Anda di halaman 1dari 39

PERMASALAHAN DALAM POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

DI PUSKESMAS PAAL MERAH I KOTA JAMBI

MAKALAH
PUBLIC HEALTH REPORT SESSION (PHRS) 4

Dosen Pembimbing:
dr. Nuriyah, M.Biomed

Disusun Oleh:
Muhamad Rifa’i, S.Ked
G1A218093

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
PUSKESMAS PAAL MERAH I
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PHRS tentang Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya: Kepala Puskesmas Paal Merah I
dr.Repelita Witri selaku pembimbing, petugas puskesmas yang menangani masalah
posyandu, perawat-perawat yang telah memberikan banyak masukan, dan teman-teman satu
kelompok di Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu
saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar pada penulisan yang akan datang
dapat diperbaiki.

Jambi, November 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 tahun
1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah tanggung jawab
pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat,
termasuk swasta.1,2

Posyandu atau Pos Pelayanan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan
pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan. Pelayanan posyandu adalah
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dengan
imunisasi, penanggulangan diare dan gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran
penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.1

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 2,3

Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi


tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan
yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan
dapat menjangkauan semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu
hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas.3

3
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angka
kematian bayi infant mortality rate, angka kelahiran bayi birth rate, dan angka kematian ibu
maternal mortality rate turunnya Infant mortality rate, birth rate, maternal mortality rate di
suatu daerah merupakan standart keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah
tersebut. Untuk mempercepat penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat
dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat,
dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat.4

Beberapa masalah selama pelaksanaan Posyandu masih ditemui sehingga manfaat


yang dirasakan belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan Posyandu dan
memerlukan alternatif penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk
menyusun makalah tentang “Permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi tahun 2017”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi tahun 2019.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal
Merah I
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Paal Merah I
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan
masalah-masalah yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I
4
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan Posyandu di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan
berkembang secara optimal dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mampu
berpartisipasi secara aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor yang
terkait dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat itu sendiri.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Posyandu

2.1.1 Definisi Posyandu

Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.2,3
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari,
untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya.1,2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam
aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
koordinatif dan integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk
kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam
kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat. 3,4
Dalam posyandu terdapat pelayanan kesehatan dasar yang merupakan pelayanan
kesehatan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang
sekurang-kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan Diare.5
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
masalah yang di hadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahan nya
dengan memanfaatkan potensi setempat.1

6
2.1.2 Fungsi Posyandu

 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan


dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA).
 Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.1
2.1.3 Tujuan dan Manfaat Posyandu

2.1.3.1 Tujuan Posyandu

a. Tujuan umum 1

Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA di Indonesia melalui upaya


pemberdayaan masyarakat.1
b. Tujuan khusus 1

 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,


terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
 Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
2.1.3.2 Manfaat Posyandu

1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.

7
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial
dasar sektor lain terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
4. Bagi Sektor Lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan
sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan
AKABA sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.1

2.1.4 Sasaran dan Lokasi Posyandu 1,7

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru


lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia subur). 1,7

Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki


kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya yang sesuai.
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat.1,7

8
2.1.5 Pengorganisasian Posyandu
2.1.5.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat


pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta
kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang
ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh
suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan
masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang
dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung
jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat. Contoh alternatif Bagan Kepengurusan
Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan atau sebutan lainnya sebagai berikut:1

Gambar 2.1 Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di


desa/kelurahan

2.1.5.2 Pengelola Posyandu 1

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua,
seorang sekretaris dan seorang bendahara.

9
Kriteria pengelola Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat

2.1.5.3 Kader Posyandu 1


Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang
bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader
Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu
antara lain sebagai berikut :
Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang

2.1.5.4 Langkah-langkah pembentukan Posyandu 1,2

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk


mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa/Lurah. Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. 1
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:1,2
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga
bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam upaya
untuk meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan
motivasi dan keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama

10
untuk kepentingan masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan
dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.

2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta
peralatan Posyandu.

