KEPERAWATAN KOMUNITAS
SIFILIS
DISUSUN OLEH
NIM : 1614201046
KELAS : A2/VI
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah yang saya buat ini tentang
salah satu penyakit menurlar yaitu Sifilis, makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas dari
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing dan memberikan materi kuliah dengan baik. Saya pun berterima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Saya pun menyadari masih begitu banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi
materi ataupun penyusunan serta penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat saya butuhkan agar di masa yang akan datang saya dapat menjadi lebih baik.
Harapan saya makalah ini dapat menjadi manfaat dalam menambah pengetahuan serta
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..
C. TUJUAN PEMBAHASAN………………………………………………………………..
D. MANFAAT PENULISAN………………………………………………………………...
A. DEFINISI SIFILIS………………………………………………………………………..
B. ETIOLOGI SIFILIS……………………………………………………………………...
C. MANIFESTASI KLINIS …………………………………………………………………
D. PATOFISIOLOGI SIFILIS………………………………………………………………
E. KLASIFIKASI SIFILIS ………………………………………………………………….
F. PENULARAN SIFILIS…………………………………………………………………...
G. PENCEGAHAN SIFILIS…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sifilis merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang
menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Penyakit sifilis atau raja singa adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang bila tidak dapat diabaikan, karena penyakit
ini dapat merusak hampir seluruh anggota tubuh, seperti kerusakan system saraf, tulang,
jantung, dan otak. Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan seksual
dengan orang yang terinfeksi. Selain hubungan intim, juga dapat menyebar melalui
Pada umumnya kontak langsung merupakan pintuh gerbang yang besar untuk
dapat terinfeksi bakteri ini apalagi melalui hubungan seksual. Hubungan seksual boleh
berupa seks vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi jarum juga bisa menularkan
Penularan sifilis juga bisa terjadi dari wanita hamil kepada bayi yang
dikandungnya. Kondisi ini dikenali sebagai kongenital sifilis. Kematian bayi dalam
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
D. MANFAAT PENULISAN
bagi para pembaca dan penulis untuk dapat memahami lebih lagi tentang penyakit infeksi
TINJAUAN TEORI
pallidum yang bersifat akut dan kronis ditandai dengan lesi primer diikuti dengan
erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk ke dalam periode laten
diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang, saluran pencernaan, sistem saraf pusat
penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman yaitu Treponema pallidum.
Treponema berupa spiral halus, panjang 5-15 mikron dan diameter 0,009-0,5 mikron,
setiap lekukan gelombang berjarak 1 mikron dan rata-rata setiap bakteriterdiri dari 8-
14 gelombang dan bergerak secara aktif, karena spiralnya sangat halus maka hanya
Ada tiga macam antigen Treponema pallidum yaitu protein tidak tahan panas,
polisakarida, dan antigen lipoid. Dalam keadaan anaerob pada suhu 25°C, Treponema
pallidum dapat bergerak secara aktif dan tetap hidup selama 4-7 hari dalam
ultrafiltrat serum sapi. Kuman ini sukar diwarnaidengan zat warna lilin tetapi dapat
mereduksi perak nitrat menjadi logam perak yang tinggal melekat pada permukaan
sel kuman. Kuman berkembang biak dengan cara pembelahan melintang. (J Todd
et.al, 2001)
a. Sifilis dini
1. Sifilis primer
infeksi. Lesi pertama berupa makula atau papula merah yang kemudian
menjadi ulkus (chancre), dengan pinggir keras, dasar ulkus biasanya merah dan
tidak sakit bila dipalpasi. Sering disertai dengan pembengkakan kelenjar getah
bening regional. Lokalisasi chancre sering pada genitalia tetapi bisa juga
ditempat lain seperti bibir, ujung lidah, tonsil, jari tangan dan puting susu.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang khas berupa
tiga hari berturut-turut dan bila tetap negatif, diagnosis ditegakkan berdasarkan
2. Sifilis sekunder
ini sering masih disertai S I. Pada S II dimulai dengan gejala konsistensi seperti
anoreksia, demam, athralgia, angina. Pada stasium ini kelainan pada kulit,
rambut, selaput lendir mulut dan genitalia, kelenjar getah bening dan alat
dalam. Kelainan pada kulit yang kita jumpai pada S II ini hampir menyerupai
penyakit kulit yang lain, bisa berupa roseola, papel-papel, papulo skuamosa,
papulokrustosa dan pustula. Pada SII yang dini biasanya kelainan kulit yang
khas pada telapak tangan dan kaki. Kelainan selaput lendir berupa plakula atau
plak merah (mucous patch) yang disertai perasaan sakit pada tenggorokan
(angina sifilitica eritematosa). Pada genitalia sering kita jumpai adanya papul
atau plak yang datar dan basah yang disebut kondilomata lata. Kelainan rambut
berupa onikia sifilitaka, kuku rapuh berwarna putih, suram ataupun terjadi
anterior.Kelainan pada hati bisa terjadi hepatitis dengan pembesaran hati dan
ikterus ringan. Kelainan selaput otak berupa meningitis dengan keluhan sakit
Gejala klinis tidak tampak, tetapi hasil pemeriksaan tes serologi untuk
b. Sifilis lanjut
1. Sifilis tersier
Gumma ditemukan pada kulit, mukosa mulut, dan organ dalam terutama hati.
Dapat pula dijumpai kelainan pada tulang dengan keluhan, nyeri pada malam
hari. Pada pemeriksaan radiologi terlihat kelainan pada tibia, fibula, humerus,
positif.
2. Sifilis kardiovaskular
Timbul 10-40 tahun setelah infeksi primer dan terdapat pada sekitar 10% kasus
berdasar gejala klinis, foto sinar X dan pemerikasaan pembantu lainnya. Sifilis
kardiovaskuler dapat dibagi dalam 3 tipe: Sifilis pada jantung, pada pembuluh
darah, pada pembuluh darah sedang. Sifilis pada jantung jarang ditemukan dan
dapat menimbulkan miokarditis difus atau guma pada jantung. Pada pembuluh
darah besar, lesi dapat timbul di aorta, arteri pulmonalis dan pembuluh darah
besar yang berasal dari aorta. Aneurisma umumnya terdapat pada aorta
asendens, selain itu juga pada aorta torakalis dan abdominalis. Pembuluh darah
sedang, misalnya aorta serebralis dan aorta medulla spinalis paling sering
terkena. Selain itu aorta hepatitis dan aorta femoralis juga dapat di serang (J
Todd 2001).
menyerupai sifilis stadium II.Karena infeksi pada janin melalui aliran darah
maka tidak dijumpai kelainan sifilis primer. Pada saat lahir bayi dapat tampak
sehat dan kelainan timbul setelah beberapa minggu, tetapi dapat pulakelainan
hemoragik.
sebagai berikut :
a. Keratitis interstisial
b. Gumma
c. Neorosifilis
5. Stigmata
a. Muka: saddle nose terjadi akibat gangguan pertumbuhan septum nasi dan
b. Gigi: pada gigi seri bagian tengah lebih pendek dari pada bagian tepi dan
klinis dan radiologis, pada tibia berupa sabre tibia dan pada daerah frontal
D. PATOGENESIS
selaput lendir yang utuh atau kulit dengan lesi. Kemudian masuk ke peredaran darah
dari semua organ dalam tubuh.Penularan terjadi setelah kontak langsung dengan lesi
Treponema pallidum timbul lesi primer (chancre primer) yang bertahan 1–5 minggu
Tes serologik klasik positif setelah 1–4 minggu. Kurang lebih 6 minggu (2– 6
minggu) setelah lesi primer terdapat kelainan selaput lendir dan kulit yang pada
timbul kelainan kulit dan selaput dengan tes serologik sifilis positif disebut Sifilis
Laten. Pada seperempat kasus sifilis akan relaps. Penderita tanpa pengobatan akan
mengalami sifilis lanjut (Sifilis III 17%, kordiovaskular 10%, Neurosifilis 8%).
Banyak orang terinfeksi sifilis tidak memiliki gejala selama bertahun- tahun,
namun tetap berisiko untuk terjadinya komplikasi akhir jika tidak dirawat. Gejala-
gejala yang timbul jika terkena penyakit ini adalah benjolan-benjolan di sekitar alat
kelamin. Timbulnya benjolan sering pula disertai pusing-pusing dan rasa nyeri pada
tulang, mirip seperti gejala flu. Anehnya, gejala-gejala yang timbul ini dapat
E. KLASIFIKASI
Pembagian penyakit Sifilis menurut WHO terdiri dari sifilis dini dan sifilis
lanjut dengan waktu diantaranya 2-4 tahun.Sifilis Dini dapat menularkan penyakit
karena terdapat Treponema pallidum pada lesi kulitnya, sedangkan Sifilis Lanjut tidak
dapat menular karena Treponema pallidum tidak ada. Sifilis Dini dikelompokkan
menjadi 3 yaitu :
c. Sifilis kardiovaskuler
d. Neurosifilis
Secara klinis ada beberapa stadium sifilis yaitu stadium primer, sekunder, laten
dan tersier. Stadium primer dan sekunder termasuk dalam sifilis early sementara
stadium tersier termasuk dalam sifilis laten atau stadium late latent (CDC, 2010).
F. PENULARAN
Secara umum periode masa inkubasi dari 10 hari sampai 3 (tiga) minggu dari
biasanya. WHO menyatakan ada perbedaan waktu antara sifilis dini dan sifilis laten
yakni selama 2-4 tahun. Sifilis primer terjadi antara 9 sampai 10 hari setelah terinfeksi
dan gejalanya timbul berupa luka nyeri pada alat kelamin. Penularan Sifilis diketahui
98% infeksi terjadi melalui jalur ini, penularan terjadi melalui lesi penderita
sifilis.
b) Penularan tidak langsung kebanyakan terjadi pada orang yang tinggal bersama
bersama-sama seperti handuk, selimut, pisau cukur, bak mandi, toilet yang
c) Melalui darah yaitu penularan terjadi melalui transfusi darah dari penderita
sifilis laten pada donor darah pasien, namun demikian penularan melalui darah
d) Melalui Kongenital yaitu penularan pada wanita hamil penderita sifilis yang
tidak diobati dimana kuman treponema dalam tubuh ibu hamil akan masuk ke
G. PENCEGAHAN
penularan sifilis melalui pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Adapun bentuk
berganti-ganti pasangan.
b. Pencegahan sekunder
dini dan pengobatan yang tepat dapat dilakukan dengan cara mencari
cara :
1) Melakukan cek darah untuk mengetahui infeksi sifilis.
c. Pencegahan tersier
HIV
infeksi, orang yang terkena seksual kepada pasien yang memiliki sifilis
pada setiap tahap harus dievaluasi klinis dan serologis dan diobati dengan
sebagai suspect.
sebagai suspect apabila hasil tes serologis tidak tersedia segera dan
dengan sifilis yang tidak diketahui statusnya dan dengan disertai uji
dalam waktu 3 bulan plus durasi gejala untuk pasien yang didiagnosis
dengan sifilis primer, durasi 6 bulan plus gejala bagi mereka dengan
sifilis sekunder dan 1 tahun untuk pasien dengan sifilis laten dini serta
dalam waktu 3 bulan plus durasi gejala untuk pasien yang didiagnosis
BAB
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual. Penyakit sifilis disebabkan oleh
infeksi bakteri Treponema Pallidum. Penyebaran infeksi ini paling umum adalah
melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Gejala pertama sifilis muncul
sekitar 3 minggu setelah bakteri masuk ke tubuh infeksi sifilis terbagi menjadi 4 tahap
utama yaitu, sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten, dan sifilis tersier. Untuk
B. SARAN
Penyakit sifilis adalah penyakit yang yang terjadi karena adanya infeksi bakteri
yang didapat dari orang terinfeksi. Untuk terhindar dari penyakit ini hal yang dapat
dilakukan adalah dengan tidak sembarang dalam melakukan hubungan seksual serta
kesetiaan pada pasangat. Dengan berpengan pada prinsip ABCDE dapat membantu
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu>Laporanpendahuluansifilis
http://www.alodokter.com/sifilis/
http://bahankuliahkesehatan.blogspot