Dosen:
Ira Suarilah, S.Kp.,MSc
Disusun Oleh:
CAIRAN
Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartemen yang berbeda, yakni
cairan ekstrasel (CES) dan cairan interstisial (CIS).
Cairan Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan
intravascular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara
sebagian besar sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan
tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan interstisial. Cairan
intravaskular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air
dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspense leukosit, eritrosit,
dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
Cairan Intrasel adalah cairan di dalam membrane sel yang berisi
substansi terlarut atau solute yang penting untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut (zat terlarut) yang
sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun, proporsi
substansi-substansi tersebut brbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar di
dalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel.
ELEKTROLIT
Elektrolit merupakan sebuah unsur atau senyawa, yang jika melebur
atau larut didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik. Elektrolit yang memiliki muatan positif disebut
kation. Sedangkan elektrolit yang memiliki muatan negatif disebut anion.
Konsentrasi setiap elektrolit didalam cairan intrasel dan ekstrasel berbeda.
Namun jumlah total anion dan kation didalam setiap kompartemen cairan
harus sama.
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Elektrolit umumnya diukur
dalam milliekuivalen per liter (mEq/L), yang digunakan untuk mengukur
aktivitas kimiawi yang mencerminkan jumlah kation atau anion lain yang
diberikan (Weldy, 1992).
Air dan elekrolit memiliki peran yang penting dalam tubuh sehingga
keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu dan konsentrasi
yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh berfungsi secara optimal. Perubahan
dalam cairan dan konsentrasi elektrolit yang terkandung didalamnya dapat
menimbulkan berbagai masalah yang jika tidak seberapa mendapatkan
penanganan yang tepat dapat menyebabkan kerusakan organ bahkan kematian
mendadak. Oleh karena itu, kebutuhan cairan dan elektrolit ini termasuk
kebutuhan dasar manusia yang utama. Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh tidak boleh dianggap sepele sebab dapat mengganggu
vitalitas fungsional tubuh. Apabila tidak segera ditanggulangi, maka dapat
menyebabkan kamatian. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
harus tanggap dan cakap dalam mengatasi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia merupakan bidang garap
keperawatan, oleh karena itu setiap perawat yang keberadaannya sangat dekat
dan paling lama dengan klien mempunyai kewajiban untuk membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seorang perawat minimal harus dapat
mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, mampu
mengidentifikasi tanda dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta
mampu mengantisipasi factor risiko yang menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit, sehingga ia akan dapat melakukan intervensi baik
mandiri maupun kolaborasi untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu
setiap perawat hendaknya memahami konsep cairan dan elektrolit, dan mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam membantu megatasi masalah
pemenuhan kebutuhan klien pada berbagai kondisi.
Perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal
terkait dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit guna
penanggulangan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kompetensi
tersebut meliputi terapi intravena, merawat klien muntah, mengukur intake
dan output cairan, dan transfuse darah.