Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal umumnya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Pada perempuan
hamil, produksi hormon progesteron dan estrogen akan mengalami
peningkatan yang signifikan atau peningkatan yang nyata. Hormon tersebut
akan mempengaruhi kondisi emosional calon ibu. Wajar bila seorang ibu
hamil tiba-tiba menjadi mudah sedih, marah, tersinggung, cemburu dan
rendah diri tanpa alasan yang jelas. Tidak terkecuali juga terjadi pada
kehamilan trimester III. Kejadian perubahan fisik juga terjadi pada kaki ibu
yang ditemukan sering bengkak akibat adanya penekanan janin sehingga
cairan tertimbun dalam tubuh terutama pada kaki ibu (Sholihah, 2012).
Edema kaki pada ibu hamil merupakan pembengkakan yang
disebabkan oleh penimbunan cairan didalam tubuh saat ibu mengandung.
Sebanyak 7 dari 10 wanita hamil mengalami bengkak pada kaki selama
kehamilannya, edema tersebut disebabkan oleh volume darah ekstra yang
berlebih selama hamil. Edema selama kehamilan biasanya terletak di kaki
dan disertai dengan hipertensi kehamilan (Morgan, 2014).
Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2016
jumlah kasus edema kaki pada ibu hemil trimester III ada 839 juta kasus.
Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan
jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.
Kejadian ibu hamil meninggal akibat edema dalam kehamilan bersifat
fisiologis seingga belum ditemukan secara pasti kejadian meninggal di
seluruh dunia. Hasil laporan WHO bahwa di Indonesia AKI tergolong tinggi
dengan 420 per 100.000 kelahiran hidup tetapi penyebab edema pada ibu
hamil belum pernah ditemukan (WHO, 2016 dalam Wahyuni, 2018).
Data di Indonesia melalui Riset Kesehatan Dasar tentang
Pravelensi Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, mencatat bahwa
ditemukannya sebanyak 8.341 kasus (1,51%) ibu hamil dari semua sampel

1
2

perempuan yang berusia 15–54 tahun. Didapatkan prevalensi edema kaki


pada ibu hamil sebesar 1.062 kasus (12,7%). Dari 1062 kasus ibu hamil
tersebut, ditemukan 125 kasus (11,8%) yang pernah didiagnosis menderita
edema kaki oleh petugas kesehatan (Muzakir, 2016).
Data di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 ditemukan yaitu
hipertensi kehamilan (26,34%), perdarahan (21,14%), Gangguan sistem
peredaran darah 9,27, infeksi (2,76%) dan lain-lain (40,49%). Pada kasus
hipertensi sering ditemukan ibu yang mengaami edema kaki. Hal tersebut
dikarenakan adanya penekanan janin yang menyebabkan aliran darah ke
ektrimitas bawah menjadi terganggu dan menimbulkan penimbunan cairan
di kaki (Dinkes Jateng, 2015).
Jumlah ibu hamil yang menjalani pemeriksaan rawat jalan di
Puskesmas Jepang Kudus selama tahun 2019 ditemukan sebanyak 984
ibu dan yang mengalami edema kaki sebanyak 902 (91,7%) ibu. Data 3
bulan terakhir ibu yang menjalani pemeriksaan kandungan di ruang
Puskesmas Jepang Kudus bulan Juni 2020 sebanyak 72 ibu, bulan Juli
2020 sebanyak 64 ibu dan bulan Agustus sebanyak 81 ibu. Rata-rata ibu
menjalani pemeriksaan kandungan di Puskesmas Jepang Kudus setiap
bulannya sebanyak 73 ibu. Ibu yang menjalani pemeriksaan kandungan
dengan adanya keluhan rata-rata mengalami edema pada kaki. Selama ini
di Puskesmas Jepang Kudus dalam mengatasi edema kaki yang dialami
ibu hanya memberikan salep kulit pada kaki (Rekam Medik Puskesmas
Jepang Kudus, 2020).
Edema kaki yang dialami ibu hamil disebabkan adanya tekanan
hidrostatik yang merupakan tekanan cairan yang mengalir di dalam
pembuluh darah akibat adanya tekanan pada janin ibu. Tekanan pada janin
tersebut mempunyai efek terjadi edema kaki ibu yang sering mengalami
gangguan gerak kaki dan sering terjadi kram pada kaki. Hal ini sejalan
dengan jurnal peneliian Yanti (2020) bahwa nilai rata rata derajat edema
kehamilan sebesar ±23,30 dengan standar deviation (SD) adalah sebesar
1,494 dengan angka minimum 21 cm dan maksimum 26 cm. Cara
mengurangi edema pada kaki ibu hamil dapat menggunakan tehnik non
farmakologi. Tehnik non farmakologi yaitu Hidrotherapy. Hidrotherapy
3

dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin. Jenis


hidrotherapy antara lain adalah mandi air hangat, mengompres dan
merendam kaki dengan air hangat. Pelaksanaan rendam menggunakan air
hangat secara umum dilaksanakan di kaki. Secara ilmiah air hangat
mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada
pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancar. Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah
sehingga diharapkan dapat menurunkan pembengkakan pada kaki ibu
hamil dengan mengurangi tekanan darah. Pengobatan non farmakolagi ini
dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan, tidak
membutuhkan waktu lama untuk terapi (Ilkafah, 2016).
Rendam kaki menggunakan air sendiri merupakan rendam kaki
dengan air yang ditetapkan pada suhu 31°C sampai 37°C diatas suhu
tubuh sehingga pasien merasa nyaman. Terapi air merupakan salah satu
cara pengobatan tubuh yang memanfaatkan air sebagai agen penyembuh.
Terapi air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh terutama pada pembuluh
darah agar sirkulasi darah lancar, mengurangi edema atau pembengkakan
air mempunyai dampak positif terhadap otot jantung dan paru-paru
(Susanto, 2015).
Hasil penelitian sebelumnya yang mendukung latar belakang di
atas dilaksanakan oleh Zaenatushofi (2019) dengan judul “Penerapan Pijat
Kaki dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Untuk Mengurangi
Oedema Kaki pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB Supriyatin, Amd. Keb”.
Hasil penelitian menunjukkan skala edema sebelum dilakukan penerapan
pijat kaki dan rendaman air kencur adalah 2 responden dengan
derajat edema 3, dan 3 responden dengan derajat 2.
Skala edema setelah dilakukan penerapan pijat kaki dan rendaman air
kencur pada ke 5 responden adalah adanya perubahan
derajat edema, yaitu menjadi tidak edema. Relevansi jurnal diatas dengan
judul penelitian yaitu mempunyai kesamaan pada variable terikat yang
mengukur edema pada ibu hamil.
Penelitian lainnya yang menunjang penelitian ini juga dilaksanakan
oleh Putra (2019) dengan judul “Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat
4

Terhadap Edema Tungkai Bawah Ibu Hamil”. Hasil penelitian menunjukkan


adanya pengaruh pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap edema
tungkai bawah ibu hamil di RSUD dr H Chatip Quzwaen Sarolangon
dengan dibuktikan nilai p value 0,000 kurang dari 0,05.
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 19-26 September 2020 di Puskesmas Jepang Kudus melalui
observasi dimana 7 dari 10 ibu yang akan menjalani pemeriksaan
kandungan mengalami edema pada kaki. Derajat yang dialami 7 ibu yang
mengalami edema tersebut derajat 1 sebanyak 6 ibu dan derajat 2
sebanyak 1 ibu. Derajat 1 kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3
detik dan derajat 2 kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik.
Sedangkan 3 dari 10 ibu yang diobservasi tidak mengalami edema.
Dari uraian diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Edema Pada
Ibu Hamil di Puskesmas Jepang Kudus”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan dalam
penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap
edema pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus ?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema
pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui edema sebelum pemberian
rendam kaki air hangat pada ibu hamil kelompok intervensi di
Puskesmas Jepang Kudus.
b. Mengetahui edema sesudah pemberian
rendam kaki air hangat pada ibu hamil kelompok intervensi di
Puskesmas Jepang Kudus.
c. Mengetahui edema sebelum pemberian
pendidikan kesehatan pada ibu hamil kelompok kontrol di
Puskesmas Jepang Kudus.
5

d. Mengetahui edema sesudah pemberian


pendidikan kesehatan pada ibu hamil kelompok kontrol di
Puskesmas Jepang Kudus.
e. Menganalisis pengaruh edema pada ibu
hamil antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di
Puskesmas Jepang Kudus.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman yang realita bagi peneliti
dalam melaksanakan penelitian secara langsung tentang kehamilan
dengan edema pada ibu hamil.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Sebagai bahan masukan bagi Universitas Muhammadiyah
Kudus dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa khususnya
tentang edema ibu hamil yang dapat diatasi dengan rendam kaki air
hangat.
3. Bagi Puskesmas Jepang Kudus
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi
Puskesmas Jepang Kudus khususnya dalam meningkatkan
pengetahuan penatalaksanaan pada pasien yang sedang hamil
terhadap penurunan edema yang dialami ibu.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
terhadap penelitian lebih lanjut tentang kejadian kehamilan yang
mengalami edema.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukkan oleh peneliti lain di
Puskesmas Jepang Kudus, sedangkan penelitian terkait yaitu :
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Peneliti/ Judul Metode Hasil Perbedaan


Tahun
Putra Pengaruh Quasi Hasil analisis 1. Variabel
(2019) Terapi Eksperimen bivariat diperoleh dependent pre
6

Rendam Air adanya pengaruh edema tungkai


Hangat terapi rendam air bawah ibu
Terhadap hangat terhadap hamil
Edema edema pada sedangkan
Tungkai tungkai bawah ibu penelitian ini
Bawah Ibu hamil di RSUD edema ibu
Hamil DrH Chatib hamil.
Quzwaen 2. Uji yang
Sarolangun Tahun digunakan
2018 (p-value = independent t
0,000, (p< 0,05). test sedangkan
penelitian ini
menggunakan
mann whitney.

Anggraeni Efektivitas One group Hasil penelitian 1. Variabel


(2016) Senam Hamil pra-post diperoleh nilai p independent
Terhadap test value 0,000 < 0,05 senam hamil
Penurunan yang berarti ada sedangkan
Derajat pengaruh senam penelitian ini
Edema Kaki hamil terhadap rendam kaki air
Pada Ibu penurunan derajat hangat.
Gravida edema kaki ibu 2. Teik sampling
Trimester II gravida trimester II yang digunakan
Dan III dan III. total sampling
dan penelitian
ini purposive
sampling.

Wahyuni Hubungan Analitik Hasil uji analisis 1. Variabel


(2018) Hipertensi korelasi didapatkan nilai ρ independent
Kehamilan value 0,000 usia maternal,
dengan kurang dari 0,05 graviditas dan
Derajat dan r hitung indeks massa
Oedema di sebesar 0,758 tubuh
Ruang Poli (kuat) maka hasil sedangkan
Kandungan tersebut dapat penelitian ini
RSUD RAA disimpulkan rendam kaki air
Soewondo bahwa ada hangat.
Pati hubungan yang 2. Analisa yang
kuat antara digunakan
hubungan analitik korelasi
hipertensi dan penelitian
kehamilan dengan ini
derajat oedema di menggunakan
Ruang Poli quasi
Kandungan RSUD eksperiment.
RAA Soewondo
Pati.

F. Ruang Lingkup
7

1. Ruang lingkup waktu


Waktu penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan standart
pengumpulan data dan izin pelaksanaan penelitian dari institusi serta
Bappeda Kudus yaitu satu bulan. Penelitian ini akan dilaksanakan
pada Bulan Januari-Februari 2021.
2. Ruang lingkup tempat
Lokasi penelitian ini difokuskan di Puskesmas Jepang Kudus
dimana sampel yang dijadikan penelitian yaitu ibu yang mengalami
edema kehamilan.
3. Ruang lingkup materi
Dalam penelitian ini, landasan teori yang dimasukkan sesuai
dengan judul penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Jepang
Kudus yaitu rendam kaki air hangat terhadap edema pada ibu hamil
yang termasuk dalam lingkup Keperawatan Maternitas.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa kehamilan yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid
terakhir (Mansjoer, 2014).
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
(Saifuddin, 2012).
Kehamilan normal trimester III adalah masa kehamilan yang
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yang terjadi pada bulan
ketujuh sampai sembilan bulan (Wiknjosastro, 2014).
b. Fisiologi Kehamilan
Syarat terjadinya kehamilan menurut Manuaba (2012)
dapat dilihat seperti di bawah ini :
1) Ovum
Ovum atau sel adalah suatu sel besar dengan diameter
kurang lebih 0,1 mm. Ovum terdiri dari suatu Nukleus yang
terapung dalam vitelus, dilingkari oleh zona pellusida dan
dilapisi oleh korona radiata.
2) Spermatozoa
Spermatozoa berbentuk seperti kecebong, terbagi atas
tiga bagian yaitu kepala, leher dan ekor. Spermatozoa dalam
alat genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari sehingga
cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
9

3) Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa bertemunya sperma
dan ovum yang terjadi pada pars ampularis tuba.
4) Nidasi
8
Setelah kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk
zygot yang dalam beberapa jam mampu membelah menjadi
dua dan seterusnya. Dinding emdometrium yang menebal
selanjutnya membentuk desidua, dimana memungkinkan pada
desidua. Peristiwa nidasi berlangsung selama 6 hari setelah
konsepsi.
c. Tanda dan Gejala Kehamilan
Berikut adalah tanda dan gejala kehamilan menurut
Wiknjosastro (2014) :
1) Gejala kehamilan tidak pasti
a) Aminore (tidak mendapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi sehingga
menyebabkan amenore.
b) Mual (Nausea) dan Muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi
pengeluaran lambung yang berlebihan. Menimbulkan
mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut
Morning Sicness.
c) Ngidam
Wanita yang sedang hamil sering menginginkan
makanan tersebut.
d) Sinkope/pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
e) Sering kencing
Desakan rahim menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering kencing. Pada akhir
10

kehamilan akan muncul kembali karena tertekan oleh


kepala janin.

f) Konstipasi dan Obstipasi


Pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
g) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.
h) Epulis
Hipertropi gusi sering disebut epulis yang terjadi
pada kehamilan.
i) Varises
Pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat.
2) Tanda kehamilan belum pasti
a) Pembesaran abdomen sesuai dengan tuanya kehamilan.
b) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tes
kehamilan digunakan endokrin adanya hormon chorionik
gonodotropin (HCG) dan dilakukan test kehamilan pada
urine pertama pagi hari.
c) Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8OC.
d) Perubahan organ-organ pelvik meliputi tanda chadwick
yaitu vagina dan vulva tampak merah/kebiru-biruan.
Tanda hegar yaitu segmen bawah uterus pada perabaan.
Tanda piscaseck yaitu uterus membesar ke salah satu
jurusan. Tanda braxton-Hicks adalah uterus berkontraksi
bila dirangsang.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada palpasi dirasakan bagian janin, ballotement, gerak
janin.
11

b) Pada auskultasi DJJ didengar dengan stetoskop leanec,


alat alat kardiotografi dan alat doppler
c) Pemeriksaan USG/rontgen dapat dilihat rangka atau
gambaran janin.

d. Perubahan Psikologis Kehamilan


1) Teori krisis
Kehamilan trimester I pada ibu akan terlihat senang
dengan kehadiran bayi yang telah ditunggu-tunggu. Menginjak
trimester II ibu akan nampak sedih dengan perubahan fisik
yang dialami dan sering mudah emosi. Emosi ibu tidak
terkontrol dan berat ibu sering mengalami penurunan karena
stres yang dialami. Trimester III ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8
mungkin terjadi periode tidak semangat dan depresi, ketika
bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu
menjadi lelah dan menunggu nampaknya terlalu lama. Sekitar
2 minggu sebelum melahirkan sebagian besar wanita mulai
mengalami perasaan senang. Kecuali bila berkembang
masalah fisik, kegembiraan ini terbawa sampai proses
persalinan, suatu periode dengan stres yang tinggi
(Wiknjosastro, 2014).
2) Adaptasi fisik dan psikososial yang spesifik
Seorang ibu hamil perlu mengadakan adaptasi
terhadap perubahan fisik, tetapi juga terhadap perubahan
psikososial. Reaksi setiap ibu hamil terhadap perubahan
psikososial berbeda, maka bidan harus mampu memberikan
pelayanan KIA/KB yang sesuai kondisi. Hal ini memerlukan
perhatian bidan lebih diarahkan :
a) Persiapan untuk melahirkan
b) Persiapan untuk menyusui
c) Rencana perawatan bayi
d) Kemungkinan yang mungkin timbul sehingga perlu
mendapatkan dukungan emosional dari bidan, suami dan
keluarga (Manuaba, 2012).
e. Komplikasi Kehamilan
12

Komplikasi kehamilan yang paling umum menurut


Wiknjosastro (2014) yaitu sebagai berikut :
1) Pre eklamsia atau tekanan darah tinggi
Pre eklamsia juga dikenal sebagai hipertensi, kondisi
ini terjadi ketika terjadi penyempitan pembuluh nadi, yang
berfungsi untuk mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh
dan plasenta.
2) Kelahiran prematur
Kelahiran prematur adalah persalinan yang terjadi
sebelum memasuki minggu ke-37 kehamilan. Risiko kelahiran
prematur dapat dikurangi dengan mencegah infeksi. Pada
beberapa kasus, obat-obatan dapat menghentikan atau
memperlambat kondisi ini.
3) Keguguran
Apabila kehamilan wanita tidak berkembang dalam 20
minggu, maka wanita telah mengalami keguguran. Apabila
wanita mengalami keguguran setelah 20 minggu, kondisi ini
dinamakan “lahir mati”.
4) Diabetes Gestasional
Perubahan hormon selama kehamilan dapat
mengganggu kemampuan pankreas untuk menghasilkan
insulin, sehingga menyebabkan diabetes gestasional.
5) Infeksi Saluran Kemih
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat
disembuhkan dengan antibiotik.
f. Penatalaksanaan Kehamilan
Penatalaksanaan ibu hamil menurut Saifuddin (2012)
adalah sebagai berikut :
1) Antenatal Care
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal.
2) Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit
4 kali selama kehamilan :
13

a) Satu kali pada triwulan pertama


b) Satu kali pada triwulan kedua
c) Dua kali pada triwulan ketiga

3) Kebijakan teknis
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a) Mengupayakan kehamilan yang sehat
b) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan
penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d) Perencanaan antisipasif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
g. Edema dalam Kehamilan
Permasalahan yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu
terjadinya edema/bengkak pada kaki ibu. Edema pada ibu hamil
dapat terjadi pada ibu hamil sebagai penyebab komplikasi
kehamilan yaitu pre eklamsia. Pre eklamsia juga dikenal sebagai
hipertensi. Kondisi ini akan menghambat aliran darah dan tekanan
menjadi meningkat sehingga akan mempengaruhi kerja glomerulus
pada ginjal yang kurang dalam menyerap cairan. Hal tersebut akan
menyebabkan bengkak terutama pada aliran darah ujung
(ekstrimitas) terutama pada tangan dan kaki (Saifuddin, 2012).
2. Edema Ibu Hamil
a. Pengertian
Edema ibu hamil adalah akumulasi abnormal cairan di dalam
ruang interstitial (celah di antara sel) atau jaringan tubuh yang
menimbulkan pembengkakan pada ibu hamil. Pada kondisi yang
normal secara umum cairan tubuh yang terdapat diluar sel akan
disimpan di dalam dua ruangan yaitu pembuluh darah dan ruang –
ruang interstitial (Muhlisin, 2017).
Edema kehamilan adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada kondisi bengkak pada jaringan lunak seperti kulit saat
menjalani kehamilan. Dalam dunia kedokteran edema kehamilan
14

adalah salah satu gejala pembengkakan yang sering dijumpai ibu


hamil (Fredy, 2017).
Edema pada ibu hamil adalah penumpukan cairan dalam
ruang di antara sel tubuh yang sering terjadi di ekstrimitas atas dan
bawah pada ibu. Edema dapat terjadi di seluruh bagian tubuh,
namun yang paling jelas terlihat pada lengan atau tungkai. Edema
terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan
sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk sehingga membuat
jaringan tubuh menjadi bengkak (Wahyuni, 2018).
b. Jenis-Jenis Edema
Jenis – jenis edema pada manusia secara umum menurut
Muhlisin (2017) dapat dibagi menjadi dua jenis edema lokal dan
edema general.
1) Edema lokal ialah apabila pembengkakan terjadi pada
sebagian tubuh atau satu sisi tubuh saja, misalnya kaki
bengkak, bibir bengkak, mata bengkak dan sebagainya.
2) Edema general ialah apabila pembengkakan terjadi pada lebih
dari satu bagian tubuh. Edema general disebut edema
anasarka apabila akumulasi cairan yang berlebihan terjadi
bersamaan dan tersebar secara luas di dalam semua jaringan
dan rongga tubuh yang terjadi pada saat yang bersamaan.
c. Lokasi dan Pemeriksaan Derajat Edema Kehamilan
Lokasi pemeriksaan edema kehamilan menurut Sudoyo
(2014) dilaksanakan daerah sakrum, diatas tibia dan pergelangan
kaki. Penilaian derajat edema yaitu :
1) Derajat I :
kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
2) Derajat II :
kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
3) Derajat III :
kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
4) Derajat IV :
kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7 detik
15

d. Penyebab Edema Kehamilan


Ada banyak kondisi medis yang dapat menjadi penyebab
edema, menurut Muhlisin (2017) pada prinsipnya edema kehamilan
dapat terjadi sebagai akibat dari empat hal berikut ini :
1) Peningkatan tekanan hidrostatik : tekanan hidrostatik
merupakan tekanan cairan yang mengalir di dalam pembuluh
darah. Peningkatan tekanan hidrostatik seperti pada gagal
jantung dan penyakit liver pada ibu hamil akan menyebabkan
adanya hambatan terhadap pada cairan yang mengalir di
dalam pembuluh darah, sehingga cairan cenderung untuk
berpindah ke ruang interstitial.
2) Penurunan tekanan onkotik plasma : tekanan onkotik
merupakan tekanan yang mempertahankan cairan tetap di
pembuluh darah, tekanan ini dipengaruhi oleh albumin yang
diproduksi oleh ibu hamil. Penurunan tekanan onkotik akibat
gangguan pembentukan albumin seperti pada penyakit liver
atau kebocoran albumin seperti pada gagal ginjal pada ibu
hamil akan menyebabkan cairan cenderung untuk berpindah ke
ruang interstitial.
3) Obstruksi limfatik : hambatan pada aliran cairan limfa seperti
pada tumor ganas stadium lanjut pada ibu hamil, juga dapat
menyebabkan cairan cenderung berpindah ke ruang interstitial.
4) Peradangan : pada ibu hamil yang terjadi peradangan baik akut
maupun kronis dapat menyebabkan pelebaran pada celah
antar sel sehingga cairan akan lebih banyak terkumpul di ruang
interstitial.
e. Gejala Edema
Edema tampak sebagai pembengkakan di atas kulit.
Umumnya teraba kenyal, dapat disertai nyeri ataupun tidak, dapat
disertai demam ataupun tidak. Edema biasanya ditemui pada kaki
(di atas tulang kering dan di atas punggung kaki), perut, lengan,
wajah, dan kelopak mata bagian atas (Fredy, 2017).
16

Edema yang disertai rasa nyeri dan demam biasanya


diakibatkan oleh infeksi. Edema yang disertai warna kemerahan dan
gatal biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi. Edema pada gagal
jantung biasanya bersifat pitting, yakni jika kulit yang bengkak kita
tekan maka kulit tidak akan langsung kembali seperti semula
melainkan akan meninggalkan bekas penenkanan (Fredy, 2017).
f. Pengobatan Edema
Prinsip pengobatan edema atau bengkak menurut Fredy
(2017) ialah mengobati penyakit yang mendasari terjadinya edema.
1) Edema yang
diakibatkan alergi kulit, gigitan serangga, atau memar akibat
terbentur dapat dikurangi dengan mengompres air hangat.
Pemberian salep kulit pada infeksi kulit juga akan mengurangi
edema.
2) Edema akibat infeksi
perlu diberikan antibiotik untuk penyebab infeksinya.
3) Edema akibat
sumbatan pembuluh darah perlu dilakukan evaluasi berapa
besar sumbatan terjadi. Terkadang penderita cukup meminum
obat agar sembuh, tetapi pada beberapa kasus dibutuhkan
tindakan operasi.
4) Edema akibat gagal
jantung, penderita harus mengurangi asupan air dan mendapat
terapi untuk ‘menguras’ kelebihan air pada tubuh
5) Edema akibat gagal
ginjal, perlu dilakukan evaluasi tingkat keparahan gagal ginjal.
Pada gagal ginjal tahap akhir, penderita harus mendapat terapi
cuci darah.
6) Edema akibat gagal
hati, perlu diobati penyakit hati/liver. Selain itu, sebagian besar
penderita membutuhkan asupan protein tambahan melalui
infusan.
7) Edema karena
kehamilan pre eklampsi, perlu dilaksanakan evaluasi terhadap
17

inflamasi intravaskuler yang mengurangi penyerapan cairan


interstisial sehingga sering terjadi bengkak pada ekstrimitas
bawah maupun atas.
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Edema pada Ibu Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat edema kehamilan
menurut Kusmarjadi (2012) adalah sebagai berikut :
1) Kelebihan cairan
pada ibu hamil : akumulasi cairan ibu hamil yang berlebihan
terjadi bersamaan dan tersebar secara luas di dalam semua
jaringan dan rongga tubuh yang terjadi pada saat yang
bersamaan.
2) Hipertensi kehamilan :
hipertensi kehamilan akibat adanya kelebihan natrium (garam)
menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik yang
merupakan tekanan cairan yang mengalir di dalam pembuluh
darah.
3) Ibu hamil
mengkonsumsi kafein dalam jumlah banyak mampu
meningkatkan tekanan hidrostatik yang berlebih karena adanya
penyempitan pembuluh darah sehingga dapat meyebabkan
pembengkakan general pada organ tubuh ibu hamil.
4) Udara panas : udara
yang ekstrim mampu menimbulkan pembengkakan pada
kehamilan akibat perpindahan cairan dalam ruang intertisial.
Terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi edema pada
ibu hamil menurut Muzakir (2017) yaitu :
1) Ketika duduk atau
tidur, ganjal kaki dengan bantal, tujuannya untuk memperbaiki
sirkulasi darah.
2) Umumnya edema
terjadi pada ibu hamil yang kurang berolahraga. Oleh karena
itu, ibu hamil disarankan untuk rutin berolahraga ringan, seperti
berenang atau berjalan kaki.
3) Hindari duduk atau
berdiri terlalu lama.
18

