Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

N DENGAN STROKE DI RT
02 DESA SUNGAI LANDAS KECEMATAN KARANG INTAN

Nama Mahasiswa : Atika Nur huda


NPM : 1814901110013
Tempat Praktek : Desa Sungai Landas Kecematan Karang Intan
Tanggal Praktik : 01 April 2019
Tanggal Pengkajian : 03 April 2019

A. Pengkajian
I. Identitas Keluarga
1. Kepala Keluarga
a. Nama : Tn. F
b. Umur : 36 tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMP
e. Tipe Keluarga : Keluarga besar
f. Agama : Islam
g. Suku : Banjar
h. Alamat : Desa Sungai Landas RT 02

2. Klien
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 72 tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
f. Suku : Banjar
g. Alamat : Desa Sungai Landas RT 02
3. Komposisi Anggota Keluarga
No. Nama JK Hub dg Klien Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. F L Suami 36 tahun SMP Wiraswasta
2 Ny. J P Istri 42 tahun SMP Pedangang

3. An. M L Anak 16 SMP Pelajar

4. Ny. N P Nenek 72 SD IRT

4. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Penderita

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Laki-laki meninggal : Ikatan perkawinan

: Perempuan meninggal : Ikatan Keturunan

5. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga Tn. F pergi jalan-jalan bersama istri dan anak, pergi zirah dan Ny. N
hanya di rumah tidak ada aktivitas rekreasi.
II. Riwayat dan perkembangan Keluarga saat ini
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini Tn. F sedang berada pada tahap perkembangan keluarga keluarga
besar.
2. Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. F mempunyai tugas perkembangan keluarga berkomunikasi secara terbuka
antara orang tua dan anak, memberikan perhatian, dan memeberikan kebebesan
dalam bertangung jawab.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. F mengatakan tidak ada keluhan penyakit, istri Tn F yaitu Ny. J
mengatakan tidak ada keluhan penyakit, An M mengatakan tidak ada keluahan
penyakit dan Ny. N mengatakan ± 13 tahun mengalami post stroke, Ny. N
mengatakan tangan kiri bagian jari kelingking kaku.

4. Riwayat Keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)


Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa Tn. F memiliki riwayat
mengatakan ada riwayat kolesterol, hanya istri Tn. F tidak memiliki riwayat
mengatakan ada riwayat penyakit, An. M mengatakan tidak memiliki riwayat
mengatakan ada riwayat penyakit, dan Ny. N mengatakan ada riwayat
hipertensi dan kolesterol, keluarga tidak pernah mempunyai riwayat penyakit
menular atau penyakit kronis yang berat.

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Tipe rumah semi permanen dengan luas 6 x 12 m, status milik sendiri terbuat
dari kayu. Terdapat 1 ruang tamu yang memiliki 5 buah jendela 4 buah
jendela, 1 jendela di dekat ruang tamu di buka, 1 jendela di dapur bisa dibuka
dan 3 buah ruang tidur di buka, 1 buah WC, ruang dapur dan ruang tempat
untuk mencuci piring dan pakaian. Penerangan malam hari menggunakan
listrik, pada siang hari ruangan cukup terang. Untuk air minum, memasak dan
mencuci semuanya menggunakan air pompa.
Denah rumah
Keterangan : U
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
3. WC
4. Dapur
5. Tempat mencuci piring dan
pakaian
: pintu
: jendela

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keadaan lingkungan tetangga sebagian besar rumah mereka kayu dan
berdekatan. Mayoritas menggunakan air pompa untuk minum, memasak dan
mandi. Tidak memiliki halaman rumah. Tidak ada aturan khusus dalam
masyarakat yang mempengaruhi kesehatan. Keluarga selama ini hubungan
dengan tetangga baik. Tetangga sekitar mayoritas pekerjaannya sebagai petani.
Tetangga mudah dihubungi dan saling memperhatikan serta saling membantu
bila ada kesulitan.

