dan stroma
payudara. Pada periode ini umumnya dapat terjadi benjolan FAM dan juvenil
hipertrofi (Perkembangan payudara berlebihan)
b. Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus hormonal mempengaruhi
kelenjar dan stroma payudara.

c. Fase ketiga adalah inovasi dari lolubus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55
tahun.
Tumor Jinak memiliki berbagai bentuk, antara lain :

1. Kelainan fibrokistik

Perubahan fibrostik adalah ragam kelainan dimana terjadi akibat dari


peningkatan dan distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara normal
selama daur haid. Perubahan fibrokistik dibagi menjadi perubahan nonproliferatif
dan perubahan proliferatif. Kelainan sering ditemukan, bersifat jinak dan non–
neoplastik tetapi memiliki hubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya
keganasan. Fibrokistik payudara ditandai dengan rasa nyeri dan benjolan yang
ukurannya berubah–ubah. Benjolan ini membesar sebelum periode menstruasi serta
mengeluarkan cairan puting yang tidak normal. Pada periode menjelang
menopause, sifat benjolan pada kelainan ini tidak berbatas tegas dan kenyal seperti
karet.
2. Fibroadenoma

Tumor jinak yang banyak terdapat pada wanita muda. Fibroadenoma


teraba sebagai tumor benjolan bulat dengan permukaan yang licin dan konsistensi
padat kenyal. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah
digerakkan. Benjolan ini biasanya tidak nyeri, bisa tumbuh banyak (multipel).
Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan menyusui atau
menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause
tumor jenis ini tidak ditemukan lagi.

3. Tumor filoides

Tumor phylloides adalah fibroadenoma besar di payudara, dengan stroma


serupa-sarkoma yang sangat selular. Tumor ini termasuk neoplasma jinak, namun
kadangkala menjadi ganas. Tumor ini bersifat agrasif lokal dan dapat bermetastasis,
dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Umumnya, tumor ini berdiameter
3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar, mungkin masif
sehingga payudara membesar. Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik.
Karena pada potongan memperlihatkan celah yang mirip daun, maka tumor ini
disebut tumor filoides.
4. Papiloma intraduktus
Tumor jinak dari saluran air susu (duktus laktiferus) dan 75% tumbuh di
bawah areola payudara. Gejalanya berupa keluarnya cairan berdarah dari puting
susu.
5. Adenosis sclerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi secara
histopatologi tampak proliferasi jinak.
6. Mastitis sel plasma
Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem saluran di
bawah areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas yaitu
berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi putting pada
payudara akibat pembentukan jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa
terdapat pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
7. Nekrosis lemak
Biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak
nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya
tidak rata. Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor ganas.
8. Kelainan lain
Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan kista
sebasea (kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin terdapat di payudara
tetapi tidak bersangkutan dengan jaringan kelenjar payudara.
Tumor ganas adalah kanker, dan kanker belum tentu berbentuk tumor, di
mana sel-sel kanker dapat menyerang dan merusak jaringan dan organ dekat tumor
(invasif). Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor ganas dan memasuki sistem
limfatik atau aliran darah. Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010) Tumor ganas
atau kanker payudara juga memiliki beberapa tipe, antara lain:
a. Ductal Carcinoma In-Situ (DCIS)Merupakan tipe kanker payudara yang paling dini
dan terbatas hanya di dalam sistem duktus.
b. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
Tipe yang paling sering terjadi, mencapai 78% dari semua keganasan. Pada
pemeriksaan mammogram didapatkan lesi berbentuk seperti bintang (stellate)

atau melingkar. Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka prognosis atau angka
kesembuhan pasien sangat rendah.
c. Medullary Carcinoma
Tipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun dan 50 tahun.
Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada otak. Terjadi
sebanyak 15% dari kasus kanker payudara.
d. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)
Tipe kanker payudara yang biasanya tampak sebagai penebalan di kuadran luar atas
dari payudara. Tumor ini berespon baik terhadap terapi hormon. Terjadi
sebanyak 5% dari kasus kanker payudara.
e. Tubular Carcinoma
Tipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50 tahun keatas. Pada pemeriksaan
mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi sebanyak 2% dari
kasus kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.
f. Mucinous Carcinoma (Colloid)
Kanker payudara yang angka kesembuhannya paling tinggi. Perubahan yang terjadi
terutama pada produksi mucus dan gambaran sel yang sulit ditentukan. Terjadi
sebanyak 1%-2% dari seluruh kasus kanker payudara.
g. Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Tipe kanker payudara yang paling agresif dan jarang terjadi. Kanker ini dapat
menyebabkan saluran limfe pada payudara dan kulit terbuntu. Disebut
inflammatory (keradangan) karena penampakan kanker yang membengkak dan
merah.

3. Etiologi

Meski ilmu pengetahuan menjadi semakin kompleks, sampai sekarang


penyebab tumor/kanker payudara belum bisa dipastikan dengan tepat, diperkirakan ada
hal penentu yang dianggap sebagai faktor penyebab yang berhubungan dengan
tumor/kanker mammae yaitu;
a. Usia lanjut

Resiko peningkatan tumor/kanker payudara adalah saat beranjak dewasa atau


pada saat bertambahnya usia, hal ini sangat mungkin terjadi perkembangan kanker
payudara pada usia yang menginjak 40 tahun lebih.
b. Jenis kelamin

Perempuan lebih beresiko 100 kali dibanding laki-laki, faktor genetik (riwayat
keluarga terutama ibu dan saudara perempuan yang menderita tumor/kanker
mammae)
c. Usia semakin tua saat menopause
Jika dibandingan dengan yang belum menopause, resiko tumor payudara lebih
tinggi saat menopause. Biasanya kanker payudara terjadi 75% kasus setelah
menopause di usia lebih dari 50 tahun. Usia menopause setelah 55 tahun dua kali
lebih tinggi terserang kanker payudara dibandingan mengalami menopause sebelum
usia 45 tahun. Ini karena lebih banyak wanita terpapar hormon esterogen dalam
waktu lama yang menjadi peluang kemungkinan mengalami kanker payudara.
d. Penggunaan kontrasepsi hormonal

Diduga menjadi faktor resiko yang membuat peningkatan angka kejadian


tumor/kanker payudara di seluruh dunia (termasuk Indonesia)adalah penggunaan
kontrasepsi oral yaitu kombinasi antara esterogen dan progesteron. Pengguna
kontrasepsi beresiko lebih tinggi 3,63 kali dibanding dengan yang tidak
menggunakan pil kontrasepsi.