4) Sebaiknya hindari
suhu panas, baik itu mandi dengan air hangat, atau terpapar
sinar matahari yang terik.
5) Hindari aktivitas fisik
yang terlalu berat.
6) Mengenakan sepatu
yang nyaman jika berpergian.
7) Mengonsumsi
makanan yang asin dapat memperparah edema.
3. Rendam Kaki Air Hangat
a. Pengertian
Menurut Asia Traditional Chinese Medicine dalam Solechah
(2017) bahwa rendam kaki air hangat merupakan terapi
menggunakan air hangat setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi
darah. Terapi rendam kaki dengan air hangat mencapai
serangkaian perawatan kesehatan yang efisien melalui tindakan
pemanasan, tindakan mekanis dan tindakan kimia air serta efek
penyembuhan dari uap obat dan medis pengasapan.
Terapi rendam kaki menggunakan air hangat adalah terapi
merendam kaki menggunakan air yang ditetapkan pada suhu 31°C
sampai 37°C diatas suhu tubuh sehingga pasien merasa nyaman.
Terapi air merupakan salah satu cara pengobatan tubuh yang
memanfaatkan air sebagai agen penyembuh. Air dimanfaatkan
sebagai pemicu untuk memperbaiki tingkat kekuatan dan ketahanan
terhadap penyakit. Pengaturan sirkulasi tubuh dengan
menggunakan terapi air dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Terapi air hangat berdampak fisiologis bagi tubuh terutama pada
pembuluh darah agar sirkulasi darah lancar, air mempunyai dampak
positif terhadap otot jantung dan paru-paru (Susanto, 2015).
Pelaksanaan rendam kaki air hangat dilaksanakan pagi dan sore
hari dengan cara kaki dimasukkan ke dalam ember berisi air hangat
selama 15 menit sehari dengan waktu 1 minggu (Ulya, 2017).
Hidroterapi (hydrotherapy), yang sebelumnya dikenal
sebagai hidropati (hydropathy) adalah metode pengobatan
19

menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang


menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan pendekatan
“lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap
air. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara lain
untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan
kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi
tubuh, mampu menangkan diri dan membantu kelancaran sirkulasi
darah (Syam, 2016).
b. Manfaat Terapi Air Hangat
Manfaat/efek hangat adalah efek fisik panas/hangat yang
dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian
ke segala arah dan dapat meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan
akan terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran
antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek biologis
panas/hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis
respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran
pembuluh darah, mengurangi pembengkakan, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan
metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Respon dari hangat inilah yang dipergunakan untuk keperluan terapi
pada berbagai kondisi dan keadaan dalam tubuh (Destia, Umi &
Priyanto, 2014).
c. Prinsip Kerja Terapi Rendam Kaki Air Hangat
Prinsip kerja terapi rendam kaki air hangat dengan
mempergunakan air hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam tubuh akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan
ketegangan otot sehingga dapat melancarkan peredaran darah
yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh baroreseptor pada
sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls
yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua
bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan
20

darah, volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat


saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan
sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel
untuk segera berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan
katup semilunar belum terbuka. Untuk membuka katup aorta,
tekanan di dalam ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta.
Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga dengan
adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah akan lancar
sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung
sehingga menurunkan tekanan sistoliknya. Pada tekanan diastolik
keadaan relaksasi ventrikular isovolemik saat ventrikel berelaksasi,
tekanan di dalam ventrikel turun drastis, aliran darah lancar dengan
adanya pelebaran pembuluh darah sehingga akan menurunkan
tekanan diastolik (Perry & Potter, 2016). Dari penyebab edema kaki
akibat tekanan darah yang meningkat pada ibu hamil mampu
meningkatkan inflamasi intravaskuler sehingga mengakibatkan
peningkatan tekanan hidrostatik. Hal tersebut menyebabkan edema
pada ibu hamil khususnya yang sering terjadi yaitu di ekstrimitas
atas dan bawah meliputi kaki dan tangan ibu sehingga diperlukan
adanya terapi rendam air hangat dalam mengurangi pembengkakan
pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2014).
d. Prosedur Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat
Prosedur terapi rendam kaki menggunakan air hangat
menurut Madyastuty yang dikutip oleh Ulya (2017) adalah sebagai
berikut :
1) Persiapan alat dan lingkungan
Ember dan air hangat, kursi, handuk kecil, termometer,
timer, lingkungan yang nyaman dan juga termometer, timer,
lingkungan yang nyaman dan jaga privasi pasien.
2) Persiapan klien
a) Mencuci Tangan
b) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
c) Melakukan kontrak topic “waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakannya terapi rendam kaki air hangat”.
21

d) Posisikan pasien dalam kondisi duduk diatas kursi


e) Taruh ember/baskom yang diisi 2 liter air hangat dengan
suhu air 33-37 0C.
f) Kaki dimasukkan ke dalam ember/baskom berisi air hangat
selama 15 menit.
g) Angkat kaki klien dan bersihkan (keringkan) dengan
menggunakan handuk kecil
3) Tahap Terminasi
a) Melakukan evaluasi tindakan
b) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c) Berpamitan dengan klien
d) Membereskan alat-alat
e) Mencuci tangan

B. Hubungan Rendam Kaki Air Hangat Dengan Edema Pada Ibu Hamil
Edema merupakan pembengkakan yang disebabkan oleh
penimbunan cairan didalam tubuh. Setengah dari wanita hamil mengalami
bengkak pada kaki selama kehamilannya, edema disebabkan oleh volume
darah ekstra yang berlebih selama hamil. Edema selama kehamilan
biasanya terletak di kaki dan disertai dengan hipertensi kehamilan (Morgan,
2014).
Hasil penelitian sebelumnya yang mendukung latar belakang di atas
dilaksanakan oleh Nurhasanah (2013) dengan judul “Edema pada Ibu Hamil
Trimester III Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pre eklampsia
dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III (p value : 0,000) dan
terdapat hubungan yang bermakna antara kelebihan garam (natrium)
dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III (p value : 0,000).
Hasil penelitian lainnya yaitu dilaksanakan oleh Zaenatushofi (2019)
dengan judul “Penerapan Pijat Kaki dan Rendam Air Hangat Campuran
Kencur Untuk Mengurangi Oedema Kaki pada Ibu Hamil Trimester III Di
PMB Supriyatin, Amd. Keb”. Hasil penelitian menunjukkan skala edema
sebelum dilakukan penerapan pijat kaki dan rendaman air kencur adalah 2
responden dengan derajat edema 3, dan 3 responden dengan derajat 2.
Skala edema setelah dilakukan penerapan pijat kaki dan rendaman air
kencur pada ke 5 responden adalah adanya perubahan
derajat edema, yaitu menjadi tidak edema. Relevansi jurnal diatas dengan
22

judul penelitian yaitu mempunyai kesamaan pada variable terikat yang


mengukur edema pada ibu hamil.

C. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


edema kehamilan :
1. Kelebihan cairan
2. Hipertensi kehamilan Inflamasi intravaskuler
3. Mengkonsumsi kafein
dalam jumlah banyak
Peningkatan Tekanan
4. Udara panas
Hidrostatik
a. Derajat I
Terapi Rendam Kaki b. Derajat II
EDEMA
Air Hangat c. Derajat III
d. Derajat IV
Vasodilatasi Pembuluh
Darah

Memperlancar Aliran
Darah
23

Penurunan Edema

Sumber : Destia (2014), Kusmarjadi (2012) dan Sudoyo (2014)

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang memiliki oleh kelompok lain.
Definisi lain variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2015). Variabel penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang nilainya menentukan
variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah rendam kaki air hangat.
2. Variabel terikat (dependent) yaitu suatu ukuran yang menjadi titik fokus
dalam penelitian yang dapat dipengaruhi oleh variable lainnya
(Nursalam, 2016). Variabel terikat penelitian ini adalah edema pada ibu
hamil.

B. Hipotesis Penelitian
24

Hipotesis merupakan pernyataan tentang jawaban sementara


terhadap masalah penelitian yang disusun berdasarkan teori (Nursalam,
2010). Hipotesis dalam penelitian ini mempunyai 2 kemungkinan yaitu :
1. Ha : ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema pada ibu
hamil di Puskesmas Jepang Kudus.
2. H0 : tidak ada pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema pada
ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus.

C. Kerangka Konsep Penelitian


Variabel Independen Variabel Dependen

Rendam Kaki Air Edema Pada Ibu


Hangat Hamil

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

D. Rancangan Penelitian 23
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk
mengetahui pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema pada ibu
hamil di Puskesmas Jepang Kudus, maka peneliti menggunakan jenis
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
datanya merupakan data kuantitatif sehingga analisis datanya
menggunakan analisis kuantitatif (inferensi). Metode yang digunakan
metode quasi eksperimen atau eksperimental semu merupakan salah
satu jenis metode penelitian yang memungkinkan peneliti untuk
mengubah variabel serta meniliti akibat yang terjadi. Pada prakteknya
beberapa variabel akan dikontrol, sehingga variable yang tidak termasuk
di dalamnya dapat dihilangkan (Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini
variabel intervensi yaitu pendekatan pemberian rendam kaki air hangat
sedangkan variabel kontrol yang digunakan yaitu pemberian pijat kaki
pada ibu hamil.
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatanTwo Group Pre Test Post Test.
Pendekatan Two Group Pre Test Post Test yaitu rancangan eksperimen
25

yang dilakukan pada dua kelompok berbeda yang mendapatkan latihan


yang berbeda. Perhatikan tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Pendekatan Rancangan Penelitian

Subyek Pre Test Perlakuan Post Test


Kelompok Intervensi O X1 Y1 = O : O1-A
Kelompok Kontrol O1 X2 Y2 = O1 : O1-B
Sumber : Arikunto (2016)
Keterangan :
O : Pasien ibu hamil pre test kelompok intervensi
O1 : Pasien ibu hamil pre test kelompok kontrol
X1 : Pemberian rendam kaki air hangat
X2 : Pemberian pendidikan kesehatan
Y1 = O : O1-A : Pasien ibu hamil kelompok intervensi pos test
Y2 = O : O1-B : Pasien ibu hamil kelompok kontrol pos test

3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Mengurus perizinan penelitian kepada institusi pendidikan yaitu
Program Studi S-1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kudus.
b. Selanjutnya meminta izin kepada Kepala Bappeda kudus dan
permohonan izin penelitian di Puskesmas Jepang Kudus.
c. Peneliti meminta izin kepada koordinator rawat jalan Puskesmas
Jepang untuk menemui calon responden kemudian peneliti
melakukan pendekatan kepada calon responden untuk memberikan
penjelasan tujuan penelitian, diharapkan bersedia menjadi
responden dan bersedia menandatangani lembar persetujuan.
d. Edema responden diobservasi oleh peneliti dengan menggunakan
lembar observasi pada responden dalam menilai edema sebelum
diberikan perlakuan kelompok intervensi dan kontrol.
e. Peneliti memberikan terapi rendam kaki dengan air hangat sesuai
prosedur pada kelompok intervensi selama 15 menit setiap hari
dengan waktu satu minggu dan memberikan perlakuan dengan
pemberianpendidikan kesehatan.
26

f. Peneliti mengobservasi edema responden menggunakan lembar


observasi dalam menilai edema sesudah diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
g. Mengumpulkan dan menilai hasil penelitian yang didapat dari
responden penelitian.
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu
yang menjalani pemeriksaan kandungan di Puskesmas Jepang Kudus
jumlah pada bulan Juni sampai Agustus 2020 yang setiap bulannya
sebanyak 217 ibu dan ibu yang mengalami edema baik derajat 1-4
sebanyak 161 ibu (Rekam Medik Puskesmas Jepang Kudus, Juni-
Agustus 2020).
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
Sampel adalah subunit populasi survei atau populasi survei itu
sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target. Dengan
kata lain, sample adalah elemen-elemen populasi yang dipilih atas dasar
kemampuan mewakilinya (Sugiyono, 2014).
Sampel penelitian ini adalah populasi dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Responden yang menjalani pemeriksaan kandungan dan
mengalami edema di Puskesmas Jepang Kudus.
2) Responden hamil Trimester 3.
3) Responden mengalami edema derajat 1-4.
4) Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
1) Responden dengan obesitas karena akan rancu dengan
edema yang dialami ibu.
2) Responden mengundurkan diri.
Prosedur dan tehnik pengambilan sampel dilakukan secara
Purposive Sampling yaitu salah satu teknik sampling non random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
27

menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian


sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian
(Sugiyono, 2014). Penggunaan tehnik purposive sampling dilaksanakan
dengan cara peneliti menetapkan ciri-ciri sampel yang akan digunakan
yang tercantum dalam kriteria inklusi. Berhubung jumlah populasi yang
cukup besar, maka rumus perhitungan sampel menurut Arikunto (2016)
dengan menggunakan prosentase 10-20 % dari jumlah populasi adalah
sebagai berikut:
N.20
n 
100
161 .20

100
= 32,2 sampel dibulatkan 32 sampel
Berdasarkan perhitungan diatas, sampel dijadikan 2 kelompok yaitu
kelompok intervensi sebanyak 16 responden dan kelompok kontrol
sebanyak 16 responden.
6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik
yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan atau karakteristik yang
dapat diamati atau diukur (Nursalam, 2016).
Tabel 3.2
Definisi Operasional

Definisi Alat Ukur dan


Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Cara Ukur
Penelitian
Variabel Melakukan SOP Rendam Kaki 1. Dilakukan rendam Nominal
Independen rendam kaki Menggunakan Air kaki
Rendam dengan yang Hangat 2. Tidak dilakukan
Kaki Air dilaksanakan rendam kaki
Hangat pada waktu pagi
dan sore hari
menggunakan air
hangat dengan
pengukuran suhu
kuku hangat
selama 15 menit
setiap hari
dengan waktu
satu minggu
pada ibu hamil
trimester III

Variabel Bengkak pada Pemeriksaan Scor jawaban yang Ordinal


Dependen kaki ibu hamil Secara Langsung didapat adalah
Edema Pada trimester III sebagai berikut :
Ibu Hamil dengan a. Derajat I :
28

mengukur kedalaman 1-
edema melalui 3 mm dan
penekanan kembali 3
yang detik
dilaksanakan b. Derajat II :
peneliti secara kedalaman 3-
langsung 5 mm dan
dengan waktu kembali 5
yang 1-2 detik detik
di Puskesmas c. Derajat III :
Jepang Kudus. kedalaman 5-
7 mm dan
kembali 7
detik
d. Derajat IV :
kedalaman 7
mm dan
kembali 7
detik

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penilaian Data Penelitian


a. Karakteristik Responden
Alat ukur yang digunakan dalam menentukan karakteristik
responden yaitu dengan menggunakan Check List. Karakteristik
responden dalam penelitian ini meliputi umur responden,
pendidikan terakhir dan pekerjaan responden.
b. Edema Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Menggunakan pemeriksaan secara langsung untuk
mengukur edema kaki pada ibu hamil. Kategori edema yaitu edema
derajat I, edema derajat II, edema derajat III dan edema derajat IV.
Skala yang digunakan ordinal.
c. Pengujian Validitas
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014). Uji validitas tidak dilaksanakan
karena edema hanya menggunakan satu pilihan jawaban yang diisi
oleh peneliti. Pemeriksaan penekanan edema secara langsung
sudah dilaksanakan oleh penelitian Wahyuni (2018) di Poli
Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati.
d. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Sugiyono, 2014). Uji reliabilitas tidak dilaksanakan karena edema
29

hanya menggunakan satu pilihan jawaban yang diisi oleh peneliti.


Pemeriksaan penekanan edema secara langsung sudah
dilaksanakan oleh penelitian Wahyuni (2018) di Poli Kandungan
RSUD RAA Soewondo Pati.
8. Teknik Pengolahan Data dan Analisa
a. Tehnik Pengolahan Data
Untuk penelitian ini, tehnik penilaian data dilakukan dengan
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1) Editing
Peneliti segera mengecek kembali hasil kuesioner yang
telah dimasukan dalam tabel penolong sementara. Kekurangan
dari hasil observasi segera untuk dilengkapi.

2) Coding
Peneliti memasukan kode-kode hasil penelitian yang
didapatkan dari kuesioner yang sebarkan oleh peneliti. Kategori
penelitian edema yaitu edema derajat I diberi kode 1, edema
derajat II diberi kode 2, edema edema derajat III diberi kode 3
dan edema derajat IV diberi kode 4.
3) Scoring
Skoring edema penelitian ini tidak diberikan karena
pertanyaan hanya 1 item dimana peneliti hanya memberikan
jawaban hasil check list dari hasil observasi edema kaki ibu
hamil.
4) Tabulating
Tabulasi ini dilakukan untuk menggolongkan sesuai
kode yang didapat. Peneliti dapat mengetahui apakah
penelitian ini ada hubungan atau pengaruh atau tidak dengan
melihat hasil tabulasi sementara.
b. Analisa Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Umumnya dalam analisis ini hanya
30

menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel


(Sugiyono, 2014).
Analisis data menggunakan program SPSS untuk
mengetahui bagaimana gambaran data yang telah selesai
dikumpulkan dengan bentuk tendensi sentral pada kelompok
usia yaitu mean, median, modus dan standart deviasi
sedangkan dengan bentuk distribusi frekuensi yaitu pendidikan
responden, pekerjaan responden, edema sebelum-sesudah
perlakuan kelompok intervensi dan edema sebelum-sesudah
perlakuan kelompok kontrol.

2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis data yang dilakukan pada
dua variabel yang diduga mempunyai hubungan atau korelasi
(Sugiyono, 2014).
Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji wilkoxon
(pengaruh) dan mann whitney (perbedaan). Uji Wilcoxon
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan sebelum dan
sesudah pemberian intervensi yang dalam penelitian ini
pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap
edema ibu hamil. Uji mann whitney digunakan untuk mencari
perbedaan atau efektifitas dari perlakuan kelompok intervensi
dan kelompok control yang dalam penelitian ini kelompok
intervensi diberikan terapi rendam kaki air hangat dan
kelompok control diberikan pendidikan kesehatan.
Apabila nilai p value < 0,05 (5%) maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya ada efektifitas secara signifikan baik
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.

E. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal penelitian tahun 2020/2021
31

Tahun 2020/2021
F.No KEGIATAN
Okt Nov Des Jan Febr Mar April Mei Juni
1. Pengusulan Judul
2. Bimbingan
Proposal
3. Ujian Proposal
4. Pengambilan Data
Penelitian

5. Pengolahan Data
6. Penyusunan Hasil
dan Pembahasan

7. Ujian Skripsi
8. Revisi dan
Pengumpulan
Skripsi

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskesmas Jepang Kudus terletak di Jalan Budi Utomo, Gulang,
Mejobo, Kabupaten Kudus dengan luas lahan 1500 M2. UPT Puskesmas
Jepang melayani pasien rawat jalan dan rawat inap pelayanan obat 7 hari 24
jam. Dengan status Puskesmas Rawat Inap dengan kapasitas 15 Tempat
tidur. Puskesmas Jepang Kudus adalah salah satu puskesmas rawat inap di
Gulang Mejobo dimana kunjungan pasiennya rata rata 7 sampai dengan 10
atau nilai BOR nya berkisar 55 % perbulan. Puskesmas Jepang Kudus
berstatus Akreditasi Utama pada tahun 2017. Jumlah tenaga kerja yang ada
di Puskesmas Jepang Kudus sebanyak 75 karyawan (65 PNS dan 10
Tenaga kontrak harian lepas Non PNS), yang terdiri dari dari tenaga medis,
tenaga paramedis perawatan, tenaga paramedis bidan, tenaga non
paramedis dan tenaga administrasi (Profil Puskesmas Jepang Kudus, 2018).
Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini yaitu di
Puskesmas Jepang Kudus. Responden yang diambil penelitian adalah
responden yang menjalani pemeriksaan kandungan dan mengalami edema
di Puskesmas Jepang Kudus, responden hamil Trimester 3, responden
mengalami edema derajat 1-4 dan bersedia menjadi responden dalam
penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak sebanyak
32

32 responden dengan pembagian 16 responden kelompok intervensi dan 16


responden kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara edema
responden diobservasi oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi
pada responden dalam menilai edema sebelum diberikan perlakuan
kelompok intervensi dan kontrol. Peneliti memberikan terapi rendam kaki
dengan air hangat sesuai prosedur pada kelompok intervensi selama 15
menit setiap hari dengan waktu satu minggu dan memberikan perlakuan
dengan pemberianpendidikan kesehatan. Peneliti mengobservasi edema
responden menggunakan lembar observasi dalam menilai edema sesudah
diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Mengumpulkan dan menilai hasil penelitian yang didapat dari responden
penelitian untuk dilaksanakan olah data.

B. Karakteristik Responden
31
1. Umur Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
di Puskesmas Jepang Kudus
Umur Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Mean 29,25 30,19
Median 30,50 30,50
Modus 32 20
SD 7,113 7,296
Minimal 19 20
Maksimal 41 42

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tendensi sentral


kelompok intervensi yaitu nilai rata-rata umur responden 29,25 tahun,
nilai median 30,50 tahun, nilai modus 32 tahun, SD sebesar 7,113, umur
minimal 19 tahun dan umur maksimal 41 tahun sedangkan tendensi
sentral kelompok kontrol yaitu nilai rata-rata umur responden 30,19
tahun, nilai median 30,50 tahun, nilai modus 20 tahun, SD sebesar
7,296, umur minimal 20 tahun dan umur maksimal 42 tahun.
2. Pendidikan Responden
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden
di Puskesmas Jepang Kudus
Pendidikan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi % Frekuensi %
SD Sederajat 3 18,8 2 12,5
SLTP Sederajat 5 31,2 8 50,0
SLTA Sederajat 7 43,8 6 37,5
DIII/SI 1 6,2 0 0
33

Jumlah 16 100 16 100


Sesuai Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 16 responden,
kelompok intervensi paling banyak mempunyai pendidikan SLTA
sederajat sebanyak 7 responden (43,8%) dan kelompok kontrol paling
banyak SLTP sederajat sebanyak 8 responden (50,0%).
3. Pekerjaan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden
di Puskesmas Jepang Kudus
Pekerjaan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Frekuensi % Frekuensi %
Tidak Bekerja 4 25,0 10 62,5
Buruh 5 31,2 4 25,0
Wiraswasta 7 43,8 2 12,5
Jumlah 16 100 16 100

Sesuai Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 16 responden,


kelompok intevensi paling banyak responden bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 7 responden (43,8%) dan kelompok kontrol paling
banyak tidak bekerja sebanyak 10 responden (62,5%).

C. Analisa Univariat
1. Edema Kelompok Intervensi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Edema Kaki Sebelum
dan Sesudah Rendam kaki Air Hangat
di Puskesmas Jepang Kudus
Edema Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Frekuensi % Frekuensi %
Derajat I 7 43,8 13 81,2
Derajat II 7 43,8 3 18,8
Derajat III 2 12,4 0 0
Jumlah 16 100 16 100

Sesuai Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 16 responden,


sebelum diberikan rendam kaki air hangat paling banyak responden
mengalami edema derajat 1 dan 2 sebanyak 7 responden (43,8%) dan
sesudah diberikan rendam kaki air hangat paling banyak mengalami
edema derajat 1 sebanyak 13 responden (81,2%).
2. Edema Kelompok Kontrol
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Edema Kaki Sebelum
dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan
di Puskesmas Jepang Kudus
34

Edema Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan


Frekuensi % Frekuensi %
Derajat I 8 50,0 11 68,8
Derajat II 7 43,8 5 31,2
Derajat III 1 6,2 0 0
Jumlah 16 100 16 100

Sesuai Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 16 responden,


sebelum diberikan pendidikan kesehatan paling banyak mengalami
edema derajat 1 sebanyak 8 responden (50,0%) dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan paling banyak mengalami edema derajat 1
sebanyak 11 responden (68,8%).

D. Analisa Bivariat
Tabel 4.6
Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Edema Kaki Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Jepang Kudus

Sebelum Sesudah P value uji P value


Kadar Kolesterol Perlakuan Perlakuan wilkoxon Mann Whitney
f % f %
Kelompok Intervensi
Derajat I 7 43,8 13 81,2 0,005
Derajat II 7 43,8 3 18,8 0,002
Derajat III 2 12,4 0 0
Kelompok Kontrol
Derajat I 8 50,0 11 68,8 0,046
Derajat II 7 43,8 5 31,2
Derajat III 1 6,2 0 0

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa hasil uji wilkoxon kelompok


intervensi didapatkan nilai ρ value 0,005 kurang dari 0,05 maka hasil
tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh rendam kaki air hangat
terhadap edema kaki pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus. Hasil uji
wilkoxon kelompok kontrol didapatkan nilai ρ value 0,046 kurang dari 0,05
maka hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan terhadap edema kaki pada ibu hamil di Puskesmas
Jepang Kudus. Hasil diatas p value kelompok intervensi lebih kecil
dibandingkan kelompok kontrol yang dapat disimpulkan bahwa rendam kaki
air hangat lebih efektif dibandingkan kelompok kontrol yang hanya diberikan
pendidikan kesehatan.
35

Hasil uji mann whitney didapatkan nilai ρ value 0,002 kurang dari
0,05 maka hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang
bermakna antara pemberian rendam kaki air hangat dan pemberian
pendidikan kesehatan terhadap edema kaki pada ibu hamil di Puskesmas
Jepang Kudus.

BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat
1. Edema Kaki Kelompok Intervensi
a. Edema Kaki Sebelum Diberikan Rendam Kaki Air hangat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa edema sebelum
diberikan rendam kaki air hangat paling banyak responden
mengalami edema derajat 1 dan 2 sebanyak 7 responden (43,8%).
Hasil tabulasi penelitian ditunjukkan bahwa derajat edema ibu
terlihat dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa kedalamannya
saat ditekan 1-3 mm dengan waktu kembali antara 3-4 detik.
Pemeriksaan diatas dilaksanakan diatas punggung kaki.
Menurut peneliti, hasil tersebut dikarenakan adanya
tekanan hidrostatik dan adanya kelebihan cairan pada responden.
Biasanya edema ini terjadi pada ibu hamil terutama di ekstrimitas
ata maupun bawah khususnya di kaki. Hal ini dibutuhkan terapi
yang dapat menurunkan edema selain pengobatan medis yang
dilaksanakan. Analisis peneliti sejalan dengan data penelitian yang
diperoleh dari penekanan secara langsung yaitu edema derajat 1
dan 2 sebanyak 7 responden (43,8%), sedangkan derajat 3
sebanyak 2 responden (12,4%).
36

Hasil diatas sesuai dengan data dari penelitian Wahyuni


(2018) bahwa dari 62 responden, responden yang mengalami
derajat edema I sebanyak 40 responden (64,5%), derajat edema II
sebanyak 20 responden (32,3%) dan derajat edema III sebanyak 2
responden (3,2%). Hasil diatas menunjukan banyaknya ibu hamil
yang mengalami edema saat menjalani pengobatan.
Penelitian terkait dilaksanakan oleh Nurhasanah (2013)
dengan judul “Edema pada Ibu Hamil Trimester III Puskesmas
Basuki Rahmad Kota Bengkulu”. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan yang bermakna antara pre eklampsia dengan
kejadian edema pada ibu hamil trimester III (p value : 0,000) dan
terdapat hubungan yang bermakna antara kelebihan garam
(natrium) dengan kejadian edema pada ibu hamil trimester III (p
value : 0,000).
35
b. Edema Kaki Sesudah Diberikan Rendam Kaki Air hangat
Hasil penelitian didapatkan bahwa sesudah diberikan
rendam kaki air hangat paling banyak mengalami edema derajat 1
sebanyak 13 responden (81,2%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa rendam kaki dengan mengggunakan air hangat juga dapat
digunakan dalam mengurangi edema ibu hamil. Hal ini dikarenakan
adanya minat yang tinggi dari responden dalam mengikuti arahan
peneliti dalam melaksanakan rendam kaki air hangat.
Menurut analisis peneliti, hasil penelitian diatas menunjukan
bahwa adanya perbedaan edema sebelum dan sesudah
pemberian terapi rendam kaki air hangat yang dapat disimpulkan
bahwa terapi rendam kaki air hangat efektif dalam menurunkan
edema. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat
dilaksanakan secara mandiri di rumah selain jadwal setelah
penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku hidup
sehat responden dalam melaksanakan terapi rendam kaki air
hangat serta lebih mempercepat dalam menurunkan edema yang
dialami ibu. Analisis peneliti diatas sejalan dengan data penelitian
yang diperoleh dari penekanan secara langsung yaitu derajat 1
sebelum dilaksanakan rendam kaki sebanyak 7 responden menjadi
13 responden setelah dilaksanakan terapi rendam kaki air hangat,
37

derajat 2 dari sebelum dilaksanakan rendam kaki sebanyak 7


responden menjadi 3 responden setelah dilaksanakan terapi
rendam kaki air hangat dan derajat 3 sebelum dilaksanakan
rendam kaki sebanyak 2 responden menjadi 0 responden setelah
dilaksanakan terapi rendam kaki air hangat.
Steatment peneliti tersebut didukung dari data berbasis
penelitian yang dilaksanakan oleh Yanti, dkk (2020) menunjukan
bahwa nilai rata-rata posttest dengan perlakuan menggunakan
rendam kaki menurun menjadi ±22,30 dengan standar devition
(SD) adalah sebesar 1,252 dengan angka minimum 20 cm dan
maksimum 24 cm.
Penelitian terkait dilaksanakan oleh Putra (2019) dengan
judul penelitian “Pengaruh Terapi Rendam Air Hangat Terhadap
Edema Tungkai Bawah Ibu Hamil”. Hasil analisis bivariat diperoleh
adanya pengaruh terapi rendam air hangat terhadap edema pada
tungkai bawah ibu hamil di RSUD DrH Chatib Quzwaen
Sarolangun Tahun 2018 (p-value = 0,000, (p< 0,05).
2. Edema Kaki Kelompok Kontrol
a. Edema Kaki Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian sebelum diberikan pendidikan kesehatan
paling banyak mengalami edema derajat 1 sebanyak 8 responden
(50,0%). Hal tersebut dikarenakan terdapat responden yang
mengalami hipertensi serta ada responden yang belum mengerti
tentang bahaya mengkonsumsi kopi yang berlebih. Hal tersebut
dapat meningkatkan akumulasi cairan berlebih dalam tubuh
sehingga mampu meningkatkan tekanan hidrostatik dalam
pembuluh darah dan akhirnya terjadi edema.
Menurut analisis peneliti, edema yang terjadi pada ibu hamil
selain diberikan pendidikan kesehatan juga harus diberikan rendam
kaki menggunakan air hangat. Hal tersebut dikarenakan hasil
temuan rendam kaki bermanfaat dapat menurunkan edema ibu.
Analisis peneliti sejalan dengan data penelitian yang diperoleh dari
penekanan secara langsung yaitu edema derajat 1 sebanyak 8
responden (50,0%), derajat 2 sebanyak 7 responden (43,8%),
sedangkan derajat 3 sebanyak 1 responden (6,2%).
38

Hasil diatas sejalan dengan data penelitian Rahmayanti


(2020) dengan judul “Penyuluhan Tentang Penanganan Udem
Pada Kaki Dan Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Air Dingin Padang”. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 10 oktober 2019 dan diikuti oleh 22 orang ibu hamil yang
didapatkan hasil adanya peningkatan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan peserta dalam memahami materi yang
disampaikan pada kegiatan pengabdian ini. Didapatkan 80%
Audiens yang hadir mampu menyebutkan pengertian udem kaki
dan kecemasan, 75% Audiens yang hadir mampu menyebutkan
dan mendemonstrasikan cara rendam kaki air hangat. Pendidikan
kesehatan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang udem dan
kecemasan serta penanganannya.
Penelitian terkait dilaksanakan oleh Wahyuni (2018) dengan
judul penelitian “Hubungan Hipertensi Kehamilan dengan Derajat
Oedema di Ruang Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati”.
Hasil uji analisis didapatkan nilai ρ value 0,000 kurang dari 0,05
dan r hitung sebesar 0,758 (kuat) maka hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara hubungan
hipertensi kehamilan dengan derajat oedema di Ruang Poli
Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati.
b. Edema Kaki Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian sesudah diberikan pendidikan kesehatan
paling banyak mengalami edema derajat 1 sebanyak 11 responden
(68,8%). Hasil diatas menunjukkan bahwa pemberian pemberian
pendidikan kesehatan juga mampu menurunkan edema pada ibu
hamil. Pemberian pendidikan kesehatan tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang penyebab
dan cara mengurangi edema kaki ibu.
Menurut analisis peneliti, pemberian pendidikan mampu
mengurangi edema pada ibu hamil dengan cara peningkatan
pengetahuan ibu hamil sehingga ibu hamil mengetahui penyebab
edema dan cara mengatasi edema ibu hamil. Hal ini sejalan
dengan adanya temuan hasil penelitian bahwa edema ibu menurun
39

dengan dibuktikan hasil penelitian ibu mengalami edema derajat 1


sebanyak 11 responden (68,8%). Edema akibat kelebihan cairan
dapat diturunkan dengan diuretic atau pengeluaran cairan lewat
urine ibu.
Steatment peneliti tersebut didukung dari data berbasis
penelitian yang dilaksanakan oleh Hasliani (2019) dengan judul
“Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester I Terhadap
Upaya Pencegahan Edema Di Puskesmas Bangkala Kabupaten
Jeneponto”. Penelitian ini menggunakan teknik sampling
menggunakan accidental sampling dengan besar sampel sebanyak
50 responden. Hasil penelitian ini mejelaskan bahwa ada
peningkatan upaya-upaya pencegahan edema yang dilakukan ibu
hamil sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Analisis data menggunaan uji Wilcoxon dengan nilai p value 0,001
lebih kecil dari nilai α  = 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan pemberian pendidikan kesehatan
terhadap upaya pencegahan edema di Puskesmas Bangkala
Kabupaten Jeneponto
Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini
dilaksanakan oleh Purnasari (2016) dengan judul penelitian
“Kepatuhan Konsumsi Suplemen Kalsium Serta Hubungannya
Dengan Tingkat Kecukupan Kalsium Pada Ibu Hamildi Kabupaten
Jember”. Hasil penelitian didapatkan Tingkat kecukupan kalsium
sebagian besar ibu hamil (76,1%) masih di bawah estimated
average requirement(EAR) kalsium. Kontribusi asupan kalsium dari
suplemen tidak besar, yaitu hanya memenuhi 2,6% EAR.

B. Analisa Bivariat
Hasil hasil uji wilkoxon kelompok intervensi didapatkan nilai ρ value
0,005 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat
pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema pada ibu hamil di
Puskesmas Jepang Kudus. Hasil uji wilkoxon kelompok kontrol didapatkan
nilai ρ value 0,046 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat diartikan
bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap edema
pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus. Hasil diatas p value kelompok
intervensi lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol yang dapat disimpulkan
40

bahwa rendam kaki air hangat lebih efektif dibandingkan kelompok kontrol
yang hanya diberikan pendidikan kesehatan. Sedangkan hasil uji mann
whitney didapatkan nilai ρ value 0,002 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang bermakna antara
pemberian rendam kaki air hangat dan pemberian pendidikan kesehatan
terhadap edema pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus.
Menurut analisis penulis, hasil uji diatas didukung dengan motivasi
kelompok intervensi yang baik dalam melaksanakan rendam kaki dengan
baik sesuai dengan arahan peneliti. Adanya perbedaan diatas ditunjukkan
dari hasil analisis yang diperoleh p value 0,002 kurang dari 0,05. Didapatkan
nilai p value 0,002 dikarenakan hasil dari pengolahan data yang terlihat
signifikan yaitu kelompok intervensi dari penekanan secara langsung
diperoleh derajat 1 sebelum dilaksanakan rendam kaki sebanyak 7
responden menjadi 13 responden setelah dilaksanakan terapi rendam kaki
air hangat, derajat 2 dari sebelum dilaksanakan rendam kaki sebanyak 7
responden menjadi 3 responden setelah dilaksanakan terapi rendam kaki air
hangat dan derajat 3 sebelum dilaksanakan rendam kaki sebanyak 2
responden menjadi 0 responden setelah dilaksanakan terapi rendam kaki air
hangat. Sedangkan kelompok control dari penekanan secara langsung
diperoleh derajat 1 sebelum dilaksanakan pendidikan kesehatan sebanyak 8
responden menjadi 11 responden setelah dilaksanakan , derajat 2 dari
sebelum dilaksanakan pendidikan kesehatan sebanyak 7 responden
menjadi 5 responden setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan dan
derajat 3 sebelum dilaksanakan pendidikan kesehatan sebanyak 1
responden menjadi 0 responden setelah dilaksanakan pendidikan
kesehatan.
Penelitian pendukung dilaksanakan oleh Yanti (2020) dengan judul
penelitian “Pengaruh Penerapan Pijat Dan Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Pada Ibu Hamil”. Hasil penelitian
dari uji T diperoleh angka 0,000. Dimana nilai 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya jika Ho ditolak maka
ada pengaruh penerapan pijat kaki dan rendam kaki dengan air hangat
campuran kencur terhadap edema kaki pada ibu hamil di Desa Tulaan
Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil.
41

Penelitian pendukung juga dilaksanakan oleh Sawitry (2020) dengan


judul penelitian “Manfaat Rendaman Air Hangat dan Garam dalam
Menurunkan Derajat Edema Kaki Ibu Hamil Trimester III”. Analisis data
menggunakan uji Wilcoxon menunjukan terjadi penurunan tingkat edema
kaki pada ibu hamil dengan selisih nilai tengah edema kaki sebelum 4,00. Uji
Wilcoxon menunjukkan ρ value 0,000 yang dapat disimpulkan baha ada
pengaruh rendaman air hangat dan garam  terhadap edema kaki ibu hamil
trimester III.

C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Responden kelompok kontrol hanya menggunakan pendidikan
kesehatan tanpa perlakuan tindakan dalam mengurangi edema
sehingga keefektifan kelompok intervensi dan control terlihat menolok
dan signifikan.
2. Penelitian ini belum menganalisa faktor yang mempengaruhi edema
kehamilan seperti kelebihan cairan, hipertensi kehamilan,
mengkonsumsi kafein dalam jumlah banyak dan udara panas.
42

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian sebelum diberikan rendam kaki air hangat paling
banyak responden mengalami edema derajat 1 dan 2 sebanyak 7
responden (43,8%).
2. Hasil penelitian sesudah diberikan rendam kaki air hangat paling
banyak mengalami edema derajat 1 sebanyak 13 responden (81,2%).
3. Hasil penelitian sebelum diberikan obat SF / Ferrous Sulfate, kalk dan
furosemide paling banyak mengalami edema derajat 1 sebanyak 8
responden (50,0%).
4. Hasil penelitian sesudah diberikan obat SF / Ferrous Sulfate, kalk dan
furosemide paling banyak mengalami edema derajat 1 sebanyak 11
responden (68,8%).
5. Hasil uji wilkoxon kelompok intervensi didapatkan nilai ρ value 0,005
kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat
pengaruh rendam kaki air hangat terhadap edema pada ibu hamil di
Puskesmas Jepang Kudus. Hasil uji wilkoxon kelompok kontrol
didapatkan nilai ρ value 0,046 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut
dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh pemberian obat SF / Ferrous
Sulfate, kalk dan furosemide terhadap edema pada ibu hamil di
43

Puskesmas Jepang Kudus. Sedangkan hasil uji mann whitney


didapatkan nilai ρ value 0,002 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat berbedaan yang bermakna antara
pemberian rendam kaki air hangat dan pemberian obat SF / Ferrous
Sulfate, kalk dan furosemide terhadap edema pada ibu hamil di
Puskesmas Jepang Kudus.

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengaplikasikan rendam kaki menggunakan air
hangat di lapangan secara langsung pada ibu hamil yang mengalami
edema.

2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus


42
Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus dapat digunakan dalam
kegiatan proses belajar mengajar khususnya tentang edema ibu hamil
yang dapat diatasi dengan rendam kaki air hangat.
3. Bagi Puskesmas Jepang Kudus
Dapat digunakan Puskesmas Jepang Kudus dalam pemberian
penyuluhan pada ibu hamil yang mengalami edema tentang pentingnya
rendam kaki menggunakan air hangat dalam mengurangi edema kaki
yang dialami ibu.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian lainnya yaitu
faktor yang mempengaruhi edema kehamilan seperti kelebihan cairan,
hipertensi kehamilan, mengkonsumsi kafein dalam jumlah banyak dan
udara panas.
44

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka


Cipta, Jakarta, 2016.
Ashalina, Desi A. Apa yang dimaksud dengan edema?. https://www.
dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-edema/12279,2016. Diakses tanggal
21 Desember 2017.
Coban A., S. A. Effect Of Foot Massage To Decrease Physiological Lower Leg
Oedema In Late Pregnancy: A Randomized Controlled Trial In Turkey.
Internasional Journal Of Nursing Practice. 16: 454-460, 2012.
Destia, D.,Umi, A., Priyanto. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Jurnal Stikes Ngudi
Waluyo Ungaran, 2014.
Dinkes Jateng. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Tengah, 2015.
Fredy, Felix C. Edema (Bengkak). http://www.kerjanya.net/faq/5325-edema-
bengkak.html, 2017. Diakses tanggal 21 Desember 2017.
Ilkafah, I. Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Obat Anti
Hipertensi Dan Terapi Rendam Air Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas
Antara Tamalanrea Makassar. Pharmacon, 2016.
Kusmarjadi, Didik. Kaki Bengkak Pada Kehamilan. http://konsultasi-spesialis-
obsgin.co.id/2012/04/kaki-bengkak-pada-kehamilan.html. Diakses tanggal
21 Desember 2017.
45

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedoteran. FKUI, Jakarta, 2014.


Morgan, Geri. Obstetri dan ginekologi: panduan praktik. EGC, Jakarta, 2014.
Muhlisin, Ahmad. Pengertian, Penyebab, Jenis-Jenis Edema. https://
mediskus.com/penyakit/edema,2017. Diakses tanggal 21 Desember 2017.
Muzakir, A. Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan
dengan Teknik Decision Tree. http://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/sji,
2016. Diakses tanggal 21 Desember 2017.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta,
2015.
Nurhasanah. Edema pada Ibu Hamil Trimester III Puskesmas Basuki Rahmad
Kota Bengkulu, jurnal.stikesbhaktihusada.ac.id/edema-pada-ibu-hamil-
trimester-III-2013. Diakses tanggal 21 Desember 2017.
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan;
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba
Medika, Surabaya, 2016.
Potter & Perry. Fundamental keperawatan, Terjemah : Monica Ester,
Fundamental of nursing, Edisi 4, Volume 2. EGC, Jakarta, 2016.
Purnasari, Galih. Kepatuhan Konsumsi Suplemen Kalsium Serta Hubungannya
Dengan Tingkat Kecukupan Kalsium Pada Ibu Hamildi Kabupaten
Jember. Departemen Ilmu Gizi Sekolah Pascasarjana, Bogor.
Putra, Yuhendri. Pengaruh Terapi Rendam Air Hangat Terhadap Edema Tungkai
Bawah Ibu Hamil. Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi, 2019.
Rahmayanti, Rini. Penyuluhan Tentang Penanganan Udem Pada Kaki Dan
Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Air Dingin
Padang. STIKes Mercubaktijaya Padang, 2020.
Saifuddin, A. B, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBP-SP, Jakarta, 2012.
Sawitry. Manfaat Rendaman Air Hangat dan Garam dalam Menurunkan Derajat
Edema Kaki Ibu Hamil Trimester III. Stikes Karya Husada Semarang, 2020.
Sholihah, Lutfiatus. Panduan Lengkap Melahirkan; Persiapan dan Strategi
Menghadapi Persalinan Sehat dan Alamiah. Diva Press, Jogjakarta, 2012.
Solechah, Nurul. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di
Puskesmas Bahu Manado. Universitas Sam Ratulangi, 2017.
Sudoyo. Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI, Jakarta, 2014.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2014.
Susanto, Dwi Agung. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah
46

Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak. Universitas


Tanjungpura Pontianak, 2015.
Syam, Nurhaidah. Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dan Konsumsi Jus
Mentimun Terhadap Hipertensi Pada Lansia. UIN Alauddin Makassar,
2016.
Ulya, Miftahul. Pengaruh Merendam Kaki menggunakan Air Hangat dan inhalasi
aromaterapi terhadap tekanan darah pasien hipertensidi Desa Brabo
Kabupaten grobogan Jawa tengah. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2017.
Wahyuni, Ika. Hubungan Hipertensi Kehamilan dengan Derajat Oedema di
Ruang Poli Kandungan RSUD RAA Soewondo Pati, Universitas
Muhammadiyah Kudus, 2018.
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta, 2014.
Yanti, M,D. Pengaruh Penerapan Pijat Dan Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Pada Ibu Hamil. Institut
Kesehatan Deli Husada Deli Tua, 2020.
Zaenatushofi. Penerapan Pijat Kaki dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur
Untuk Mengurangi Oedema Kaki pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB
Supriyatin, Amd. Keb. tikes Muhammadiyah Gombong, 2019.

Anda mungkin juga menyukai