3. Survei Mawas Diri (SMD)


Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging)
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD
dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat
pemerintahan desa/kelurahan, dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah
terbentuk). Untuk itu sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota
masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD seperti guru, anggota Pramuka,
kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid sekolah atau kalangan
berpendidikan lainnya yang ada di desa/kelurahan.
Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden, metode
wawancara sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil
pengumpulan data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan
bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD adalah data
tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di desa/kelurahan.

4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk).
11
Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD
serta data kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah
ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang
disesuaikan dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare.
Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu,
masalah dan upaya kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.

5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu


Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader Posyandu
dilakukan melalui pertemuan khusus dengan mengundang para tokoh dan anggota
masyarakat terpilih. Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh
Kepala Desa/Lurah. Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata
cara dan kriteria yang berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan tugasnya,
kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi
ditujukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu
yang keduanya dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan
pelatihan yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus
disusun rencana kerja (Plan of Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan
waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana
dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah mengikuti
orientasi dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu.
Kegiatan utama Posyandu ada 5 (lima) yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare. Jika kegiatan tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan
masyarakat misalnya kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina
Keluarga Balita (BKB) dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut
disebut dengan nama ”Posyandu Terintegrasi”. Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam
suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh serta anggota masyarakat
setempat.
12
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu
secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Posyandu
dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan
pengembangan Posyandu selanjutnya secara lintas sektoral.

2.2 Pelayanan Posyandu

2.2.1 Kegiatan Pelayanan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.


Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :1,3

2.2.1.1 Kegiatan Utama

Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :

1. Kesehatan ibu dan anak

a. Ibu hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:

1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader
kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan
darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan,
ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok


Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :

a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan,


persiapan menyusui, KB, dan gizi

b) Perawatan payudara dan pemberian ASi

c) Peragaan pola makan ibu hamil

d) Peragaan perawatan bayi baru lahir

e) Senam ibu hamil


13
b. Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :

1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan
lahir (vagina)

2. Pemberian vitamin A dan tablet besi

3. Perawatan payudara

4. Senam ibu nifas

5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan


pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tingggi fundus
dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.

c. Bayi dan anak balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan


memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digending melainkan dilepas
bermain sesame balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.

Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan

2) Penentuan status pertumbuhan

3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,


imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oelh kader adalah pemberian


kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan

14
KB, Dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan IUD.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.


Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita
maupun terhadap ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet
besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila
setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku


Hidup Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain
penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau
pemberian Oralit yang disediakan.

2.2.1.2 Kegiatan pengembangan/tambahan 1,3

Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan


kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut
misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan
nama Posyandu Plus.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat.

Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yangtelah diselenggarakan antara lin:

15
 Bina Keluarga Balita (BKB)

 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa


(KLB), misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan
tetanus neonatorum

 Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP)

 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan


melalui tanaman obat keluarga (TOGA)

 Desa siaga

 Pos Malaria Desa (Posmaldes)

 Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga


(UP2K), usaha simpan pinjam

 Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)

2.2.2 Kelengkapan pelayanan

Kelengkapan pelayanan Posyandu terdiri dari Sembilan kegiatan yaitu: 1,3

1) Penimbangan bayi dan anak

2) Pemberian makanan tambahan

3) Pemberian oralit

4) Pelayanan imunisasi

5) Periksa hamil

6) Pemberian pil zat besi

7) Pengobatan pasien,

8) Tumbuh kembang anak

9) Kesehatan ibu dan anak.

16
Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu melakukan
kegiatan lebih > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.

2.2.3 Pola Pelayanan Posyandu1

a. Meja I

Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan
secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan
nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil dan wanita usia subur

b. Meja II

Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas
yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.

c. Meja III

Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari


secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.

d. Meja IV

Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat
badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang
bersangkutan

2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran

3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil


dan menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat
badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat
badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar), ibu hamil atau
menyusui apabila keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing, perdarahan,
sesak nafas, gondokan, dan orang sakit

17
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu
misalnya dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.

e. Meja V

Merupakan kegiatan pelayanan sector yang biasanya dilakukan oleh petugas


kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan
(PPL). Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan kehamilan,
pelayanan keluarga berencana (KB) berupa IUD dan suntikan, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan, pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin A.

