Anda di halaman 1dari 101

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENANGANAN

DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI


DI SMK NEGERI 1 MONDOKAN
TAHUN 2022

HASIL PENELITIAN
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
Memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
di Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

oleh :

CINDI PERMATA SARI


20003

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI


SRAGEN-JAWA TENGAH
2022/2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Penanganan

Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1 Mondokan Tahun 2022” telah

memenuhi persyaratan dan di setujui serta layak untuk di ujikan pada:

Hari/tanggal : Selasa/20 Desember 2022

Pembimbing

Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.K.M

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Penanganan

Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1 Mondokan Tahun 2022” telah

dipertahankan dan di ujikan di depan dewan penguji KTI pada:

Hari/Tanggal: Selasa/20 Desember 2022

Penguji 1

Lestyani, S.Kep., Ns., M.Kep (………………………….)

Penguji 2

Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.K.M (…………….…………..)

Mengesahkan

Direktur Akper YAPPI Sragen

Suyadi, S.K.M., M.Kes

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Cindi Permata Sari

NIM : 20003

Institusi : Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan

Dan Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1 Mondokan

Kabupaten Sragen” adalah bukan karya tulis ilmiah orang lain, baik Sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan

sumbernya

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini

tidak benar, Saya bersedia mendapat sanksi akademik

Sragen, 20 Desember 2022


Yang menyatakan

Cindi Permata Sari

iv
PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah ini.

2. Teristimewa keluarga tercinta kedua orang tua yang telah membesarkan

dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan

pengorbanan. Dan juga telah mensupport, membimbing dan selalu

mendo’akan hingga sampai detik ini.

3. Teristimewa ketiga saudara penulis yang selalu mensuport baik secara

fisik maupun mental. Terimakasih sudah mau mengerti dan memahami

adeknya.

4. Bapak Sudaryanto S.Kep., Ns., M.K.M selaku dosen pembimbing

Akademi dan pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah membantu,

membimbing serta mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dan

memberikan ilmu yang bermanfaat dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini..

5. Para dosen dan staff AKPER YAPPI Sragen yang memberikan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Semua sahabat - sahabat yang sangat penulis sayangi yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang selalu memberi semangat, berbagi pemikiran

dan telah menemani hingga saat ini.

v
7. Teman-teman Akper YAPPI angkatan 2020 terimakasih atas

kebersamaannya, canda dan tawanya serta sudah berjuang bersama sampai

saat ini dan dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

yang memberikan dukungan moral, spiritual, dan membantu kelancaran

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada diri sendiri terima kasih sudah mau berjuang sampai detik ini.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata yang patut diucapkan oleh seorang hamba selain

mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan segala pemilik ilmu

pengetahuan, yang mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

atas nikmat akal yang diberikan serta limpahan ilmu yang tiada hentinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan Dan Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri Di

SMK Negeri 1 Mondokan Tahun 2022 ” ini sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan alih madya keperawatan Akper Yappi Sragen.

Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

mengubah pola pikir manusia dari jahiliyyah menuju Qur’ aniyyah dan

Wahyuniyyah. Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1) Allah SWT yang selalu memberikan kenikmatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis ini.

2) Suyadi, SMIP, SKM, MKes Selaku Direktur AKPER YAPPI Sragen.

3) Sudaryanto, S.Kep., Ns., M.K.M selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah dan pembimbing Akademi yang telah membantu, membimbing serta

mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan ilmu yang

bermanfaat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4) Lestyani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah

penelitian penulis.

vii
5) Mulyadi, S.T Selaku Kepala Sekolah serta staf guru dan tata usaha serta adik-

adik remaja putri kelas X, XI, XII SMK Negeri 1 Mondokan yang telah

berpartisipasi dalam penelitian sebagai responden.

6) Para dosen dan staff Akper YAPPI Sragen yang memberikan wawasan, ilmu

serta nasehat yang bermanfaat.

7) Teristimewa keluarga tercinta kedua orang tua yang telah membesarkan dan

mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca. Akhirnya, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Sragen, 20 Desember 2022

Cindi Permata Sari

viii
MOTTO

 “ Barang siapa keluar untuk mencari sebuah ilmu, maka ia akan berada

di jalan Allah hingga ia kembali”. (HR Tirmidzi)

 Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar Rad 11)

 Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS At

Taubah: 40)

 Barang siapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia

lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa

nafsunya." (Ibnu Qoyyim Rahimahullah)

 Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, tak semua bunga

tumbuh dan mekar bersamaan. (Cindi Permata S)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…. ...................................................................................... ...i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
MOTTO ................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9
A. Tinjuan Teori ................................................................................................ 9
1. Pengetahuan .............................................................................................. 9
2. Remaja .................................................................................................... 16
3. Dismenorea ............................................................................................. 24
B. Kerangka Teori........................................................................................... 33
C. Kerangka konsep ........................................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Jenis dan rancangan penelitian ................................................................... 35

x
B. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 35
C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............. 36
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling..................................................... 37
E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data .................................... 40
F. Keabsahan Data .......................................................................................... 42
G. Metode Analisa Data .................................................................................. 43
H. Etika Penelitian .......................................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 47
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 47
B. Pembahasan ................................................................................................ 51
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 57
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 58
A. Simpulan .................................................................................................... 58
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................ 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 37

Table 3.2 Distribusi Populasi Menurut Kelas ....................................................... 38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ...... 49

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...... 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Sumber Informasi .................................................................................. 50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pengetahuan Dismenorea ...................................................................... 51

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Penanganan Dismenorea ....................................................................... 51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori ................................................................................. 34


Gambar 2. 2 Kerangka Konsep ............................................................................. 35

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informed Consent


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
Lampiran 4 : Log Book .
Lampiran 5 : Jadwal Penelitian
Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 7 : Hasil SPSS
Lampiran 8 : Surat Perizinan
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10 : Desain MMT dan desain plakat untuk SMK Negeri 1 Mondokan

xiv
ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PENANGANAN


DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI
DI SMK NEGERI 1 MONDOKAN

Cindi Permata Sari1, Sudaryanto2, Lestyani3


Akademi Keperawatan YAPPI Sragen, Jl.K.H. Agus Salim No.50 Sragen
E-mail: cindipermatasari167@gmail.com

Latar Belakang : Dismenorea adalah nyeri haid yang timbul menjelang atau
selama haid, angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari
50% perempuan disetiap negara mengalami dismenorea. Di Indonesia
diperkirakan 55% usia produktif (15-49 tahun) mengalami dismenorea maka
perlunya pengetahaun dan penanganan terhadap dismenorea untuk
menanangulangi dismeonrea derajat berat. Banyak Remaja putri menganggap
bahwa dismenorea adalah hal yang biasa dan tidak perlu ke tenaga kesehatan.
Pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang terutama
perilaku menangani dismenorea. Selain itu dismenorea tidak boleh dibiarkan
karena akan sangat merugikan aktivitas perempuan, jika dismenorea tidak segera
ditangani akan berdampak salah satunya yaitu depresi dan memicu angka
kematian. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
penanganan dismenorea di SMK Negeri 1 Mondokan Kabupaten Sragen . Metode
: Jenis ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sebanyak 87 responden yang mengalami dismenorea diperoleh dengan teknik
Non-probabilitas yaitu purposive sampling. Pengumpulam data dilakukan dengan
memberikan kuesioner pengetahuan dan penanganan dismenorea. Analisis data
diuji menggunakan spsss 22 for windows. Hasil : Penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar remaja putri berpengetahuan baik 77 responden (88.5%),
cukup 9 responden (10.3%) dan kurang 1 responden (1.1%). Penanganan
dismenorea sebanyak 70 responden (80.5%) memiliki perilaku positif dan
sebanyak 17 responden (19.5%) memiliki perilaku negative terhadap penanganan
dismenorea. Kesimpulan : Hasil penelitian sebagian besar responden
berpengetahuan baik dan memiliki penanganan yang positif terhadap dismenorea.

Kata Kunci : pengtahuan, penanganan, dismenorea, remaja

Keterangan:

1. Mahasiswa AKPER YAPPI Sragen


2. Dosen AKPER YAPPI Sragen
3. Dosen AKPER YAPPI Sragen

xv
ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND HANDLING OF


DYSMENORRHEA IN ADOLESCENT WOMEN AT
VOCATIONAL HIGH SCHOOL 1 MONDOKAN

Cindi Permata Sari1, Sudaryanto2, Lestyani3


Nursing Academy YAPPI Sragen, Jl.K.H. Agus Salim No.50 Sragen
E-mail: cindipermatasari167@gmail.com

Background: Dysmenorrhea is menstrual pain that occurs before or during


menstruation, the incidence of dysmenorrhea in the world is very large. On
average, more than 50% of women in every country experience dysmenorrhea. In
Indonesia, it is estimated that 55% of productive age (15-49 years) experience
dysmenorrhea. Many young women think that dysmenorrhea is a normal thing
and they don't need to go to health workers. Knowledge is very important to shape
a person's behavior, especially the behavior of dealing with dysmenorrhea. In
addition, dysmenorrhea should not be allowed because it will be very detrimental
to women's activities, if dysmenorrhea is not treated immediately it will have an
impact, one of which is depression and trigger mortality. Objective: This research
is to describe the knowledge and treatment of dysmenorrhea at vocational high
school 1 Mondokan, Sragen Regency. Method: This type uses a qualitative
description with a cross sectional approach. A total of 87 respondents who
experienced dysmenorrhea were obtained using a non-probability technique,
namely purposive sampling. Data collection was carried out by providing
knowledge questionnaires and dysmenorrhea treatment. Data analysis was tested
using SPSSS 22 for Windows. Results: The study showed that most of the young
women had good knowledge, 77 respondents (88.5%), only 9 respondents (10.3%)
and less than 1 respondent (1.1%). Dysmenorrhea treatment as many as 70
respondents (80.5%) had positive behavior and as many as 17 respondents
(19.5%) had negative behavior towards dysmenorrhea treatment. Conclusion:
The results of the study showed that most of the respondents had good knowledge
and had positive treatment of dysmenorrhea.

Keywords: knowledge, treatment, dysmenorrhea, teenager

Describtion:

1. Nursing Academy YAPPI Sragen students


2. Nursing Academy YAPPI Sragen Lecturer
3. Nursing Academy YAPPI Sragen Lecturer

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

dewasa yang digambarkan pada usia 10-19 tahun. Masa remaja awalnya

pubertas sampai terjadinya kematangan organ reproduksi, pubertas awal dari

pematangan seksual yaitu dimana seorang anak mengalami perubahan fisik,

hormonal dan seksual (Utari, 2015). Masa remaja ditandai dengan

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat secara fisiologis dan sikologis.

Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi pada remaja perempuan adalah

terjadinya menarche. Menarche merupakan menstruasi pertama yang dialami

oleh semua wanita yang telah memasuki usia produktif (G.Sangwan, and B. M

Vashisht, 2017).

Menstruasi merupakan proses alamiah pada wanita yang terjadi secara

berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menstruasi ini biasanya

terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopause. Proses ini terjadi

dikarenakan pelepasan dinding uterus yang disertai dengan pendarahan dan

terjadi berulang setiap bulan, kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi

merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ

kandungan telah berfungsi matang (Wahyuni, 2013). Beberapa perempuan

yang sedang menstruasi ada yang mengalami beberapa keluhan namun ada

1
2

pula yang tanpa adanya keluhan. Salah satu keluhan perempuan pada saat

menstruasiadalah nyeri (dismenorea) baik saat menstruasi atau setelah

menstruasi (Fatmawati et al., 2016).

Dismenorea adalah kekakuan atau kejang di bagian bawah perut yang

terjadi pada waktu menjelang menstruasi atau selama menstruasi, yang

memaksa wanita untuk beristirahat yang berakibat pada menurunnya kinerja

dan berkurangnya aktivitas sehari-hari (Kusmiyati, 2016). Dismenorea yang

terjadi pada perempuan tersebut biasanya meluas kepinggang, punggung,

bagian bawah dan paha, kontrasksi otot uterus tidak dirasakan, namun

kontraksi hebat sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga

menimbulkan nyeri (Februanti, 2017). Nugroho dan Utomo (2014)

mengatakan dismenorea apabila tidak segera diatasi akan mempengaruhi

fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil

tindakan terapi secara farmakologis atau nonfarmakologis. Tindakan

farmakologis yang dapat dilakukan pada penanganan dismenorea biasanya

menggunakan obat anti peradangan non-steroid yang tersedia dan dijual bebas

dan bisa juga terapi hormonal dengan pengawasan dokter. Selain obat-obatan,

rasa nyeri dismenorea bisa dikurangi dengan tindakan non farmakologis

seperti kompres hangat didaerah perut, latihan aerobik seperti (berjalan kaki,

bersepeda dan berenang), dan teknik relaksasi atau yoga.

