Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SIFILIS

OLEH :
KELOMPOK 1
A9-A
1. I Made Wahyu Permana Jaya (15.321.2218)
2. I Nyoman Sudiasa (15.321.2219)
3. I Wayan Gede Yuda Bakti RL (15.321.2221)
4. I Wayan Yudi Dwi Pratama (15.321.2222)
5. Ni Kadek Erna (15.321.2239)
6. Ni Luh Ositadevi (15.321.2245)
7. Ni Made Novita Dewi (15.321.2250)
8. Ni Made Sudiani (15.321.2251)
9. Ni Putu Riskayanti (15.321.2258)
10. Putu Ayu Novelia Kristina Dewi (15.321.2263)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Penyakit Menular Seksual


Sub Pokok Bahasan : Sifilis

Sasaran : Mahasiswa STIKes Wira Medika PPNI Bali (kelas A9-A)

Hari/ Tanggal : Selasa, 19 September 2017

Waktu : 20 menit

Tempat : Ruang Kelas

I. Latar Belakang
Penyakit seksual adalah penyakit-penyakit yang timbul akibat dari kegiatan
seksual, menyerang organ-organ seksual serta ditularkan melalui hubungan seksual.
Umumnya penyakit seksual yang paling dikenal adalah AIDS, sipilis, gonore,
herpes, dll.
Sesuai dengan sebutannya, "Infeksi Menular Seksual" (IMS), adalah penyakit
yang umumnya dapat ditularkan melalui berbagai kontak/cara hubungan seksual,
macamnya juga sangat banyak, beberapa diantaranya ada yang menyebabkan
mandul (infertilitas), cacat, bahkan kematian, bila tidak segera mendapat
perawatan/pengobatan yang baik dan benar.
Sebelumnya IMS lebih dikenal dengan sebutan penyakit kelamin. hal ini bisa
dimaklumi karena penyakit tersebut umumnya memang timbul disekitar kelamin
yang terjadi akibat adanya hubungan seksual. Adapun penyebab IMS, sedikitnya
juga terdiri dari lima macam 'kuman' yaitu: Bakteri, virus, protozoa, jamur dan
parasit. Kuman-kuman tersebut berpindah dari tubuh atau darah orang yang telah
terinfeksi, kepada yang masih sehat dan biasanya memang terjadi melalui hubungan
seksual. Salah satu IMS itu adalah penyakit sifilis. Saat ini penyebaran IMS semakin
memprihatinkan, sehingga diperlukan penyuluhan tentang bahayanya IMS ( sifilis ).
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 15 menit, remaja dapat memahami dan
menjelaskan tentang sifilis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan para remaja dapat menjelaskan tentang:
a) Pengertian sifilis.
b) Penyebab sifilis.
c) Patofisiologi sifilis.
d) Tanda dan gejala sifilis.
e) Faktor risiko sifilis.
f) Cara penularan sifilis.
g) Komplikasi sifilis.
h) Cara pencegahan sifilis.

III. ANALISA SITUASI


a. Sasaran
Mahasiswa STIKes Wira Medika PPNI Bali (kelas A9-A)
b. Penyuluh
I Wayan Gede Yuda Bakti RL
c. Ruangan
Ruang kelas A9-A

IV. MATERI PEMBAHASAN (Terlampir)


a. Pengertian sifilis.
b. Etiologi sifilis.
c. Patofisiologi sifilis
d. Tanda dan gejala sifilis
e. Faktor risiko sifilis.
f. Cara penularan sifilis.
g. Komplikasi sifilis.
h. Pencegahan sifilis.
i. Pengobatan Sifilis
j. Pemeriksaan Penunjang penyakit Sifilis

V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

VI. MEDIA
I. LCD Proyektor
1. Laptop

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam


mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang 4. Memperhatikan
akan diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tentang: 1. Memperhatikan


a. Pengertian sifilis.
b. Etiologi sifilis.
c. Patofisiologi sifilis
d. Tanda dan gejala sifilis
e. Faktor risiko sifilis.
f. Cara penularan sifilis.
g. Komplikasi sifilis.
h. Pencegahan sifilis.
3. 5 menit Evaluasi :

1. Memberi kesempatan kepada 1. Bertanya dan menjawab


audience untuk bertanya pertanyaan

2. Menanyakan kepada peserta


tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada siswa/siswi yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :

1. Mengucapkan terimakasih 1. Mendengarkan


atas peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam

VIII. SETTING TEMPAT

PENYAJI FASILITATOR NOTULEN MODERATOR

OBSERVER OBSERVER
LAPTOP
FASILITATOR

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA PESERTA PESERTA


IX. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan 3 hari sebelum kegiatan dan informasi pada
dosen pembimbing 3 hari sebelum kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta yang aktif bertanya 50%
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu 70% menjawab pertanyaan dan mengulang kembali
pengertian Penyakit Sifilis.
b. Peserta mampu menyebutkan tanda gejala penyakit Sifilis.
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab Sifilis.
d. Peserta mampu menyebutkan cara pencegahan penyakit Sifilis.

Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab


Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 2 soal
Pertanyaan :
1. Apa penyakit sifilis ?
2. Bagaimana penyakit sifilis menular ?
MATERI PENYULUHAN
SIFILIS

A. PENGERTIAN SIFILIS
Sifilis merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yakni bakteri yang berbentuk spiral
(spirochaeta). Penyakit ini mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan penyakitnya
sangat kronis, dapat menyerang hampir semua organ tubuh (seperti: sistem
kardiovaskular, otak, dan susunan saraf), dapat menyerupai macam-macam
penyakit, mempunyai masa laten, serta dapat kambuh kembali (rekuren). Sifilis
sering disebut sebagai Lues Raja Singa.

B. ETIOLOGI SIFILIS
Treponema pallidum adalah bakteri spiral rapuh berukuran panjang 6-15
mikrometer dan diameter 0,25 mikrometer. Ukurannya yang kecil membuatnya
tidak terlihat di mikroskop biasa. Oleh karena itu, pengidentifikasiannya harus
menggunakan darkfield microscopy. Bakteri ini hanya sebentar dapat bertahan hidup
di luar tubuh, sehingga penularannya hampir selalu disebabkan karena kontak
langsung dengan luka.
Bakteri Treponema pallidum dapat dengan cepat menembus selaput lendir atau
luka pada kulit, dalam beberapa jam ia akan memasuki limfatik dan darah untuk
menghasilkan infeksi sistemik. Waktu inkubasi rata-rata 3 minggu tetapi dapat
berkisar 10-90 hari. Studi pada kelinci menunjukkan bahwa spirochetes dapat
ditemukan dalam sistem limfatik 30 menit setelah inokulasi primer.
Setelah masa inkubasi 12-30 hari, gejala sifilis pertama adalah munculnya luka
atau bentol berwarna merah, keras dan sensitif (sifilis primer). Lalu muncul demam
dan ruam pada kulit berlendir (S.sekunder). Selanjutnya terjadi pembentukan guma,
infiltrasi selular, dan kelainan fungsional yang biasanya dihasilkan dari luka sistem
saraf kardiovaskular dan pusat (S.tersier).

C. PATOFISIOLOGI SIFILIS
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung
Treponema. Treponema dapat masuk melalui selaput lendir yang utuh atau kulit
dengan lesi, kemudian masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam tubuh.
Infeksi bersifat sistemik dan manifestasinya akan tampak kemudian. Perkembangan
penyakit sifilis berlangsung dari satu stadium ke stadium berikutnya. Sepuluh
sampai 90 hari (umumnya 3-4 minggu) setelah terjadi infeksi, pada tempat masuk
T.pallidum timbul lesi primer yang bertahan 1-5 minggu dan kemudian hilang
sendiri. Kurang lebih 6 minggu (2-6 minggu) setelah lesi primer terdapat kelainan
kulit dan selaput lendir pada permukaan menyeluruh, kemudian mengadakan
konfluensi dan berbentuk khas. Kadang-kadang kelainan kulit hanya sedikit dan
sepintas lalu.

D. TANDA DAN GEJALA SIFILIS


Tahap 1 (sifilis primer). Pada tahap ini gejala sifilis dimulai dengan luka yang
tidak terasa sakit namun sangat menular pada alat kelamin atau di sekitar mulut. Jika
seseorang melakukan kontak seksual dengan penderita mereka juga bisa terinfeksi.
Luka tersebut berlangsung selama dua sampai enam minggu sebelum menghilang.
Tahap 2 (sifilis sekunder). Gejala sekunder seperti ruam pada kulit dan sakit
tenggorokan. Pada tahap primer dan sekunder, mudah menularkan sifilis kepada
orang lain.
Tahap Laten (tersembunyi) yaitu fase tanpa gejala, yang dapat berlangsung
selama bertahun-tahun. Pada fase laten (biasanya sekitar dua tahun setelah menjadi
terinfeksi), sifilis tidak dapat menular kepada orang lain tetapi masih dapat
menyebabkan gejala sipilis. Setelah ini, penyakit raja singa dapat berkembang
menjadi tahap ketiga, fase yang paling berbahaya.
Tahap 3 (sifilis tersier). Sepertiga dari orang-orang yang tidak melakukan
pengobatan sifilis maka infeksi akan berkembang menjadi sifilis tersier. Pada tahap
ini, penyakit raja singa dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak, saraf,
jantung dan sumsum tulang belakang.

E. FAKTOR RISIKO SIFILIS


1. Menyerang bermacam usia, bila diurutkan antara 20-39 tahun, 15-19 tahun,
40-49 tahun.
2. Pria lebih banyak di bandingkan dengan wanita dengan perbandingan 6:1.
3. Sifilis mengenai semua bangsa/ras.
4. Faktor pengetahuan, karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya
penyakit, mendorong orang untuk melakukan hubungan seksual di luar
nikah.
5. Ekonomi yang kurang juga cenderung berpengaruh.
6. Sifilis dapat ditularkan dari ibu ke janin.

F. CARA PENULARAN SIFILIS


Sifilis dapat ditularkan dari orang ke orang yang lain melalui hubungan genital -
genital (kelamin - kelamin) maupun oro-genital (seks oral).
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari
ibu ke janinnya. Risiko dari penularan karena berbagi jarum suntik tidaklah banyak.
Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktivitas sehari-hari, bak panas,
atau berbagi alat makan serta pakaian.

G. KOMPLIKASI SIFILIS
1. Kerusakan Otak Sebagai Dampak Komplikasi sifilis
Ada beberapa kasus kerusakan otak akibat penyakit sifilis, salah satunya adalah
Neurosifilis. Neurosifilis adalah infeksi otak atau sumsum tulang belakang yang
terjadi pada orang yang memiliki sifilis namun tidak diobati selama bertahun-
tahun. Itulah mengapa semua jenis penyakit baik yang ringan apalagi yang berat
harus segera diobati. Jika tidak hanya akan menyebabkan penyakit lain yang
lebih parah. Seperti Neurosifilis ini yang timbul akibat penyakit sifilis tidak
segera diobati. Penyakit neurosifilis disebabkan oleh bakteri yang bernama
Treponema pallidum, bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan
penyakit sifilis. Neurosifilis biasanya terjadi sekitar 10 sampai 20 tahun setelah
seseorang pertama terinfeksi sifilis, dan tidak segera diobati oleh penderitanya.
Namun begitu, tidak semua orang yang memiliki sifilis akan mengembangkan
komplikasi ini. sebab hanya penderita penyakit sifilis yang tidak diobatilah yang
sering memiliki komplikasi penyakit neurosifilis ini.
2. Sifilis Kardiovaskular
Sifilis kardiovaskular yaitu komplikasi penyakit raja singa stadium lanjut
sehingga bakteri menginfeksi jantung dan pembuluh darah. Sifilis
kardiovaskular biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi awal dan termasuk
dalam sifilis tahap tersier (akhir). Neurosifilis dan sifilis kardiovaskular adalah
penyakit yang membahayakan jiwa. Sifilis kardiovaskular merupakan penyebab
utama kematian pada penderita sifilis kronis. Diagnosis dini dan pengobatan
penyakit raja singa yang tepat akan mencegah terjadinya sifilis kardiovaskular
ini.

H. PENCEGAHAN SIFILIS
Ada beberapa cara pencegahan sifilis, diantaranya adalah:
1. Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
2. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
3. Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
4. Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin yang
dialami bersama pasangan. Biasakan menggunakan kondom bila harus
berhubungan.
5. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah
yang sudah terinfeksi
6. Menggunakan kondom saat berhubungan, mencegah penularan PMS. Tidak
ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat
efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui
pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan
penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum
kelahiran) yang semestinya.

I. PENGOBATAN SIFILIS
Penderita Sifilis dapat dirawat dengan penisilin atau antibiotik lainnya. Bagi
yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4500 mg/hr, ataueritromisin 4500
mg/hr, atau doksisiklin 2100 mg/hr Menurut statistik,perawatan dengan pil kurang
efektif dibanding perawatan lainnya, karena pasien biasanya tidak menyelesaikan
pengobatannya. Cara terlama dan masihefektif adalah dengan penyuntikan procaine
penisilin di setiap pantat (procaine di ikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis
harus diberikan setengah disetiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan
menyebabkan rasa sakit.Cara lain adalah memberikan kapsul azithromycin lewat
mulut (memilikidurasi yang lama) dan harus diamati. Cara ini mungkin gagal karena
adabeberapa jenis sifilis kebal terhadap azithromycin dan sekitar 10% kasus
terjadipada tahun 2004. Perawatan lain kurang efektif karena pasien
diharus kanmemakan pil beberapa kali per hari.
Sifilis mudah untuk disembukan dalam tahap awal, suntikan intramuskuler
tungal dari pemnisin, antibiotik, akan menyembuhakan orang yangmemiliki sifilis
kurang dari satu tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobatiorang yang memiliki
sifilis selama lebih dari satu tahun. Bagi penderita yangalergi dengan
penisilin,antibiotik lain yang tersedia untuk mengobati sifilis,pengobatan akan
membunuh bakteri sifilis dan mencegah kerusakan lebihlanjut,tetapi tidak akan
memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan.Pengobatan sifilis dalam kehamilan
yitu dengan penisilin 1 kalipenyuntiksn dirasa cukup adekuat, meski beberapa
penderita memerlukan 1-3kali suntkan penisilin.dokter akan menderita yang telah
menjalani medikasiuntuk melakukan tes darah setahun kedepan, yang di maksudkan
untuk memastikan bahwa bakreri telah lisis dari tubuh penderita
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK SIFILIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan
fisik dilakukan di seluruh permukaan kulit, rambut dan kuku, pembengkakan
kelenjar getah bening, selaput lendir mulut, daerah genitalia/anogenitalia.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan sediaan langsung dan
serologis.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
1. Tes penyaringan :
VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma
reagin).Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu
dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya
bisa negatif.
2. Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-
ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk
memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.Pada fase primer atau sekunder,
diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap
cairan dari luka di kulit atau mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, Rustam. 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC


Manuaba, Ida Bagus. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Pawiroharjo, Sarwono.1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Syaifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarata : Yayasan Bina Pustaka
Ratna, Eni, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komuitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta : Hipokrates
Taber, benzio.1994,kedaruratan obstetric dan genekologi,EGC,Jakarta
M, Arif. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. FK UI.
Jakarta
Wilson, Walter R and Sande, M. 2001. Current Diagnosis & Treatment in Infectious
Diseases. The McGraw-Hill Companies, United States of America
Swierzewski, Stanley J. 2007. Syphilis, Overview, Symptoms, Stages, Diagnosis,
Treatment. (http://www.urologychannel.com/std/syphilis.html).

Anda mungkin juga menyukai