Gambar 2.2. Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu

18
Skema Pola Pelayanan Posyandu

MEJA I

Pendaftaran oleh kader


Posyandu
MEJA II
Penimbangan dan
pemantauan tumbuh
kembang oleh kader
MEJA III Posyandu

Pengisian KMS atau buku


KIA oleh kader

MEJA V MEJA IV

 Pelayanan dan konseling  Penyuluhan KIA


kesehatan dan gizi oleh termasuk tumbuh
petugas kesehatan kembang anak
 Imunisasi menggunakan buku KIA
 KIA-KB termasuk  Penyuluhan gizi
stimulasi, deteksi dan termasuk pemberian
intervensi dini tumbuh kapsul vitamin A, tablet
kembang balita tambah darah dan PMT
 Gizi termasuk (pemberian Makanan
penanggulangan gizi Tambahan)
kurang dan buruk serta  Merujuk balita ke meja
penyakit pada balita V

Petugas kesehatan Kader keluarga,


masyarakat

Gambar 2.3 Pola Pelayanan Posyandu

19
2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan
tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai
berikut:1,2,3

a. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan

Pada hari buka Posyandu, antara lain:


a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register
Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai
kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:


a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai
20
Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari
buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari
buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu

21
Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang merupakan
anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup melaksanakan
kegiatan UPGK dan sanggup menngerakkan masyarakat menggerakkan kegiatan UPGK.
Kegiatan pokok dari UPGK adalah (1) Pelayanan Gizi di Posyandu (2) Penyuluhan
Masyarakat dan (3) Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
Tugas kader UPGK adalah:1,2
A. Melakukan kegiatan bulanan UPGK di dalam posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan UPGK
a. Memberi tahu semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita mengenai akan
adanya kegiatan di posyandu dan mencatat sasaran UPGK
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang belum
tersedia, dapat meminjam, minta pada petugas atau membuat sendiri
c. Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang lain
2. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu
a. Meja 1 : Mendaftar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
b. Meja 2 : Menimbang balita
c. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan
d. Meja 4 : Menyuluh ibu berdasarkan hasilpenimbangan anaknya,
Memberikan pelayanan giji kepada ibu balita dan ibu hamil
e. Meja 5 : Pelayanan kesehatan dan KB
3. Kegiatan lain setelah kegiatan di dalam posyandu
a. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita
b. Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran petugas
c. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakssanakan misalnya penyuluhan
KB; imunisasi; menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan, dsb.
B. Melaksanakan kegiatan UPGK di luar posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
a. Jika ada ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir
b. Jika ada ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A
c. Jika ada ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas
karena 2bulan berturut-turut berat badannya tidak naik,berat badannya
dibawah garis merah KMS, sakit
d. Ibu hamil yang 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri posyandu
22
e. Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul yodium
h. Balita yang terlalu gemuk
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
UPGK
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan
keterampilan
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada
setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan).
Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima).
Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain
jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita
serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu
kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
23
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu
desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

3, Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran
serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan
prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-
obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan
peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan
anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian
dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis
operasional Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain
dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur
dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu
namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur
dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada
jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
24
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif
pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara
berkesinambungan.
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan
Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim
Informasi Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain:
pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan
minat dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu
25
2.2.5 Pembiayaan
a. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya
pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum
Peduli Kesehatan Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan
Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha
yang dilakukan antara lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga
(TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan,
yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
2.2.6 Tingkat Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan


yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan
26
Posyandu yang dikenal dengan nama Telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah
untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4
tingkat sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan
cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK
di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu.

27
BAB III
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU

3.1 Profil Puskesmas Paal Merah I

3.1.1 Profil Umum

Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi adalah Puskesmas non perawatan


puskesmas induk berdiri pada tahun 1994 dan direhap total tahun 2011 dan bangunan
baru lantai II dengan luas bangunan ± 582 m 2 dengan jumlah ruangan lantai I
berjumlah 8 ruangan dan lantai II berjumlah 8 ruangan. Pada tahun 2017, Puskesmas
Paal Merah I Kota Jambi diperluas lagi dengan 7 ruangan, lantai I berjumlah 3
ruangan, dan lantai 2 berjumlah 4 ruangan. Adapun ruangan tersebut sebagai berikut: 8

 Lantai 1 : Ruang Karcis/Loket, Ruang Poli Umum, Ruang Poli Usila,


MTBS dan Usila, Ruang Laboratorium, Ruang Poli Gigi, Ruang Tata Usaha,
Ruang Apotik dan Ruang Tunggu.8
 Lantai 2 : Ruang BLUD dan Bendaharawan, Ruang Kepala Puskesmas,
Ruang Kesling, Tumbang, Ruang KIA, Ruang Aula, Ruang KB, Imunisasi,
Ruang Promkes dan Ruang Tunggu.8

3.1.2 Data Geografis

Luas wilayah kerja Puskesmas Paal Merah tahun 2018 adalah ± 510 Km 2
terdisi dari dataran rendah yang dilalui sungai-sungai kecil dengan ketinggian ±
10 M diatas permukaan laut. Puskesmas Paal Merah I terletak di kecamatan Paal
Merah dengan batas wilayah sebagai berikut:8

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Paal, Wilayah Kerja Puskesmas Paal
Merah II.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah kerja
Puskesmas Kebun Kopi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan Wilayah Kerja
Puskesmas Pakuan Baru.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jambi Selatan, Wilayah Kerja
Puskesmas Kebun Kopi (Pustu Pasir Putih).

28
3.1.3 Demografi Puskesmas Paal Merah I
Data demografis meliputi data yang menggambarkan jumlah penduduk di Wilayah
Kerja Puskesmas Paal Merah I tahun 2018, sebagaimana pada tabel berikut:8

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun 2018
No Desa/Kelurahan Jumlah KK Jumlah
Penduduk
1. Paal Merah 3026 13308
Jumlah 3026 13308

3.1.3.1 Tenaga Kesehatan


Keadaan tenaga kesehatan berdasarkan tingkatan pendidikan terakhir di Puskesmas
Paal Merah I Pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini 8.

Tabel 3.2 Keadaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Terakhir


No Jenis Kegiatan Jumlah
1. Medis 4
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 2
2. S1 Kesehatan 3
1. Sarjana Keperawatan 0
2. SKM 1
3. Sarjana Farmasi 2
4. D4 Kebidanan 0
5. Sarjana Ekonomi 0
3. D3 Kesehatan 14
1. AKPER 3
2. APK/AKL 1
3. AKZI 0
4. AKBID 6
5. AKK 1
6. AKG 3
7. AKFAR 0

29
3. D1 Kesehatan 1
1. Bidan 0
2. Sanitarian/SPPH 0
3. SPAG 1
4. SLTA Sederajat 6
1. Perawat Kesehatan 1
2. Perawat Gigi 1
3. Analisis Kesehatan 2
4. Asisten Apoteker 0
5. LCPK 1
6. SMA 1
JUMLAH 28

3.1.4 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I sampai 31 Desember 2018
adalah sebanyak sarana kesehatan, dengan rincian sebagai berikut: 8

Tabel 3.3 sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I Tahun 2018
Sarana Kesehatan Jumlah
Puskesmas 1
Puskesmas Pembantu 1
Poskesdes 0
Posyandu 8
Jumlah 10

3.2 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I


3.2.2 Angka Kunjungan Posyandu
Angka kunjungan dan kepemilikan kartu menuju sehat (KMS) di posyandu pada
wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I adalah sebagai berikut:

30
Tabel 3.4 Tabel jumlah kunjungan dan kepemilikan KMS di Posyandu pada wilayah
kerja Puskesmas Paal Merah I

Jumlah Januari Februari


no Posyandu
Kader Sasaran Capaian % KMS Sasaran Capaian % KMS

1. Melati 1 5 28 21 75 28 21 21 100 21

2. Melati 2 5 20 17 85 17 20 20 100 17

3. Melati 3 4 50 8 16 5 50 25 50 12

4. Melati 4 5 60 33 55 60 60 41 68,3 60

5. Melati 5 5 40 14 35 40 35 23 65,7 35

6. Melati 6 5 40 20 50 40 40 32 80 40

7. Melati 7 5 56 37 66 56 56 49 87,5 56

8. Melati 8 5 74 23 31 74 74 26 35,1 74

3.2.3 Kegiatan Posyandu Paal Merah I


a. Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di posyandu pada wilayah
kerja Puskesms Paal Merah I berupa :
 Penimbangan berat badan anak
 Penentuan status pertumbuhan anak
 Penyuluhan pada ibu
 Bila ditemukan adanya gangguan tumbuh kembang, maka petugas
puskesmas akan melakukan rujukan ke puskesmas.
b. Keluarga Berencana
Pada program keluarga berencana, posyandu di wilayah kerja puskesmas Paal
Merah I dapat dikatakan tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Tidak ada
pelayanan KB yang diberikan di posyandu dikarenakan pada umumnya ibu yang
ingin mendapatkan pelayanan KB akan langsung menuju ke puskesmas.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi yang diberikan pada posyandu wilayah kerja Puskesmas
Paal Merah I berupa imunisasi Polio, campak, dan Dpt-HiB
31
d. Gizi
Pelyanan gizi yang diberikan di posyandu wilahay kerja Puskesmas Paal Merah I
berupa :
 Pemantauan gizi bayi dan balita
 Pemberian vitamin A pada bulan februari dan agustus
 Apabila ditemukan bayi atau balita yang mengalami gizi kurang atau gizi
buruk maka akan diberikan makanan tambahan dan di lakukan
pemantauan oleh petugas puskesmas.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan diare di posyandu yang dilakukan
berupa penyuluhan-penyuluhan yang tidak rutin dilakukan.

Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan pada posyandu di Wilayah Kerja


Puskesmas Paal Merah I adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi
No Kegiatan posyandu Pelaksanaan

1. Penimbangan bayi dan anak Ada (di setiap posyandu)

2. Pemberian tablet vitamin A Ada (pada bulan januari dan agustus)

3. Pemberian makanan tambahan Ada (di setiap posyandu)

4. Pemberian oralit Tidak ada

5. Pelayanan imunisasi Ada

6. Pemeriksaan kehamilan Tidak ada

7. Pelayanan KB Tidak ada

8. Pemberian pil zat besi Tidak ada

9. Pengobatan pasien Tidak ada

10. Tumbuh kembang anak Ada (di setiap posyandu)

11. Kesehatan ibu dan anak Kesehatan ibu tidak ada

12. Penyuluhan Ada (kadang-kadang)

32
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal
Merah I masih belum lengkap, informasi ini diperoleh dari pengamatan langsung dan
wawancara dengan kader posyandu dan petugas kesehatan.

3.3 Pola Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I

Pelayanan Posyandu di Puskesmas Paal Merah I dilakukan oleh 5 orang kader.


kegiatan yang dilakukan kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan yaitu:

1. Mendaftar bayi atau balita


2. Penimbangan bayi atau balita
3. Mencatat hasil penimbangan pada KMS
4. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang bersangkutan
5. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
6. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita dengan langkah
yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada
KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus,
busung lapar).
7. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu misalnya dalam
vitamin A.
8. Pemberian makanan tambahan (PMT)

3.4 Masalah Dalam Pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Merah I
1. Kader dan Petugas
a. Kader sering datang terlambat
Dari informasi dan pengamatan langsung di lapangan, didapati kader sering kali
datang terlambat. Didapati sudah banyak ibu-ibu yang berkumpul diposyandu
namun kader belum juga datang. Sehingga ibu-ibu harus menunggu lama untuk
mulai kegiatan posyandu.
b. Hanya 35% dari total kader di 8 posyandu yang terlatih
Tidak semua kader pernah mengikuti pelatihan posyandu, hanya beberapa orang
saja yang sebelumnya pernah mendapatkan pelatihan. Hal ini mengakibatkan
33
tingginya kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat melaksanakan tugasnya di
posyandu.
c. Pembagian tugas kader yang tidak tetap
Setiap posyandu memiliki 5 orang kader, namun pembagian tugas para kader di
setiap posyandu tidak tetap, kader hanya akan mengisi meja bagian mana yang
kosong pada saat pelaksanaan posyandu. Hal ini memungkinkan kader tidak
menguasai betul tugas yang ia dapati setiap kali dilaksanakannya posyandu.
2. Kegiatan Posyandu
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapati bahwa kegitan utama posyandu tidak
seluruhnya berjalan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya program kesehatan Ibu,
program pencegahan dan penanggulangan diare, dan program keluarga berencana.
Setiap posyandu hanya terfokus pada penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS
dan imunisasi saja.
3. Pola pelayanan
Dari hasil pengamatan dan wawancara, didapati pada beberapa posyandu di wilayah
kerja puskesmas paal merah I penerapan sistem 5 meja tidak di terapkan. Beberapa
kali didapati bahwa buku pendaftaran tidak di meja pertama namun bisa di meja
kedua dan ketiga karena dijumpai ibu-ibu mengisi sendiri buku pendaftaran yang
mengakibatkan buku tersebut selalu berpindah-pindah.
4. Kunjungan
a. Jumlah kunjungan beberapa posyandu sangat kecil dibandingkan target sasaran
Dari data kunjungan yang didapatkan dari puskesmas, didapati pada bulan Januari
dan februari rata-rata kunjungan dibawah 100% pada setiap posyandu, bahkan
beberapa posyandu menunjukkan angka terkecil sebesar 31% pada posyandu
Melati 8.
b. Minat dan motivasi ibu yang kurang untuk membawa balita ke posyandu
Para ibu mempunyai banyak alasan untuk tidak datang ke posyandu seperti alasan
lupa, tidak tau, anaknya sedang tidur, sudah di periksa dan dibawa kedokter.
Sehingga ibu tidak utin datang membawa anaknya ke posyandu dan pemantauan
KMS anak menjadi tidak optimal.
c. Kepemilikan KMS
Dari data yang tersedia nampak beberapa posyandu memiliki pengunjung yang
tidak memiliki kartu menuju sehat (KMS), hal ini mengakibatkan pencatatan tidak
34
berlangsung dengan baik dan akan sulit mendeteksi grafik peningkatan berat
badan pada anak sehingga akan tidak nampak apakah berat badan balita turun,
naik ataupun tetap.
5. Sarana dan prasarana
a. Posyandu masih dilakukan di halaman rumah warga
Lokasi posyandu yang dilaksanakan di halaman rumah warga mengakibatkan
terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai untuk menjalankan kegiatan
posyandu secara menyeluruh. Penyelenggaraan posyandu di halaman rumah
warga mengakibatkan tidak adanya wilayah dan sarana prasarana untuk
pemeriksaan ibu hamil dikarenakan tidak adanya bed pemeriksaan. Hal ini pula
yang menunjang malasnya atau tidak berminatnya ibu hamil untuk datang ke
posyandu.
b. Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Alat-alat yang digunakan di posyandu sering kali tidak lengkap, seperti tidak
adanya tempat pemeriksaan ibu hamil, tidak disediakannya oralit, dan tablet Fe.
6. Keterlibatan lintas sektor
Selama pengamatan dan wawancara petugas posyandu, di dapatkan bahwa
keterlibatan lintas sektor sangat jarang terjadi. Satu-satunya lintas sektor yang pernah
terlibat adalah lurah dan itupun sudah sangat lama. Sementara dari PKK, kepala desa
dan lain sebagainya tidak pernah terlibat dalam posyandu sehingga posyandu tidak
memiliki dana tambahan ataupun fasilitas tambahan yang seharusnya bisa di dapat
dengan keterlibatan lintas sektoral.

3.5 Pemecahan Masalah


1. Kader dan Petugas
a. Kader sering datang terlambat
Hendaknya petugas kader dijadwalkan datang 45 menit sebelum posyandu
berjalan sehingga para ibu yang sudah datang lebih dulu tidak perlu menunggu
lama untuk memulai memeriksakan anaknya.
b. Hanya 35% dari total kader di 8 posyandu yang terlatih
Hendaknya dilakukan pelatihan yang menyeluruh untuk semua kader yang ada.
Apabila belum memungkinkan untuk diadakannya pelatihan yang menyeluruh,
untuk sementara waktu kader-kader terlatih hendaknya mengajarkan kader lain

35
yang belum terlatih mengenai tatacara dan pelaksanaan posyandu yang benar.
Selain itu, kader-kader terlatih diharapkan tidak berada dalam posyandu yang
sama, namun hendaknya disebar hingga keseluruhan posyandu setidaknya
memiliki 1 atau 2 orang kader yang terlatih.
c. Pembagian tugas yang tidak tetap
Mengingat banyaknya kader tidak terlatih di posyandu wilayah kerja puskesmas
Paal Merah I, pembagian tugas yang tidak tetap akan mengakibatkan kader lebih
mudah kesulitan karena tidak menguasai betul tugasnya. Akan lebih baik bila satu
orang kader memiliki tugas tetap yang memang ia telah kuasai dengan baik.
2. Kegiatan Posyandu
Kegiatan-kegiatan posyandu yang tidak berjalan dengan baik dapat disebabkan
beberapa hal, misalnya dari segi sarana dan prasarana yang tidak tersedia sehingga
Ibu hamil tidak datang ke posyandu dikarekan tidak adanya sarana dan prasarana
untuk pemeriksaan kehamilan. Selain itu dapat juga dikarenakan kurangnya
pengetahuan para ibu mengenai pelayanan apa saja yang sebenarnya dapat dilakukan
di posyandu, karenanya ada baiknya kader dan petugas kesehatan memberitahu para
ibu bahwasanya kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak, pemeriksaan kehamilan dan KB
dapat dilakukan di posyandu.
3. Pola Pelayanan
Hendaknya setiap posyandu menerapkan sistem 5 meja dengan benar. Untuk bagian
meja pendaftaran sebaikya buku pendaftaran diisi oleh kader yang menjaga meja,
sehingga buku pendaftaran tidak berpindah-pindah di tangan para ibu yang melakukan
pengisian.
4. Kunjungan
a. Rendahnya jumlah kunjungan ke posyandu dan motivasi ibu yang kurang
untuk membawa anaknya ke posyandu berjalan beriringan. Hendaknya kader
dan petugas kesehatan posyandu sering melakukan penyuluhan kepada ibu
mengenai pentingnya datang ke posyandu. Kader dapat pula mengingatkan
para ibu melalui jaringan komunikasi dari beberapa hari sebelum posyandu di
selenggarakan. Selain itu, dapat pula meningkat motivasi para ibu untuk
datang ke posyandu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan menarik seperti
lomba balita sehat, pembagian kelambu gratis, ataupun hadiah-hadiah lainnya.

36
b. Kepemilikan KMS
Para ibu yang tidak memiliki KMS memiliki beberapa alasan yaitu lupa
ataupun hilang. Hendaknya setiap posyandu petugas membawa KMS
cadangan untuk para ibu yang tidak memiliki KMS sehingga pencatatan dapat
segera dilakukan.
5. Sarana dan prasaraa
a. Posyandu masih dilakukan di halaman rumah warga
Lokasi posyandu yang di lakukan di rumah warga menjadi permasalah yang
cukup menghambat kegiata-kegiatan yang seharusnya dapat di selenggarakan.
Sebaiknya posyandu yang baik memiliki bangunan sendiri yang dikelola warga
masyarakat, dana pembangunan posyandu dapat diambil dari iuran masyarakat
atau melibatkan lintas sektoral.
b. Alat dan bahan yang masih tidak lengkap di posyandu
Dari hasil wawancara bersama petugas puskesmas, didapati bahwa alat dan bahan
posyandu dapat dilengkapi dengan keterlibatan lintas sektor ataupun dengan
mengganggarkan dari puskesmas. Apabila terdapat laporan yang masuk ke
puskesmas mengenai permintaan alat dan bahan posyandu, maka puskesmas dapat
mengajukan anggaran dana untuk melengkapinya.
6. Keterlibatan lintas sektor
Keterlibatan lintas sektor pada posyandu memegang peranan yang cukup penting,
sebab dengan adanya keterlibatan lintas sektor posyandu dapat berjalan dengan lebih
baik lagi dan sesuai dengan fungsinya. Lintas sektor seperti kepala desa, lurah, camat
dan sebagainya dapat membantu pembangunan puskesma yang lebih baik dari segi
sarana dan prasarana. Keterlibatan PKK dan lainnya dapat mengembangkan program
seperti taman obat keluarga yang dikelola posyandu. Sebaiknya kader posyandu
memberikan undangan dan permintaan rutin pada pihal lintas sektor untuk turut hadir
dan terlibat dalam posyandu.

37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I masih
kurang lengkap dan belum berjalan dengan baik. Kegiatan utama posyandu tidak
semuanya terlaksana yang dimana dikarenakan oleh keterbatasan sarana dan prasarana
yang ada. Petugas kader sering datang terlambat ke posyandu, sebagian besar kader
merupakan kader yang belum pernah mendapatkan pelatihan sehingga penerapan sistem
5 meja tidak optimal ditambah lagi dengan pembagian tugas yang tidak tetap sehingga
kader sering kali mendapatkan tugas yang tidak mereka kuasai.
Permasalahan lainnya yang terjadi adalah kecilnya angka kunjungan posyandu di
wilayah kerja puskesmas Paal Merah I dikarenakan motivasi dan minat para ibu yang
kurang. Para ibu juga tidak seluruhnya memiliki KMS sehingga pencatatan pertumbuhan
anak sulit dinilai.
Lintas sektoral juga tidak terlalu terlibat dalam kegiatan posyandu yang ada sehingga
sarana, prasarana, dan program-program lain yang ada di puskesmas tidak bisa berjalan
dengan baik.\

4.2 Saran
Agar dapat mewujudkan kegiatan pelayanan posyandu yang optimal di wilayah kerja
puskesmas Paal Merah I diharapkan :
1. Petugas melibatkan lintas sektor untuk membantu menjalankan program TOGA
ataupun dalam hal sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya
kegiatan posyandu yang belum terlaksana.
2. Melakukan pelatihan pada kader-kader secara menyeluruh.
3. Menerapkan sistem pelayanan 5 meja dengan baik.
4. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai program dan kegiatan apa saja yang
dapat dilakukan di puskesmas (KIA, KB).
5. Meningkatkan motivasi ibu untuk mengikuti posyandu dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan baru yang menarik.
6. Melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas posyandu oleh kader secara rutin.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL


POSYANDU). Pedoman Umum Pengolaan Posyandu. Jakarta, 2011
2. Kementerian Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL
POSYANDU PUSAT). Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator dan
Pemberdayaan Kader Posyandu . Jakarta, 2012 briawan, Dodik. Optimalisasi
3. Briawan, Dodik. Optimalisasi Posyandu dan Posbindu Dalam Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat. Bogor. KKP Ilmu Gizi; 2012
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi. Pedoman Pengelolahan Posyandu.
Jambi, Depkes; 2009
5. Kementerian Kesehatan RI. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi. Jakarta,2011
6. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Saya Bangga Dengan Kader
Posyandu. Jakarta; Depkes, 2009
7. Khotimah. Evaluasi Pelayanan Program Gizi dan Posyandu tahun 2007 pada 4
Puskesmas di Palembang. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada 2010
8. Puskesmas Paal Merah I. Laporan Tahunan EKP dan PKP. 2018

39

Anda mungkin juga menyukai