3. Mobilitas geografi keluarga


Keluarga Tn. F Sudah ± 18 tahun mendiami rumah yang sekarang di
tempatinya. Rumah yang sekarang di tinggalinya adalah rumah orang tua (Ny.
N)>

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Waktu yang paling banyak digunakan berkumpul dengan anggota keluarga
adalah malam hari. Interaksi keluarga dengan masyarakat sangat baik

5. Sistem pendukung keluarga


Jumlah anggota keluarga yang sakit ini ada 1 orang yaitu Ny. N Jika ada
anggota keluarga yang sakit, Ny.N akan memeriksakan ke Bidan Desa atau ke
perawat desa dan ke Puskesmas.
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
- Tn. F sebagai suami dan kepala keluarga berkewajiban untuk memberikan
nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengambilan keputusan dan
bertanggung jawab terhadap masalah-masalah keluarga
- Ny. J sebagai istri mengurus rumah tangga (mencuci, memasak dan
merubah segala perilaku yang tidak baik dalam keluarga dan juga ikut
bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bila ada masalah dalam
keluarga)
- An. M sebagai anak masih proses sebagai pelajar di sekolah (belajar), dan
anak membantu pekerjaan di rumah orang tua di rumah.
- Ny. N sebagai orang tua dari Tn. F dan Ny. J dan membantu pekekerjan
rumah (memasak) dan ikut mengambil keputusan dalam keluarga.

2. Nilai atau norma keluarga


Keluarga ini memberlakukan nilai atau norma sesuai dengan agama, melihat
keadaan sakit Ny. N keluarga tetap percaya bahwa yang di derita merupakan
penyakit yang dapat diobati atau setidaknya penyakitnya dapat tetap terkontrol
dan dicegah agar tidak memburuk

3. Pola komunikasi keluarga


Keluarga mengatakan komunikasi yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
banjar. Terkadang keluarga melakukan musyawarah untuk menyelesaikan
permasalahan atau memutuskan sesuatu yang rumit

4. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga, Tn. F yang bertanggung jawab mengambil keputusan dan
bermusyawarah bersama-sama keluarga dalam mepengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga.
Menurut Tn. F senang memiliki keluarga tampak harmonis, saling
memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan
yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota
keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.

2. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, di dalam keluarga ini tampak
kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam
melaksanakan tugas di dalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina
hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan
seringnya keluarga untuk berbincang – bincang tetangga sekitar dan dengan
anggota keluarga keluarga juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti
kegiatan yang ada dalam masyarakat.

3. Fungsi Reproduksi
Ny. J memiliki 1 orang anak yang belum menikah dan tinggal serumah dan Ny.
N memiliki 4 orang anak, 3 orang anak sudah menikah, dan 2 orang tidak
tinggal serumah, 1 orang anak tinggal serumah dan sudah menikah dan 1 orang
anak meninggal.

4. Fungsi Ekonomi
Tn. F bekerja sebagai wiraswasta, Ny. J bekerja sebagai pedagang dan juga
mengikuti kegiatan yasinan didesa, An. M sebagai pelajar dan Ny. M sebagai
IRT. Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan dapat dipenuhi dengan
penghasilan yang didapatkan oleh Tn. F yang bekerja sebagai wiraswasta dan
bantuan dari istrinya sebagai pedagang.
5. Perawatan kesehatan
Tn. A tidak mampu mengenali masalah kesehatan tentang penyakit Stroke hal
ini ditunjukkan dengan Tn F kurang menyadari dampak masalah kesehatan
akibat penyakit Stroke yang di derita ibunya yaitu Ny. N. Kemampuan Tn. F
dalam mengambil keputusan juga terbatas karena Tn. N tidak mengetahui
secara luas tentang masalah yang terjadi pada penyakit Stroke pada istrinya
Ny. N . Ny. N mempunyai kesadaran tentang terciptanya lingkungan yang
sehat, hal ini di buktikan dengan aktivitas Ny. N bila ada waktu luang
membersihkan ruangan dan lingkungan sekitar rumah.
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengetahui bahwa stroke adalah penyakit peningkatan kadar gula
dalam darah. Tetapi keluarga kurang mengetahui pengertian Stroke
sebenarnya, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan diet yang tepat
pada penderita stroke
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka segera
membawanya berobat
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Upaya keluarga dalam menangani penyakit stroke yaitu dengan membawa
berobat ke bidan desa ataupun ke dokter. Tetapi keluarga kurang
memahami tentang jenis-jenis makanan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi penderita stroke dan keluarga tidak tau cara perawatan luka
(dibersihkan dengan air hangat dan ditutup dengan menggunakan tisu)
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Lingkungan dalam rumah tampak rapi dan bersih, upaya keluarga cukup
baik dalam memelihara lingkungan rumahnya
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan segera membawa ke bidan desaatau kedokter
apabila ada anggota keluarga yang mengalami sakit
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stress jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yang dirasakan oleh keluarga adalah apabila ada
anggota keluarga yang sakit Tn. F dan Ny. J mengatakan dirinya cemas
terhadap penyakit yang di derita ibunya Ny. N
- Stessor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga adalah apabila
penyakit Ny. N bertambah parah dan sulit untuk dikendalikan / dikontrol

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Keluarga berusaha semaksimal mungkin untuk menghadapi dan menanggapi
stress agar tidak menjadi masalah yang besar dan menyerahkan segala
sesuatunya kepada tuhan yang maha esa

3. Strategi koping yang digunakan


Keluarga saling mendiskusikan untuk memecahkan suatu masalah ketika ada
permasalahan, namun terkadang lebih dominan dalam mengambil keputusan
adalah Tn. F sebagai kepala keluarga

4. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga mengatakan apabila menghadapi masalah dimusyawarahkan dengan
keluarga dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam

5. Harapan Keluarga :
Ny. M berharap agar tidak terjadi terualang lagi datangnya stroke dan bisa
hidup sehat.
VII.Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu anggota keluarga

Tn. F Ny. J Tn. F Ny. J


Nama
Pemeriksaan
Fisik

Kesadaran dan Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis


Keadaan umum Tampak baik Tampak baik Tampak baik Tampak lemah dan tremor

Tanda-Tanda Vital TD:130/90mmHg N:88x/m, TD:110/80mmHg N:80x/m, TD:120/90mmHg N:88x/m, TD:140/80mmHg N:80x/m,
R:22x/m T:36,50C R:20x/m, R:22x/m T:36,50C R:20x/m,
T: 36,80C T: 36,80C