Menurut (KEMENKES RI, 2017) angka kejadian dismenorea di

Indonesia sebesar 64,52% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer (nyeri

haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada alat-alat genital, sering terjadi
3

pada wanita yang belum pernah hamil) dan 9,36% dismenorea sekunder

(nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis). Dismenorea primer

dialami oleh 60-75% remaja putri, dengan tiga perempat dari jumlah remaja

tersebut mengalami nyeri ringan sampai berat dan seperempat lagi mengalami

nyeri berat. Kejadian desminorea di Semarang sebesar 83,3% mengalami

dismenorea ringan dan 16,7% mengalami dismenorea berat. Dismenorea yang

terjadi pada remaja sebagian besar tergolong dismenorea primer. Berkisar

antara 40% – 70% wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid, dan

sebesar 10 % mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari

(Fatmawati et al., 2016). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

yang dijelaskan pada tahun 2015 dalam, jumlah penduduk perempuan di

Kabupaten Sragen usia remaja sampai dengan dewasa tahun 2015 yaitu

sebanyak 347.354 atau 39.67% jiwa dari 875.600 jiwa penduduk. Berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, tahun 2013 total jumlah

kunjungan pasien dismenore di Puskesmas yaitu sebanyak 468 kasus, tahun

2014 meningkat sebanyak 516 kasus, dan tahun 2015 terdapat 569 kasus

(Aryani, 2016).

Banyak faktor yang mempengaruhi remaja dalam menangani

dismenorea diantarnya adalah tingkat pendidikan, budaya, informasi serta

pengetahuan (Riris, 2018). Pengetahuan sangat penting membentuk perilaku

seseorang terutama perilaku menangani dismenorea (Ardianti, 2017). Banyak

remaja putri menganggap bahwa dismenorea adalah hal yang biasa yang

terjadi dan tidak perlu penanganan ke tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian
4

Ardianti (2017) menunjukkan tingkat pengetahuan tentang dismenorea pada

remaja putri mayoritas pada kategori cukup yaitu 60 responden (70%).

Sedangkan kategori baik 11 responden (18,3%) dan kategori kurang 7

responden (11,7%). Adapun hasil penelitian lain sebanyak 38 responden

terdapat pengetahuan baik sebanyak 0 responden (0%), pengetahuan cukup

sebanyak 8 responden (21,1%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang

sebanyak 30 responden (78,9%). Dengan hasil didapatkan sebagian besar

memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 responden (78,9%)

(Haerani dkk. 2020).

Pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang

terutama perilaku penanganan terhadap dismenorea (Rina and Lutfi, 2019).

Berbagai penanganan dismenorea antara lain kompres hangat, olahraga

pengobatan herbal dengan jamu, massage, istirahat yang cukup, posisi knee

chest, teknik imagery guided, dan teknik relaksasi nafas (Prihatiningsih,

2021). Adapun hasil penelitian lain tentang penanganan dismenorea dengan

cara senam sebanyak 30 orang siswi (48,4%), penanganan dismenorea dengan

mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam kategori baik yaitu sebanyak 45

orang (72,6%), penanganan dismenore dengan cara melakukan peregangan

dalam kategori kurang sebanyak 24 orang (38,7%), penanganan dismenorea

dengan cara menghindari konsumsi kafein dalam kategori baik sebanyak 38

orang (61,3%), penanganan dismenore dengan asupan gizi yang baik dalam

kategori baik sebanyak 38 orang (61,3%), penanganan dismenore dengan cara

lain - lain dalam kategori baik sebanyak 32 orang (51,6%) (Februanti, 2017).
5

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh Peneliti diperoleh di SMK

Negeri 1 Mondokan didapatkan data sebanyak 95 % dari total remaja putri

(646) telah mengalami menstruasi. Selain itu, dari hasil wawancara antara

peneliti dengan beberapa remaja putri kelas X, XI dan XII di SMK Negeri 1

Mondokan didapatkan data rata-rata remaja putri mengalami nyeri saat hari

pertama menstruasi. Dari 10 remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan

terdapat 8 remaja putri mengalami dismenorea dan 2 tidak mengalami

dismenorea saat menstruasi. Adapun cara penanganan dismenorea dari 8

remaja putri tersebut, terdapat 3 remaja putri mengurangi nyeri dengan diolesi

minyak kayu putih, 3 remaja putri mengurangi nyeri dengan meminum obat

pereda nyeri dan 2 remaja putri tidak melakukan upaya penanganan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di SMK Negeri 1 Mondokan untuk mengetahui bagaimana

“Gambaran pengetahuan dan penanganan dismenorea pada remaja putri di

SMK Negeri 1 Mondokan pada tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

“Bagaimana gambaran pengetahuan dan penanganan dismenorea pada remaja

putri di SMK Negeri 1 Mondokan pada tahun 2022 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik pada remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan

berdasarkan kelas, usia dan sumber informasi


6

2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri di SMK Negeri 1

Mondokan tentang dismenorea

3. Mengetahui gambaran penanganan dismenorea pada remaja putri di SMK

Negeri 1 Mondokan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi terkait informasi sejauh

mana tingkat pengetahuan dan bagaimana cara penanganan remaja putri

SMK Negeri 1 Mondokan tentang dismenorea.

2. Manfaat Keilmuan

Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi dalam

rangka meningkatkan pengetahuan dan penanganan remaja putri SMK

Negeri 1 Mondokan tentang dismenorea.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai pengalaman yang berharga dan

menambah wawasan peneliti dalam menerapkan ilmu yang telah di

peroleh khususnya metodologi penelitian. Selain itu penelitian Juga

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program

Diploma III Keperawatan di Akper YAPPI Sragen.

4. Manfaat Bagi Dinas Terkait

Sebagai salah satu bahan masukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Sragen dan instansi terkait lainnya dalam rangka menentukan langkah


7

langkah yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan penanganan

remaja secara dini tentang dismenorea.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Peneliti Judul Desain Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian
1. Nona Pengetahuan Desain Hasil penelitian
Novaliana, sikap dan penelitian ini menunjukkan 59,43 %
2011 perilaku adalah responden pernah
mahasiswa metode mengalami dismenorea
angkatan penelitian dan memiliki
2008-2010 Deskriptif pengetahuan tentang
dalam gejala dismenorea yang
mengatasi dialaminya. Mayoritas
dismenorea di responden (68,87 %)
Fakultas mempunyai sikap yang
Kedokteran cukup dalam mengatasi
Universitas dismenorea dan 80,19 %
Sriwijaya 2011 mempunyai pengetahuan
yang cukup dalam
mengatasi dismenorea.
2. Tri Ayu Gambaran Desain Hasil penelitian ini
Iliyun, 2019 penanganan penelitian ini menunjukkan penanganan
nyeri adalah nyeri dismenore
desminore metode menggunakan
pada remaja penelitian farmakologi terdapat 2
putri di desa diskriptif. remaja putri dan
kradenan Kec. menggunakan non
Kaliwungu farmakologi terdapat 23
Kab. remaja putri.
Semarang
3. Sofia Pengetahuan Penelitian ini Hasil penelitian
Februanti, remaja putri menggunakan menunjukkan tingkat
2017 tentang metode pengetahuan remaja putri
dismenore di penelitian tentang penanganan
SMPN 9 deskriptif dismenore di SMPN 9
8

Taksimalaya kuantitatif. Tasikmalaya sebanyak 31


orang berpengetahuan
baik (50%), 25 orang
berpengetahuan cukup
(40,3%) dan 6 orang
berpengetahuan kurang
(9,7%).
4. Reny A . T Pengetahuan Penelitian ini Hasil penelitian:
dan sikap merupakan distribusi usia responden
F. Wagey
remaja analisis dari yang paling junior Pniel
M.R.Rarung, terhadap penelitian Manado adalah 13-15
2014 dismenorea di deskriptif tahun (70,7%),
SMP Pniel cross- pengetahuan tentang
Manado sectional. dismenore remaja adalah
baik sekitar 77,6%, sikap
siswa positif tentang
Dismenorhea dari 74,1%.
5. Ni Made W, Gambaran Jenis Hasil penelitian
Ni Komang penanganan penelitian didapatkan bahwa
Diah P, 2021 dismenorea yang penanganan dengan
secara non digunakan kompres hangat yaitu
farmakologi adalah 52%, olahraga yaitu
pada remaja deskriptif 31,4%, pengobatan herbal
kelas X di dengan dengan jamu yaitu 24,5%,
SMA pendekatan massage yaitu 47,1%,
Dwijendra cross istirahat yang cukup yaitu
Denpasar sectional. 79,4%, posisi knee chest
yaitu 29,4%, teknik
imagery guided yaitu
78,4%, dan teknik
relaksasi nafas dalam
yaitu 63,7%.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian

Pengetahuan merupakan sumber utama peradaban bangsa yang

diawali dengan perhatian masyarakat terhadap ilmu pengetahuan

(Ramadani dan octaviana, 2021). Definisi pengetahuan adalah hasil

dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,

dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini

mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses

pendidikan maupun melalui pengalaman (Rodwan dkk, 2021).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Purba R,

2021).

b. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan (Irawan, 2017).

9
10

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang

19 paling rendah. kata kerja untuk mengukur bahwa orang tau

tentang apa yang dipelajari. Antara lain dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Contoh seorang remaja yang menyebutkan tanda-tanda puber

melalui perubahan secara fisik. Seorang ibu yang bisa

menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

Contoh: seorang remaja yang bisa menjelaskan mengapa

terjadi perubahan secara fisik pada remaja saat pubertas. Seorang

ibu yang biasa menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi dan

kegunaanya masing - masing.


11

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(kebenarannya). Aplikasi dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat 20

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian. Dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecah

masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat


12

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang 21

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi,

dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat

menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan

sebagainya.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Darsini, dkk. (2019) secara umum faktor yang

mempengaruhi pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

faktor internal (berasal dari dalam individu) dan faktor eksternal

(berasal dari luar individu) yaitu:

1. Faktor Internal

a. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Dengan bertambahnya umur individu, daya

tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih berkembang,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik


13

b. Jenis kelamin

Menurut kajian Tel Aviv, perempuan dapat menyerap

informasi lima kali lebih cepat dibandingkan laki-laki. Ini

menjadi alasan perempuan lebih cepat menyimpulkan sesuatu

dibanding laki-laki. Berbeda dengan perempuan, laki-laki

memiliki kemampuan motorik yang jauh lebih kuat

dibandingkan perempuan. Kemampuan ini dapat digunakan

untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi yang baik antara

tangan dan mata.

2. Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi,

pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebagai sarana

untuk mendapatkan informasi. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi berupa hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b. Pekerjaan

Pekerjaan pada dasarnya merupakan aktivitas yang

dilakukan manusia baik untuk mendapatkan gaji (salary) atau

kegiatan yang dilakukan untuk mengurus kebutuhannya seperti

mengerjakan pekerjaan rumah atau yang lainnya. Lingkungan


14

pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Adakalanya pekerjaan yang dilakukan individu akan

memberikan kesempatan yang lebih luas kepada individu untuk

memperoleh pengetahuan.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sebagai cara

untuk mendapatkan kebenaran dengan mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh di masa lalu untuk memecahkan

masalah. Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami

seseorang pada masa lalu. Pada umumnya semakin banyak

pengalaman, semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan.

d. Sumber informasi

Salah satu faktor yang dapat memudahkan individu dalam

memperoleh pengetahuan yaitu dengan cara mengakses

berbagai sumber informasi yang ada di berbagai media.

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, semakin

memudahkan bagi seseorang untuk bisa mengakses hampir

semua informasi yang dibutuhkan. Seseorang yang mempunyai

sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas.


15

e. Minat

Minat akan menuntun seseorang untuk mencoba dan

memulai hal baru sehingga pada akhirnya akan mendapatkan

pengetahuan yang lebih dari sebelumnya. Minat atau passion

akan membantu seseorang dan bertindak sebagai pendorong

guna pencapaian sesuatu hal / keinginan yang dimiliki individu.

Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu

hal.

f. Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan

merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada didalam lingkungan tersebut.

g. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Seseorang

yang berasal dari lingkungan yang tertutup seringkali sulit untuk

menerima informasi baru yang akan disampaikan. Hal ini

biasanya dapat ditemui pada beberapa komunitas masyarakat

tertentu.
16

2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun

(tahun, 2014). Sedangkan menurut Permenkes RI Nomor 25 tahun

2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan

menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berancana (BKKBN)

rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja

(adolescence) merupakan masa transisi dari masa kanak-anak menuju

dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis dan

psikososial. Remaja tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih

besar akan tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh

yang memungkinkan untuk bereproduksi (Felicia et al, 2015).

b. Tahapan tumbuh kembang remaja


Menurut buku Wirenviona & Riris (2020), membagi tumbuh

kembang remaja menjadi tiga tahapan sebagai berikut.

1. Remaja awal (11-13 tahun)

Remaja merasa lebih dekat dengan teman sebaya dan bersifat

egosentris serta ingin bebas. Remaja yang egosentris akan sulit

untuk melihat sesuatu hal dari sudut pandang orang lain sehingga

sering tidak menyadari apa yang orang lain pikirkan rasakan, dan

lihat. Remaja egosentris lebih sulit untuk menyesuaikan diri,

bahkan mengoreksi pandangannya jika dirasa pandangannya

tersebut tidak sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Oleh


17

karena itu, remaja mencari teman sebaya yang sejenis untuk

mengatasi ketidakstabilan pada dirinya.

2. Remaja pertengahan (14-17 tahun)

Bentuk fisik semakin sempurna pada masa remaja tengah. Hal-

hal yang terjadi, yaitu mencari identitas diri, timbul keinginan

untuk berkencan dengan lawan jenis, dan berkhayal tentang

aktivitas seks. Perkembangan intelektual semakin baik dengan

mengetahui dan mengeksplor kemampuan diri. Selain itu, remaja

akan merasakan jiwa sosial yang mulai tinggi, seperti keinginan

untuk menolong orang lain dan belajar bertanggung jawab.

3. Remaja akhir (18-21 tahun)

Remaja akhir disebut dewasa muda karena mulai meninggalkan

dunia kanak-kanak. Remaja lebih selektif dalam mencari teman

sebaya, mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya

sendiri, dapat mewujudkan rasa cinta dan belajar menyesuaikan

diri dengan norma-norma yang berlaku. Remaja akan mulai

merasakan beban atau tanggung jawab dalam mencari pendidikan

yang baik atau pekerjaan yang lebih mapan.

c. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju

dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual antara

usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun menjelang masa dewasa

muda (Aris, 2021). Adapun ciri – ciri remaja menurut Aris, 2021:
18

1. Perkembangan seksual

Seksual yang berlebih terkadang menyebabkan perkelahian, bunuh

diri dan sebagainya.

2. Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan sedikit cepat di bandingkan

pada masa kanak-kanak dan dewasa.

3. Emosi yang meluap-luap

Emosi remaja keadaannya masih labil di sebabkan pengaruh hormon.

Terkadang dia bisa marah dan di lain waktu bisa sedih juga

4. Cara berpikir

Cara berpikirnya causatif ialah menyangkut hubungan sebab dan

akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tua

melarangnya sambil berkata “jangan duduk depan pintu“. Andai

yang dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang

tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan

mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu dan selalu bertanya-

tanya.

5. Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian pada lingkungan.

Berusaha mendapat status dan peran. Seperti mencari perhatian di

kegiatan remaja kampung-kampung.


19

6. Mulai tertarik oleh lawan jenis

Dalam bersosial dia lebih tertarik pada lawan jenisnya dan ada minat

untuk berpacaran.

7. Terikat dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada komplotan

seumurnya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan

sedangkan komplotan dinomor satukan. Masa remaja memiliki ciri

ciri yang lebih menonjol atau lebih mudah di pastikan dari masa

masa lainnya. Karna masa remaja memilki ciri ciri yang berupa ciri

ciri umum atau ciri ciri yang baru didapatkan oleh seseorang.

d. Perubahan fisik pada remaja

Masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak

perubahan, termasuk pertumbuhan organ reproduksi sehingga tercapai

kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan

fungsi reproduksi. Menurut (Ahmad, 2020), perubahan yang terjadi

pada pertumbuhan diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut:

1. Tanda-tanda seks primer

Tanda bahwa fungsi organ reproduksi pada laki-laki matang,

lazimnya terjadi mimpi basah. Artinya bermimpi mengenai hal hal

yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan

sperma. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada wanita

adalah datangnya haid. Ini merupakan permulaan dari serangkaian

pengeluaran darah, lender, jaringan sel yang hancur dari uterus


20

secara berkala yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini

terus berlangsung sampai menjelang menopause.

2. Tanda-tanda seks sekunder

a) Tanda-tanda seks sekunder pada laki-laki:

(1) Rambut.

Rambut yang tumbuh pada masa remaja adalah rambut

kemaluan, terjadi satu tahun setelah testis dan penis mulai

membesar. Ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh

maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah.

(2) Kulit.

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

(3) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat.

Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif. Sering

menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang

meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah,

terutama bagian ketiak.

(4) Otot.

Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan

kuat. Bila dilakukan latihan otot maka akan tampak

memberi bentuk pada lengan, bahu, dan tungkai kaki.

(5) Suara.

Terjadi perubahan suara mula-mula agak serak kemudian

volumenya juga meningkat.


21

(6) Benjolan di dada.

Muncul benjolan kecil di sekitar kelenjar susu

b) Tanda-tanda seks sekunder pada wanita:

(1) Rambut.

Rambut kemaluan wanita tumbuh sama halnya dengan

remaja laki-laki seperti tumbuh rambut di sekitar kemaluan,

di ketiak.

(2) Pinggul.

Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat.

Karena akibat dari membesarnya tulang panggul dan

berkembangnya lemak di bawah kulit.

(3) Payudara.

Seiring pinggul membesar maka payudara juga membesar

dan putting susu menonjol.

(4) Kulit.

Kulit wanita tetap lembut, lebih tebal, dan pori-pori

membesar.

(5) Kelenjar keringat dan kelenjar lemak.

Kedua kelenjar ini menjadi lebih aktif saat haid, sumbatan

kelenjar lemak dapat menyebabakan jerawat dan kelenjar

keringat baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.


22

(6) Otot.

Menjelang akhir masa puber maka otot akan semakin

membesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk bahu,

lengan, dan tungkai kaki.

(7) Suara.

Suara berubah menjadi semakin merdu, suara serak jarang

terjadi pada wanita.

e. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Menurut Ade (2014), adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak

kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun) karakteristik

seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara

pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-

laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis.

Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada

tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap

remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan

reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara

fisik.

2. Kemampuan berpikir

Tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta

membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis


23

kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir,

mereka telah mampu memandang masalah secara

komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.

3. Identitas

Tahap awal ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan

dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba

berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri

meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan,

karakteristik pertumbuhan perkembangan remaja dan

Implikasinya terhadap masalah kesehatan dan

keperawatannya. stabilitas harga diri dan definisi terhadap

citra tubuh serta peran gender hampir menetap pada remaja di

tahap akhir.

4. Hubungan dengan orang tua

Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua

adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. tahap

ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua,

tahap ini terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan

pelepasan diri. Perpisahan emosional dan dan fisik dari

orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik ketika remaja

akhir.
24

5. Hubungan dengan sebaya

Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi

dengan teman sebaya untuk menghadapi ketidakstabilan yang

diakibatkan oleh perubahan yang cepat pertemanan lebih

dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai

mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis.

Mereka berjuang untuk mengambil tempat di dalam

kelompok.

3. Dismenorea
a. Pengertian

Istilah dismenorea berasal dari kata yunani kuno (Greek) kata

tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang

berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Dismenorea

didefinisikan sebagai nyeri saat menstruasi. Rasa nyeri ini sering

muncul sebagai nyeri kram abdomen bagian bawah yang terjadi

sepanjang haid. Dismenorea juga didefinisikan sebagai gangguan yang

berkenaan dengan tepat pada masa menstruasi. Gangguan ini

diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu dismenorea primer dan

dismenorea sekunder. Dismenorea primer yaitu nyeri pada saat

menstruasi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin sedangkan

dismenorea sekunder yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan

kelainan anatomis yang jelas. Kelainan anatomis ini kemungkinan

adalah nyeri menstruasi yang disertai infeksi, endometriosis, mioma


25

uteri, polip endometrial, polip serviks, dan pemakaian IUD ( Amalia

N, 2020).

b. Klasifikasi

Menurut Judha (2012), Dismenore dapat digolongkan berdasarkan

jenis nyeri ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati,

Dismenore berdasarkan jenis nyeri adalah:

1) Dismenore primer

Dismenore primer terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca

menarche (menstruasi yang pertama kali). Hal itu terjadi karena

siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarce

biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri

timbul sebelum atau bersama-sama dengan menstruasi dan

berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapa kasus dapat

berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri adalah kejang yang

berjangkit, biasanya terbatas di perut bawah, tetapi dapat merambat

kedaerah pinggang dan paha.

