MAKALAH
PUBLIC HEALTH REPORT SESSION (PHRS) 4
Dosen Pembimbing:
dr. Nuriyah, M.Biomed
Disusun Oleh:
Muhamad Rifa’i, S.Ked
G1A218093
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PHRS tentang Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya: Kepala Puskesmas Paal Merah I
dr.Repelita Witri selaku pembimbing, petugas puskesmas yang menangani masalah
posyandu, perawat-perawat yang telah memberikan banyak masukan, dan teman-teman satu
kelompok di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu
saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar pada penulisan yang akan datang
dapat diperbaiki.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 tahun
1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung jawab
pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat,
termasuk swasta.1,2
Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan
pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan. Pelayanan posyandu adalah
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dengan
imunisasi, penanggulangan diare dan gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran
penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.1
3
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angka
kematian bayi infant mortality rate, angka kelahiran bayi birth rate, dan angka kematian ibu
maternal mortality rate turunnya Infant mortality rate, birth rate, maternal mortality rate di
suatu daerah merupakan standart keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah
tersebut. Untuk mempercepat penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat
dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat,
dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi tahun 2019.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan
masalah-masalah yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I
4
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan Posyandu di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan
berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mampu
berpartisipasi secara aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor yang
terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.2,3
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari,
untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya.1,2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
koordinatif dan integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk
kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam
kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. 3,4
Dalam posyandu terdapat pelayanan kesehatan dasar yang merupakan pelayanan
kesehatan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang
sekurang-kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan Diare.5
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang di hadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahan nya
dengan memanfaatkan potensi setempat.1
6
2.1.2 Fungsi Posyandu
a. Tujuan umum 1
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
7
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial
dasar sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan
sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan
AKABA sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.1
8
2.1.5 Pengorganisasian Posyandu
2.1.5.1 Struktur Organisasi
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua,
seorang sekretaris dan seorang bendahara.
9
Kriteria pengelola Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
10
untuk kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan
dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta
peralatan Posyandu.
a. Ibu hamil
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader
kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan
darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan,
ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan
lahir (vagina)
3. Perawatan payudara
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
3) Penyuluhan
14
KB, Dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan IUD.
3. Imunisasi
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet
besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila
setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat.
15
Bina Keluarga Balita (BKB)
Desa siaga
3) Pemberian oralit
4) Pelayanan imunisasi
5) Periksa hamil
7) Pengobatan pasien,
16
Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu melakukan
kegiatan lebih > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.
a. Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan
secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan
nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil dan wanita usia subur
b. Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas
yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c. Meja III
d. Meja IV
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat
badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang
bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
17
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.
e. Meja V
18
Skema Pola Pelayanan Posyandu
MEJA I
MEJA V MEJA IV
19
2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan
tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai
berikut:1,2,3
a. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
21
Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang merupakan
anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup melaksanakan
kegiatan UPGK dan sanggup menngerakkan masyarakat menggerakkan kegiatan UPGK.
Kegiatan pokok dari UPGK adalah (1) Pelayanan Gizi di Posyandu (2) Penyuluhan
Masyarakat dan (3) Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
Tugas kader UPGK adalah:1,2
A. Melakukan kegiatan bulanan UPGK di dalam posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan UPGK
a. Memberi tahu semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita mengenai akan
adanya kegiatan di posyandu dan mencatat sasaran UPGK
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang belum
tersedia, dapat meminjam, minta pada petugas atau membuat sendiri
c. Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang lain
2. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu
a. Meja 1 : Mendaftar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
b. Meja 2 : Menimbang balita
c. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan
d. Meja 4 : Menyuluh ibu berdasarkan hasilpenimbangan anaknya,
Memberikan pelayanan giji kepada ibu balita dan ibu hamil
e. Meja 5 : Pelayanan kesehatan dan KB
3. Kegiatan lain setelah kegiatan di dalam posyandu
a. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita
b. Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran petugas
c. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakssanakan misalnya penyuluhan
KB; imunisasi; menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan, dsb.
B. Melaksanakan kegiatan UPGK di luar posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
a. Jika ada ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir
b. Jika ada ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A
c. Jika ada ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas
karena 2bulan berturut-turut berat badannya tidak naik,berat badannya
dibawah garis merah KMS, sakit
d. Ibu hamil yang 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri posyandu
22
e. Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul yodium
h. Balita yang terlalu gemuk
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
UPGK
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan
keterampilan
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada
setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan).
Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima).
Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain
jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita
serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu
kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
23
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu
desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
3, Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran
serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-
obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan
peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan
anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian
dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis
operasional Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain
dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur
dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu
namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur
dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada
jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
24
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif
pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara
berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan
Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim
Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain:
pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan
minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu
25
2.2.5 Pembiayaan
a. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya
pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum
Peduli Kesehatan Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan
Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha
yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga
(TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan,
yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
2.2.6 Tingkat Perkembangan Posyandu
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan
cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK
di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu.
27
BAB III
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU
Luas wilayah kerja Puskesmas Paal Merah tahun 2018 adalah ± 510 Km 2
terdisi dari dataran rendah yang dilalui sungai-sungai kecil dengan ketinggian ±
10 M diatas permukaan laut. Puskesmas Paal Merah I terletak di kecamatan Paal
Merah dengan batas wilayah sebagai berikut:8
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Paal, Wilayah Kerja Puskesmas Paal
Merah II.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah kerja
Puskesmas Kebun Kopi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan, Wilayah Kerja
Puskesmas Kebun Kopi (Pustu Pasir Putih).
28
3.1.3 Demografi Puskesmas Paal Merah I
Data demografis meliputi data yang menggambarkan jumlah penduduk di Wilayah
Kerja Puskesmas Paal Merah I tahun 2018, sebagaimana pada tabel berikut:8
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun 2018
No Desa/Kelurahan Jumlah KK Jumlah
Penduduk
1. Paal Merah 3026 13308
Jumlah 3026 13308
29
3. D1 Kesehatan 1
1. Bidan 0
2. Sanitarian/SPPH 0
3. SPAG 1
4. SLTA Sederajat 6
1. Perawat Kesehatan 1
2. Perawat Gigi 1
3. Analisis Kesehatan 2
4. Asisten Apoteker 0
5. LCPK 1
6. SMA 1
JUMLAH 28
Tabel 3.3 sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun 2018
Sarana Kesehatan Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 1
Poskesdes 0
Posyandu 8
Jumlah 10
30
Tabel 3.4 Tabel jumlah kunjungan dan kepemilikan KMS di Posyandu pada wilayah
kerja Puskesmas Paal Merah I
1. Melati 1 5 28 21 75 28 21 21 100 21
2. Melati 2 5 20 17 85 17 20 20 100 17
3. Melati 3 4 50 8 16 5 50 25 50 12
4. Melati 4 5 60 33 55 60 60 41 68,3 60
5. Melati 5 5 40 14 35 40 35 23 65,7 35
6. Melati 6 5 40 20 50 40 40 32 80 40
7. Melati 7 5 56 37 66 56 56 49 87,5 56
8. Melati 8 5 74 23 31 74 74 26 35,1 74
Tabel 3.1 pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi
No Kegiatan posyandu Pelaksanaan
32
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal
Merah I masih belum lengkap, informasi ini diperoleh dari pengamatan langsung dan
wawancara dengan kader posyandu dan petugas kesehatan.
3.4 Masalah Dalam Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I
1. Kader dan Petugas
a. Kader sering datang terlambat
Dari informasi dan pengamatan langsung di lapangan, didapati kader sering kali
datang terlambat. Didapati sudah banyak ibu-ibu yang berkumpul diposyandu
namun kader belum juga datang. Sehingga ibu-ibu harus menunggu lama untuk
mulai kegiatan posyandu.
b. Hanya 35% dari total kader di 8 posyandu yang terlatih
Tidak semua kader pernah mengikuti pelatihan posyandu, hanya beberapa orang
saja yang sebelumnya pernah mendapatkan pelatihan. Hal ini mengakibatkan
33
tingginya kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat melaksanakan tugasnya di
posyandu.
c. Pembagian tugas kader yang tidak tetap
Setiap posyandu memiliki 5 orang kader, namun pembagian tugas para kader di
setiap posyandu tidak tetap, kader hanya akan mengisi meja bagian mana yang
kosong pada saat pelaksanaan posyandu. Hal ini memungkinkan kader tidak
menguasai betul tugas yang ia dapati setiap kali dilaksanakannya posyandu.
2. Kegiatan Posyandu
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapati bahwa kegitan utama posyandu tidak
seluruhnya berjalan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya program kesehatan Ibu,
program pencegahan dan penanggulangan diare, dan program keluarga berencana.
Setiap posyandu hanya terfokus pada penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS
dan imunisasi saja.