Kepala Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


- Pada pemeriksaan kepala - Pada pemeriksaan kepala tidak - Pada pemeriksaan kepala tidak - Pada pemeriksaan kepala
tidak ditemukan kelainan ditemukan kelainan ditemukan kelainan tidak ditemukan kelainan
- bentuk kepala normal. - bentuk kepala normal. - bentuk kepala normal. - bentuk kepala normal.
Mata Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Posisi mata simetris - Posisi mata simetris, - Posisi mata simetris - Posisi mata simetris,
- konjungtiva tidak terlihat - konjungtiva tidak terlihat - konjungtiva tidak terlihat - konjungtiva tidak terlihat
anemis anemis, anemis anemis,
- kelopak mata tidak terdapat - kelopak mata tidak terdapat - kelopak mata tidak terdapat - kelopak mata tidak
edema edema, edema terdapat edema,
- tidak ada peradangan dan - tidak ada peradangan dan - tidak ada peradangan dan - tidak ada peradangan dan
perdarahan pada mata, perdarahan pada mata, perdarahan pada mata, perdarahan pada mata,
- Tn.A tidak menggunakan - Ny. M tidak menggunakan - An. M tidak menggunakan - Ny. N tidak
kacamata pada kacamata pada kesehariannya, kacamata pada kesehariannya, menggunakan kacamata
kesehariannya, fungsi melihat baik. - fungsi melihat baik. pada kesehariannya,
- fungsi melihat baik. fungsi melihat baik.
Hidung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Bentuk hidung simetris, - Bentuk hidung simetris, - Bentuk hidung simetris, - Bentuk hidung simetris,
- tidak terdapat peradangan - tidak terdapat peradangan dan - tidak terdapat peradangan dan - tidak terdapat peradangan
dan perdarahan pada hidung, perdarahan pada hidung, perdarahan pada hidung, dan perdarahan pada
- tidak ada penumpukan - tidak ada penumpukan secret, - tidak ada penumpukan secret, hidung,
secret, - fungsi penciuman baik. - fungsi penciuman baik. - tidak ada penumpukan
- fungsi penciuman baik. secret,
- fungsi penciuman baik.
Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Posisi telinga simetris, - Posisi telinga simetris, - Posisi telinga simetris, - Posisi telinga simetris,
- tidak terdapat serumen, - tidak terdapat serumen, - tidak terdapat serumen, - tidak terdapat serumen,
- tidak terdapat peradangan - tidak terdapat peradangan dan - tidak terdapat peradangan dan - tidak terdapat peradangan
dan perdarahan pada telinga, perdarahan pada telinga, perdarahan pada telinga, dan perdarahan pada
- fungsi pendengaran kurang - fungsi pendengaran baik. - fungsi pendengaran kurang telinga,
baik. baik. - fungsi pendengaran baik.
Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- Pada leher tidak nampak - Pada leher tidak nampak - Pada leher tidak nampak - Pada leher tidak nampak
adanya peningkatan tekanan adanya peningkatan tekanan adanya peningkatan tekanan adanya peningkatan
vena jugularis dan arteri vena jugularis dan arteri carotis, vena jugularis dan arteri tekanan vena jugularis dan
carotis, - tidak ada masalah pergerkan carotis, arteri carotis,
- tidak ada masalah pada pada leher - tidak ada masalah pada - tidak ada masalah
pergerakan leher. Palpasi: pergerakan leher. pergerkan pada leher
Palpasi: - tidak teraba adanya pembesaran Palpasi: Palpasi:
- tidak teraba adanya kelenjar tiroid. - tidak teraba adanya - tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar tiroid. pembesaran kelenjar
tiroid.
Dada Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
- pergerakan dada tampak - pergerakan dada tampak - pergerakan dada tampak - pergerakan dada tampak
simetris, simetris, simetris, simetris,
- tidak ada usaha bernafas, - tidak ada usaha bernafas, - tidak ada usaha bernafas, - tidak ada usaha bernafas,
- tidak menggunakan otot - tidak menggunakan otot bantu - tidak menggunakan otot bantu - tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, pernafasan, pernafasan, bantu pernafasan,
- tidak ada trauma pada dada. - tidak ada trauma pada dada. - tidak ada trauma pada dada. - tidak ada trauma pada
Palpasi : Palpasi : Palpasi : dada.
- tidak ada nyeri tekan pada - tidak ada nyeri tekan pada dada, - tidak ada nyeri tekan pada Palpasi :
dada, - tidak teraba adanya fraktur dada, - tidak ada nyeri tekan pada
- tidak teraba adanya fraktur pada bagian dada, - tidak teraba adanya fraktur dada,
pada bagian dada, - pengembangan dada kiri dan pada bagian dada, - tidak teraba adanya
- pengembangan dada kiri dan kanan simetris, - pengembangan dada kiri dan fraktur pada bagian dada,
kanan simetris, - taktil premitus teraba. kanan simetris, - pengembangan dada kiri
- taktil premitus teraba. Perkusi: - taktil premitus teraba. dan kanan simetris,
Perkusi: - Pada kedua dada kiri dan kanan Perkusi: - taktil premitus teraba.
- Pada kedua dada kiri dan sonor. - Pada kedua dada kiri dan Perkusi:
kanan sonor. Auskultasi: kanan sonor. - Pada kedua dada kiri dan
Auskultasi: - tidak ada bunyi nafas tambahan, Auskultasi: kanan sonor.
- tidak ada bunyi nafas - bunyi vesikuler pada kedua - tidak ada bunyi nafas Auskultasi:
tambahan, belah dada, tambahan, - tidak ada bunyi nafas
- bunyi vesikuler pada kedua - suara jantung s1 s2 tunggal. - bunyi vesikuler pada kedua tambahan,
belah dada, belah dada, - bunyi vesikuler pada
- suara jantung s1 s2 tunggal. - suara jantung s1 s2 tunggal. kedua belah dada,
- suara jantung s1 s2
tunggal.

Abdomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:


- tampak tidak ada lesi dan - tampak tidak ada lesi dan tidak - tampak tidak ada lesi dan - tampak tidak ada lesi dan
tidak ada benjolan pada ada benjolan pada abdomen, tidak ada benjolan pada tidak ada benjolan pada
abdomen, - tidak ada trauma pada abdomen, abdomen,
- tidak ada trauma pada abdomen. - tidak ada trauma pada - tidak ada trauma pada
abdomen, Auskultasi: abdomen, abdomen.
Auskultasi: - bising usus terdengar Auskultasi: Auskultasi:
- bising usus terdengar 10x/menit. - bising usus terdengar - bising usus terdengar
9x/menit. Perkusi: 9x/menit. 10x/menit.
Perkusi: - terdengar tymphani Perkusi: Perkusi:
terdengar tymphani palpasi: terdengar tymphani - terdengar tymphani
palpasi: - tidak nyeri. palpasi: palpasi:
terdapat nyeri tekan. terdapat nyeri tekan. - tidak nyeri.
Ekstremitas - Pada ekstremitas atas dan - Pada ekstremitas atas dan - Pada ekstremitas atas dan - Pada ekstremitas atas dan
bawah tidak terdapat bawah tidak terdapat edema, bawah tidak terdapat edema, bawah tidak terdapat
edema, - tidak terjadi kelumpuhan, dari - tidak terjadi kelumpuhan, edema,
- tidak terjadi kelumpuhan, ke empat ekstremitas mampu dari ke empat ekstremitas - tidak terjadi kelumpuhan,
dari ke empat ekstremitas menggerakkan persendian, mampu menggerakkan dari ke empat ekstremitas
mampu menggerakkan - mampu mengangkat dan persendian, mampu menggerakkan
persendian, melipat persendian secara - mampu mengangkat dan persendian,
- mampu mengangkat dan sempurna. melipat persendian secara - mampu mengangkat dan
melipat persendian secara sempurna. melipat persendian secara
sempurna. sempurna.
- Jari-jari tangan bagian kiri
kaku
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1 Data Subyektif ketidakmampuan Defisit
Keluarga mengatakan : keluarga mengenal pengetahuan
- Ny. N menderita stroke masalah kesehatan tentang stroke
- kurang mengerti dan sering keluarga
bertanya tentang pencegahan dan
diet pada stroke
- Mereka tidak terlalu memahami
tentang pengertian , penyebab ,
tanda dan gejala, penanganan,
pencegahan, dan diet pada
penderita stroke .
- Keluarga mengatakan jarang
memperoleh informasi berkaitan
dengan masalah stroke.

Data Obyektif
- Jari-jari tangan kiri kaku

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan
dengan defisit pengetahuan tentang stroke

3. Skoring Masalah Keperawatan


1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga berhubungan
dengan defisit pengetahuan tentang stroke

NO. KRITERIA SKOR PEMBENARAN

1 Sifat masalah 3/3x1=1 Menderita stroke merupakan suatu


Tidak / kurang sehat keadaan yang tidak sehat dan
perlu segera ditangani .
2 Kemungkinan masalah 2 /2 x 2 = 2 Melalui penyuluhan / penkes
dapat di ubah : mengenai penyakit stroke ,
mudah pengarahan keluarga menjadi
adekuat sehingga dapat
memperbaiki perilaku terhadap
kesehatan yang di anggap kurang
tepat.
3 Potensi masalah untuk di 2 / 3 x 1 = 2/3 Adanya inisiatif keluarga untuk
cegah : berobat ke puskesmas secara
Cukup teratur tetapi keluarga kurang
paham tentang perawatan stroke di
rumah .
4 Menonjolnya masalah 2/2x1=1 Keluarga tidak merasakan adanya
masalah stroke dengan adanya
ketidaktahuan mengenai penyakit
stroke
Total Skor = 4 2/3

1. Prioritas Diagnosa Keperawatan


NO PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR
1 3 ketidakmampuan keluarga mengenal 4 2/ 3
masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan defisit
pengetahuan tentang stroke

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan :
1. Kurang pengetahuan tentang stroke b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
kesehatan
Tujuan Kriteria Hasil/Standart Intervensi
Setelah dilakukan KOGNITIF - Keluarga dapat 1. Bina hubungan
tindakan Keluarga memahami dan saling percaya
keperawatan klien mengetahui tentang menjelaskan 2. Kaji tingkat
dan keluarga dapat stroke secara sederhana pengetahuan kelurga
memahami stroke mengenai 3. Beri penjelasan
Dengan kriteria VERBAL penyakit stroke sederhana kepada
hasil : Keluarga dapat - Keluarga dapat keluarga tentang
- Keluarga dapat menjelaskan tentang memahami penyakit stroke
memahami tanda dan gejala tentang tanda dan 4. Diskusikan dengan
pengertian stroke gejala stroke keluarga cara
stroke Keluarga dapat - Keluarga dapat penanganan stroke
- Keluarga dapat menyebutkan factor memahami 5. Berikan kesempatan
memahami tanda penyebab stroke dan tentang penyebab pada keluarga untuk
dan gejala stroke penatalaksanaannya stroke menanyakan
- Keluarga dapat - Keluarga dapat penjelasan yang telah
memahami PSIKOMOTOR memahami diberikan
penyebab stroke Keluarga dapat tentang 6. Berikan penjelasan
melaksanakan penanganan ulang bila ada
tindakan yang dapat stroke penjelasan yang
diberikan kepada belum dimengerti
Klien stroke 7. Lakukan ROM
8. Evaluasi secara
singkat terhadap
topic yang
didiskusikan dengan
keluarga
9. Memberikan pujian
kepada kemampuan
yang diungkapkan
keluarga
D. Implementasi
TGL / WAKTU Dx. KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
Kurang pengetahuan 1. Membina hubungan saling percaya (Keluarga koperatif saat ditanya-tanya)
tentang pengertian, tanda 2. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke (Keluarga hanya mampu
gejala dan penyebab menyebutkan satu tentang stroke)
STROKE 3. Memberikan penjelasan sederhana tentang penyakit stroke (keluarga menyimak saat
diberikan penjelasan stroke)
4. Mendiskusikan dengan keluarga cara penanganan stroke
5 April 2019
5. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah
diberikan
6. Memberikan penjelasan tentang materi yang belum dimengerti
7. Melakukan ROM (klien mengikuti gerakan ROM)
8. Mengevaluasi secara singkat terhadap topic yang mendiskusikan
9. Memberikan pujian kepada kemampuan keluarga yang diungkapkan
E. Evaluasi (Catatan Perkembangan Keluarga)
No Implementasi Paraf
Tanggal Evaluasi (SOAP)
Diagnosa
Melakukan Bina Hubungan Saling
I 3 April 2019
Percaya
I 4 April 2019 Melakukan Pengkajian keluarga
5 April 2019 Melakukan Pendidikan Kesehatan kepada S :
keluarga pasien, dihadiri juga oleh anak Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
beliau yang sudah berkeluarga stroke (pengertian stroke)
Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali
penjelasan yang telah diberikan mengenai stroke

I O:
Keluarga dah klien menyimak tentang penyakit stroke
Klien dapat melakukan gerakan ROM
A:
Masalah teratasi sebagian

P : Rencana Keperawatan Keluarga dilanjutkan


6 April 2017 1. Melakukan pendidikan kesehatan S:
diabetes melitus Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
2. Melakukan ROM stroke (pengertian, faktor resiko)
3. Mendiskusikan bersama pasien
terkait pelayanan kesehatan O:
Keluarga dan klien menyimak tentang penyakit stroke
I
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Rencana keperawatan keluarga dilanjutkan
7 April 2017 1. Melakukan pendidikan kesehatan S :
diabetes melitus Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
2. Melakukan ROM stroke (pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala)

O:
Keluarga dan klien menyimak tentang penyakit stroke
I
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Rencana keperawatan keluarga dilanjutkan

8 April 2017 1. Mengajarkan kepada keluarga untuk S:


memperhatikan konsumsi yang baik Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
bagi Ny M dan memperhatikan stroke (pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala serta
kesehatannya jika beliau merasa ada penanganannya)
kelehamahan atau kekakuan pada Klien dan Keluarga mengatakan mampu melakukan
bagian tubuh, bayangan ganda, dan ROM dengan meliha gambar yang diberikan
I pusing.
2. Melakukan ROM O:
Keluarga dan klien menyimak tentang penyakit stroke

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Rencana keperawatan keluarga dilanjutkan

9 April 2019 1. Melakukan pendidikan kesehatan S :


stroke Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
2. Melakukan ROM stroke (pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala serta
penanganannya)
Klien dan Keluarga mengatakan mampu melakukan
ROM dengan meliha gambar yang diberikan

O:
I Keluarga dan klien menyimak tentang penyakit stroke

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Rencana keperawatan keluarga dilanjutkan

10 April 1. Melakukan pendidikan kesehatan S :


2019 stroke Keluarga mengatakan mulai mengerti tentang penyakit
2. Melakukan ROM stroke (pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala serta
penanganannya)
I
Klien dan Keluarga mengatakan mampu melakukan
ROM dengan meliha gambar yang diberikan

O:
Keluarga dan klien menyimak tentang penyakit stroke

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Rencana keperawatan keluarga dilanjutkan
Keterangan;
Dari hasil pengkajian didapatkan
1. Tahap keluarga adalah Tahap VIII yaitu Keluarga dalam tahap pensiunan dan
lansia
2. Tipe Keluarga adalah keluarga besar dengan usia pertengahan atau lansia,
tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja
3. Sasaran keluarga adalah Keluarga dengan penyakit, yaitu keluarga yang
anggota keluarga salah satu atau lebih dalam keadaan memiliki penyakit,
dimulai dari penyakit menular, degeneratif, dan penyakit tidak menular yang
dipengaruhi gaya hidup. Yang dalam hal ini istri Tn F memiliki penyakit
Diabetes Melitus.
4. Klasifikasi keluarga sejahtera adalah KS tipe 3, yaitu; Keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis &
kebutuhan pengembangan serta memiliki kemampuan untuk menambah
pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai