Anda di halaman 1dari 3

SIFILIS

1. Etiologi

Sifilis adalah suatu infeksi menular seksual, yang disebabkan oleh bakteri spirochaeta,
yaitu Treponema pallidum. Abrasi kecil pada mukosa vagina merupakan portal masuk,
sedangkan eversi serviks, hiperemia meningkatkan risiko penularan. Bakteri ini bereplikasi
dan berdiseminasi melalui saluran limfatik dalam hitungan jam atau hari. Waktu inkubasi
yang diperlukan sekitar 3 sampai 4 minggu bergantung pada faktor inang dan ukuran
inoculum.

Raja singa atau sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka
di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut. Awal kemunculan luka tersebut cenderung
tidak disertai dengan rasa nyeri. Karena lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak
langsung disadari oleh penderitanya. Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa
menularkan infeksinya ke orang lain.

2. Agent
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah jenis Treponema
pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin,
anus, bibir, maupun mulut.
Penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh
penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Karena itulah, sifilis adalah
penyakit menular yang dapat dicegah dengan menggunakan alat pengaman, seperti
kondom, saat melakukan aktivitas seksual.
3. Host
Saat terinfeksi sifilis pertama kali, tubuh mengaktivasi sistem kekebalan
sehingga terbentuk antibodi anti-sifilis dalam waktu 10-45 hari. Gejala fisik pertama
infeksi sifilis dapat diketahui 10-90 hari setelah terinfeksi, dengan rerata 21 hari.
Munculnya lesi tunggal (chancre) pertama kali menunjukkan mulainya stadium
primer infeksi sifilis. Lesi/ luka tersebut biasanya bertekstur kenyal keras, bulat,
dengan dasar bersih dan tidak terasa nyeri. Lesi bertahan selama 3-6 minggu dan
sembuh sendiri dengan atau tanpa diobati. Jika penderita tidak mendapatkan
pengobatan yang adekuat maka infeksi akan berlanjut ke stadium sekunder.
Stadium sekunder ditandai dengan ruam kulit, yang dapat ditemukan pada satu
atau lebih bagian tubuh. Ruam tersebut memiliki ciri tidak menimbulkan rasa gatal,
tampak sebagai bercak merah kotor atau coklat kemerahan dan biasanya ditemukan di
telapak tangan/kaki. Pada bagian tubuh yang lain, ruam mungkin memiliki bentuk
yang berbeda, sehingga kadang dianggap penyakit lain. Gejala lainnya adalah demam,
pembengkakan kelenjar getah bening, radang tenggorokan, kerontokan rambut
berkelompok, nyeri kepala, penurunan berat badan, nyeri otot dan mudah lelah.
Gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya, walaupun tanpa pengobatan. Namun
tanpa pengobatan yang tepat, infeksi akan berlanjut menjadi stadium laten/akhir.
4. Enviroment
bakteri berbentuk spiral yang disebut Treponema pallidum. Meski bakteri
menggandakan diri secara perlahan, mereka dengan mudah berpindah antara pasangan
seksual melalui kulit atau selaput lendir. Bisul kecil adalah “tahap pertama” sifilis
yang umum. Bisul itu tidak muncul sampai beberapa minggu setelah hubungan
seksual, dan itu tidak menyakitkan, berumur pendek dan sembuh tanpa bekas. Jadi
kemungkinan tidak diketahui, terutama jika itu terjadi di tempat yang tidak terlihat, di
dalam saluran vagina atau dubur, atau di mulut.
Tahap kedua sifilis ditandai oleh ruam kulit dan selaput lendir yang tidak
kunjung membaik tanpa pengobatan selama berminggu-minggu hingga berbulan-
bulan. Penyakit ini kemudian memasuki periode yang disebut tahap laten yang
berlangsung selama bertahun-tahun, pada periode ini seseorang tidak memiliki gejala,
tapi terus terinfeksi.
Akhirnya, pada tahap terakhir, sifilis menjadi sangat merusak. Pertumbuhan
inflamasi besar yang terjadi di bagian tubuh mana pun dapat merusak jaringan. Si
penderita mungkin terkena aneurisma (penggelembungan di dinding arteri), penyakit
jantung, demensia, dan kelumpuhan. Sifilis juga dapat ditularkan melalui ibu hamil ke
bayinya yang belum lahir, yang mengakibatkan penyakit serius dan kadang-kadang
kematian sang bayi.
Sepanjang perjalanannya, sistem saraf dan indera dapat diserang dan
menyebabkan masalah kesehatan yang tidak biasa. Ini termasuk peradangan di dalam
mata, yang disebut uveitis. Sifilis uveitis menyebabkan kaburnya penglihatan sang
penderita sekitar dua pertiga, dan dapat menyebabkan penyakit mata lainnya, seperti
katarak, glaukoma, jaringan parut retina, dan pelepasan retina.
5. Penularan
Sifilis dini biasanya berhubungan dengan masuknya bakteri dengan jumlah
yaang banyak dan tingkat transmisi dengan pasangan. Sedangkan pada sifilis laten
tingkat transmisi menurun dikarenakan ukuran inokulum yang mengecil.
Sedangkan maternal sifilis bisa menyebabkan infeksi fetal melalui beberapa
rute. Penularan dapat terjadi pada masa kehamilan, kontak saat persalinan dan kontak
dengan lesi sifilis setelah persalinan. Penularan sifilis dari ibu ke bayi biasanya
berlangsung melalui transmisi transplasenta. Walaupun penularan dari ibu ke bayi
dapat terjadi pada minggu ke-9 kehamilan, namun biasanya penularan terjadi pada
minggu ke-16 dan ke-28 kehamilan. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat
mengakibatkan keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah, lahir mati dan sifilis
kongenital.1
6. Pencegahan Penularan Untuk Pelayanan
Jika ditangani sejak awal, penyakit sifilis dapat disembuhkan. Sifilis yang
tidak ditangani dan tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan pada organ jantung,
otak, dan organ lainnya hingga dapat mengancam jiwa penderitanya.
Pencegahan berupa :
a. Gunakan kondom saat berhubungan seksual
Hubungan seksual adalah cara penyebaran penyakit kelamin yang paling umum.
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual menjadi upaya untuk mengurangi
risiko penularan penyakit sifilis. Terutama bagi mereka yang aktif secara seksual dan
sering bergonta-ganti pasangan. Jenis kondom berbahan lateks yang banyak
direkomendasikan, karena dianggap cukup kuat dan tidak mudah robek.
b. Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
Melakukan hubungan seksual jangka panjang dengan hanya satu pasangan
merupakan cara efektif untuk menghindari penularan sifilis. Selain itu, hindari juga
untuk berhubungan seksual dengan orang yang suka bergonta-ganti pasangan. Sebab,
hal tersebut dapat menyebabkan Anda tertular penyakit kelamin.
c. Berhenti melakukan hubungan seksual dalam beberapa waktu
Jika menemukan luka di area genital Anda atau pasangan, sebaiknya hentikan
untuk berhubungan seksual dalam beberapa waktu karena bakteri sifilis bisa masuk ke
tubuh dan menginfeksi akibat kontak langsung dengan luka tersebut. Pastikan
melakukan perawatan terlebih dahulu hingga dinyatakan sembuh oleh dokter sebelum
melakukan hubungan seksual kembali.

Anda mungkin juga menyukai