Anda di halaman 1dari 5

TEHNIK EKSISI

Bedah eksisi adalah salah satu cara


tindakan bedah yaitu
membuang jaringan
(tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dila
kukan untuk berbagai tujuan antara lain
pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan le
si jinak ataupun ganas dan memeperbaiki
penampilan secara kosmetis

Irisan operasi yang sejajar dengan garis regangan kulit alami akan membuat
jaringan parut kurang terlihat. Arah garis
ini biasanya tegak lu
rus terhadap otot
dibawahnya. Juga bila irisan searah dengan lipat
an anatomis kulit seperti lipat nasolabial
akan kurang tampak. Tujuan operasi adalah
mengangkat lesi kulit. Pada pengangkatan
yang tidak sesuai dengan garis
atau lipatan kulit atau memp
engaruhi organ disekitarnya
dapat dilakukan penutupan dengan macam-macam
flap atau plasti. Pe
nutupan yang lebih
mudah adalah dengan menggunakan tandur kulit

KEUNTUNGAN EKSISI
3
1.
Seluruh specimen dapat diperiksa unt
uk diagnosis histologis dan sekaligus
melaksanakan eksisi total.
2.
Pasien-pasien tidak memerlukan follow up yang berkepanjangan setelah ekisi
karena angka kekambuhan setela
h eksisi total sangat rendah
3.
Hanya memerlukan satu terapi saja
4.
Penyembuhan luka primer biasanya ter
capai dengan memberikan hasil kosmetik
yang baik

KERUGIAN EKSISI
3
1.
Diperlukan anestesi lokal
2.
Diperlukan tehnik aseptik dengan menggunaka
n instrumen-instrumen bedah, kain
penyeka dan lap-lap yang steril.
3.
Diperlukan sedikit waktu dan tingkat
keahlian tertentu operatornya.
BATAS TEPI EKSISI
3
1.
Lesi-lesi jinak 1-2 mm
2.
Karsinoma sel basal noduler 2-3 mm,
sclerosing 6-8 mm, multifokal 8-10 mm
3.
Penyakit Bowen 3-4 mm
4.
Karsinoma sel skuamosa yang tumbuh
lambat 6-10 mm, yang tumbuh cepat 10-15
mm

AKTOR-FAKTOR UNTUK MEN


GHASILKAN SKAR YANG BAIK
Penampilan akhir dari sebuah skar setelah ti
ndakan eksisi tergantung dari berbagai
faktor. Yang terpenting adalah penggunaan tehn
ik atraumatik, penempatan skar sesuai
dengan garis tegangan kulit, usia pasien, lokasi pada badan, tipe kulit dan faktor
komplikasi seperti kelainan kulit dan infeksi

Tehnik atraumatik
3,4
Merusak jaringan akan menyebabkan de
vitalisasi jaringan yang tak dapat
dihindarkan, menyebabkan penyembuhan ya
ng jelek dan dengan demikian parut-
parut luka akan jelek.
Tepi-tepi luka hendaknya ditangani
dengan lembut. Hendaknya jangan pernah
merusak tepi luka itu dengan memegangnya
dengan forsep, baik yang bergigi
maupun yang tidak. Forseps yang bergigi tajam hendaknya digunakan untuk
mencubit dermis atau untuk menekan tepi kulit. Kaitan kulit dapat digunakan
sebagai gantinya.
Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008
USU e-Repository © 2008
2.
Garis tegangan kulit
3,4,5
Kontraksi otot, mobilitas sendi dan gravitasi merupakan kekuatan terpenting yang
mempengaruhi terbentuknya garis tegangan kulit. Garis Langer selama bertahun-
tahun dipakai sebagai titik yang menunjukkan arah insisi, garis ini berasal dari
penelitian pada mayat. Bila ekstrem
itas dan tubuh digerakkan di luar posisi
anatomis istirahat, maka garis tegangan kul
it akan bergeser. Oleh karena itu garis
tegangan kulit telah digambarkan ber
hubungan dengan kerutan,
garis kontur dan
garis ketergantungan. Garis kerutan pada
kulit wajah melintasi sumbu panjang
otot dibawahnya saat berkontraksi.
Garis kontur terbentuk pada tempat pert
autan bidang tubuh, seperti pada pipi dan
daerah preaurikuler telinga
. Garis ketergantungan berj
alan sesuai dengan posisi
gravitasi kulit yang longgar dan jaringa
n subkutis (misalnya lemak dibawah
dagu). Sesuai aturan insisi yang dibuat
sejajar dengan Relaxed skin tension line
(RSTL) yang akan sembuh dengan parut se
cara kosmetik lebih baik dari pada
insisi yang dibuat tangensial atau memot
ong RSTL. Pada anak dan dewasa muda
garis ini tidak mudah ditentukan letaknya
. Untuk membantu menilai RSTL dapat
dengan mencubit kulit dalam beberapa
arah atau pasien
disuruh melakukan
ekspresi wajah (senyum, menyeringai, mengerutkan bibir).Buku panduan0
Pada ekstremitas aspek-aspek fleksor se
ndi-sendi dikerjakan paling baik dengan
insisi melintang. Lesi-lesi pada permukaan
ekstensor sendi dapat juga dieksisi
dengan pola horisontal atau miring kalau
cukup kecil lesinya. Tes cubitan dengan
sendi difleksikan penuh akan menentuka
n lesi mana yang memerlukan eksisi
longitudinal. Insisi-insisi longitudinal
paling baik untuk ekstremitas dibagian
lainnya.
Garis-garis Langer akan be
rtindak sebagai garis-gari
s penunjuk arah luka di
badan. Kalau tidak yakin akan arah
mana yang paling baik, lakukan eksisi
melingkar dengan kulit diregangkan dan pe
rhatikan bahwa li
ngkaran tersebut
akan cenderung membentuk sebuah elips kalau kulitnya dikendorkan.
Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008
USU e-Repository © 2008
3.
Usia pasien
Skar pada anak-anak yang eritem dan hi
pertropik akan menetap untuk waktu yang
lama akan menyebabkan penampilan akhir yang tidak memuaskan. Untuk proses
maturasi skar dari skar yang merah dan meninggi menjadi tipis dan berwarna
putih membutuhkan waktu 2 tahun atau lebih.
4
4.
Lokasi
Skar yang berasal dari eksisi atau insisi
pada telapak tanga
n, telapak kaki, dan
mukus membran biasanya baik dan tidak te
rlalu terlihat. Hal ini terlihat kontras
dengan skar pada area sternal, punda
k atau punggung. Sebelum melakukan eksisi
pada daerah tersebut pasien perlu dijelaskan kemungkinan timbulnya skar
hipertropik.
4,6
5.
Tipe kulit
Ada pasien yang mempunyai kulit yang tebal, berminyak dengan kelenjar
sebaseus yang hipertropik dan over ak
tif. Skar pada jenis kulit ini dapat
menyembuh dengan skar yang depress.
6.
Kelainan kulit
Pasien dengan kelainan pada jaringan fi
brous dan elastin akan menyebabkan skar
yang luas. Pasien dengan kelainan in
i dapat dilihat dengan cara melakukan
hiperextensi jari tangan atau me
ncubit kulit punggung tanga
n untuk melihat
peningkatan elastisitas. Penyakit Ehlers-Dan
loss syndome adalah bentuk kelainan
fibroelastik yang berat dimana penye
mbuhan luka berlangsung sangat lambat
dengan skar yang luas.
4
TEHNIK EKSISI
Tehnik eksisi ada beberapa macam yaitu eksi
si elips simpel , eksisi wedge, eksisi
sirkular dan eksisi multipel.
Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008
USU e-Repository © 2008
1.
Eksisi Elips (fusiform)
Merupakan bentuk eksisi dasar, dengan arah
yang sejajar dengan garis dan lipatan
kulit. Perbandingan panjang dan lebar mini
mal 3:1 dengan sudut 30 derajat. Irisan
tegak lurus atau lebih meluas kedalam
sampai dengan subkutis. Bila perlu dapat
dilakukan undermining yang kalau dimuka
tepat dibawah dermis dan kalau di
skalp didaerah subgaleal. Perdarahan yang terjadi di kulit dapat ditekan beberapa
saat dan bila perlu dila
kukan hemostasis dengan elektr
okoagulasi, tetapi jangan
berlebihan terutama pada perdarahan
dermis. Perdarahan dari pembuluh darah
kecil dapat dielektrokoagulasi te
tapi yang besar harus diikat.
Lesi-lesi yang dieksisi berbentuk elips akan menghasilkan parut yang lebih
panjang dari pada lesi aslinya. Tujuan
utama mengeksisi lesi berbentuk elips
adalah mengurangi terbentknya sisa kulit/
telinga anjing (dog ear). Dog ears dapat
diperbaiki dengan memanjangkan elips
atau membuang jaringan berlebih dan
menutupnya dengan bentuk L atau Y.
C lick to s ee larger picture

2.
Eksisi wedge
Lesi-lesi yang terletak pada
area bebas seperti bibir,
sudut mata, cuping hidung
dan telinga dapat dieksisi dengan eksisi
wedge. Karsinoma sel skuamosa pada
bibir disarankan untuk dilakukan eksisi
V sehingga dapat mengangkat jaringan
yang sama kelenjar limfenya.
4
Jika dilakukan eksisi wedge
pada cuping hindung yang
terlalu luas untuk ditutup
secara primer, maka dapat dilakukan graft dengan ukuran yang sama dari telinga.
Donna Partogi : Tehnik Eksisi, 2008
USU e-Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai