I. TUJUAN INSTRUKSIONAL
a. TUJUAN UMUM
Setelah mendapat penyuluhan selama 15 menit, remaja dapat
memahami dan menjelaskan tentang sifilis.
b. TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan penyuluhan para remaja dapat menjelaskan
tentang:
1) Pengertian sifilis.
2) Penyebab sifilis.
3) Patofisiologi sifilis.
4) Tanda dan gejala sifilis.
5) Faktor risiko sifilis.
6) Cara penularan sifilis.
7) Komplikasi sifilis.
8) Cara pencegahan sifilis.
I. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
II. MEDIA
III. Leaflet sifilis
IV. LCD Proyektor
V. Poster
a. Stiker
1. 1 menit Pembukaan :
A. PENGERTIAN SIFILIS
Sifilis merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yakni bakteri yang berbentuk
spiral (spirochaeta). Penyakit ini mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan
penyakitnya sangat kronis, dapat menyerang hampir semua organ tubuh
(seperti: sistem kardiovaskular, otak, dan susunan saraf), dapat menyerupai
macam-macam penyakit, mempunyai masa laten, serta dapat kambuh kembali
(rekuren). Sifilis sering disebut sebagai Lues Raja Singa.
B. ETIOLOGI SIFILIS
Treponema pallidum adalah bakteri spiral rapuh berukuran panjang 6-15
mikrometer dan diameter 0,25 mikrometer. Ukurannya yang kecil
membuatnya tidak terlihat di mikroskop biasa. Oleh karena itu,
pengidentifikasiannya harus menggunakan darkfield microscopy. Bakteri ini
hanya sebentar dapat bertahan hidup di luar tubuh, sehingga penularannya
hampir selalu disebabkan karena kontak langsung dengan luka.
Bakteri Treponema pallidum dapat dengan cepat menembus selaput lendir
atau luka pada kulit, dalam beberapa jam ia akan memasuki limfatik dan darah
untuk menghasilkan infeksi sistemik. Waktu inkubasi rata-rata 3 minggu tetapi
dapat berkisar 10-90 hari. Studi pada kelinci menunjukkan bahwa spirochetes
dapat ditemukan dalam sistem limfatik 30 menit setelah inokulasi primer.
Setelah masa inkubasi 12-30 hari, gejala sifilis pertama adalah munculnya
luka atau bentol berwarna merah, keras dan sensitif (sifilis primer). Lalu
muncul demam dan ruam pada kulit berlendir (S.sekunder). Selanjutnya
terjadi pembentukan guma, infiltrasi selular, dan kelainan fungsional yang
biasanya dihasilkan dari luka sistem saraf kardiovaskular dan pusat (S.tersier).
C. PATOFISIOLOGI SIFILIS
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung
Treponema. Treponema dapat masuk melalui selaput lendir yang utuh atau
kulit dengan lesi, kemudian masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam
tubuh. Infeksi bersifat sistemik dan manifestasinya akan tampak kemudian.
Perkembangan penyakit sifilis berlangsung dari satu stadium ke stadium
berikutnya. Sepuluh sampai 90 hari (umumnya 3-4 minggu) setelah terjadi
infeksi, pada tempat masuk T.pallidum timbul lesi primer yang bertahan 1-5
minggu dan kemudian hilang sendiri. Kurang lebih 6 minggu (2-6 minggu)
setelah lesi primer terdapat kelainan kulit dan selaput lendir pada permukaan
menyeluruh, kemudian mengadakan konfluensi dan berbentuk khas. Kadang-
kadang kelainan kulit hanya sedikit dan sepintas lalu.
D. TANDA DAN GEJALA SIFILIS
Tahap 1 (sifilis primer). Pada tahap ini gejala sifilis dimulai dengan luka
yang tidak terasa sakit namun sangat menular pada alat kelamin atau di sekitar
mulut. Jika seseorang melakukan kontak seksual dengan penderita mereka
juga bisa terinfeksi. Luka tersebut berlangsung selama dua sampai enam
minggu sebelum menghilang.
Tahap 2 (sifilis sekunder). Gejala sekunder seperti ruam pada kulit dan
sakit tenggorokan. Pada tahap primer dan sekunder, mudah menularkan sifilis
kepada orang lain.
Tahap Laten (tersembunyi) yaitu fase tanpa gejala, yang dapat berlangsung
selama bertahun-tahun. Pada fase laten (biasanya sekitar dua tahun setelah
menjadi terinfeksi), sifilis tidak dapat menular kepada orang lain tetapi masih
dapat menyebabkan gejala sipilis. Setelah ini, penyakit raja singa dapat
berkembang menjadi tahap ketiga, fase yang paling berbahaya.
Tahap 3 (sifilis tersier). Sepertiga dari orang-orang yang tidak melakukan
pengobatan sifilis maka infeksi akan berkembang menjadi sifilis tersier. Pada
tahap ini, penyakit raja singa dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak,
saraf, jantung dan sumsum tulang belakang.
G. KOMPLIKASI SIFILIS
1. Kerusakan Otak Sebagai Dampak Komplikasi sifilis
Ada beberapa kasus kerusakan otak akibat penyakit sifilis, salah
satunya adalah Neurosifilis. Neurosifilis adalah infeksi otak atau
sumsum tulang belakang yang terjadi pada orang yang memiliki
sifilis namun tidak diobati selama bertahun-tahun. Itulah mengapa
semua jenis penyakit baik yang ringan apalagi yang berat harus
segera diobati. Jika tidak hanya akan menyebabkan penyakit lain
yang lebih parah. Seperti Neurosifilis ini yang timbul akibat penyakit
sifilis tidak segera diobati. Penyakit neurosifilis disebabkan oleh
bakteri yang bernama Treponema pallidum, bakteri ini merupakan
bakteri yang menyebabkan penyakit sifilis. Neurosifilis biasanya
terjadi sekitar 10 sampai 20 tahun setelah seseorang pertama
terinfeksi sifilis, dan tidak segera diobati oleh penderitanya. Namun
begitu, tidak semua orang yang memiliki sifilis akan
mengembangkan komplikasi ini. sebab hanya penderita penyakit
sifilis yang tidak diobatilah yang sering memiliki komplikasi
penyakit neurosifilis ini.
2. Sifilis Kardiovaskular
Sifilis kardiovaskular yaitu komplikasi penyakit raja singa stadium
lanjut sehingga bakteri menginfeksi jantung dan pembuluh darah.
Sifilis kardiovaskular biasanya terjadi 10-30 tahun setelah infeksi
awal dan termasuk dalam sifilis tahap tersier (akhir). Neurosifilis dan
sifilis kardiovaskular adalah penyakit yang membahayakan jiwa.
Sifilis kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pada
penderita sifilis kronis. Diagnosis dini dan pengobatan penyakit raja
singa yang tepat akan mencegah terjadinya sifilis kardiovaskular ini
H. PENCEGAHAN SIFILIS
Ada beberapa cara pencegahan sifilis, diantaranya adalah:
1. Berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
2. Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
3. Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
4. Membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit kelamin
yang dialami bersama pasangan. Biasakan menggunakan kondom
bila harus berhubungan.
5. Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi
darah yang sudah terinfeksi
6. Menggunakan kondom saat berhubungan, mencegah penularan PMS.
Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan
kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan
sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan
serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah
dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya.
DAFTAR RUJUKAN