Anda di halaman 1dari 38

Neoplasma

payudara
Pendahuluan
Kelainan anatomi payudara yang paling sering
terjadi disebabkan oleh tumor.
Tumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas.
Tumor jinak memiliki karakter sel yang sangat
mirip dengan jaringan asalnya dan relatif tidak
berbahaya karena umumnya tumor jinak tetap
dilokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat
lain, dan mudah untuk dilakukan
pengangkatan tumor dengan pembedahan
lokal.
Tumor dikatakan ganas apabila dapat
menembus dan menghancurkan struktur
yang berdekatan dan menyebar ke
tempat yang jauh (metastasis) dan
umumnya dapat menyebabkan
kematian.
Kanker payudara merupakan kanker
yang sangat menakutkan kaum wanita,
disamping kanker mulut rahim.
Masalah etiologi yang belum diketahui;
masalah usaha-usaha pencegahan yang
sukar untuk dilaksanakan serta perjalanan
penyakit yang sukar diduga
Anatomi dan Fisiologi
Payudara terletak pada hemithoraks kanan
dan kiri dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas-batas payudara yang tampak dari luar:
- Superior : iga II atau III
- Inferior : iga VI atau VII
- Medial : pinggir sternum
- Lateral : garis aksilaris anterior.
Batas-batas payudara yang sesungguhnya:
- Superior : hampir sampai ke klavikula
- Medial : garis tengah
- Lateral : m.latissimus dorsi
Struktur Payudara
Payudara terdiri dari berbagai struktur :
parenkim epitelial, lemak, pembuluh darah,
saraf dan saluran getah bening, otot dan
fascia
FISIOLOGI

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang


dipengaruhi hormon:
Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup
anak melalui masa pubertas, masa fertilisasi, sampai ke
klimakterium dan menopouse.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan


daur menstruasi, sekitar hari ke-8 menstruasi payudara
jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Perubahan yang terjadi waktu hamil dan menyusui.


Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel
duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari
hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu di produksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melaui duktus ke puting susu
Terdapat 3 siklus kehidupan yang dapat
menggambarkan perbedaan fase reproduksi
pada kehidupan wanita yang berkaitan
dengan perubahan payudara, yaitu :
Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun)
terdapat pembentukan duktus dan stroma
payudara. Pada periode ini umumnya dapat
terjadi benjolan FAM dan juvenil hipertrofi
(perkembangan payudara berlebihan)

Periode reproduksi matang (25-40 tahun).


Perubahan siklus hormonal mempengaruhi
kelenjar dan stroma payuddara

Fase ketiga adalah involusi dari lobulus dan


duktus yang terjadi sejak usia 35-55 tahun
Tumor jinak payudara
Kelainan fibrokistik
Perubahan fibrokistik terjadi akibat dari
peningkatan dan distorsi perubahan siklik
payudara yang terjadi secara normal selama siklus
haid.
Perubahan fibrokistik dibagi menjadi perubahan
nonproliferatif dan perubahan proliferatif.
Perubahan nonproliferatif mencakup kista dan
fibrosis tanpa hiperplasia sel epitel (perubahan
fibrokistik sderhana).
Perubahan proliferatif mencakup serangkaian
hiperplasia sel epitel duktulus atau duktus banal
atau atipikal serta adenosis sklerotikans.
1. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang banyak
terdapat pada wanita muda, tidak melekat ke
jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan.
Benjolan ini biasanya tidak nyeri, bisa tumbuh banyak
(multipel).
Peningkatan aktivitas estrogen diperkirakan berperan
dalam proses pembentukannya, dan lesi serupa
mungkin muncul bersamaan dengan perubahan
fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma biasanya
teradi pada perempuan muda dimana insidensi
puncak pada usia 30-an.
Setelah menopause tumor jenis ini tidak ditemukan
lagi.
Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.
Pananganan fibriadenoma adalah melalui
pembedahan pengangkatan tumor.
2. Tumor filoides
Tumor phylloides adalah fibroadenoma besar di
payudara, dengan stroma serupa-sarkoma yang sangat
selular.
Tumor ini termasuk neoplasma jinak, namun kadangkala
dapat menjadi ganas.

3. Papiloma intraduktus
Papiloma intraduktus adalah pertumbuhan tumor
neoplastik di dalam suatu saluran air susu (duktus
laktiferus) dan 75% tumbuh di bawah areola payudara.
Lesi ini menimbulkan gejala klinis berupa : keluarnya
discharge serosa atau berdarah dari puting payudara;
adanya tumor subareola kecil dengan garis tengah
beberapa milimeter sehingga terlalu kecil untuk
dipalpasi; atau retraksi puting payudara (jarang terjadi).
4. Adenosis sklerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan
fibrokistik tetapi secara histopatologi tampak
proliferasi jinak.

5. Mastitis sel plasma


Tumor ini merupakan radang subakut yang
didapat pada sistem saluran di bawah areola
payudara. Gambarannya sulit dibedakan
dengan tumor ganas yaitu berkonsistensi
keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan
retraksi puting susu akibat pembentukan
jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa
terdapat pembesaran kelenjar getah bening
ketiak.
6.Nekrosis lemak
Biasanya disebabkan oleh cedera berupa
massa keras yang sering agak nyeri tetapi
tidak membesar. Kadang terdapat retraksi
kulit dan batasnya biasanya tidak rata.
Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor
ganas.

7. Kelainan lain
Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot
polos (leimioma), dan kista sebasea (kelenjar
minyak) merupakan tumor yang mungkin
terdapat di payudara tetapi tidak
bersangkutan dengan jaringan kelenjar
payudara.
Tumor ganas atau kanker
payudara
1. Ductal Carcinoma In-Situ (DCIS)
Merupakan tipe kanker payudara yang paling
dini dan terbatas hanya di dalam sistem duktus.

2. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)


Tipe yang paling sering terjadi, mencapai 78%
dari semua keganasan.
Pada pemeriksaan mammogram didapatkan lesi
berbentuk seperti bintang (stellate) atau
melingkar.
Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka
prognosis atau angka kesembuhan pasien
sangat rendah.
3. Medullary Carcinoma
Tipe ini paling sering terjadi pada wanita
berusia akhir 40 tahun dan 50 tahun.
Menghasilkan gambaran sel seperti bagian
abu-abu (medulla) pada otak. Terjadi
sebanyak 15% dari kasus kanker payudara.

4. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)


Tipe kanker payudara yang biasanya tampak
sebagai penebalan di kuadran luar atas dari
payudara. Tumor ini berespon baik terhadap
terapi hormon. Terjadi sebanyak 5% dari
kasus kanker payudara.
5.Tubular Carcinoma
Tipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50
tahun keatas. Pada pemeriksaan mikroskopik
gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi
sebanyak 2% dari kasus kanker payudara dan
angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.

6Mucinous Carcinoma (Colloid)


Kanker payudara yang angka kesembuhannya
paling tinggi. Perubahan yang terjadi terutama
pada produksi mucus dan gambaran sel yang sulit
ditentukan. Terjadi sebanyak 1%-2% dari seluruh
kasus kanker payudara.
7. Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Tipe kanker payudara yang paling agresif
dan jarang terjadi. Kanker ini dapat
menyebabkan saluran limfe pada
payudara dan kulit mjd buntu.
Disebut inflammatory (keradangan)
karena penampakan kanker yang
membengkak dan merah.
Diagnosis
Tumor payudara, terutama jenis yang ganas
pada umumnya tidak memiliki gejala di awal
dan hanya dapat dideteksi melalui
pemeriksaan fisik secara teliti atau skrining
menggunakan mammografi.
Selama fase premenstruasi, kebanyakan
wanita mengalami pembesaran serta benjolan
pada payudaranya serta payudara menjadi
mengeras.
Hal ini dapat mengaburkan pemeriksaan
payudara untuk mencari benjolan yang
dicurigai. Pemeriksaan sebaiknya diulangi lagi
1 bulan kemudian atau setelah periode
menstruasi berikutnya.
Anamnesis :
Keluhan, Perjalanan penyakit, Keluhan
tambahan, Faktor-faktor resiko tinggi,
Tanda-tanda umum keganasan yang
berhubungan dengan berat badan dan
nafsu makan.

Pemeriksaan fisik
Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak
nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-
mula kecil, makin lama makin besar, lalu
melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada
puting susu.
Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tertarik ke dalam (retraksi),


berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan
sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti
kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul
ulkus pada payudara.

Pendarahan pada puting susu.

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul


kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau
kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.

Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak


(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke
seluruh tubuh.
Faktor resiko
Keadaan-keadaan yg dpt menyebabkan seorang
wanita mendapat kanker payudara lebih tinggi dari
yang tidak mempunyai faktor tersebut yaitu:
Umur lebih dari 30 tahun
Anak pertama lahir pada usia ibu>35 tahun (2x)
Tidak kawin (2-4 x)
Menarche <12 tahun (1,7-4x)
Menopause terlambat >55 tahun (2,5-5x)
Pernah operasi tumor jinak payudara (3-5x)
Mendapat terapi hormonal yang lama (2,5x)
Adanya kanker payudara yang kontralateral (3-9x)
Operasi ginekolog (3-4x)
Radiasi dada (2-3x)
Riwayat keluarga (2-3x)
Stadium
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila
memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll.

Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,


namun yang paling banyak dianut saat ini adalah
stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM
yang direkomendasikan oleh UICC(International
Union Against Cancer dari WHO atau World Health
Organization) / AJCC(American Joint Committee
On cancer yang disponsori oleh American Cancer
Society danAmericanCollegeof Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari T yaitu Tumor size ,
N yaitu Node atau kelenjar getah bening regional
dan M yaitu metastasis atau penyebaran jauh.

T (Tumor size), ukuran tumor :


T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada
penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
keduanya , dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :
N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb
regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih
dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit
digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang
selangka (supraclavicula) atau pada kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum

M (Metastasis) , penyebaran jauh :


M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktot T,N,M
didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan didapatkan stadium kanker :

Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 /
T3 N1 M0 / T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1.
Pemeriksaan penunjang
USG
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan
nuklear skintigrafi.
Mammografi digunakan untuk skrining
rutin pada wanita di usia awal 40 tahun
untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Terapi
Tumor jinak payudara terapi dapat dibedakan
berdasarkan jenis-jenis tumor itu sendiri.

Papiloma Intraduktal
Eksisi lokal atau pengambilan benjolan dari
payudara merupakan terapi utama. Apabila
biopsi pada benjolan menunjukkan hasil atipikal
hiperplasia pada papiloma ini, maka risiko kanker
payudara meningkat dibandingkan dengan hasil
penyakit proliperatif dengan atipia.
Fibroadenoma
Pada saat FAM diketahui, diagnosis ini
dikonfirmasi dengan biopsi atau analisis sitologi
(sel). Biopsi tersebut dapat mengkonfirmasi
adanya sel keganasan.

Tumor Filodes Jinak


Tumor yang besar dan ganas dengan batas
infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi
(pengambilan jaringan payudara). Mastektomi
sebaiknya dihindari apabila memungkinkan.
Apabila pemeriksaan patologi memberikan
hasil tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit
dari seluruh area harus dilakukan agar tidak
ada sel keganasan yang tersisa.
Kanker payudara dapat dilakukan terapi :

Operable: Batasan stadium yang masih


operabel/kurabel adalah stadium IIIa.

Non operable : Stadium IIIb dan IV tidak


lagi mastektomi, melainkan paliatif.
Prognosis
Tumor payudara jinak, prognosis nya baik.

Sedangkan untuk prognosis kanker


payudara ditentukan oleh:
1. Staging [TNM}
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I : 5-10 tahun 90-80%
Stadium II : 70-50%
Stadium III : 20-11%
Stadium IV : 0%
Untuk stadium 0 : 96,2%
2. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma insitu mempunyai prognosis
yang baik dibandingkan dengan
karsinoma yang sudah invasif.

Kankerpayudara yang disertai gambaran


peradangan dinamakan mastitis
karsinomatosa, ini mempunyai prognosis
yang sangat buruk. Harapan hidup 2
tahun hanya 5%.
Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker
payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan
pada orang yang sehat melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan
terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan
melakukan deteksi dini.
Skrining melalui mammografi diklaim
memiliki akurasi 90% dari semua penderita
kanker payudara, tetapi keterpaparan
terus-menerus pada mammografi pada
wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Skrining dengan mammografi tetap dapat
dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun
dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat
rujukan untuk dilakukan mammografi setiap
tahun.
Wanita normal mendapat rujukan
mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan
pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara.

Tujuannya mengurangi kecatatan dan


memperpanjang harapan hidup
penderita, meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi
penyakit dan meneruskan pengobatan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai