MASTEKTOMI
RS KEN SARAS
Disusun oleh:
NAMA : FARA DILA SANTI
NIM : P17420613055
MASTEKTOMI
Indikasi
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara.
Kontraindikasi
1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar
III. Asuhan Keperawatan
A. Pre Operatif
a. Pengkajian
Identitas pasien
Tanda-tanad vital
Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru), penggunaan
narkoba, alkoholisme, menggunakan obat seperti kortikosteroid dan obat
jantung
Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi
Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan
prosthesis lainnya
Pencukuran daerha operasi
Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan
pemakaian obat anestesi yang akan dilakukan
Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium (darah
lengkap, faal hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah), biopsi, pemeriksaan
gula darah
Informed consent
Penentuan status ASA
b. Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
c. Intervensi
DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Cemas Setelah dilakukan Anxiety reduction :
berhubungan asuhan · Tenangkan pasien
dengan perub keperawatan · Jelaskan seluruh prosedurt tindakan kepada pasien dan
ahan status selama..... pasienm perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan
kesehatan enunjukan anxiety tindakan
control dengan · Berusaha memahami keadaan pasien
kriteria hasil: · Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan
1. Pasien kooperatif tindakan
2. Mampu · Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan
mengidentifikasik meningkatkan kenyamanan
an cemas dengan · Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi
bahasa tubuh perasaannya
yang tenang · Kaji tingkat kecemasan
3.Vital sign dbn · Dengarkan dengan penuh perhatian
· Ciptakan hubungan saling percaya
· Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan
· Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang
membuat cemas
· Ajarkan pasien teknik relaksasi
· Berikan obat obat yang mengurangi cemas
B. Intra Operatif
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan berakhir
saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu :
a. Safety Management (Pengaturan posisi pasien)
Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi
adalah: daerah operasi, usia, berat badan pasien, tipe anastesidan nyeri. Posisi yang
diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang
berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi.
- Kesejajaran fungsional maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama
operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula, supine
- Pemajanan area pembedahan maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan
tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat
mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping
- Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi dengan tujuan untuk
mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien
dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya injury.
- Memasang alat grounding ke pasien
- Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien
selama operasi sehingga pasien kooperatif.
- Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus,
oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
b. Monitoring Fisiologis
- Melakukan balance cairan
- Memantau kondisi cardiopulmonal meliputi fungsi pernafasan, nadi, tekanan
darah, frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen, perdarahan dll.
- Pemantauan terhadap perubahan vital sign
c. Monitoring Psikologis
- Memberikan dukungan emosional pada pasien
- Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi
- Mengkaji status emosional klien
- Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada
perubahan)
d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
- Memanage keamanan fisik pasien
- Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
Obat-obat anestesi :
1. Obat-obat premedikasi: SA 0,001-0,002 mg/KgBB, Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB,
Fentanyl 1-2 mcg/KgBB, Pethidin 1 mg/KgBB
2. Obat antiemetik: Ondansetron 4mg/2mL, Sotatic 10mg/2 mL
3. Obat induksi: Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB
4. Obat musculorelaksan: Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB, Sucynil Colin 1 mg/KgBB,
Roculax 0,5-1 mg/KgBB
5. Obat emergency: Adrenalin injeksi, Epidrin injeksi, Dexamethason injeksi, Aminophilin
injeksi
6. Obat analgetik: Ketorolac 30 mg/ 1 mL, Torasix 30mg/1 mL
7. Obat antidotum: Prostigmin dan narkan
8. Cairan yang diperlukan: Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan
obat, assering. Koloid seperti fimahest atau gelofusion
Prosedur Operasi Mastektomi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi diposisikan
abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal tipis.
b. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian bawah
sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma kontralateral,
bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar
sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan
mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
c. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa steril
tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
d. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted, insisi
S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian dibuat flap.
e. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap
bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi
dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
f. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan,
terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai pada
tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m.
Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot
pektoralis sudah mulai
g. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I (lateral m.
pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III ( medial m.
pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat
mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi.
Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,
interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan
mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)
h. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
i. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga dengan
handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
j. Evaluasi ulang sumber perdarahan
k. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
l. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi Mastektomi
Dini :
- pendarahan,
- lesi n. Thoracalis longus wing scapula
- Lesi n. Thoracalis dorsalis.
Lambat :
- infeksi
- nekrosis flap
- wound dehiscence
- seroma
- edema lengan
- kontrakturkekakuan sendi bahu
Mortalitas
hampir tidak ada
Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan krisis situasional
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
Intervensi
C. Post Operatif
DIAGNOSA
NOC NIC
KEP.
Resiko aspirasi Setelah Aspiration Precaution :
berhubungan dilakukanasuhan o Monitor tingkat kesadaran dan reflek menelan
dengan status keperawatan o Monitor status airway dan bebaskan airway
kesadaran, selama......, o Lakukan suctioning jika perlu
reflek menelan menunjukkan o Posisikan supinasi atau posisi SIM pada operasi jalan
belum optimal control dengan nafas
karena kriteria hasil
pemakaian obat a. Airway
anastesi terkontrol dan
adequat
b. Reflek menelan
efektif