Oleh:
Vina Wulandari
NIM : 920173138
13
Edema Kelompok Kontrol
14
Analisa Bivariat
Kelompok Kontrol
Derajat I 8 50,0 11 68,8 0,046
Derajat II 7 43,8 5 31,2
D e r a ja t II I 1 6 ,2 0 0
15
Edema Sebelum Diberikan Rendam Kaki Air hangat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa edema sebelum diberikan rendam kaki air hangat paling
banyak responden mengalami edema derajat 1 dan 2 sebanyak 7 responden (43,8%). Hasil
tabulasi penelitian ditunjukkan bahwa derajat edema ibu terlihat dari hasil pemeriksaan
ditemukan bahwa kedalamannya saat ditekan 1- 3 mm dengan waktu kembali antara 3-4 detik.
Pemeriksaan diatas dilaksanakan diatas punggung kaki.
Hasil diatas sesuai dengan teori Sudoyo (2014) bahwa lokasi pemeriksaan edema menurut
dilaksanakan daerah sakrum, diatas tibia dan pergelangan kaki. Penilaian derajat edema yaitu
derajat I apabila kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik, derajat II jika
kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik, derajat III jika kedalamannya 5-7 mm
dengan waktu kembali 7 detik dan derajat IV jika kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7
detik.
16
Edema Sesudah Diberikan Rendam Kaki Air hangat
Hasil penelitian didapatkan bahwa sesudah diberikan rendam kaki air hangat paling banyak
mengalami edema derajat 1 sebanyak 13 responden (81,2%). Hal tersebut menunjukkan
bahwa rendam kaki dengan mengggunakan air hangat juga dapat digunakan dalam
mengurangi edema ibu hamil.
Hal diatas sejalan dengan teori Fredy (2017) bahwa bahwa edema karena kehamilan perlu
dilaksanakan evaluasi terhadap inflamasi intravaskuler yang mengurangi penyerapan cairan
interstisial sehingga sering terjadi bengkak pada ekstrimitas bawah maupun atas. Cara
mengatasi edema tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan rendam kaki.
17
Edema Sebelum Diberikan obat SF / Ferrous
Sulfate, Kalk dan Furosemide
Hasil penelitian sebelum diberikan obat SF / ferrous sulfate, kalk dan furosemide paling banyak
mengalami edema derajat 1 sebanyak 8 responden (50,0%). Hal tersebut dikarenakan terdapat
responden yang mengalami hipertensi serta ada responden yag suka mengkonsumsi kopi yang
berlebih. Hal tersebut dapat meningkatkan akumulasi cairan berlebih dalam tubuh sehingga
mampu meningkatkan tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah dan akhirnya terjadi edema.
Hasil diatas sesuai dengan teori Kusmarjadi (2012) bahwa edema dapat disebabkan karena
kelebihan cairan. Akumulasi cairan yang berlebihan terjadi bersamaan dan tersebar secara luas
di dalam semua jaringan dan rongga tubuh yang terjadi pada saat yang bersamaan. Selain
kelebihan cairan, edema juga dapat disebabkan hipertensi kehamilan. Hipertensi kehamilan
akibat adanya kelebihan natrium (garam) menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik yang
merupakan tekanan cairan yang mengalir di dalam pembuluh darah.
18
Edema Sesudah Diberikan obat SF / Ferrous
Sulfate, Kalk dan Furosemide
Hasil penelitian sesudah diberikan obat sf / ferrous sulfate, kalk dan furosemide paling banyak
mengalami edema derajat 1 sebanyak 11 responden (68,8%). Hasil diatas menunjukkan bahwa
pemberian obat SF / ferrous sulfate, kalk dan furosemide juga mampu menurunkan edema
pada ibu hamil. Pemberian obat sf / ferrous sulfate, kalk dan furosemide tersebut mampu
memperlancar sirkulasi darah serta untuk diuretik dengan tujuan mengurangi edema kaki ibu.
Hasil diatas sesuai dengan teori Pane (2020). bahwa furosemide merupakan obat golongan
diuretik yang bermanfaat untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine.
Obat ini sering digunakan untuk mengatasi edema (penumpukan cairan di dalam tubuh) atau
hipertensi (tekanan darah tinggi). Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan
natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan oleh
tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan suntik. Sedangkan Ferrous Sulfate adalah obat
yang merupakan suplemen zat besi yang digunakan untuk mengobati atau mencegah kadar zat
besi rendah dalam darah (misalnya, untuk anemia atau selama kehamilan).
19
Analisa Bivariat
Hasil hasil uji wilkoxon kelompok intervensi didapatkan nilai ρ value 0,005 kurang dari 0,05
maka hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh rendam kaki air hangat terhadap
edema pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus. Hasil uji wilkoxon kelompok kontrol
didapatkan nilai ρ value 0,046 kurang dari 0,05 maka hasil tersebut dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh pemberian obat SF / Ferrous Sulfate, kalk dan furosemide terhadap edema
pada ibu hamil di Puskesmas Jepang Kudus. Hasil diatas p value kelompok intervensi lebih
kecil dibandingkan kelompok kontrol yang dapat disimpulkan bahwa rendam kaki air hangat
lebih efektif dibandingkan kelompok kontrol yang hanya diberikan obat SF / Ferrous Sulfate,
kalk dan furosemide
Hasil diatas juga sesuai dengan teori Wiknjosastro (2014) bahwa penyebab edema kaki akibat
tekanan darah yang meningkat pada ibu hamil mampu meningkatkan inflamasi intravaskuler
sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik. Hal tersebut menyebabkan edema
pada ibu hamil khususnya yang sering terjadi yaitu di ekstrimitas atas dan bawah meliputi kaki
dan tangan ibu sehingga diperlukan adanya terapi rendam air hangat dalam mengurangi
pembengkakan pada ibu hamil.
20