3. Pola pelayanan
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapati pada beberapa posyandu di wilayah
kerja puskesmas paal merah I penerapan sistem 5 meja tidak di terapkan. Beberapa
kali didapati bahwa buku pendaftaran tidak di meja pertama namun bisa di meja
kedua dan ketiga karena dijumpai ibu-ibu mengisi sendiri buku pendaftaran yang
mengakibatkan buku tersebut selalu berpindah-pindah.
4. Kunjungan
a. Jumlah kunjungan beberapa posyandu sangat kecil dibandingkan target sasaran
Dari data kunjungan yang didapatkan dari puskesmas, didapati pada bulan Januari
dan februari rata-rata kunjungan dibawah 100% pada setiap posyandu, bahkan
beberapa posyandu menunjukkan angka terkecil sebesar 31% pada posyandu
Melati 8.
b. Minat dan motivasi ibu yang kurang untuk membawa balita ke posyandu
Para ibu mempunyai banyak alasan untuk tidak datang ke posyandu seperti alasan
lupa, tidak tau, anaknya sedang tidur, sudah di periksa dan dibawa kedokter.
Sehingga ibu tidak utin datang membawa anaknya ke posyandu dan pemantauan
KMS anak menjadi tidak optimal.
c. Kepemilikan KMS
Dari data yang tersedia nampak beberapa posyandu memiliki pengunjung yang
tidak memiliki kartu menuju sehat (KMS), hal ini mengakibatkan pencatatan tidak
34
berlangsung dengan baik dan akan sulit mendeteksi grafik peningkatan berat
badan pada anak sehingga akan tidak nampak apakah berat badan balita turun,
naik ataupun tetap.
5. Sarana dan prasarana
a. Posyandu masih dilakukan di halaman rumah warga
Lokasi posyandu yang dilaksanakan di halaman rumah warga mengakibatkan
terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan kegiatan
posyandu secara menyeluruh. Penyelenggaraan posyandu di halaman rumah
warga mengakibatkan tidak adanya wilayah dan sarana prasarana untuk
pemeriksaan ibu hamil dikarenakan tidak adanya bed pemeriksaan. Hal ini pula
yang menunjang malasnya atau tidak berminatnya ibu hamil untuk datang ke
posyandu.
b. Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Alat-alat yang digunakan di posyandu sering kali tidak lengkap, seperti tidak
adanya tempat pemeriksaan ibu hamil, tidak disediakannya oralit, dan tablet Fe.
6. Keterlibatan lintas sektor
Selama pengamatan dan wawancara petugas posyandu, di dapatkan bahwa
keterlibatan lintas sektor sangat jarang terjadi. Satu-satunya lintas sektor yang pernah
terlibat adalah lurah dan itupun sudah sangat lama. Sementara dari PKK, kepala desa
dan lain sebagainya tidak pernah terlibat dalam posyandu sehingga posyandu tidak
memiliki dana tambahan ataupun fasilitas tambahan yang seharusnya bisa di dapat
dengan keterlibatan lintas sektoral.
35
yang belum terlatih mengenai tatacara dan pelaksanaan posyandu yang benar.
Selain itu, kader-kader terlatih diharapkan tidak berada dalam posyandu yang
sama, namun hendaknya disebar hingga keseluruhan posyandu setidaknya
memiliki 1 atau 2 orang kader yang terlatih.
c. Pembagian tugas yang tidak tetap
Mengingat banyaknya kader tidak terlatih di posyandu wilayah kerja puskesmas
Paal Merah I, pembagian tugas yang tidak tetap akan mengakibatkan kader lebih
mudah kesulitan karena tidak menguasai betul tugasnya. Akan lebih baik bila satu
orang kader memiliki tugas tetap yang memang ia telah kuasai dengan baik.
2. Kegiatan Posyandu
Kegiatan-kegiatan posyandu yang tidak berjalan dengan baik dapat disebabkan
beberapa hal, misalnya dari segi sarana dan prasarana yang tidak tersedia sehingga
Ibu hamil tidak datang ke posyandu dikarekan tidak adanya sarana dan prasarana
untuk pemeriksaan kehamilan. Selain itu dapat juga dikarenakan kurangnya
pengetahuan para ibu mengenai pelayanan apa saja yang sebenarnya dapat dilakukan
di posyandu, karenanya ada baiknya kader dan petugas kesehatan memberitahu para
ibu bahwasanya kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak, pemeriksaan kehamilan dan KB
dapat dilakukan di posyandu.
3. Pola Pelayanan
Hendaknya setiap posyandu menerapkan sistem 5 meja dengan benar. Untuk bagian
meja pendaftaran sebaikya buku pendaftaran diisi oleh kader yang menjaga meja,
sehingga buku pendaftaran tidak berpindah-pindah di tangan para ibu yang melakukan
pengisian.
4. Kunjungan
a. Rendahnya jumlah kunjungan ke posyandu dan motivasi ibu yang kurang
untuk membawa anaknya ke posyandu berjalan beriringan. Hendaknya kader
dan petugas kesehatan posyandu sering melakukan penyuluhan kepada ibu
mengenai pentingnya datang ke posyandu. Kader dapat pula mengingatkan
para ibu melalui jaringan komunikasi dari beberapa hari sebelum posyandu di
selenggarakan. Selain itu, dapat pula meningkat motivasi para ibu untuk
datang ke posyandu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan menarik seperti
lomba balita sehat, pembagian kelambu gratis, ataupun hadiah-hadiah lainnya.
36
b. Kepemilikan KMS
Para ibu yang tidak memiliki KMS memiliki beberapa alasan yaitu lupa
ataupun hilang. Hendaknya setiap posyandu petugas membawa KMS
cadangan untuk para ibu yang tidak memiliki KMS sehingga pencatatan dapat
segera dilakukan.
5. Sarana dan prasaraa
a. Posyandu masih dilakukan di halaman rumah warga
Lokasi posyandu yang di lakukan di rumah warga menjadi permasalah yang
cukup menghambat kegiata-kegiatan yang seharusnya dapat di selenggarakan.
Sebaiknya posyandu yang baik memiliki bangunan sendiri yang dikelola warga
masyarakat, dana pembangunan posyandu dapat diambil dari iuran masyarakat
atau melibatkan lintas sektoral.
b. Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Dari hasil wawancara bersama petugas puskesmas, didapati bahwa alat dan bahan
posyandu dapat dilengkapi dengan keterlibatan lintas sektor ataupun dengan
mengganggarkan dari puskesmas. Apabila terdapat laporan yang masuk ke
puskesmas mengenai permintaan alat dan bahan posyandu, maka puskesmas dapat
mengajukan anggaran dana untuk melengkapinya.
6. Keterlibatan lintas sektor
Keterlibatan lintas sektor pada posyandu memegang peranan yang cukup penting,
sebab dengan adanya keterlibatan lintas sektor posyandu dapat berjalan dengan lebih
baik lagi dan sesuai dengan fungsinya. Lintas sektor seperti kepala desa, lurah, camat
dan sebagainya dapat membantu pembangunan puskesma yang lebih baik dari segi
sarana dan prasarana. Keterlibatan PKK dan lainnya dapat mengembangkan program
seperti taman obat keluarga yang dikelola posyandu. Sebaiknya kader posyandu
memberikan undangan dan permintaan rutin pada pihal lintas sektor untuk turut hadir
dan terlibat dalam posyandu.
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I masih
kurang lengkap dan belum berjalan dengan baik. Kegiatan utama posyandu tidak
semuanya terlaksana yang dimana dikarenakan oleh keterbatasan sarana dan prasarana
yang ada. Petugas kader sering datang terlambat ke posyandu, sebagian besar kader
merupakan kader yang belum pernah mendapatkan pelatihan sehingga penerapan sistem
5 meja tidak optimal ditambah lagi dengan pembagian tugas yang tidak tetap sehingga
kader sering kali mendapatkan tugas yang tidak mereka kuasai.
Permasalahan lainnya yang terjadi adalah kecilnya angka kunjungan posyandu di
wilayah kerja puskesmas Paal Merah I dikarenakan motivasi dan minat para ibu yang
kurang. Para ibu juga tidak seluruhnya memiliki KMS sehingga pencatatan pertumbuhan
anak sulit dinilai.
Lintas sektoral juga tidak terlalu terlibat dalam kegiatan posyandu yang ada sehingga
sarana, prasarana, dan program-program lain yang ada di puskesmas tidak bisa berjalan
dengan baik.\
4.2 Saran
Agar dapat mewujudkan kegiatan pelayanan posyandu yang optimal di wilayah kerja
puskesmas Paal Merah I diharapkan :
1. Petugas melibatkan lintas sektor untuk membantu menjalankan program TOGA
ataupun dalam hal sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya
kegiatan posyandu yang belum terlaksana.
2. Melakukan pelatihan pada kader-kader secara menyeluruh.
3. Menerapkan sistem pelayanan 5 meja dengan baik.
4. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai program dan kegiatan apa saja yang
dapat dilakukan di puskesmas (KIA, KB).
5. Meningkatkan motivasi ibu untuk mengikuti posyandu dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan baru yang menarik.
6. Melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas posyandu oleh kader secara rutin.
38
DAFTAR PUSTAKA
39