Obesitas, tingkat pendidikan, stress, latihan fisik, kurang konsumsi sayur


dan buah tidak ada kaitannya dengan kejadian tumor payudara. Selain itu, tidak
ditemukannya hubungan antara usia awalnya haid kurang dari 12 tahun, melahirkan
pertama di usia 30 tahun ke atas, pernah melakukan operasi kista ovarium dan lebih
dari sekali oprasi tumor payudara. (Sihombing & Sapardin, 2014)

4. Patofisiologi

Sejauh ini, penyebab tumor mammae tidak jelas (ideopatik). Namun ada
beberapa pemicu yang mendukung terjadinya tumor mammae, yaitu siklus haid yang
tidak teratur. Suatu teori menyatakan bahwa selama fase luteal dari siklus haid , kadar
esterogen meningkat dan kadar progesteron menurun. Pada saat yang sama, secara
fisiologis esterogen dan progesteron meningkat, dan keduanya menurun dua hari
sebelum akhir menstruasi. Umumnya estrogen berfungsi untuk pertumbuhan sistem
duktus yang luas, serta penumpukan lemak pada payudara, perkembangan pada jaringan
stroma di payudara. Sedangkan untuk fungsi progesteron adalah meningkatkan
perkembangan lobulus payudara dan alveoli yang mengarah pada proliferasi,
pembesaran dan sekresi alveolar. Pembesaran jaringan payudara disebabkan oleh
peningkatan kadar esterogen dan defisiensi progesteron disebabkan karena siklus haid
yang benar-benar tidak teratur dengan baik. Hal ini menyebabkan peningkatan timbunan
lemak dan perkembangan jaringan payudara. Ini juga mengurangi pembentukan lobulus
dan alveoli. Jika kejadian ini terjadi secara terus menerus maka dpat menyebabkan
terjadinya tumor mammae. (Nugroho & Taufan, 2011)
Sebagian besar benjolan payudara berasal dari perubahan perkembangan
payudara, siklus hormonal dan perubahan reproduksi. Ada 3 siklus hidup yang dapat
menggambarkan tahapan yang berbeda pada reproduksi wanita yaitu (Price & Willsone,
2015):
a. Tahap awal reproduksi (usia 15-25 tahun)

Terbenuknya duktus dan stroma payudara. Pada fase ini biasanya terjadi nodul
tumor jinak dan perkembangan payudara yang berlebihan (juvenil hipertrofi).
b. Tahap reproduksi matang (usia 25-40 tahun)

Kelenjar dan stroma payudara dipengaruhi oleh perubahan hormonal


c. Tahap ketiga (usia 33-35 tahun)

Yaitu pertumbuhan lobulus dan duktus yang terjadi pada umur 33-35 tahun

5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada tumor payudara adalah (Astuti, 2019):

a. Benjolan pada payudara

Biasanya pada payudara benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit. Benjolan
mulai dari kecil kemudian menjadi besar sewaktu waktu, lalu menempel pada kulit
atau biasanya dapat menyebabkan perubahan kulit pada payudara atau puting
payudara.
b. Erosi pada puting payudara atau eksim

Terjadi penarikan ke dalam pada puting payudara atau retraksi dan terjadi
perubahan warna menjadi merah muda pada payudara.

6. pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi

Mammografi merupakan pemerikaan yang menggunakn sinar X pada


jaringan yang telah dikompresi pada payudara. Mammografi tepat untuk
pemeriksaan pada wanita dengan usia 35 tahun atau lebih, sebab payudara orang
Indoneisa pada umumnya lebih padat maka hasil tebaik didapat pada usia kurang
lebih 40 tahun. Mammografi dihitunng sejak hari awal menstruasi lalu dilakukan
pemeriksaan pada hari ke 7-10.
b. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan ulrasonografi (USG) untuk tambahan pemeriksaan pada
mammografi akurasinya meningkat menjadi 7,4%. Tetapi USG tidak disarankan
untuk modal skrining dikarenakan hasil dari penelitian, USG gagal membuktikan
keefektifannya. Pemeriksaan ini berfungsi untuk:
1. Klarifikasi ada atau tidaknya lesi tidak normal

2. Identifikasi kista yang dalam

3. Pedoman untuk biopsi jarum

c. Pemeriksaan Sitologi

Sitologi adalah bagian dari tiga diagnosis pada tumor payudara yang teraba
atau tidak teraba

d. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini adalah kriteria standar diagnosis yang jelas. Pemeriksaan ini
diakukan pada spesimen biopsi jaringan (biopsi inti, eksisi, insisi, potong beku) dan
spesimen Mastektomi. (Harahap, 2015)

7. Komplikasi

a. Transmisi langsung. Infiltrasi lokal pada kulit yang menutupi dan bagian bawah otot
secara klinis bisa terdeteksi, hal tersebut mengakibatkan adanya kerutan (ulserasi)
b. Limfogen. Pembuluh limfatik yang meresap ke dalam kulit menyebabkan tanda klinis
peau d’orange. Kelenjar getah bening aksila adalah lokasi awal penularan limfogen
yang sering terjadi, kurang lebih 40% hingga 50% wanita mengalami kelenjar getah
bening di aksila pada pemeriksaan pertama penderita kanker payudara.
c. Hematogen. Bagian yamg sering terkena metastasis hematogen adalah pulmo (paru-
paru) dan tulang. Kelenjar adrenal, hati dan otak juga terkadang terpengaruh. Pleura
di sisi sama dengan terdapatnya kanker menjadi tempat berkembang, dan
menyebabkan efusi. Infiltrasi sumsum tulang yang ekstensif dapat menyebabkan
terjadinya anemia sel darah merah leukosit. Destruksi tulang dapat menyebabkan
hiperkalsemia, disertai dengan komplikasi pada ginjal.
d. Transelomik. Akan terjadi penyebaran jika tumor menyebar ke rongga dalam tubuh,
semisal pada pleura parietalis atau peritoneum.
e. Implantasi tumor. Kontaminasi sel-sel ganas dari tumor ke bagian luka selama
operasi diawal, bisa menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan, sel tersebut berada
di tempat bekas luka yang muncul kembali. Meskipun seperti itu, kekambuhan yang
banyak terjadi di area bekas luka disebabkan oleh pertumbuhan limfatik sebelumnya.
f. Duktus atau saluran payudara. Metode penyebaran ke puting payudara dari lumen
duktus penting unutk penyakit paget. (Fattah et al., 2011)

8. Penatalaksanaan medis

Penanganan dilakukan berupa pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi


radiasi dan yang baru adalah imunoterapi (antibodi). Tujuan dari perawatan ini adalah
menghancurkan kanker atau memebrikan batasan perkembang biakan penyakit dan
meringankan gejalanya. Ada beberapa jenis pengobatan antara lain:
a. Pembedahan

1. Biopsi eksisi

Biopsi eksisi merupakan pengangkatan semua jaringan yang sakit hingga


ujung jaringan yang masih sehat jika tumor berukuran kurang lebih 5cm. Prosedur
ini membutuhkan sayatan pada kulit. Hal tersebut kemungkinan akan
menimbulkan resiko infeksi atau perdarahan. Tetapi resiko ini pada dasarnya tidak
terlalu tinggi sebab sayatannya seringkali sangat kecil. Metode ini dilakukan
dengan anestesi umum atau lokal tergantung letak benjolan dan terkadang
dilakukan jika tumor bermassa kecil dan belum ada penyebaran tumor.
2. Eksterfasi FAM

Merupakan tindakan pengangkatan tumor dimana tumor tersebut masih


bersifat jinak, tapi jika dibiarkan massa dari tumor akan bertambahTumor ini
terletak dibagian bawah kulit dan memiliki bentuk membran atau seperti kapsul,
dapat digerakkan dan bertekstur lunak. Terapi pembedahan FAM hanya
meninggalkan jaringan parut dan tidak merubah bentuk payudara.

3. Biopsi insisi

Cara ini yaitu membuang beberapa jaringan paa tumor serta sejumblah
kecil jaringan yang sehat, sangat diarankan pada pembedahan tumor yang
memiliki massa lebih besar dari 5 cm. Pada penderita kanker payudara hal ini
tergantung dari tahap-tahap penyakit, jenis tumor, usia serta keadaan umum
pasien. Ahli bedah melakukan pembedahan pada sebagian payudara yang
mengandung sel kanker (lumpektomi) atau keseluruhan payudara (mastektomi).
Lumpektomi yaitu pemotongan kecil serta pengangkatan benjolan pada payudara
kira-kira 1-2 cm jaringan yang sehat. Pemotongan hanya bisa di lakukan jika
benjolannya kecil.
4. Terapi Radiasi

Dilaksanakan dengan pancaran sinar-X yang memerlukan tinggi intensitas


untuk memusnahkan sel- sel pada kanker yang selama operasi tidak diangkat.
5. Terapi Hormon

Terapi hormon untuk memperlambat perkembangan tumor serta bisa


digunakan untuk terapi pada stadium akhir dan atau bersamaan setelah
pembedahan.
6. Kemoterapi

Obat-obatan ini dapat dikonsumsi sendiri atau dalam kombinasi. Salah


satunya yaitu Capecitabine dari Roche, yaitu obat antikanker oral yang terbuat
dari enzim yang terdapat dalam sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker.
Obat kemo digunakan pada tahap awal dan akhir penyakit (tidak bisa dilakukan
pmbedahan kembali) (UTAMI, 2019)

B. Konsep asuhan keperwatan


1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) yaitu

a. Pengkajian
1. Identitas

2. Keluhan utama: biasanya terdapat massa di payudara, riwayat penyakit (perjalanan


penyakit, pengobatan yang sudah diberikan), faktor resiko.
3. Konsep diri pada sebagian besar pasien akan mengalami perubahan.
4. Pemeriksaan klinis

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan saat setelah menstruasi kurang lebih seminggu


di akhir waktu. Pasien duduk dengan posisi tangan ke samping lalu pemeriksa
berdiri didepan, posisi sejajar.
5. Inspeksi

Biasanya simetris payudara kanan dan kiri, terdapat kelainan dari payudara normal
seperti kelainan kulitm tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain sebagainya.
6. Palpasi

a. Cek konsistensi, banyaknya benjolan, lokasi, infiltrasi, ukurannya

b. Lakukan pemeriksaan kelenjar getah bening pada aksila (kelenjar aksila)


7. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaannya yaitu:
a. Pemeriksaan radiologis
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan sitologis/patologis

2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi


Berdasarkan SDKI (PPNI, 2016) diagnosa serta asuhan keperawatan yang kemungkinan
terjadi pada tumor payudara post oprasi adalah:
a. Nyeri akut
Nyeri akut yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang munculnya tiba – tiba
atau lambat, intensitasnya berkirsar dari ringan sampai berat, dan durasinya kurang 3
bulan. (PPNI, 2016)
1) Data mayor

DS: pasien mengeluh nyeri

DO: pasien nampak meringis kesakitan, merasa gelisah, frekuensi nadi naik,
kesulitan tidur

2) Data minor DS: -


DO: tekanan darah naaik, pola napas tidak efektif, nafsu makan turun, menarik
diri, fokus pada diri sendiri.

3) Kondisi klinis

Pembedahan, cidera traumatis, infeksi.

Kriteria hasil:

 Menurunnya keluhan nyeri

 Menurunnya meringis yang tampak

 Menurunnya gelisah

Intervensi:
 Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas intensitas nyeri di identifikasi
 Sekala nyeri diidentifiksi

 faktor yang memperberat nyeri diidentifikasi

 Teknik non farmakologi diberikan

 Pemberian anagetik dikolaborasikan

b. Resiko infeksi

Resiko infeksi merupakan resiko peningkatan diserang organisme patogen


(PPNI, 2016).
1. Faktor resiko

Kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi pH, keetidak adekuatan pertahan


tubuh sekunder; penurunan HB, immunosupresi, efek pembedahan, peningkatan
paparan organisme, patogen lingkungan.
2. Kondisi klinis

Tindakan pembedahan, kanker, gagal ginjal, dan lain sebagainya.

Kriteria hasil:
1) Tidak terdapat kemerahan

2) Tidak terdapat demam


3) Tidak terdapat sputum purulent

Intervensi:
1) Batasi jumlah pengunjung

2) Setelah dipakai pasien lingkungan sekitarnya dibersihkan


3) Selama pemasangan alat pertahankan lingkungan aseptik
4) Pastikan penggunaan teknik perawatan luka secara cepat
5) Terapkan universal percaution

c. Gangguan pola tidur

Gangguan kualitas dan kuantitas pasien pada waktu tidur akibat


dari faktor luar.(PPNI, 2016)
1. Data mayor

DS: keluhan sulit tidur, sering bergadang, tidur tidak puas, tidur dengan
pola berubah, mengeuh istirahat tidak cukup.
DO:-

2. Data minor

DS: kemampuan melakukan aktivitas menurun

DO:-
3. Kondisi klinis

Nyeri, hipertiroidisme, cemas

Kriteria hasil :
1) Menurunnya kesulitan tidur

2) Menurunnya sering terjaga

3) Menurunnya pola tidur yang berubah

Intervensi:
1) Identifikasi pola dan aktivitas tidur

2) Identifikasi faktor pengganggu tidur

3) Modifikasi lingkungan

4) Anjurkan menepati kebiasaan waktunya tidur


5) Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara non farmakologi lainnya
b. Ansietas

Ansietas merupakan suatu tindakan untuk menghadapi ancaman


akibat bahaya yang diantisipasi (PPNI, 2016).
1. Data mayor

DS: perasaan bingung, perasaan khawatir akibat dan kondisinya, susah


konsentrasi
DO: tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur

2. Data minor

DS: keluhan pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tak berdaya

DO: frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah


meningkat, diaforesis, tremor, dan lain sebagainya.
3. Kondisi klinis

Penyakit kronis, penyakit akut, hospitalisasi, rencana oprasi.


Kriteria hasil:

1) Kegelisahan menurun

2) Ketegangan menurun

3) Mengeluh pusing menurun Intervensi:


1) Saat tingkat ansietas berubah diidentifikasi

2) Untuk menumbuhkan kepercayaan ciptakan suasana terapeutik


3) Untuk mengurangi kecemasan temani pasien

4) Pahami situasi yang membuat ansietas

5) Dengarkan dengan penuh perhatian

c. Defisit pengetahuan

Defisit pengetahuan yaitu berkaitan dengan topik tertentu yang kurang


bahkan tidak ada informasi kognitif. (PPNI, 2016).
1. Data mayor

DS: maslaah yang dihadapi ditanyakan

DO: perilaku tidak sesuai dengan anjuran, menunjukkan persepsi yang


keliru terhadap masalah ditunjukkan

Data minor DS:-


DO: menjalani pemeriksaan tidak tepat, menunjukkan perilaku yang
berlebih
2. Kondisi klinis
Kondisi yang baru dihadapi oleh pasien, penyakit akut,
penyakit kronis.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam diharapkan
tingkat pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat

2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan

3) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Intervensi:
1) Kesiapan dan kemampuan menerima informasi diidentifikasi
2) Materi dan media pendidikan kesehatan disediakan

3) Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan dijadwalkan


4) Beri kesempatan untuk bertanya

5) Faktor yang dapat mempengaruhi Kesehatan dijelaskan


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Buku_Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Astuti, ajeng


dwi. (2019). TUMOR MAMMAE DENGAN NYERI AKUT
DIRUANG.

Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap Menjadi
Perawat Profesional. Prestasi Pustaka.
Berman, A., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T., Hales, M., Harvery, N., Luxford,
Y., Moxham, L., Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., & Stanley, D. (2012).
Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing. In Kozier and Erb’s Fundamentals
of Nursing.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 2(8). Dinkes
Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Riskesdas Jawa Tengah 2018. In
Dinkesjatengprov.Go.Id.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/12/CETAK-LAPORAN-
RISKESDAS-JATENG-2018-ACC-PIMRED.pdf
Fattah, R. A., Surury, I., & Fauzi, R. (2011). Kaitan Gizi dengan Kanker Payudara
Pada Wanita. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Goud, K., Dayakar, S., Vijayalaxmi, K., Babu, S., & V, R. P. (2012). Evaluation of
HER-2/neu status in breast cancer specimens using immunohistochemistry (IHC)
& fluorescence in-situ hybridization (FISH) assay. Indian Journal of Medical
Research, 135(3), 312–317. https://www.ijmr.org.in/text.asp?
2012/135/3/312/95605
Handayani, A., Jamal, A., & Septiandri, A. A. (2017). Evaluasi Tiga Jenis Algoritme
Berbasis Pembelajaran Mesin untuk Klasifikasi Jenis Tumor Payudara. Jurnal
Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi, 6(4), 394–403.

Harahap, W. A. (2015). Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah


Kedokteran Andalas, 38, 57.

Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Ningsih,
W., & Sowwan, M. (2018). Upaya Peningkatan Koping Untuk
Meningkatkan Citra Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
Journal Keperawatan Care, 8(2), 67–81.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Mediaction.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi: Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Media Action
http://www.digilib.unipdu.ac.id/beranda/index.php?p=show_detail&id=1725 3
Oteami. (2014). Pemberian Asuhan Keperawatan secara Holistik pada Pasien Post
Operasi Kanker Payudara. Media Karya Kesehatan, 2(2), 192–203.
https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22761
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI. http://www.inna-ppni.or.id
Price, & Willsone. (2015). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Volume 2. EGC. http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=44190
Sihombing, M., & Sapardin, N. (2014). The risk factors of breast tumor among women
aged 25-65 years old in five villages of Bogor Tengah district.
FAKTOR RISIKO TUMOR PAYUDARA PADA PEREMPUAN UMUR 25-65
TAHUN DI LIMA KELURAHAN KECAMATAN BOGOR TENGAH.
Sitorus, C. (2019). PENGKAJIAN KLASIFIKASI DATA DALAM PROSES
KEPERAWATAN. 2. https://doi.org/https://doi.org/10.31219/osf.io/ksdca
Stoppler, M. C. (2020). Breast Cancer. EMedicineHealth.
https://www.emedicinehealth.com/breast_cancer/article_em.htm
Susanti, S., Wijaya, A., & Tutuko, B. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn
“M” DENGAN MASALAH RESIKO INFEKSI PADA KASUS POST OP
APENDIKSITIS (LAPORAN KASUS DI RUANG MAWAR
RSUD JOMBANG). Jurnal Keperawatan, 11(1), 778–783.

UTAMI, W. F. T. (2019). BIOPSI EKSISI MAMMAE ATAS INDIKASI TUMOR


MAMMAE SINISTRA DENGAN NYERI AKUT.
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/746/WELLY
FERRYZIA TRI UTAMI AKX16139 %282019%29-1-
64.pdf?sequence=1&isAllowed=y
WHO. (2018). World Health Statistics.
Format Pengkajian

Nama Mahasiswa  Santy Mulyani


RS/Bangsal  Tulip
Pembimbing Klinik 
Pembimbing Akademik 
Tanggal Pengkajian  29/08/2022
Sumber Informasi  Medical record, pasien

I. Identitas Pasien
Nama (Inisial)  Ny. E
Tanggal Lahir/Usia  Bogor , 08 juni 1977
Jenis Kelamin  Perempuan
Agama  Islam
Status Pernikahan  Menikah
Pekerjaan  Wirausaha
Sumber Perawatan Kes.  BPJS
Tanggal Masuk RS  28/08/2022
Diagnosa Medis  tumor mammae
Operasi (jika ada)  Post Op excise tumor mammae

II. Keluhan Utama


Keluaha yang dirasakan oleh pasien saat ini nyeri di bagian payudara kiri hilang timbul
dan sulit tidur

III. Status Sosio-Ekonomi Keluarga


1. Pendapatan Bulanan
Klien mengtakan pendapatan bulanan dari hasil berdagang kurang lebih
>Rp.1.500.000,00
2. Pengeluaran untuk Kesehatan
Klien mengatakan pengeluaran untuk Kesehatan selama ini sangat lah sedikit
dikarenakan setiap berobat klien selalu menggunakan jaminan bpjs, walaupun
mengeluarkan biaya hanya obat-obatan yang tidak di cover oleh bpjs.
3. Makanan
Klien mengatakaan setiap hari keluarganya tidak kesulitan untuk mendapatkan
makanan.apa yang kita inginkan selalu terpenuhi
4. Pendididkan
Klien mengatakan bahwa Pendidikan terakhirnya adalah SLTA, suami DIII dan anak-
anaknya : yang anak pertama berada dibangku kuliah dan anak kedua masih SMP

IV. Riwayat Penyakit


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan mulai mengetahui ada benjolan di payudara sejak 2 bulan
yang lalu, pada tanggal 22 agustus 2022 pasien mengurungkan diri untuk memeriksa
ke poli bedah rumah sakit sentra medika cibinong. Menurut dokter bedah harus
dilakukan Tindakan operasi pengangkatan benjolan tersebut dan dijadwalkan minggu
depan. Pada tanggal 28 agustus 2022pkl 09: 39 WIB pasien masuk ke rumah sakit
sentra medika cibinong untuk dilakukan Tindakan operasi pada pukul 16:00 WIB.
Pada saat penggkajian tanggal 29/08/2022 pasien sudah dilakukan tindak operasi
pengangkatan tumor di paayudara kiri. Keluaha yang dirasakan oleh pasien saat ini
nyeri di bagian payudara kiri hilang timbul dan sulittt tidur
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan klien sebelumnya tidak mempunyai Riwayat penyakit yang sama
(tumor payudara), hipertensi (-) Diabetes mellitus (-) disangka
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan adiknya mempunyai Riwayat tumor payudara sejak 2 tahun yang
lalu dan dilakukakan pengangkatan tumor. Hassil dari biopsy addalah tumor jinak

Genogram:

Notes:
= Patient = Male Died = Generation Line
= Female Died = Marriage Line = Live Together
V. Pengkajian Pola Kesehatan Gordon’s
No Pola Kesehatan Hasil Pengkajian
1 Pola Persepsi Kesehatan Klien mengatakan sangat cemas dengan penyakit
yang dialaminya, karena sebelumnya tidak pernah
mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat
ini. Klien mengatakan jarang mengontrol dan
memeriksa kesehatannya ke pelayanan Kesehatan
dan ini pertama kalinya klien di rawat di ruah
sakit
2 Pola Nutrisi dan Metabolik Klien mengatakan nafsu makan baik. Makanan
yang diberikan rumah sakit dapat dihabiskan.
Klien minum habis 2 botol sedang/ harinya
3 Pola Eliminasi Klien mengatakan tidak ada permasalahan BAK
dan BB
4 Pola Aktivitas dan Latihan Klien mengatakan sebelum di rawat klien selalu
melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga yang
setiap harinya membersihkan rumah dan
mengurus anak dan suami. Daan saambil
melakukan aktivitas berdagang di rumah. Selama
di rawat klien mengurangi aktivitas karena proses
penyembuhan. klien masih mampu melakukan
aktifitas yang ringan.
5 Pola Istirahat dan Tidur Klien mengatakan sebelum sakit klien tidak
mempunyai permaalahantidurnya, klien biasanya
tidur malam pukul 22:00 WIB dan bangun pukul
05:00 WIB, kurang lebih lamnya 6-8 jam. Namun
pada saat di rawat klien sangat sulit tidur,
sekalinya tidur klien selalu terbangun Ketika rasa
sakit tersebut muncul. Klien mengatakan tidur
malam lamanya 5-6 jam

6 Pola Persepsi Kognitif Klien mengatkan tidak mengalmi masalah


pada kelima panca indra
7 Pola Persepsi dan Konsep Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang
Diri mempunyai 2 anak. Saat ini klien berstatus
sebagai pasien. Peran klien dalam keluarga adalah
seorang ibu rumah tangga, klien mampu
melakukan perannya dengan baik. Klien tidak
merasa malu ataupunn merendahkan dirinya atas
penyakit yang sedang dialaminya, dan tidak ada
pengaruh persepsi klien terhadap tubuhnya selama
sakit Harapana klien agar luka post op lekas
sembuh dan
tidak terjadi lagi pertumbuhan tumor. Dan
berharap setelah dirawat bisa melakukan aktifitas
dengan normal.
8 Pola Hubungan Peran Keluarga klien mengatakan klien mampu
berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan
baik, klien ramah dengan keluarga dan
lingkungan disekitarnya
9 Pola Seksual dan Tidak terkaji
Reproduksi
10 Pola Koping Stress dan klien menngatakan jika ada permasalah didiri
Toleransi klien, klien selalu membicarakan
permasalahannya kepada keluarga agar bisa dapat
terpecahkan dan klien mempunyai koping yang
baik
11 Pola Nilai dan Kepercayaan Bahwa klien adalah seorang yang beragama
islam yang selalu berusa menjalankan ibadah
baik kondisi sehat maupun sakit, klien
mempercayai setiap permasalahan yang diberikan
oleh Allah selalu ada hikmahnya.

VI. Pengkajian Fisik (Head to Toe) [29 Agustus 2022 (09.00 WIB)]
Sistem Tubuh Hasil Pengkajian
Tanda Vital - TD: 120/80 mmHg
- N: 86 x/m
- S: 36.7 oC
- RR: 21 x/m
- SpO2 : 99 %
BMI  BB : 55 kg
 TB : 160 cm
 BMI= 21.5

Kondisi Umum  GCS = E 4 V5 M6 = 15


Kulit - Inspeksi :
Kulit kering,warna sianosis, keadaan kulit bersih,
tidak ada ulkus, tidak gatal, terdapat luka operasi
di ppayudara kiri, tidak ada hiperpegmentasi.
- Palpasi :
Tugor kulit elastis nyeri tekan di area payudara
 Kepala :
- Inspeksi:
Bentuk kepala mesochepal, Rambut Nampak
Panjang, lebat dan terdapat sedikit uban, tidak
Nampak kerontokan padaa rambut dan bersih
tanpa ketombe Rambut Nampak Panjang,
lebat dan terdapat sedikit uban, tidak Nampak
kerontokan padaa rambut dan bersih tanpa
ketombe
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan di area
kepala

Kepala

 Mata :
- Inspeksi:
Area mata Nampak terlihat sayu, kemampuan
penglihatan normal, pupil mengecil jika
terkena cahaya, konjungtiva ananemis
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan benjolan di aea
mata

 Hidung :
- Inspeksi:
Tidak Nampak kelaian di area hidung, bentuk
simetris, indra penciuman baik, kondisi
hidung besrsih, tidak Nampak cuping hidung
dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan

 Mulut :
- Inspeksi:
Nampak Tidak ada gangguang atau kesulitan
berbicara, gigi sudah tidak lengkap Nampak
gigi graham sudah ada yang hilang. Mulut
Nampak bersih dan tidak bau
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan di area mulut dan gigi
tiadak ada yang goyang

 Telinga :
- Inspeksi:
Kedua telinga simetris, pendegaran normal,
tiak memakai alat bantu, kondisi telinga bersih
dan tidak ada infeksi
- Palpasi :
Pada saat di palpasi bentuk telinga baik tidak
ada benjolan dan nyeri tekkan.

 Leher :
- Inspeksi:
Nampak Tidak ada kesulitan menelan
- Palpasi :
pada saat di raba tiddak terdapat pembesaran
kelenjar dan vena jugularis teraba kuat.

 Paru-Paru:
- Inspeksi :
Klien Nampak tidkak memakai alat bantu
pernafasan, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, dan pengembangan par- paru
simetris, retaksi dinding dada (+), RR20x/m
dan pernafasan regular. Terdapat luka post op
di payudara kiri dengan Panjang sayatan 7
cm
- Palpasi :
pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Thorax - Perkusi :
Sonor
- Auskultasi :
Tidak ada suara wheezing dan ronchi

 Jantung:
Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke
media linea, para sterna sinistra tidak melebar.
Bunyi jantung 1 dan II saat diaukultasi terdengar
bunyi jantung normal ddan regular dan tidak ada
bunyi jantung tambahan atau kelainan.

 Abdomen:
- Inspeksi :
Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan
/masa tidak ada pada perut, tidak ada
bayangan pembuluh darah pada abdomen
dan tidak ada luka operasi
- Auskultasi :
Bising usus normal 19x/menit
- Palpasi :
Abdominal Tidak ada nyeri tekan, benjolan dan acites di
area abdeomen
- Perkusi :
- Inspeksi :
Bentuk ekstermitas atas dan bawah tidak Nampak
kelaianan, Nampak simetris, turgor kulit baik,
dikedua ekstermitas atas dan bawah tidak ada
edema dan nyeri tekan. Klien terpasang infus di
ekstermitas atas sinistra.

- Palpation :
R-5 L-5
R-5 L-5

Ekstremitas

Tidak dikaji

Genitalia

VII. Pemeriksaan Penunjang


1) CT-Scan
Hasil: Pemeriksaan Radiografi Thorax PA
Kesan : Cor pulmo daan struktur lain dalam batas normal

2) Electrocardiography
Hasil: sinus rhytem

3) Laboratorium
a. Kimia Darah ((28/08/2022)
Hasil
Komponen Darah Normal
- -
Blood Urea Nitrogen 6 – 19 mg/dL -
Creatinine 0.50 – 1.50 mg/dL -
eGFR (CKD-EPI) >=90.00 ml/min/1.73 m2 -
Albumin 3.8 – 5.4 g/dL -
Calcium 8.4 – 10.2 mg/dL -
Phosphorus 2.5 – 4.6 mg/dL -
Magnesium 1.60 – 2.60 mg/dL -
Sodium 130 – 147 mmol/L 141
Potassium 3.40 – 4.70 mmol/L -
Chloride 96 – 107 mmol/L 107
CO2 20.6 – 28.3 mmol/L -

b. Darah Lengkap (28/08/2022)


Rentang Hasil
Komponen Satuan
Normal - -
WBC 4.5 – 10.0 10^3/uL 9.17
VIII. RBC 4.20 – 5.50 10^6/uL 4.75
Terapi Hemoglobin 12.0 – 16.0 g/dL 13.7
Hematocrit 37.0 – 47.0 % 41.4
MCV 80.0 – 100.0 fL 87
MCH 26.0 – 34.0 pg 29
MCHC 31.0 – 37.0 g/dL 33.1
RDW 11.9 – 14.8 % -
PLT 140 – 400 10 3/uL
^
-
MPV 6.7 – 10.2 fL -
WBC Differential by -
Neutrophil % 43.7 – 70.9 % 68
Lymphocyte % 20.1 – 44.5 % 22
Monocyte % 3.4 – 9.8 % 7
Eosinophil % 0.7 – 9.2 % 2
Basophil % 0.0 – 2.6 % 1
Obat-Obatan
Tanggal Terapi Harian
29/08/22  Futrolit /24 jam
 Bioxone 2x1gr
 Esomax 2x1 iv
 Toramin 2x1 iv
IX. Patofisiologi

Genetik, gangguan hormonal estrogen, usia

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel payudara yang abnormal

Maligna

Tumor hospitalis Krisiis


asi

Adanya luka tebuka pembedahan stress

Resiko infeksi Terputusnya jarringan Persaan takut

ansietas
Senssi nyeri ke SPP

Hipotalamus

Saraf motorik

Nyeri akut Nyeri

Mengaktifkan RAS

Sulit tidur Gangguan pola tidur

Pathways menurut (Price & Willsone, 2015)


X. ANALISIS DATA (Disusun berdasarkan SDKI)
No Data-data Masalah Etiologi
1. Data subjektif: Nyeri akut Agen pencedera
fisiologis (prosedur
Klien mengatakan nyeri
operasi)
P : Klien mengatakan nyeri
terutaama saat bergerak
Q: Nyeri seperti disayat- sayat
R: nyeri pada payudara kiri
S : Skala 5
T ; Nyeri hilang timbul

Data objektif:
- Klien Nampak menahan nyeri
- Klien Nampak meringis kesakitan
- Klien Nampak pucat dan gelisah
- Terdapat luka post op tumor
mammae, panjang luka sayatan 7
cm di payudara mammae sinistra
- Nampak luka bersih
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m

Data subjektif: Gangguan pola Kuran control tidur


Klien mengatakan sulit tidur tidur
dimalam hari dan gampang
terbangun saat nyeri muncul

Data objektif:
- Klien Nampak lesu, pucat dan
mata Nampak sayu
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m

Data subjektif: Resiko infeksi Efe prosedur


klien mengatakan sudah dilakukan infansif
Tindakan operasi pengangkatan
2 kelenjar di payudara kiri.

Data objektif :
- Terdapat luka post op eksisi tumor
mammae sinistra dengan panjang
luka sayatan 7 cm.
- Kondisi luka op tidak Nampak
kemerahan (+) ,bengkak (-), nyeri
(+), panas (-) dan tidak ada
perubahan fungsi jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
- Leukosit :9.17 10ᵔ6/uL

Diagnosa Keperawatan (SDKI):


1. Nyeri akut b.d agen pencedraan fisik
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Efek prosedur invasif
XI. RENCANA KEPERAWATAN (Disusun Berdasarkan SLKI dan SIKI)
No Diagnosa Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri I. 08238
pencedera fisiologis tindakan asuhan
(prosedur operasi) keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam 1. Identifikasi
Data Subjektif : Diharapkan nyeri lokasi,karakteristik,durasi,
Klien mengatakan nyeri pasien berkurang frekuensi, kualitas, intensitas
P : Klien mengatakan atau menurun. nyeri
nyeri terutaama saat Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
bergerak Tingkat nyeri 3. Identifikasi respons nyeri non
Q: Nyeri seperti L.08066 verbal
disayat- sayat  Keluhan nyeri 4. Identifikasi faktor yang
R: nyeri pada payudara menurun memperberat dan
kiri  Meringis memperingan nyeri
S : Skala 5 menurun 5. Identifikasi pengetahua dan
T ; Nyeri hilang timbul  Sikap keyakinan tentang nyeri
protektif 6. Identifikasi pengaruh budaya
Data Objektif : menurun terhadap respon nyeri
- Klien Nampak  Gelisah 7. Identifikasi pengaruh nyeri
menahan nyeri menurun pada kualitas hidup
- Klien Nampak 8. Monitor keberhasilan terapi
 Kesulitan
meringis kesakitan komplementer yang sudah
tidur menurun
- Klien Nampak pucat diberikan
 Frekuensi
dan gelisah 9. Monitor efek samping
nadi membaik
- Terdapat luka post op penggunaan analgetik
tumor mammae,  Pola nafas
panjang luka sayatan membaik Terapeutik :
7 cm di payudara  Tekanan 1. Berikan teknik
mammae sinistra darah nonfarmakologis untuk
- Nampak luka bersih membaik mengurangi rasa nyeri (mis.
- Tanda tanda vital: Pola tidur TENS, hypnosis, akupresur,
TD: 120/80 mmHg membaik terapi music, biofeedback,
N: 86 x/m terapi pijat, aromaterapi,
S: 36.7 oC teknik imajinasi terbimbing,
RR: 21 x/m kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur (I.05174)
berhubungan denga rencana Observasi
keperawatan - Identifikasi pola aktivitas dan
Data Subjektif: selama 3x24 jam tidur
Klien mengatakan sulit maka Pola Tidur - Identifikasi factor
tidur dimalam hari dan (L.05045) pengganggu tidur (fisik
gampang terbangun saat membaik dengan dan/atau psikologis)
nyeri muncul kriteria hasil : - Identifikasi makanan dan
minuman yang mengganggu
Data objektif: - Keluhan sulit tidur (mis kopi, the, alcohol,
- Klien Nampak lesu, tidur menurun makan mendekati waktu tidur
pucat dan mata - Keluhan ,minum banyak air waktu
Nampak sayu sering terjaga tidur)
- Tanda tanda vital: Menurun - Identivikasi obat tidur yang di
TD: 120/80 mmHg - Keluhan tidak konsumsi
N: 86 x/m puas tidur
S: 36.7 oC menurun Terapeutik :
RR: 21 x/m - Keluhan pola
tidur berubah o Modifikasi Lingkungan
menurun (misnya pencahayaan
,kebisingan suhu,matras dan
tempat tidur )
- Batasi waktu tidur siang,jika
perlu
- Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin

- Sesuaikan jadwal pemberian


obat dana tau tindakan untuk
menunjang siklus tidur –
terjaga.
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan penggunaan obat
tidur yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
(mis psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja .
- Anjurkan Relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
Intervensi Inovasi yang
disusun yaitu : pemberian
Eye Mask dan Earplug
Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi I. 14539
berhubungan dengan tindakan asuhan
Efek prosedur invasiv keperawatan Observasi :
Data subjektif: selama 3x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala
klien mengatakan Diharapkan infeksi lokal dan sistemik
sudah dilakukan tingkat infeksi
Tindakan operasi menurun. Terapeutik :
pengangkatan kelenjar Kriteria hasil : 1. Batasi jumlah pengunjung
di payudara kiri. Tingkat infeksi 2. Cuci tangan sebelum dan
L.1413 sesudah kontak dengan pasien
Data objektif :  Kebersihan dan lingkungan pasien
- Terdapat luka post op tangan 3. Pertahankan teknik aseptik
eksisi tumor mammae meningkat pada pasien berisiko tinggi
sinistra dengan  Kebersihan
panjang luka sayatan badan Edukasi :
7 cm. meningkat 1. Jelaskan tanda dan gejala
- Kondisi luka op tidak  Kemerahan infeksi
Nampak kemerahan menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan
(+) ,bengkak (-), Nyeri menurun dengan benar
nyeri (+), panas (-) 3. Ajarkan etika batuk
dan tidak ada 4. Ajarkan cara memeriksa
perubahan fungsi kondisi luka atau luka operasi
jaringan. 5. Anjurkan meningkatkan
- Tanda tanda vital: asupan nutrisi
TD: 120/80 mmHg 6.
N: 86 x/m 7. Anjurkan meningkatkan
S: 36.7 oC asupan cairan
RR: 21 x/m
- Leukosit :9.17 Kolaborasi :
10ᵔ6/uL Kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu
XII.Implementasi Keperawatan
No. Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Dx
1 29/08/22 09;00 - Identifikasi Data subjektif:
WI0B lokasi,karakteristik,durasi,
- Klien mengatakan
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri nyeri

- Identifikasi skala nyeri P : Klien mengatakan


nyeri terutaama saat
10:00 - Kolaborasi pemberian
analgetic (toramine inj) bergerak
Q: Nyeri seperti
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk disayat- sayat
mengurangi rasa nyeri R: nyeri pada payudara
(Teknik relaksasi nafas
dalam) kiri
S : Skala 5
-
T ; Nyeri hilang timbul
- Klien mengatakan
bisa melakukan
Teknik relaksasi
nafas adalam
Data objektif:
- Klien Nampak
menahan nyeri
- Klien Nampak
meringis kesakitan
- Klien Nampak pucat
dan gelisah
- Terdapat luka post op
tumor mammae,
panjang luka sayatan
7 cm di payudara
mammae sinistra
- Nampak luka bersih
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
- Klien Nampak
mampu melakukan
Teknik relaksasi nafas
dalam yang benar

2 29/08/22 09:00 - Identifikasi pola Data Subjektif:


Wib aktivitas dan tidur - Klien mengatakan
sulit tidur dimalam
- Identifikasi factor hari dan gampang
pengganggu tidur terbangun saat nyeri
(fisik dan/atau muncul
psikologis) - Klien mengatakan
sebelum sakit klien
- Menganjurkan kepada tidak mempunyai
klien untuk permaalahantidurnya,
memodifikasi klien biasanya tidur
Lingkungan malam pukul 22:00
(misnyapencahayaan , WIB dan bangun
kebisingan pukul 05:00 WIB,
suhu,matras dan kurang lebih lamnya
tempat tidur ) 6-8 jam. Namun
pada saat di rawat
klien sangat sulit
tidur, sekalinya tidur
klien selalu
terbangun Ketika rasa
sakit tersebut muncul.
Klien mengatakan
tidur malam lamanya
5-6 jam
-
Data objektif:
- Klien Nampak lesu,
pucat dan mata
Nampak sayu
- Nampak menguap
pada saat dikaji
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m

3 29 08: - Kolaborasi pemberian Data subjektif:


00 antibiotic klien mengatakan
Wib sudah dilakukan
- Monitor tanda dan gejala Tindakan operasi
infeksi lokal dan sistemik pengangkatan kelenjar
di payudara kiri.

Data objektif :
- Terdapat luka post op
eksisi tumor mammae
sinistra dengan
panjang luka sayatan
7 cm.
- Kondisi luka op tidak
Nampak kemerahan
(+) ,bengkak (-),
nyeri (+), panas (-)
dan tidak ada
perubahan fungsi
jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m
- Leukosit :9.17
10ᵔ6/uL
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Ajarkan cara mencuci Data subjektif:
tangan dengan benar Klien megatakan
bersedia diajarkan cara
cuci tanagan

Data objektif:
Klien Nampak antusias
mengikuti cara cuci
tangan yang benar dan
klien mampu
memperaktekannya.
1 30/08/22 08;10 - Kolaborasi pemberian Data subjektif:
WI0B analgetic (toramine inj)
- Klien mengatakan
- Identifikasi nyeri
lokasi,karakteristik,durasi,
frekuensi, kualitas, P : Klien mengatakan
intensitas nyeri nyeri
10:00 - Identifikasi skala nyeri Q: Nyeri seperti
disayat- sayat
R: nyeri pada payudara
kiri
S : Skala 3
T ; Nyeri hilang timbul

Data objektif:
- Klien Nampak
menahan nyeri
- Klien Nampak masih
meringis kesakitan
- Terdapat luka post op
tumor mammae,
panjang luka sayatan
7 cm di payudara
mammae sinistra
- Nampak luka kotor
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 85 x/m
S: 36.1 oC
RR: 20 x/m
- Mengevaluasi teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri Data subjektif:
(Teknik relaksasi nafas klien mengatakan setiap
dalam) nyeri timbul selalu
diteraapkan Teknik
-
relaksasi nafas dalam

data objektif
- Klien Nampak
mampu melakukan
Teknik relaksasi nafas
dalam yang benar

2 29/08/22 09:00 - Identifikasi pola Data Subjektif:


Wib aktivitas dan tidur - Klien mengatakan
sudah mulai bisa
- Identifikasi factor ttidur meskpiun
pengganggu tidur sempat terbangun
(fisik dan/atau malam
psikologis) - Nyeri sudah
berkurang
-
Data objektif:
- Klien Nampak lebih
segar disbanding hari
kemarin

- Tanda tanda vital:


TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/m
S: 36.7 oC
RR: 21 x/m

- Anjurkan kebiasaan
menepati waktu tidur Data subjektif:
Klien mengatakan akan
mencoba menepati
waktu tidur
Datta objektif:
Klien Nampak antusias
mendengarkan saran
dari perawat.
3 29/08/2022 08: - Kolaborasi pemberian Data subjektif:
00 antibiotic klien mengatakan
Wib sudah dilakukan
- Monitor tanda dan gejala Tindakan operasi
infeksi lokal dan sistemik pengangkatan kelenjar
di payudara kiri.

Data objektif :
- Terdapat luka post op
eksisi tumor mammae
sinistra dengan
panjang luka sayatan
7 cm.
- Kondisi luka op tidak
Nampak kemerahan
(+) ,bengkak (-),
nyeri (+), panas (-)
dan tidak ada
perubahan fungsi
jaringan.
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 85 x/m
S: 36.1 oC
09;00 - evaluasi cara mencuci RR: 20 x/m
wib tangan dengan benar
yang sudah diajarkan Data subjektif:
Klien megatakan
bersedia diajarkan cara
cuci tanagan

Data objektif:
Klien Nampak antusias
mengikuti cara cuci
tangan yang benar dan
klien mampu
memperaktekannya.
No.D Tanggal Jam Evaluasi Akhir Paraf
x
1 29/08/2022 12:30 Subjektif: Santy
Klien mengatakan nyeri di area payudara
berkurang. Skala 3

Objektif:
- Klien Nampak masih meringis kesakitan
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 100 x/m
S: 36 oC
RR: 21 x/m

Analisa:
Masalah nyeri belum teratasi sebagian

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi nyeri
- Evaluasi ulang Latihan nonfarmakologi
rileksasi nafas dalam
- Kolaborassi pemberian analgetik

2 29/08/2022 12:30 Subjektif: Santy


Klien mengatakan belum bisa tidur

Objektif:
- Klien Nampak gelisih
- Nampak lesu, mata merah
- Tanda tanda vital:
TD: 130/80 mmHg
N: 100 x/m
S: 36 oC
RR: 21 x/m

Analisa:
Masalah anguan pola tidur belum teratasi
sebagian

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Mmodifikasi lingkungan
- Anjurkan kebiasaan menepati waktu
tidur

3 29/08/2022 12:30 Subjektif: Santy


- Klien mengatakan tidak ada keluhan
demam
- Klien mengatakan nyeri bekas luka post
op

Objektif:
- Klien Nampak tidak demam,
- Perban Nampak bersih
- S: 36 oC

Analisa:
Masalah resiko infeksi belum teratasi

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi local dan
sistemik
- Kolaborasi antibiotik
1 30/08/2022 12:00 Subjektif: Santy
Klien mengatakan nyeri di area payudara
berkurang. Skala 3

Objektif:
- Klien Nampak masih meringis kesakitan
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/m
S: 36 ,3oC
RR: 20 x/m

Analisa:
Masalah nyeri belum teratasi sebagian
Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi nyeri
- Kolaborassi pemberian analgetik

2 30/08/2022 12:00 Subjektif: Santy


Klien mengatakan belum bisa tidur

Objektif:
- Klien Nampak gelisih
- Nampak lesu, mata merah
- Tanda tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/m
S: 36 ,3oC
RR: 20 x/m

Analisa:
Masalah anguan pola tidur belum teratasi
sebagian

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur

3 30/08/2022 12:30 Subjektif: Santy


- Klien mengatakan tidak ada
keluhan demam
- Klien mengatakan nyeri bekas luka
post op skala 3

Objektif:
- Klien Nampak tidak demam,
- Perban Nampak bersih
- Tidak ada bengkak(-),
nyeri(+),panas(-) pus(-)
- S: 36 oC

Analisa:
Masalah resiko infeksi belum teratasi

Perencanaan:
Intervensi dilanjutkan
- Monitor tanda gejala infeksi local dan
sistemik
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Kolaborasi ppemberian antibiotik
XIII. Rangkuman Asuhan Keperawatan
Klien mengatakan mulai mengetahui ada benjolan di payudara sejak 2
bulan yang lalu, pada tanggal 22 agustus 2022 pasien mengurungkan diri untuk
memeriksa ke poli bedah rumah sakit sentra medika cibinong. Menurut dokter
klien didiagnosa tumor mammae dan harus dilakukan Tindakan operasi
pengangkatan benjolan tersebut dan dijadwalkan minggu depan. Pada tanggal 28
agustus 2022pkl 09: 39 WIB pasien masuk ke rumah sakit sentra medika cibinong
untuk dilakukan Tindakan operasi pada pukul 16:00 WIB. Pada saat penggkajian
tanggal 29/08/2022 pasien sudah dilakukan tindak operasi pengangkatan tumor di
paayudara kiri. Keluaha yang dirasakan oleh pasien saat ini nyeri di bagian
payudara kiri hilang timbul dan sulittt tidur. Klien mengatakan klien sebelumnya
tidak mempunyai Riwayat penyakit yang sama (tumor payudara), hipertensi (-)
Diabetes mellitus (-) disangkal. Klien mengatakan adiknya mempunyai Riwayat
tumor payudara sejak 2 tahun yang lalu dan dilakukakan pengangkatan tumor.
Hassil dari biopsy addalah tumor jinak, diagnose keperawatan muncul pada saat di
kaji oleh mahasiswa adalah Nyeri akut b.d agen pencedraan fisik, Gangguan pola
tidur berhubungan dengan kurang control tidur. Resiko infeksi berhubungan
dengan Efek prosedur invasive.

Anda mungkin juga menyukai