Anda di halaman 1dari 19

INTERVENSI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Dosen:
Ira Suarilah, S.Kp.,MSc

Disusun Oleh:

Reffy Shania Novianti (131611133010)


Ayu Saadatul Karimah (131611133020)
Desi Choiriyani (131611133021)
Sekar Ayu Pitaloka (131611133025)
Hanum Amalia Zulfa (131611133040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
INTERVENSI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. CAIRAN DAN ELEKTROLIT

CAIRAN
Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartemen yang berbeda, yakni
cairan ekstrasel (CES) dan cairan interstisial (CIS).
Cairan Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan
intravascular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara
sebagian besar sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan
tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan interstisial. Cairan
intravaskular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air
dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspense leukosit, eritrosit,
dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
Cairan Intrasel adalah cairan di dalam membrane sel yang berisi
substansi terlarut atau solute yang penting untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut (zat terlarut) yang
sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun, proporsi
substansi-substansi tersebut brbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar di
dalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel.
ELEKTROLIT
Elektrolit merupakan sebuah unsur atau senyawa, yang jika melebur
atau larut didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu
membawa muatan listrik. Elektrolit yang memiliki muatan positif disebut
kation. Sedangkan elektrolit yang memiliki muatan negatif disebut anion.
Konsentrasi setiap elektrolit didalam cairan intrasel dan ekstrasel berbeda.
Namun jumlah total anion dan kation didalam setiap kompartemen cairan
harus sama.
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Elektrolit umumnya diukur
dalam milliekuivalen per liter (mEq/L), yang digunakan untuk mengukur
aktivitas kimiawi yang mencerminkan jumlah kation atau anion lain yang
diberikan (Weldy, 1992).

Air dan elekrolit memiliki peran yang penting dalam tubuh sehingga
keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu dan konsentrasi
yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh berfungsi secara optimal. Perubahan
dalam cairan dan konsentrasi elektrolit yang terkandung didalamnya dapat
menimbulkan berbagai masalah yang jika tidak seberapa mendapatkan
penanganan yang tepat dapat menyebabkan kerusakan organ bahkan kematian
mendadak. Oleh karena itu, kebutuhan cairan dan elektrolit ini termasuk
kebutuhan dasar manusia yang utama. Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh tidak boleh dianggap sepele sebab dapat mengganggu
vitalitas fungsional tubuh. Apabila tidak segera ditanggulangi, maka dapat
menyebabkan kamatian. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang professional
harus tanggap dan cakap dalam mengatasi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia merupakan bidang garap
keperawatan, oleh karena itu setiap perawat yang keberadaannya sangat dekat
dan paling lama dengan klien mempunyai kewajiban untuk membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seorang perawat minimal harus dapat
mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, mampu
mengidentifikasi tanda dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta
mampu mengantisipasi factor risiko yang menyebabkan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit, sehingga ia akan dapat melakukan intervensi baik
mandiri maupun kolaborasi untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk itu
setiap perawat hendaknya memahami konsep cairan dan elektrolit, dan mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam membantu megatasi masalah
pemenuhan kebutuhan klien pada berbagai kondisi.
Perawat harus memiliki kompetensi yang baik dalam beberapa hal
terkait dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit guna
penanggulangan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Kompetensi
tersebut meliputi terapi intravena, merawat klien muntah, mengukur intake
dan output cairan, dan transfuse darah.

B. INTERVENSI KEPERAWATAN KLIEN KEBUTUHAN CAIRAN


DAN ELEKTROLIT
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi
keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama
klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter,
atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).
Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang
meliputi; meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin
dicapai, dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter
dan Perry, 1997). Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat,
klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini
merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi
arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk
bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan.
Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien,
keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.
Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya
sebagai alat komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya;
meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien; serta
mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang ingin
dicapai. Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat
prioritas urutan diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan
kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan.
Pada tahap ini perawat merencanakan tindakan-tindakan dan
pencapaian hasil dalam tindakan pemenuhan kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit terhadap pasien yang mengalami gangguan ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit berdasarkan pengkajian dan diagnosa yang telah
dilakukan pada tahap-tahap proses keperawatan sebelumnya.

C. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT MENURUT


KEBUTUHAN DASAR HIRARKI MASLOW
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori
Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Dalam mengaplikasikan kebutuhan
dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan
antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya.
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi
syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara
homeostasis tubuh. Sebagai syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak
terpenuhi. Jika tidak, ini dapat berpengaruh terhadap kebutuhan yang lain.
Sebagai contoh, seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
oksigen dapat mengalami ketidak nyamanan atau bahkan kematian. Peran
perawat disini adalah membantu klien memenuhi kebutuhan fisiologis
mereka. Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi oksigen, cairan, makan,
eliminasi, istirahat dan tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh,
seksual, dan lain-lain. Kebutuhan tersebut sifatnya lebih mendesak untuk
dipenuhi dibandingkan kebutuhan yang lain. Jika kebutuhan fisiologis ini
sudah dipenuhi, seseorang akan menuntut pemenuhan kebutuhan lain yang
lebih tinggi, begitu seterusnya.
2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan
Kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, termal, dan
bakteriologis. Klien terkadang kurang menyadari adanya ancaman cedera
di rumah sakit atau ditempat layanan kesehatan. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan
kehidupan seseorang. Karenanya, perawat perlu menyadari situasi yang
mungkin dapat membuat klien cidera , gelisah, cemas dan takut
3. Kebutuhan Cinta dan Memiliki
Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan
emosi seseorang. Kebutuha ini merupakan suatu dorongan saat seseorang
berkeinginan menjalin hubungan yang efektif atau hubungan emosional
dengan orang lain. Dorongan ini akan terus menekan seseorang
sedemikian rupa sehingga ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk
mendapatkan perasaan saling mencintai dan memiliki tersebut. Kebutuhan
dicintai dan mencintai meliputi kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta serta kasih sayang, menjalani peran yang memuaskan, serta
diperlakukan dengan baik.
4. Kebutuhan Harga Diri
Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada penghormatan diri,
dan pngakuan diri. Untuk mencapai penghargaan diri, seseorang harus
menghargai apa yang telah dilakukannya dan apa yang akan dilakukannya
serta meyakini bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dan berguna. Harga
diri juga dipengaruhi oleh perasaan bergantung (dependence) dan mandiri
(independence). Orang yang sakit mempunyai ketergantungan yang besar
terhadap orang lain. Kondisi ini dapat menyebabkan harga diri orang yang
bersangkutan menurun. Sebaliknya, jika tingkat kemadirian seseorang
besar, harga dirinya pun ikut meningkat. Perlu diingat bahwa seseorang
yang memiliki harga diri yang baik akan memiliki kepercayaan diri yang
baik pula. Dengan demikian, ia akan lebih produktif.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat dalam
memenuhi kebutuhan harga diri klien. Pertama, setiap klien membutuhkan
pengakuan dari orang lain. Karenanya, setiap tindakan yang akan
dilakukan perawat harus dikomunikasikan terlebih dahulu kepada klien.
Selain itu, perawat juga perlu memberikan penghargaan atas kemajuan dan
kerjasama klien, perawat harus menunjukkan profesionalisme dan
menempatkan klien sebagai guru sebab perawat banyak belajar dari setiap
kasus dan karakteristik klien.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling
tinggi menurut Maslow dan Kalish. Aktualisasi diri adalah kemampuan
seseorang untuk mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari
tekanan luar. Lebih dari itu, aktualisasi diri merupakan hasil kematangan
diri. Tidak semua orang dapat mencapai aktualisasi diri secara utuh.

Menurut kebutuhan dasar Hirarki Maslow, kebutuhan cairan dan


elektrolit termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pada tingkatan pertama.
Maka dari itu, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
termasuk ke dalam pemenuhan kebutuhan tingkat pertama Hirarki Maslow
yaitu pemenuhan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan cairan dan elektrolit
merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak yang harus
terpenuhi tetapi pemenuhan cairan dan elektrolit tidak boleh melebehi
batas normal karena hal tersebut akan mengganggu keseimbangan cairan
dan elektrolit.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN MENURUT FUNDAMENTAL OF


NURSING

TUJUAN HASIL YANG INTERVENSI RASIONAL


DIHARAPKAN
Klien memiliki Tanda-tanda vital kembali
keseimbangan normal dalam 24 jam
cairan,
elektrolit, dan
asm-basa dalam
48 jam
Berat badan stabil pada 25 Dorong dan ukur Menelan cairan yang
januari sejumlah kecil asupan sedikit dapat
cairan yang mencegah rasa ingin
mengandung muntah yang lebih
elektrolit lanjut. Cairan yang
mengandung
elektrolit mencegah
kehilangan cairan
lebih lanjut (Horne et
al, 1991)
Haluaran urine meningkat Anjurkan klien untuk Menelan air murni
(70 ml/jam) pada 24 tidak meminum air menyebabkan
januari. murni peningkatan natrium
di dalam lambung
karena tubuh
berupaya untuk
membuat air isotonic
sehingga dapat terjadi
absorpsi
Berat jenis urine menurun Beri antiemetic Jika muntah sebelum
(1,030) pada 24 januari parenteral per proram cairan IV diabsorpsi,
dokter. Modifikasi maka kehilangan air
lingkungan untuk dan elektrolit dapat
meminimalkan lebih banyak
stimulus yang dapat
merangsang muntah
(misal, minimalkan
aroma tak sedap)
Klien memiliki turgor kulit Perbanyak tirah Hal ini mencegah
yang elastis pada 24 januari baring. Ukur jumlah terstimulasinya pusat
muntah muntah di otak.
Gerakan cepat dan
mendadak
menstimulasi muntah
Klien menyatakan bahwa ia Ukur jumlah haluaran Hal ini
tidak merasa haus atau cairan dan banyaknya memungkinkan cairan
lemah pada 25 januari diuresis dan elektrolit yang
hilang digantikan
dalam jumlah yang
tepat
Klien memiliki membrane Cairan ini akan
mukosa yang lembap pada menggantikan cairan
25 januari yang hilang akibat
muntah dalam jumlah
yang tepat
Klien tidak muntah pada 26
januari

E. INTERVENSI KEPERAWATAN MENURUT CAPERNITTO 1998


Menurut Carpenitto dalam Buku Saku Diagnosa Keperawatan 1998, kriteria hasil
yang ingin dicapai pada pasien yang mengalami masalah ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit ialah
1. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; berikan cairan kesukaan dalam
batasan diit.
2. Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan
hidrasi yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan
cairan.
3. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu
yang sama. Kehilangan berat badan 2%-4% menunjukkan dehidrasi
ringan, kehilangan berat badan 5%-9% menunjukkan dehidrasi sedang.
4. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serum,
osmolalitas, kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
5. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan
muntah, diare, demam, selang, drein.
6. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
7. Jaga ekstremitas yang mengalami edema setnggi di atas jantung apabila
mungkin
8. Lindungi kulit yang edema dari cidera.
F. INTERVENSI KEPERAWATAN MENURUT NANDA, NIC,
DAN NOC 2015

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

1. Kekurangan volume NOC : NIC :


cairan berhubungan
dengan kehilangan Keseimbangan cairan Manajemen Cairan (4120)
cairan aktif (0601) 1. Menimbang berat
1 Tekanan darah badan setiap hari dan
(Domain 2, kelas 5, klien yang semula monitor status pasien
kode 00027) > 120/80 kembali Rasional :
normal, berskisar Mengetahui status
Definisi : 120/80 mmhg, kesehatan pasien :
Penurunan cairan diukur dengan ketidakseimbangan
intravaskuler, menggunakan cairan dalam tubuh
interstisial, dan/atau Tensimeter 2. Memonitor tanda-
intraseluler. Ini 2 Denyut nadi radial tanda vital pasien
mengacu pada klien yang semula Rasional :
dehidrasi, kehilangan > 60-80 kali Mengetahui tekanan
cairan saja tanpa permenit kembali darah, suhu, denyut
perubahan pada normal berkisar 60- nadi dan status
natrium. 80 kali permenit pernapasan agar
dengan status kesehatan :
menggunakan ketidakseimbangan
hitungan nadi cairan pada pasien
secara manual terkontrol
3 Klien mampu 3. Mendukung pasien
menstabilkan berat dan keluarga untuk
badan seperti membantu dalam
semula sebelum pemberian makan
klien mengalami dengan baik
kekurangan cairan Rasional :
dengan Supaya pasien dan
menggunakan keluarga mengetahui
timbangan badan. makanan yang baik
Hidrasi (0602) baik dikonsumsi
1 Turgor kulit klien oleh pasien yang
kembali normal mengalami
jika kulit klien di ketidakseimbangan
renggangkan atau cairan
ditekan. 4. Mendistribusikan
2 Tekanan darah asupan cairan selama
klien yang semula 24 jam
>120/80 kembali Rasional :
normal, berskisar Memenuhi
120/80 mmhg, kebutuhan asupan
diukur dengan cairan kepada pasien
menggunakan
Tensimeter
3 Denyut nadi radial
klien yang semula
> 60-80 kali
permenit kembali
normal berkisar 60-
80 kali permenit
dengan
menggunakan
hitungan nadi
secara manual
2. Kelebihan volume Keseimbangan cairan Menajemen cairan (4120)
cairan berhubungan (0601) 1. Memonitor tanda-
dengan kelebihan 1. Tekanan darah tanda vital pasien
asupan cairan klien yang Rasional :
(domain 2, kelas 5, semula < Mengetahui tekanan
kode 00026) 120/80 kembali darah, suhu, denyut
normal, nadi dan status
berskisar pernapasan agar status
Definisi:
120/80 mmhg, kesehatan :
Peningkatan retensi diukur dengan ketidakseimbangan
cairan isotonik menggunakan cairan pada pasien
Tensimeter terkontrol
2. Sudah tidak 2. Mengkonsultasikan
adanya edema dengan dokter jika
perifer (pada tanda-tanda dan gejala
kaki) pada klien kelebihan volume
3. Klien tidak lagi cairan menetap atau
mengalami memburuk
pusing dengan Rasional :
menanyakan Mengetahui kejelasan
kondisi klien tanda dan gejala
Keparahan cairan pasien yang
berlebih (0603) mengalami kelebihan
1 Tidak adanya cairan
edema 3. Mengkaji lokasi dan
menyeluruh luasnya edema, jika
pada pasien ada
2 Tidak Rasional :
terjadinya Mengetahui lokasi
peningkatan terjadinya edema dan
berat badan seberapa luas edema
pada pasien agar perawat
3 Tidak terjadi mengetahui seberapa
penurunan parah pasien
urine output mengalami kelebihan
pada pasien cairan
Manajemen hipervelemia
(4170)
1. Menimbang berat
badan tiap hari dengan
waktu yang sama atau
tetap dan monitor
kecenderungannya
Rasional :
Mengetahui status
kesehatan pasien :
ketidakseimbangan
cairan dalam tubuh
2. Menghindari
penggunaan cairan IV
hipotonik
Rasional :
Mencegah terjadinya
risiko mengalami
kelebihan cairan yang
berlebih
3. Memonitor edema
perifer
Rasional :
Mengontrol edema
yang dialami pasien
kelebihan cairan
4. Menginstruksikan
pasien dan keluarga
mengenai intervensi
yang direncanakan
untuk menangani
hipervolemia
Rasional :
Pasien dan keluarga
mengetahui tindakan
apa yang akan
dilakukan dalam
menangani kelebihan
cairan pada pasien
tersebut
3. Kelebihan volume Keseimbangan elektrolit Manajemen elektrolit
cairan berhubungan (0606) (2000)
dengan kelebihan 1. Mengkonsultasikan
1. Tidak ada deviasi
asupan natrium kepada dokter jika
serum kalsium pada
(domain 2, kelas 5, tanda-tanda dan gejala
pasien dengan
kode 00026) ketidakseimbangan
melakukan tes
cairan atau elektrolit
laboratorium pada
menetap atau
pasien
memburuk
2. Tidak ada deviasi
Rasional :
serum magnesium
Mencegah terjadinya
pada pasien dengan
kesalahan diagnose
melakukan tes
yang dilakukan oleh
laboratorium pada
pasien perawat
3. Tidak ada deviasi 2. Memonitor
serum klorida pada manifestasi
pasien dengan ketidakseimbangan
melakukan tes elektrolit
laboratorium pada Rasional :
pasien Mengontrol setiap
hari gejala dan
perubahan pada
pasien yang
mengalami
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
3. Memberikan
suplemen elektrolit
sesuai resep dan
keperluan
Rasional :
Membantu pasien
untuk mengurangi
akibat dari
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
4. Mengajarkan pasien
dan keluarga
mengenai jenis,
penyebab dan
pengobatan apabila
terdapat
ketidakseimbangan
elektrolit yang sesuai
Rasional :
Keluarga dan pasien
tanggap terhadap
gejala
ketidakseimbangan
cairan dan elektrlit
agar pasien dan
keluarga mengetahui
penyebab dan mampu
melakukan
pengobatan mandiri
apabila mengalami
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


https://books.google.co.id/books?
id=O3y5bNnwND0C&pg=PA18&dq=kebutuhan+dasar+manusia+menuru
t+abraham+maslow+ketidakseimbangan+cairan&hl=id&sa=X&redir_esc=
y#v=onepage&q=kebutuhan%20dasar%20manusia%20menurut
%20abraham%20maslow%20ketidakseimbangan%20cairan&f=false

Bulechek, Gloria M.,et.al.2013 . Nursing Intervention Classification (NIC), Edisi


6 Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia

Carpenitto. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Moorhead, Sue., et.al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5


Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia

Potter & Perry. (2010). Fundamental of nursing: Fundamental Keperawatan, Edisi


7 Buku 3. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai