Anda di halaman 1dari 29

FAM

FIBROADENOMA MAMMAE

Oleh :
Auleman Imanuel
Lukhy Z.Fathie
Definisi
Fibroadenoma adalah kelainan berupa tumor jinak pada
payudara yang sering pada wanita muda dan muncul
sebagai benjolan pada payudara. Kebanyakan wanita pada
usia dibawah 30 tahun.
Awalnya fibroadenoma muncul sebagai hasil dari
proliferasi yang tidak normal pada payudara yang
disebabkan oleh fluktuasi hormonal. Fibroadenoma
berhubungan dengan peningkatan resiko dari kanker
payudara, terutama ketika terdapat perubahan fibrokistik,
atau riwayat keluarga dengan kanker payudara.
Anatomy Payudara
 Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu jaringan kelenjar
dan jaringan stromal.
 Jaringan kelenjar meliputi lobus dan duktus.
 Sedangkan jaringan stromal meliputi jaringan lemak dan jaringan ikat.
Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral yang
berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan costae atau
intercostae kelima sampai keenam.
 Jaringan kelenjar membentuk 12 hingga 25 lobus yang tersusun radier di
sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi
jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus – lobus.
 Jika dilihat melalui potongan sagital, maka struktur payudara terdiri atas
beberapa lapisan, dari luar ke dalam, yaitu : kulit, jaringan lemak
subkutaneus, stroma (jaringan fibroglandular) yang di dalamnya terdapat
pula duktus laktiferus, fascia pektoralis, m. pektoralis dan tulang iga.
Fisiologi Payudara
 Payudara normal yang belum berkembang terdiri atas jaringan kelenjar dan
jaringan fibrosa yang dikenal sebagai stroma. Jaringan kelenjar memproduksi
susu dan berada pada alveoli. Sekelompok alveoli membentuk lobules yang akan
membentuk duktus dan duktus akan berakhir di puting.
 Perkembangan payudara berlangsung 3-5 tahun dan melibatkan peningkatan
penimbunan lemak, dan penyusunan duktus dan lobulus baru. Perkembangan ini
distimulasi oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual wanita bulanan,
estrogen merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara ditambah
dengan deposit lemak untuk member massa pada payudara. Selain itu,
pertumbuhan yang jauh lebih besar terjadi selama keadaan kadar estrogren yang
tinggi pada kehamilan, dan kemudian hanya jaringan kelenjar saja yang
berkembang sempurna untuk pembentukan air susu.
 Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi oleh hormon.
 Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,
masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas,
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya
asinus.
 Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke –
8 haid, payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang – kadang timbul benjolan yang nyeri
dan tidak rata
 Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. (5)Sekresi hormon prolaktin dari
hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel – sel alveolus,
mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
Etiologi
 Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus,
yaitu asinus atau duktus terminalis dan jaringan fibroblastik.
 Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat
digerakkan, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet
berukuran satu sampai dengan empat sentimeter, dan banyak
ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada
penderita yang right handed. Benjolan ini dapat bertambah
besar satu sentimeter dibawah pengaruh estrogen haid normal.
Faktor resiko
 Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria
 Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga
kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
 Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1,
BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
 Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
 Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya tumor payudara.
 Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
 Terpapar radiasi
 Intake alkohol
 Pemakaian kontrasepsi oral
Patofisiologi
 Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel.
Peningkatan mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam
pembentukannya. Kira – kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara
spontan tiap tahunnya dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma
berhenti setelah mencapai diameter 2 – 3 cm. Fibroadenoma hampir tidak
pernah menjadi ganas.
 Fibroadenoma jarang ditemukan pada wanita yang telah mengalami
postmenopause dan dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya,
fibroadenoma dapat berkembang dengan cepat selama proses kehamilan,
pada terapi pergantian hormon, dan pada orang – orang yang mengalami
penurunan kekebalan imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat
menyebabkan keganasan.
Klasifikasi
 Common fibroadenoma
memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel fibroadenoma. Sering ditemukan
pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat
dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas,
dan bergerak sangat bebas.
 Giant fibroadenoma
Adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter lebih
dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari
seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada
wanita hamil dan menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran
yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant
fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak
simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan
dan pengangkatan terhadap tumor ini.
 Juvenile Fibroadenoma
Biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus
fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi
yang multiple atau bilateral.
Klasifikasi Secara Histopatologi
 Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
 Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
 Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-
panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau.
Diagnosis Klinis
 Anamnesis
Anamnesis harus diawali dengan pencatatan identitas pasien secara lengkap, keluhan apa yang
mendasari penderita untuk datang ke dokter. Keluhan ini dapat berupa massa di payudara yang
berbatas tegas atau tidak, benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat pada jaringan di
bawahnya, adanya nyeri, cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara, kemerahan,
ulserasi sampai dengan pembengkakan kelenjar limfe.
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya, kemudian perhatikan bentuk
kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi adanya kulit berbintik seperti kulit
jeruk, ulkus dan benjolan.
 Palpasi
Lebih baik dilakukan berbaring dengan bantal tipis dipunggung sehingga payudara terbentang
rata. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien atau oleh klinisi menggunakan telapak
jari tangan yang digerakan perlahan–lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara.
Benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah ditemukan pada
posisi duduk. Perabaan aksila pun lebih mudah dilakukan dalam posisi duduk. Dengan memijat
halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran cairan, darah, atau nanah.
 SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri). Tujuan dari pemeriksaan
payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada
payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan
angka kematian.
 • Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan
perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada
puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting
susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
 • Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di
belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi
seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil
akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama
pada payudara bagian bawah.
 • Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah
cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran
dan kontur payudara.
 • Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan,
telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk
lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan,
rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama
terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
 • Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan
dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan
kanan.
 • Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri
dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan
jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara
kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat
lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Kemungkinan Penyebab Patologis
Presentasi Klinis < 25 tahun 25-35 tahun 35-55 tahun >55 tahun
 Benjolan
mobile FAM FAM FAM, Phyloides
Phyloides
 Benjolan Jarang Fibrokistik Fibrokistik Jarang
berbatas tegas
Benjolan Jarang Karsinoma Karsinoma Karsinoma,
Nekrosis lemak
keras dan melekat
Discharge Jarang Jarang Duktus eksatia Duktus eksatia
papila
 Ulserasi
papila Adenoma Adenoma Paget disease, Paget disease,
papila papila Adenoma Adenoma papila
  papila
Tanda atau Gejala Dasar Patologis
Benjolan  
• Difus Fibrosis, hiperplasia eptel dan kista pada perubahan fibrokistik
• Soliter Neoplasma atau kista soliter
• Mobile Neoplasma jinak (biasanya FAM)
• Melekat Neoplasma Invasif (karsinoma)

Gambaran Kulit
• Edema (peau d’orange)  Gangguan aliran limfe akibat karsinoma  
• Berkerut atau berlekatan Invasi kulit akibat karsinoma
• Eritema Aliran darah meningkat akibat radang atau tumor
Pemeriksaan Penunjang
 Ultrasonography (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval
atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter
anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic
sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul,
gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yang
disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.
Mammografi
 Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa berbentuk
bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100 mm.
Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar
sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang
lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang
diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma
biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus – lobus. Pada
wanita postmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang
dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen
jaringan ikat.
MRI
 Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau
oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-
based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense atau
isointense.
Pemeriksaan Histologi
Dengan FNAC (Fine-needle aspiration cytology)diperoleh diagnosis tumor
apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan sayatan atau mengiris
jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat
tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil
pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di
bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti
berikut
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa)
dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).
c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar
pendek uniform.
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB)
 Pemeriksaan histology dapat dilakukan dengan menggunakan jarum halus
seperti Trucut atau Corecut dibawah anaesthesi local. Sitologi didapatkan
dengan menggunakan jarum Gauge 21 atau 23 dan spoit 10cc. Pemeriksaan ini
hanya dianjurkan untuk dilakukan pada wanita dengan usia lebih tua guna
menyingkirkan kemungkinan terjadinya keganasan pada payudara. “Fine-
needle aspiration biopsy” (FNAB) berguna dan merupakan suatu teknik yang
akurat dengan sensitivitasnya lebih dari 90%.Ia mendiagnosis kehadiran sel-sel
maligna, tetapi tidak member informasi tentang tingkatan (grade) tumor atau
jika terdapat invasi ke jaringan sekitar.“Fine-needle aspiration” (FNA) pada
kista payudara berfungsi sebagai terapeutik dan diagnostik.(18)
Diagnosis Banding
 Cystosarcoma Phyllodes.
 Papilloma.
 Kista Payudara.
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsi
 Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk
memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka.
Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi
di payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu
 Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
 Circumareolar Incision
 Curve/Semicircular Incision
 Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas,
tetapi hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan
hanya untuk fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar
2 cm di sekitar batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan
untuk mengangkat tumor yang besar dan berada di daerah lateral
payudara.
Prognosis
 Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun
penderita mempunyai resiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara. Bagian yang tidak
diangkat harus diperiksa secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai