Anda di halaman 1dari 16

unday, may 16, 2010

Fibroadenoma Mammae (Radiology)


FIBROADENOMA MAMMAE
PENDAHULUAN
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses hyperplasia atau proliferatif pada
satu unit ductus terminalis; perkambangannya dianggap suatu kelainan dari perkembangan normal. Penyebab
tumor ini tidak diketahui. Sekitar 10% fibroadenoma menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan
berhenti bertumbuh setelah mencapai ukuran 2-3 cm. Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita
muda, umumnya 20 tahun pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit
hitam dan terjadi pada umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien. 1
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. Setelah menopause,
tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan
simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah
digerakkan kesana kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.
Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multiple. Pada masa adolesens, fibroadenoma bisa terdapat dalam
ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause,
saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma harus di ekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus
membesar.2
Gambaran Radiologi memegang peranan penting dalam penanganan pasien dengan
kanker payudara. Hal Ini mencakup berbagai macam teknik baik untuk diagnosis awal
kanker payudara dan pada follow up pasien setelah mereka menjalani berbagai
perawatan. Saat ini ketika pasien datang dengan temuan klinis sugestif dari karsinoma payudara,
mereka kemudian melakukan pemeriksaan mamografi dan ultrasonografi untuk lebih mencirikan
potensi lesi. Biopsi spesimen selanjutnya diperoleh untuk mendapatkan diagnosis patologis
Setelah diagnosis kanker payudara adalah ditegakkan, kelompok dokter akan merencanakan penanganan bagi
pasien tersebut, yang mungkin akan melibatkan kombinasi
operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan perkembangan
pencitraan resonansi magnetik (MRI) dan positron emisi tomografi (PET), yang keduanya telah mengasumsikan
peranan yang semakin penting dalam pencitraan radiologis tumor. Hal ini karena modalitas pencitraan
fungsional dapat lebih manggambarkan ciri tumor. Kunci keberhasilan dari modalitas pencitraan fungsional
adalah bahwa mereka dapat menunjukkan apakah akan diberikan pengobatan yang efektif. Berbekal informasi
ini, dokter dapat menyesuaikan rencana pengobatan3
EMBRIOLOGI
Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio, yaitu berupa penebalan
ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari aksila sampai ke region inguinal.
Pada manusia, golongan primate gajah, dan ikan duyung, dua pertiga kaudal dari garis tersebut segera
menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah
lahir, pada bayi dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh.
Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya system duktus dan tumbuhnya
asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen
ibu didalam di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir, kadar hormone ini menurun, dan ini merangsang
hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan perubahan pada payudara.2
ANATOMI
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar
dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12
sampai 20 lobulus kelenjar yang masing masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yanhg disebut duktus
laktiferus. Di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin
terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang
memberi rangka untuk payudara2
Bentuk, fungsi, dan patologi payudara wanita terus berubah seiring bertambahnya usia dalam kehidupan.
Pertumbuhan sistem penghasil susu ini tergantung pada faktor-faktor hormonal yang terjadi dalam dua urutan,
pertama pada masa pubertas dan kemudian pada saat terjadinya kehamilan. jaringan payudara bereaksi
terhadap estrogen dan progesteron yang terstimulasi selama siklus menstruasi. struktur payudara yang
makroskopik dapat dengan mudah diidentifikasi dengan cukup baik oleh alat-alat sonographic 5
payudara dapat dibagi menjadi empat daerah : 5
- Kulit, puting, jaringan subareolar
- region Subkutan
- Parenkim (antara daerah subkutan dan retromammary)
- region Retromammary.

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a. mammaria interna, a.torakalis
lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh
cabang pleksus servikalis dan n.interkostalis. jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Ada
beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pascabedah, yakni
n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian
medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa
di daerah tersebut.2
Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n.torakodorsalis yang mengurus m.latissimus
dorsi, dan n.torakalis longus yang mengurus m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada
mastektomi dengan diseksi aksila.2
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75%ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari
bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat
rata rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena
brakialis. Saluran limf dari seluruh payudara mengalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral
aksila,kelenjar aksila bagian dalam,yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar
servikal bagian kaudal dalam di fosa supraklavikuler2
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh
mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum
hepatis ke hati, pleura, dan payudara kontralateral.2
FISIOLOGI
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah mulai dari
masa hidup anak melalui masa pubertas,masa fertilitas sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.2
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid, payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik,terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammografi
tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang2
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel
duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari
hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke putting susu.2
ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma
mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari
fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi
atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang
atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.6
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20
tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita
dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9%
populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami
fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih
tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia
muda.6
Faktor risiko kanker payudara pada wanita7
1. Riwayat adanya kanker payudara
2. Mutasi BRCA1 atau BRCA2
3. Bertambahnya usia
4. Menarche terlalu dini
5. Menopause yang lama
6. Nullipara
7. Kelahiran pertama setelah umur diatas 30 tahun
8. Atypical lobular hyperplasia atau atypical ductal hyperplasia
9. Exposure Radiasi pengion
10. Penggantian estrogen postmenopausal jangka panjang
DIAGNOSIS
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination),
dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). 6
Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari
palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll.6
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala-gejala seperti berikut untuk membedakanya dengan lesi massa yang
jinak lainnya pada mammae8
penyakit Fibrocystic: massa bilateral yang nyeri, fluktuasi cepat dalam ukuran massa, gejala-gejala meningkat
selama fase premenstruasi
Fibroadenoma: bulat, massa mudah digerakkant
ntraductal papilloma: puting susu berdarah yang sifatnya unilateral
Nekrosis lemak: massa dengan kulit atau putting retraksi
Mastitis atau abses mammae : eritema, dan indurasi
Mammografi
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis
wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan
mammography,sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal,
sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Dengan mammografi dapat ditemukan
benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis
dicurigai ada tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa-apa, pemerikaan harus dilanjutkan dengan
biopsy sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya bila mammografi positif dan secara
klinis tidak teraba tumor, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pungsi atau biopsy di tempat yang ditunjukkan
pada foto tersebut.2,6
Berikut ini adalah Indikasi pemeriksaan mammografi : 2
1. Evaluasi benjolan yang diragukan atau perubahan samar di payudara
2. Mamma kontralateral jika(pernah)ada kanker payudara
3. Mencari karsinoma primer jika ada metastasis sedangkan sumbernya tidak diketahui
4. Penapisan karsinoma mammae pada risiko tinggi
5. Penapisan sebelum tindak bedah plastic atau kosmetik
Gambar 3 mammogram konvensional menunjukkan dua massa yang berdekatan,ditandai oleh satu panah
Dikutip dari kepustakaan 3
Tujuan dari mamografi adalah untuk mendeteksi adanya karsinoma mammae pada tahap awal sebelum adanya
keterlibatan kelenjar getah bening, dan massa sekecil apapun harus sebisa mungkin dideteksi dan menentukan
jenis massa tersebut. Serta memberikan Kesempatan kepada pasien untuk memilih berbagai macam pilihan
pengobatan yang mungkin akan membuat prognosisnya menjadi lebih baik,9
Setelah dilakukan pemeriksaan mamografi,pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan USG tambahan telah
mengambarkan adanya massa, maka selanjutnya massa itu dapat dikategorikan sebagai massa yang jinak, atau
ganas dengan menganalisis gambaran klinisnhya. American College of Radiologi (ACR) telah mengembangkan
standar sistem pelaporan(breast Imaging reporting and data System) menggunakan istilah deskriptif yang
konsisten untuk massa dan kalsifikasi. Dalam sistem ini,massa dicirikan sebagai bentuk (bulat, oval, lobular,
tidak teratur), tepi (terbatas, microlobulated, kabur, tidak jelas) dan densitas (relatif terhadap jaringan
fibroglandular sekitarnya). Setiap densitas jaringan lunak yang diidentifikasi pada mammogram atau massa
yang dianggap selama pemeriksaan fisik dapat dilihat dalam Tabel . Tak satu pun dari gejala ini yang berdiri
sendiri melainkan bergantung satu sama lain, mereka dapat mengakibatkan kemungkinan keganasan untuk
masing-masing lesi.9
lokasi
Pentingnya fitur ini adalah untuk mengetahui bahwa beberapa massa dan kalsifikasi
tidak berada dalam payudara sama sekali. Tahi lalat, keloid, dan yang melekat kekulit atau diproyeksikan di atas
payudara yang mensimulasikan massa payudara dapat diidentifikasi oleh teknologi dan diagram pada lembar
informasi pasien yang menyertai film. Untuk menghilangkan keraguan tentang asal jaringan lunak
extramammary yang terlihat pad mammogram ini, maka penanda radiopaque kecil dapat ditempatkan pada kulit.
9
Untuk massa pada payudara, lokasi beserta fitur-fitur lainnya dapat membantu menunjukkan jenis massa.
Lokasi dari massa payudara tidak dapat digunakan untuk menentukan Jenis massa tersebut. Karsinoma,
fibroadenoma, dan kista dapat terjadi pada setiap region di jaringan payudara. 9
Bentuk
Seperti halnya fitur-fitur lain dari massa, bentuk adalah fitur yang spesifik. Karsinoma dapat berbentuk bulat,
oval, atau amorf, dan tepi massa yang tidak teratur manggambarkan bahwa
lesi tersebut tidak jinak. Fibroadenoma sering lobulated dan dapat berbentuk bulat pada mamografi, tetapi
mereka sering berbentuk oval setidaknya dalam satu tampilan. Panjang axis dari fibroadenoma biasanya sejajar
dengan permukaan kulit seperti terlihat dalam ultrasound. Tapi banyak karsinoma juga dapat memiliki gambaran
seperti ini.9

Ukuran
Ukuran massa sangatlah penting jika lesi tersebut merupakan suatu karsinoma. Meskipun banyak
densitas jaringan lunak kurang dari 1 cm adalah merupakan massa yang jinak, mammography yang teliti
diperlukan untuk mengevaluasi hal tersebut. Untuk massa yang kecil, perubahan ukuran sangatlah penting.
Para Radiologists harus secara aktif mencari perkembangan densitas. Peningkatan mammographic satu atau
dua mm dapat dikaitkan dengan perbedaan di
kompresi atau posisi. Dalam membandingkan massa dengan USG, orientasi massa
dalam dua proyeksi dan permukaa anatomi sekitarnya harus sama pada pada pemeriksaanberturut-turut. 9
Tepi
Fitur yang digunakan untuk menggambarkan massa, identifikasi tepi massa adalah hal yang paling penting.
Massa dengan batas-batas yang tidak teratur, atau tidak jelas akan cenderung ganas,visualisasi dari semua
massa tergantung pada densitas dari jaringan fibroglandular yang mengelilinginya dan fasilitas dengan teknik
mammographic untuk menunjukkan lesi tersebut.9
Densitas
massa dengan tepi yang tajam yang yang terdiri dari densitas rendah lemak atau atau bahkan yang banyak
lemak menunjukkan massa yang jinak. lesi dengan densitas Campuran seperti hamartomas, galactoceles, dan
kelenjar getah bening intramammarys juga menunjukkan suatu massa yang jinak. massa, yang mungkin akan
menampilkan lapisan fluida-fluida pada pandangan lateral. 9
Kalsifikasi
Dalam kaitannya dengan massa, kalsifikasi yang kasar atau kalsifikasi yang lebih kecil
di pinggir sebuah fibroadenoma Untuk kalsifikasi, fitur diagnostik yang paling penting adalah morfologi partikel,
setara dengan pentingnya tepi yang detail untuk massa. Meskipun tepi teratur
massa bulat atau oval kecil, kalsifikasi baru mulai terbentuk dalam fibroadenoma 9
Sitologi
pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari pungsi dengan jarum halus(FNA=fine needle aspiration
biopsy) dapat dipakai untuk menentukan apakah akan segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau
akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan ekstirpasi. Hasil positif pada
pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal karena hasil positif palsu selalu dapat terjadi,
sementara hasil negative palsu sering terjadi.2
Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum
yang dimasukkan pada suntikan.Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah
mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut :6
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel
kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau
bercabang (intrakanalikuler);
c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
Terapi (treatment)
penanganan fibroadenoma mammae adalah dengan enukleasi melalui sayatan yang sangat mementingkan segi
kosmetik. Sementara pengobatan menghasilkan beberapa perbedaan dalam ukuran payudara, payudara yang
tersisa akan berkembang menjadi normal dalam beberapa bulan. Eksisi luas atau mastektomi adalah
kontraindikasi.Meskipun beberapa fibroadenoma yang besar dapat muncul dengan gambaran histology yang
agresif dan bahkan mungkin sulit ubtuk dibedakan dengan tumor Phyllodes, dimana gambaran klinisnya benarbenar jinak. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini akan kambuh atau bermetastasis.11
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:6
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya
dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara
perlahan.6
posted by s.j.mail at 7:04 am
labels: medical option

fibroadenoma mammae
BAB I
KONSEP DASAR

Pengertian
Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya
jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan
dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas ( Soelarto R, 1995 :
355 ).
FAM adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan berasal dari jaringan fibrosa ( masenkim )
dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara sehingga tumor ini disebut tumor campur.
(http://syarif.insancendekia.org/?p=4.22juni08.21.00).
FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan ( Sylvia A. Price,
1995 : 1141 )
Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2cm ( Corwin, 2001 : 596 )
Tumor berasal dari bahasa latin tumere, yang berarti bengkak, merupakan salah satu dari lima karakteristik
inflamasi. Namun istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang
tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan menjadi dua yaitu tumor jinak ( benigna ) dan tumor ganas
( maligna ). (http://id.wikipedia.org/wiki/tumor.26juni08.11.00 ).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Fibroadenoma Mammae adalah tumor jinak yang
menyerang wanita muda dimana tumor tersebut berbentuk bulat, berbatas tegas, kenyal, mudah digerakkan
yang berasal dari jaringan fibrosa dan jaringan glandular yang terdapat di payudara. Penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan.
Penyebab
Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang mempengaruhi timbulnya tumor ini
antara lain :
Konstitusi genetika
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker.
Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama.
Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker payudara.
Pengaruh hormone
FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil
karena produksi hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah.
Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker.
Makanan
Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.
Radiasi daerah dada
Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.
Patofisiologi
Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus
tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat
terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor.
Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal
sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus- lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada
nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan
rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi
dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae.
Karena fibroadenoma mamae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat
tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah di ambil akan di
bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setiap kelainan pada payudara h

Manifestasi klinik
Tanda gejala fibrosis mamae khas berupa daerah yang nyeri, lunak (terutama menjelang menstruasi),
biasanya berbatas tegas dengan konsistensi yang meningkat. Sering kepadatan dan ketegangan berkurang
setelah menstruasi, tidak terdapat tanda- tanda bahwa kelainan ini merupakan predisposisi kanker.
Melalui pemeriksaan mikroskopi fibroadenoma mammae akan terlihat :
Tampak jaringan tumor yang berasal dari masenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (kelenjar
epitel) yang berbentuk lobus-lobus.
Lobuli terdiri dari jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau
bercabang (intrakanalikuler)
Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
(http://syarif.insancendekia.org/?p=4.22juni08.21.00 ).
Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah :
Mammography
Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang
dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografy, keganasan dapat memberi
tanda-tanda primer dan skunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya
perbedaan yang nyata anatara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan
distensi pada struktur arsitektur payudara. Tanda skunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan
jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma, dan adanya
metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas) (Mansjoer A, 2000:284).
Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun atau 70 tahun.
Ultrasonography (USG) payudara
Untuk mendeteksi luka- luka pada daerah- daerah padat pada payudara usia muda karena fibroadenoma
pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi.
Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan
antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnostik yang lebih tinggi (Mansjoer A, 2000:284).
Aspirasi
Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration Cytologi (FNAC). Pada FNAC
akan diambil sel dari fibroadenoma mammae dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil
pengambilan akan di kirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.
(http://syarif.insancendekia.org/?p=4.22juni08.21.00).
Xeroradiography
Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan suatu pelapis selenium
bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana tempatkan film hitam putih sinar X mammography.
Thermograpy
Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari payudara dengan menggunakan
sinar infra merah.
Biopsi Payudara
Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak, berbahaya atau tidak berbahaya
dengan mengambil jaringan dari penderita secara bedah untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik.
Pelaksanaan yang dilakukan adalah :
Untuk mendapatkan diagnosis pasti hanya dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi yang dilakukan
dengan :
Biopsi eksisi
Dilaksanakan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya bila
tumor <5cm (Mansjoer A, 2000:284).
Eksterfasi FAM adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk pengangkatan tumor yang

terdapat pada mammae atau payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan maka
akan terjadi penambahan pada masa tumor dan tumor ini terdapat dibawah kulit dan mempunyai selaput
atau seperti kapsul, mudah digoyangkan, dan lunak (Sumiardi, 1995:144).
Eksterfasi FAM adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat tumor mammae
(Barbara C. Long, 1996:511).
Terapi dari fibroadenoma mammae dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk
payudara, tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di ganti oleh jaringan normal
secara perlahan.
Biopsi insisi
Dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan untuk tumor yang
inoperabel atau lebih besar dari 5 cm (Mansjoer A, 2000:284).
Tujuan dilakukan tindakan pembedahan ini adalah :
Untuk menegakkan diagnosa.
Untuk memperkecil penyebaran tumor.
Untuk mengetahui apakah tumor ini ganas atau tidak dengan cara pemeriksaan Patologi Anatomi terlebih
dahulu.
Fokus Intervensi
Masalah yang muncul pada pasien post operasi FAM adalah :
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol.
Nampak rileks dan mampu istirahat dengan normal.
Intervensi :
Dorong pasien untuk melaporkan nyeri.
Rasional : mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgetik.
Kaji nyeri, catat lokasi, lamanya, dan intensitas.
Rasional : penentuan skala tersebut menentukan metode yang baik untuk evaluasi subjektif.
Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan nyeri atau menghilangkan nyeri.
Rasional : dapat menyebutkan pencetus atau faktor pemberat.
Berikan tindakan yang nyaman.
Rasional : meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.
Kolaborasi pemberian obat analgetik dan antibiotik.
Rasional : nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk memudahkan istirahat
adekuat dan penyembuhan ( Doenges, 2000 : 481 ).
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya.
Kriteria hasil : Persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh sendiri.
Intervensi :
Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional : menumbuhkan rasa percaya.
Diskusikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan operasi dan pemeriksaan.
Rasional : memberikan pemahaman lebih tentang tindakan pengobatan.
Beri dorongan pada pasien untuk mengidentifikasi perasaannya tentang masalah-masalah aktivitas seksual
dan mendiskusikan perasaannya dengan pasangannya.
Rasional : pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.
Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung.
Rasional : memberikan tempat untuk pertukaran masalah dengan orang lain dengan masalah yang sama.
( Judith M. Wilkinson, 2007: 34)
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan
Kriteria hasil : pasien dan keluarga mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
Intervensi :

Kaji tingkat pendidikan dan pengetahuan klien dan keluarga.


Rasional : mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman pasien pada materi yang akan disampaikan.
Berikan penjelasan tentang penyakit dan perawatannya.
Rasional : pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya, dapat meningkatkan kekuatan pada program
dan mengurangi tingkat kecemasan.
Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis dan efek samping.
Rasional : meminimalkan efek samping obat yang bisa menimbulkan efek buruk bagi klien.
Dorong keluarga untuk bertanya ( Carpenito, 2000:289 )
Rasional : meningkatkan status mental pasien dan berusaha mendengarkan apa yang dikeluhkan pasien.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terdapatnya pintu masuk organisme.
Kriteria hasil : meningkatkan waktu penyembuhan luka.
Intervensi :
Kaji balutan luka, awasi tanda-tanda infeksi pada insisi. ( Doenges, 2000 : 754 ).
Rasional : pengenalan diri terjadinya infeksi dapat memampukan pengobatan dengan cepat.
Tekankan teknik aseptik dalam perawatan.
Rasional : meminimalkan faktor yang menyebabkan infeksi.
Tekankan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.
Rasional : meminimalkan faktor yang menyebabkan infeksi
Pantau hasil laboratorium. (Juditt M. Wilkinson, 2007:263 )
Rasional : pada infeksi terjadi peningkatan lekosit.
Kolaborasi pemberian antibiotik. ( Doenges, 2000:754 )
Rasional : mengobati infeksi dan meningkatkan penyembuhan.
arus dipikirkan ganas sebelum dinyatakan tidak (Arif Mansjoer, 2000:283 ).
Diposkan oleh Ayik Zulaikha di 01.30

.5. PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS


Terapi fibroadinoma mammae adalah eksisi dengan anastesi
lokal. Bila penderita muda, dan lesi kecil, diagnosa dapat ditegakkan dengan aspirasi jarum
halus, bila penderita tidak menginginkan biopsi dengan eksisi. (samapai kini belum ada
publikasi ilmiah tentang penyelidikan terhadap fibroadinoma, yang tetap dibiarkantanpa
tindakan, hal ini harus diberitahukan kepada penderita yang menolak pembedahan).3
Fibroadinoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harusdiangkat, karena dapat menyebabkan
nyeri, dan dapat bertumbuh terus.3 Prognosis dari fibroadinoma mammae adalah baik, bila
diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisi dari hasil operasi dapat
kambuh kembali.3

FIBROADENOMA MAMMAE
Posted on 7 November 2009 by dinda

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan
usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor
payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang
mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan
adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
1. DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor
ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Secara histologi:
intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur
dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar
atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
Common Fibroadenoma
Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
Juvenile fibroadenoma pada remaja.
2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya
akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon
estrogen meningkat.
3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet
4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma
fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular,

5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan
pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau
ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa
terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan
sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan
memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma
tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis
terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan
pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja.
Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan
tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.

7. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari
massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40
lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin
memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara
di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon
prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive
organ.

ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab.

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien
pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
b. Riwayat Keseahatan Sekarang
Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena prosedur pembedahan, aktifitas menurun,
nafsu makan menurun, stres/ takut terhadap penyakit dan harapan yang akan datang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka statistik akan menunjukan bahwa
FAM sering ditemukan pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga.
3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya.
Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan
dilakukan.
Kadang kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa tidak
orang lain saja yang sakit.
Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya.
4. RIWAYAT SPIRITUAL
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadah.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
LED meningkat.
Serum alkali pospalse meningkat.
Hipercalsemia.
b. Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.

B. KEMUNGKINAN DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.
3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan
operasi.

C. PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
Tujuan : nyeri bisa diatasi, rasa nyaman dapat dipenuhi.
Dengan kriteria :
- Nyeri berkurang.
- Rasa nyaman terpenuhi.
Intervensi :
* Kaji faktor faktor yang dapat menurunkan toleransi klien terhadap nyeri dan
diskusikan alasan mengapa klien mengalami peningkatan nyeri.
* Alihakan perahatian klien pada waktu serangan nyeri akut, seperti : nafas dalam,
membaca koran, mendiskusikan hal hal yang menarik.
* Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri.
* Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan.
* Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat obat analgetik.
2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.
Tujuan : kecemasan klien dapat teratasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara terbuaka.
- Klien dapat bekerja sama dalam tindakan.
- Klien terlihat tenang.
Intervensi :
Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga.
Gunakan komunikasi efektif dan mudah dipahami.
Monitor tingkat kecemasan melalui observasi.
Pertahankan lingkungan yang aman dan tenang.
Berikan penjelasan tentang pentingnya operasi.
Anjurkan klien untuk mendekatkan diri pada tuhan.
3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan
operasi.
Tujuan : klien mengerti tentang penyakitnya dan manfaat dari operasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan penerimaannya tentang penyakit yang dideritanya.
- Klien tampak lebih tenang.
- Klien berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan.
Intervensi :
Berikan penjelasan pada klien manfaat dari operasi.
Perbaiki persepsi klien yang salah dengan memberikan informasi yang adekuat.
Beri contoh pada klien orang yang pernah mengalami operasi yang sama dan
mammaenya dapat berfungsi dengan baik.

sumber : http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/fibro-adenoma-mammae.html

FIBROADENOMA
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. Setelah
menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat
atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat
ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari. Biasanya fi broadenoma
tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fi broadenoma tumbuh
multipel. Pada masa adolesens fi broadenoma bias terdapat dalam ukuran yang besar.
Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat
rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan
terus membesar. Jadi, merupakan tumor jinak payudara yang paling sering pada kuadran lateral
atas dan sering ditemukan pada masa reproduksi (< 30 tahun)
Patofi siologi
Mungkin akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebih terhadap estrogen (menjadi
mammary displasia). Menjelang haid tampak sedikit pembesaran, kehamilan merangsang
pertumbuhan dan pada saat menopause terjadi regresi
Makroskopis
1. Tumor bersimpai berwarna putih keabu-abuan, pertumbuhan kelenjar dan stroma
jaringan ikat.
2. Penampang : terlihat jaringan ikat putih, kenyal, tampak bagian-bagian yang menonjol
ke permukaan berwarna ke kuningan jernih, merupakan komponen kelenjar, besarnya 2-6
cm, lobul berbatas tegas, mudah digerakkan.
Mikroskopis
1. Stroma dengan proliferasi fi broblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel
2. Jaringan ikat dapat menunjukkan mixomatous
3. Berdasarkan histologis terdiri dari

FAM pericanaliculare : kelenjar bulat/ lonjong dilapisi epitel selapis


FAM intracanaliculare : proliferasi lebih banyak pada jaringan ikat sehingga kelenjar
berbentuk panjang atau tidak teratur dengan lumen sempit atau menghilang. Tetapi
kadang tidak ada proliferasi stroma, tetapi ada kelenjar yang berdesakan (lacting
adenoma)

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan :
1.Anamnesis lengkap
Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Keluhan utama penderita
dapat berupa benjolan / massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu,
timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau dorange), pembesaran kelenjar
getah bening, atau tanda metastasis jauh. Perlu juga ditanyakan sejak berapa lama benjolan
tersebut muncul. Cepat atau tidak membesar, dan disertai sakit atau tidak. Setiap kelainan
pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak.
Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya faktor faktor risiko pada pasien, dan pengaruh
siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor.
Untuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan prgogesteron, sebaiknya pemeriksaan
dilakukan kurang lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid.
2.Teknik Pemeriksaan fi sik
Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron,
maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada saat pengaruh dari hormon-hormon ini
seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi hari ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari
pertama haid. Dengan pemeriksaan fi sik yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk
kanker payudara secara klinis cukup tinggi.

Teknik pemeriksaan :
Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.
a. Posisi duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa
berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadan payudara kiri dan
kanan, simetris / tidak : adakah kelainan papila, letak dan bentuknya, retraksi puting susu,
kelainan kulit berupa peau dorange, dimpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. Lakukan juga
dalam keadaan dua tangan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor
dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
b. Posisi berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari kranial setinggi iga ke
2 sampai distal setinggi iga ke 6, serta daerah subaerolar dan papila atau dilakukan secara
sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papila untuk melihat apakah ada cairan yang
keluar.
c. Menetapkan keadaan tumor
Yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya, ukuran, konsistensi, batas tegas / tidak, dan
mobilitas terhadap kulit otot pektoralis, atau dinding dada.
d. Pemeriksaan KGB regional di daerah :

1.Aksi l a ya n g dit ent ukan kel om pok kel enj a r.


-

Mamaria eksterna di anterior, dibawah tepi otot pektoralis

Subskapularis di posterior aksila

Sentral di pusat aksila

Apikal di ujung atas fasia aksilaris.

2.Supra dan infraklavikula, serta KGB utama


PEMERIKS A AN PASIEN
A. Pemeriksaan nodi lymphatici supraclaviculares setelah inspeksi visual
B. Palpasi axilla
C. Palpasi payudara dalam posisi berbaring terlentang
PEMERIKS A AN PENUNJANG
Tujuannya untuk diagnostik, antara lain :
1. Mammografi
Apabila adanya proses keganasan akan memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda
primer berupa fi brosis reaktif, comet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran klinik dan
rontgenologik dan adanya mikrokalsifi kasi. Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan
kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan aerola, infi ltrasi dalam jaringan
lunak di belakang glandula mamae.
Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor payudara yang secara palpasi tidak teraba, jadi
sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Pemeriksaan dengan mammografi mempunyai
ketepatan diagnosis sekitar 83-95 %. Mammografi merupakan indikasi pemeriksaan pada wanita
yang memiliki tanda-tanda atau gejala kanker payudara. Namun cara ini kurang praktis dan
biayanya relatif mahal, dan tidak dianjurkan untuk usia 30 tahun ke baw ah.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Kista dibedakan dari lesi
pada ultrasonografi , tapi metode ini tidak dapat mendeteksi mikrokalsifi kasi. Aspirasi jarum
lebih sederhana dan lebih murah untuk mendeteksi kista. Pemecahan paling baik untuk lesi
meragukan yang tidak dapat teraba pada mamogram.

3. Xeromammografi
Pemakaian belakangan ini atas teknik mammografi konvensional dan Xeromammografi
menunjukkan modalitas utama yang digunakan untuk mendeteksi lesi samar yang tidak dapat
dipalpasi

4. Pemeriksaan histologi
Digunakan untuk mendiagnosa secara pasti.

Bahan pemeriksaan diambil secara :


1. Teknik biopsi terbuka
Biopsi terbuka tetap merupakan metode defi nitif untuk mendiagnosis karsinoma payudara.
Keputusan antara eksisi dan biopsi tergantung atas ukuran neoplasma primer dan kemampuan
mengekstirpasi lesi utuh melalui insisi yang tepat. Teknik ini jarang menghasilkan laporan
positif atau negatif palsu.
-Eksisional biopsy ,
stadium dini.

cara ini digunakan untuk kasus-kasus yang diperkirakan masih

-Insisional biopsy ,

cara ini digunakan untuk kasus-kasus yang sudah lanjut.

Cara lain yaitu dengan FNAB ( fi ne needle aspiration biopsy ) , ini merupakan suatu pemeriksaan
sitologi.

Gambaran histologi Fibroadenoma mamma :


Secara histologi, terdapat susunan lobulus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan
epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi epitel yang jelas dari kelenjar matang
tak teratur yang dikemas dengan epitel sekresi.
Fibroadenoma yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan telah dikelirukan pada potong
beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli patologi yang memeriksa suatu
fi broadenoma yang dikeluarkan selama kehamilan harus diinformasikan bahw a lesi berasal dari
payudara laktasi.
DIAGNOSIS BANDING (secara klinis)
a. Fibroadenoma raksasa (miksoma intrakanalikular)
Berdiameter 10 cm atau lebih. Dalam varian ini, jaringan ikat lebih aktif dan proliferatif
dibandingkan fi broadenoma yang kecil. Massa polipoid besar terlihat menonjol ke dalam saluran
parenkim serta ditutupi oleh epitel yang menghasilkan mosaic variasi terdistorsi. Lesi besar ini
sering menyebabkan perubahan bentuk payudara dan eksisi tampak menyebabkan deformitas
yang bahkan lebih buruk. Tetapi lesi ini suatu neoplasma sejati dan menekan jaringan payudara
normal sekelilingnya. Beberapa bulan setelah eksisi sederhana, jaringan tertekan ini
berekspansi untuk mengembalikan payudara ke bentuk aslinya
b. Kistosarkoma fi loides
Varian jarang fi broadenoma, bertanggung jaw ab untuk kurang dari 1 % dari semua lesi jinak
dan ganas payudara. Namanya salah karena ia jarang ganas dan biasanya tidak kistik. Asalnya
dapat dari fi broadenoma selular yang telah ada yang sekarang mengandung satu atau lebih
komponen asal mesenkim. Diferensiasi dari fi broadenoma didasarkan atas lebih besarnya
derajat selularitas stroma, pleomorfi sme selular, inti hiperkromatik dan gambaran mitosis
dalam jumlah bermakna. Protrusio khas massa polipoid stroma hiperplastik ke dalam
canaliculus yang tertekan manghasilkanpenampilan seperti daun yang menggambarkan istilah
fi loides oleh Johannes Muller dalam tahun 1838. Sering lesi ini mengandung penampilan seperti
tetesan air mata besar. Kulit di atasnya tidak terlibat, namun ia dapat eritematosa dan hangat
serta dapat mengandung beberapa vena berdilatasi. Bentuk bulat lonjong, permukaan
berbenjol-benjol, batas tegas, konsistensi padat kenyal. Kulit payudara tegang dan berkilat,
venektasi melebar
Secara histologi, 25 % lesi ini akan tampak ganas, 10 % akan bermetastasis. Transformasi
ganas timbul dalam komponen stroma (mesotel) tumor ini dan metastasis hampir selalu melalui
jalur hematogen ke paru dibanding ke KGB axillaris.
Neoplasma ini tidak berkapsul baik dan tonjolan mikroskopik tumor dapat menembus parenkim
payudara sekelilingnya. Eksisi sederhana atau enukleasi lazim menyebabkan kekambuhan lokal.
Pengobatan dengan simple mastektomi untuk mencegah residif. Untuk yang muda atau yang
belum berkeluarga dipertimbangkan untuk mastektomi subkutan
Sering tumor ini sulit dibedakan secara klinik dari adenokarsinoma lanjut, tetapi jarang
melibatkan kulit. Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata dengan
mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat, maka tak diperlukan pengupasan
kelenjar limfe. Lesi kecil dapat diatasi dengan eksisi lokal yang lebar. Tindakan lebih radikal
tidak dibenarkan, karena neoplasma ini berperilaku sebagai sarkoma jaringan lunak ringan
dibanding suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar.
c. Nekrosis lemak

Lesi jinak parenkim payudara, nekrosis lemak dapat menyamar sebagai suatu karsinoma.
Tersering akibat trauma pada payudara dan riw ayat trauma payudara didapatkan lebih dari 50
% kasus. Sering area ekimosis mengelilingi massa berbatas tak tegas, kenyal, nyeri tekan yang
mempunyai sifat klinik karsinoma atas pemeriksaan fi sik. Bahkan peau dorange dan retraksi
kulit dapat ada. Biopsi eksisi diindikasikan untuk diagnosis serta untuk meredakan nyeri dan
deformitas kosmetik yang lazim menyertai lesi ini. Pembedaan dari karsinoma harus dibuktikan
secara histologi. Secara mikroskopik, respon peradangan menahun dengan sel datia benda
asing, pembentukan kista dan kalsifi kasi angularis yang mengandung kristal kolesterol
membedakan lesi ini dari kanker.
d. Papiloma intraduktus
Adanya sekret puting susu berdarah atau serosa dalam wanita pramenopause tanpa massa
payudara parenkim penyerta menggambarkan suatu papiloma intraduktus. Lesi ini khas muncul
dalam saluran lactifer besar dari kompleks subareola puting susu. Biasanya tidak dapat
dipalpasi. Tampil sebagai tonjolan raspberry dari dinding samping duktus dan dapat mencapai
ukuran lebih dari 1 cm. Papiloma intraduktus jinak, walaupun karsinoma papiler intraduktus
telah dilaporkan timbul sebagai suatu transformasi dari proferasi papiler lesi ini. Sifat sitologi
dan bukti invasi merupakan kriteria pembedaan terpenting.
Lesi ini diterapi dengan reseksi baji mekanisme duktus. Bila tidak ditemukan papiloma dalam
duktus yang dicurigai, maka reseksi segmental payudara subareola harus dilengkapi. Tindakan
lebih radikal tidak dibenarkan, kecuali dikonfi rmasi dokumentasi jenis lesi invasif.
e. Ektasia duktus mamma (mastitis sel plasma)
Lesi ini nyeri dan memperlihatkan suatu massa penyerta, fi ksasi dermis dan atau inversi puting
susu. Edema dan perubahan peradangan payudara dapat juga ada. Lesi ini jinak, tetapi
menyerupai karsinoma oleh penampilan klinik dan radiologinya. Secara mikroskopok ada
dilatasi duktus yang atrofi , retensi debris aselular dan infi ltrasi sel plasma. Karena sifat difus
lesi ini dan kecurigaan klinik bagi karsinoma, maka diperlukan beberapa biopsi untuk
mengkonfi rmasi sifat jinak lesi ini.
f. Mioblastoma sel granular
Merupakan suatu neoplasma berasal dari mesodermis yang jarang ditemukan. Lesi khas
berdiameter kecil dari 2 cm dan dapat dikelirukan secara klinik dan radiografi dengan
adenokarsinoma dini. Eksisi lokal bersifat kuratif.
g. Galactocele

Suatu masa kistik tumor yang timbul akibat tersumbatnya saluran atau duktus laktiferus
Terjadi pada ibu yang baru atau sedang menyusui
Tumor berisi air susu yang mengental
Berbatas tegas, bulat dan kisteus

h. Mastitis

Infeksi pada kelenjar payudara


Sering pada wanita sedang menyusui
Tanda-tanda radang lengkap ditemui
Sering ditemukan dalam keadaan abses

P E N ATA L A K S A N A A N
Terapi dengan biopsy eksisi

PROGNOSIS
Setelah dilakukan eksisi biopsi, maka prognosis Fibroadenoma mamma menjadi baik, karena
merupakan tumor jinak payudara.

PENCEGAHAN DAN DIAGNOSIS DINI


Mencegah karsinoma mamma dapat dimulai dari menghindarkan faktor penyebab, kemudian
juga menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan pengobatan kuratif.

( Disarikan dari berbagai sumber medis terkini )


Terakhir Diperbaharui (Senin, 15 Maret 2010 15:20)

Anda mungkin juga menyukai