2) Dismenore sekunder

Dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan

kongenital atau kelainan organik di pinggul yang terjadi pada masa

remaja. rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan

di pinggang, misalnya endometriosis, mioma uteri (tumor jinak

kandungan), stenosis serviks, dan malposisi uetrus. Dismenore

yang tidak dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu


26

biasanya dimulai sebelum usia 20 tahun, tetapi jarang terjadi pada

tahun-tahun pertama setelah menarche. Dismenore merupakan

nyeri yang bersifat lama disebabkan oleh kontraksi uterus oleh

progesteron yang dilepaskan saat pelepasan endometrium. Nyeri

yang hebat dapat menyebar dari panggul ke punggung dan paha,

seringkali disertai mual pada sebagian perempuan

c. Patofisiologi

Patofisiologi menurut ( Amalia N, 2020) :

1. Dismenore primer

Timbulnya dismenorea sering dikaitkan dengan adanya

peningkatan kadar prostaglandin. Prostaglandin yang dihasilkan

oleh folikel akan mengikat si reseptor yang berada di endometrium

atau myometrium. Dimana diketahui bahwa prostaglandin

mempunyai daya untuk meningkatkan kontraktilitas dari otot

uterus. Prostaglandin juga mempunyai efek vasokontriksi yang

dapat menyebabkan iskemi pada otot uterus yang sekaligus dapat

menimbulkan rasa nyeri. Konsentrasi prostaglandin selama siklus

haid terjadi peningkatan yang bermakna. Hal ini jelas menunjukkan

bahawa Dismenorea sangat dipengaruhi oleh kadar prostaglandin

yang tinggi yang biasanya yang meningkat pada awal menstruasi.

2. Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder dapat terjadi disebabkan oleh kondisi

tersebut: Uterin Leiomioma Merupakan tumor jinak yang sering


27

ditemukan di otot uterus yang merupakan penyebab tersering dari

dismenorea sekunder. Tumor ini dapat terus membesar karena

adanya estrogen. Selain menimbulkan rasa nyeri, juga dapat

menimbulkan menoragia dan perut kembung. Komplikasi dapat

terjadi anemia dan infertilitas. Selain itu, Pelvic Inflammatory

Disease merupakan infeksi yang terjadi pada uterus dan tuba

falopi, infeksi ini terjadi setelah menstruasi, jika kronik dapat

menyebabkan dismenorea. Penyebab yang paling sering adalah

Chlamydia trachomatis dan Neisserria gonorrhoea. Diagnosanya

meliputi tiga kriteria mayor yaitu sakit perut, nyeri adneksa dan

keras pada daerah serviks, serta harus meliputi 1 kriteria minor

seperti demam, vaginal discharge, leukositosis, gram-negative stain

dan sel darah putih pada vaginal smear. Seterusnya, Abses tubo-

ovarian merupakan infeksi dan sekuele dari PID. Manakala, ruptur

kista ovarium dan hemorargik juga dapat menyebabkan nyeri haid

sekunder ini bertambah parah. Selanjutnya, endometriosis

merupakan adanya jaringan mirip endometrium yang ditemukan di

luar uterus, paling sering pada ovarium. Gejala yang timbul adalah

dispareuni, nyeri panggul dan nyeri punggung. Adenomiosis yang

merupakan suatu kelainan dimana ditemukan kelenjar adrenal pada

miometrium, diagnosa sangat sulit untuk ditegakkan dapat

menimbulkan gejala dismenore sekunder juga.


28

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi Dismenorea

Menurut Auliyani, (2020), Faktor-faktor resiko yang

mempengaruhi terjadinya dismenorea primer yaitu usia menarche dini

(usia pertama kali menstruasi < 12 tahun), kurang atau tidak pernah

berolahraga, siklus haid memanjang atau lama haid lebih dari normal

(7 hari), status gizi, riwayat keluarga.

1. Usia Menarche pada usia lebih awal Menarche pada usia lebih awal

< 12 tahun menyebabkan alat - alat reproduksi belum berfungsi

secara optimal dan belum siap mengalami perubahan - perubahan

sehingga timbul nyeri ketika menstruasi.

2. Tidak pernah beolahraga dapat menyebabkan otot-otot kaku

sehingga akan mengakibatkan kontraksi saat haid, ketika olahraga

tubuh akan mengeluarkan hormone endofrin untuk mengurangi

nyeri dan kontraksi rahim.

3. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) dapat menimbulkan

adanya kontraksi uterus, jika menstruasi terjadi lebih lama

mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi dan semakin

banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin

yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi

uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus

terhenti dan terjadilah disminorea.

4. Status gizi seseorang dapat mempengaruhi siklus menstruasi

dikarenakan tubuh kurang asupan nutrisi sehingga prostaglandin


29

akan lebih banyak diproduksi sehingga dapat menyebabkan

disminorea

5. Riwayat keluarga dalam ilmu genetika riwayat keluarga diartikan

sebagai terdapatnya faktor-faktor genetic dari riwayat penyakit

dalam keluarga serta resiko mengalami penyakit tertentu.

e. Penanganan Dismenore

Menurut Adzkia M (2020) terdapat beberapa cara dalam menangani

dismenore, untuk membantu mengurangi rasa nyeri menstruasi dapat

dilakukan dengan cara non farmakologi dan farmakologi yaitu:

1. Non farmakologi

a. Pengompresan dengan air

b. Mandi air hangat dan mengolesi bagian yang nyeri dengan

balsam atau lotion penghangat dapat juga dilakukan untuk

menurunkan nyeri\

c. Melakukan posisi knee chest

d. Melakukan olahraga cukup dan teratur

e. Pengobatan herbal, seperti minum jamu anti nyeri.

f. Teknik relaksasi nafas dalam

g. Hipnoterapi teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang

menggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti atau

perintah positif kepada pikiran bawah sadar.


30

2. Farmakologi

Untuk mengatasi dismenore biasanya menggunakan obat-obatan

sejenis prostaglandin inhibitor yaitu dengan NSAID (Nonsteroid

Antiinflammatory Drugs) yang menghambat produksi dan kerja

prostaglandin. Obat itu termasuk formula ibuprofen yang dijual

bebas dan naproksen. Untuk kram yang berat, pemberian NSAID

seperti naproksen atau piroksikan dapat membantu. Contoh obat

dari golongan NSAID antara lain aspirin, ibuprofen, naproxen

sodium, dan ketoprofen.

f. Skala atau Pengukuran Nyeri

Menurut Akbar et al., (2014) mengatakan bahwa pengukuran

skala nyeri menggunakan Mankonski Pain Scale.

0. Tidak ada rasa nyeri

1. Rasa ketidaknyamana sangat kecil, sesekali sedikit merasa sakit

dan tidak diperlukan obat.

2. Rasa ketidaknyamanan kecil, sesekali merasa sakit yang berat dan

tidak diperlukan obat.

3. Cukup menjengkelkan sehingga menjadi terganggu, penghilang

rasa sakit ringan dapat mengatasinya seperti (Aspirin, Ibuprofen).

4. Dapat diabaikan apabila benar-benar larut dalam pekerjaan, namun

tetap mengganggu. Penghilang rasa sakit ringan dapat

menghilangkan rasa sakit selama 3-4 jam


31

5. Tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit. Penghilang rasa sakit

dapat menghilangkan rasa sakit selama 3-4 jam

6. Tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lama, namun masih dapat

berkegiatan dan bekerja.

7. Menjadikan susah untuk berkonsentrasi, mengganggu tidur, namun

masih bisa berkegiatan dengan susah payah. Penghilang rasa sakit

yang lebih kuat tidak efektif sepenuhnya.

8. Aktivitas fisik sangat terbatas. Bisa membaca dan berkomunikasi

dengan susah payah, dan menimbulkan rasa mual dan pusing

9. Tidak bisa bicara. Menangis atau mengerang secara tidak

terkontrol karna rasa sakit

10. Tidak sadar. Nyeri membuat pingsan.

Mankonski Pain Scale, membagi 4 klasifikasi skala nyeri yaitu:

1. Tidak Nyeri :0

2. Nyeri Ringan : 1-2

3. Nyeri Sedang : 3-6

4. Nyeri Berat : 7-10

Adapun menurut Amalia N (2020) dismenorea dibagi mejadi 3 macam

yakni:

1. Ringan: terjadi sejenak, dapat segera pulih, tidak memerlukan

obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan

sehari-hari
32

2. Sedang: memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit

dan tidak perlu meninggalkan pekerjaannya

3. Berat: rasa sakit yang hebat sehingga tidak mampu melakukan

tugas harian, memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan

intensitas tinggi, dan diperlukan tindakan operasi karena

mengganggu menstruasi.
33

B. Kerangka Teori

Remaja

Perubahan Fisik Pengetahuan

Menstruasi

Dismenorea

Faktor yang Penanganan


mempengaruuhi Dismenorea
Dismenorea

Non Farmakologi : Farmakologi :


a. Pengompresan dengan air 1. Aspirin
b. Mandi air hangat dan 2. Ibuprofen
mengolesi dengan balsam 3. Ketoprofen
atau lotion penghangat 4. Naproxen
c. Melakukan posisi knee chest Sodium
d. Melakukan olahraga cukup
dan teratur
e. Pengobatan herbal, seperti
minum jamu
f. Teknik relaksasi nafas dalam

Gambar 2. 1 : Kerangka Teori


Irwan (2017), Darsini (2019), Amalia (2020), Akbar (2014), Felicia (2015),
Auliyani (2020), Adzkia (2020)
34

C. Kerangka konsep

Pengetahuan dan
Remaja Putri Dismenorea Penanganan
Dismenorea

Gambar 2. 2 : Kerangka Konsep


Octavian dan Ramadani (2021), Felicia (2015), Amalia (2020), Akbar (2014)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan dasain deskriptif. Deskriptif yaitu metode penelitian

yang berusaha menggambarkan atau memaparkan atau menggambarkan

sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi peristiwa, kegiatan dan

lain-lain (Sarumaha, 2021). Pada penelitian ini akan mendeskripsikan

bagaimana “Gambaran Pengetahuan Dan Penanganan Dismenorea Pada

Remaja Di SMK Negeri 1 Mondokan Tahun 2022 Kabupaten Sragen”.

2. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan

pendekatan Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional merupakan suatu

bentuk observasional (non eksperimental) yang paling sering dilakukan.

Studi Cross Sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran

variable-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada saat itu

(Sastroasmoro., dkk, 2014).

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Mondokan, Adapun waktu

pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022-Maret 2023

35
36

C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

1. Variabel Pengukuran

Variabel Penelitian merupakan atribut sekaligus objek yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian. Komponen dimaksud penting

dalam menarik kesimpulan atau inferensi suatu penelitian (Siyoto dan

Sodik, 2018). Penelitian ini menggunakan satu variable adapun dalam

penelitian ini adalah: Pengetahuan dan Penanganan Dismenorea.

2. Definisi operasional

Defenisi operasional adalah definisi berdasarkan karateristik yang

diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut. Karateristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci defenisi operasional

(Nursalam, 2014). Definisi operasional adalah menggambarkan atau

mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel

tersebut bersifat spesifik (Nurdin & Hartati, 2019).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

No. Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala


Operasional
1. Pengetahuan Segala Kuesioner 1. Baik: responden Ordinal
sesuatu yang menjawab benar
diketahui 8-11 pertanyaan
oleh 2. Cukup:
responden responden
terkait menjawab benar
dengan 4-7 pertanyaan
Dismenorea 3. Kurang:
responden
menjawab benar
0-3 pertanyaan
37

2. Penanganan Pengalaman Kuesioner 1. Positif : bila Ordinal


Desminorea responden responden
terkait memiliki
dengan jumlah nilai
penangan > 18
saat 2. Negatife :
mengalami bila
dismenorea responden
memiliki
jumlah nilai
< 18

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja kelas X, XI, dan

XII di SMK Negeri 1 Mondokan yang berjumlah 646 siswa

Table 3.2 Distribusi populasi menurut kelas

No Kelas Jumlah Keterangan


1 X 207
2 XI 226 Populasi
3 XII 213

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, atau bagian kecil dari anggota populasi yang

diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya


38

(Siyoto dan Sodik, 2018). Sampel penelitian ini adalah remaja putri di

SMK Negeri 1 Mondokan Kabupaten Sragen berjumlah 87 responden.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

Slovin. Rumus Slovin yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Dengan hasil sebagai berikut :


𝑁
n = 1+𝑁𝑥𝑑2

646
n = 1+646𝑥0,12

646
n=
7,46

n = 86,59

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Level signifikan (0,1)

1 : Angka konstan

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian. Teknik sampling

yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive sampling yakni

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2013).
39

Maka jumlah anggota sampel berdasarkan jumlah angkatan perkelas

X, XI, XII dengan rumus Taro Yamane adalah

𝑁𝑖
Ni = 𝑥𝑛
𝑁

Keterangan :

ni= jumlah anggota sampel menurut stratum

n= jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni= jumlah anggota populasi menurut stratum

N= jumlah anggota populasi seluruhnya

Hasil dari perhitungan untuk pengambilan sampel pada tiap kelas adalah:
207
Kelas X : 646 𝑥 87 = 28 siswi

226
Kelas XI : 646 𝑥 87 = 30 siswi

213
Kelas XII : 646 𝑥 87 = 29 siswi

Penentuan anggota sampel dilakukan secara acak yaitu dengan cara

mengundi nomor pada tiap angkatan sehingga dapat diperoleh sesuai

jumlah sampel yang dibutuhkan.

a. Kriteria inklusi

1) Sudah menstruasi

2) Remaja putri yang mengalami dismenorea

b. Kriteria eksklusi

1) Remaja putri yang tidak hadir

2) Remaja putri yang ijin pada saat mengikuti penelitian


40

E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Menurut Nursalam (2017) instrumen adalah alat-alat yang akan

digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa daftar

pertanyaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi mengenai masalah atau tema yang sedang diteliti

sehingga menampakkan gambaran dalam proposal tersebut.

a. Instrumen penelitian dari data demografi meliputi: Nama

initial/lengkap, umur dan kelas dengan menggunakan kuesioner

tertulis.

b. Instrumen pengetahuan tentang dismenore kuesioner pengetahuan

tentang dismenore diambil dari penelitian Muh Riswandi yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan

Perilaku Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri” Sebanyak 11

pertanyaan, penilaian pengetahuan diinterpretasikan dengan sikap yang

bersifat kualitatif, yaitu :

1) Baik : Bila Responden menjawab benar 8-11 pertanyaan

2) Cukup : Bila Responden menjawab benar 4-7 pertanyaan

3) Kurang : Bila Responden menjawab benar 0-3 pertanyaan

c. Instrumen dalam menangani dismenore menggunakan kuesioner yang

diambil dari penelitian Muh Riswansi yang berjudul “ Hubungan

Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea Dengan Perilaku

Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri” Instrumen yang


41

digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui remaja putri

dalam menangani dismenorea. Pengukurannya menggunakan skala

likert kuesioner yang disebar melalui form dengan jawaban S : Sering,

KK : Kadang Kadang, TP : Tidak pernah yang terdiri dari 12

pertanyaan yang terbagi menjadi:

1) Positif (skor >18)

2) Negatif (skor <18)

2. Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan

prosedur sebagai berikut.

a. Diawali dengan meminta surat ijin permohonan data awal ke bagian

akademik Akademi Keperawatan Yappi Sragen,

b. Pengajuan permohonan ijin penelitian ke SMK Negeri 1 Mondokan

c. Peneliti melakukan pengambilan data awal, pengumpulan data

dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner yang diberikan pada siswa di SMK Negeri 1

Mondokan

d. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan

metode Purposive sampling, teknik penentuan data dengan

pertimbangan tertentu.

e. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti menjelaskan tujuan dan proses

penelitian yang akan dilakukan dengan memberikan informed consent

(surat persetujuan menjadi responden)


42

f. Kuesioner diberikan kepada responden yang memenuhi beberapa

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi seperti yang disebutkan diatas, dan

g. Tahap akhir dilakukan terminasi kepada responden mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

melakukan penelitian.

h. Kemudian kuisioner dikumpulkan serta diperiksa kelengkapannya

untuk dianalisa menggunakan program SPSS For Windows.

F. Keabsahan Data

Validitas dan Reabilitas: sudah teruji validitas oleh peneliti sebelumnya:

Muh Riswandi (2015) yang berjudul "Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Desminorea Dengan Perlakuan Penanganan Pada Remaja Putri"

yaitu:

1. Uji Validitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas

dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan program

SPSS. Jumlah sampel yang digunakan pada uji validitas ini sebanyak 49

siswi SMA negeri 11 Makassar dengan menggunakan 30 item pertanyaan

tingkat. pengetahuan dan perilaku nilai standar r tabel 5 % = 0,254 didapat

23 pernyataan yang dinyatakan valid dan beberapa item dinyatakan gugur

karena didapatkan nilai r hitung <0.254. dan item yang dinyatakan gugur

tidak dimasukkan sebagai alat ukur penelitian.


43

2. Uji Reliabilitas

Pada uji reliabilitas didapatkan nilai cronbach`s Alpha dari masing-masing

kategori pertanyaan yaitu tingkat pengetahuan dan perilaku penanganan

didapatkan hasil Cronbach`s alpha = 0.671 dari itu untuk uji realibilitas

dari pertanyaan berada pada tingkat realibilitas moderat.

G. Metode Analisa Data

1. Pengolaan Data

Data yang baru didapat melalui kuesioner masih merupakan data mentah

(raw data), yang memerlukan tahapan pengolahan dahulu baru bisa

dianalisis. Dalam penelitian pada umumnya (termasuk penelitian

kuantitatif). Menurut Abdullah (2015), pengolahan data secara umum

dilaksanakan dengan melalui tahapan seperti berikut:

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

mengumpulkan data dilapangan. Kegiatan ini terjadi karena dalam

kenyataannya, data yang terkumpul itu sering belum memenuhi

harapan peneliti, seperti misalnya ada diantaranya yang kurang atau

terlewati, tumpang tindih, berlebihan atau bisa juga terlupakan. Oleh

karena itu perlu dilakukan editing untuk memperbaiki

b. Coding

Pengkodean atau melakukan pengklasifikasian data. Dengan kata lain

data yang sudah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti

tertentu pada saat dianalisis nanti, pengkodean ini dilakukan dalam


44

dalam dua cara, yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean

lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin

tertentu mempunyai bobot atau arti tertentu. Sedangkan pengkodean

lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu

(membuat skor pada tiap jawaban)

c. Entry Data

Pada tahap ini memasukkan data yang berasal dari kuesioner yang

telah dikoding kedalam komputer untuk melakukan pengolahan data.

Program yang digunakan adalah SPSS

d. Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan terakhir dari pengolahan data, maksud

tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya sehingga dapat disajikan

dalam berbagai kategori

2. Analisa Data

Analisi dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

karakteristik responden tentang pengetahuan dan penanganan dismenorea

yang akan diuji dengan menggunakan SPSS 22 for windows.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian.

Oleh karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang harus

diperhatikan antara lain (Taufik Hidayat , 2021).


45

1) Informed Consent (Surat Persetujuan)

Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian informed

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian serta mengerti dampaknya. Jika subjek tidak

bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek.

Jika subjek bersedia maka harus mendatangani lembar persetujuan.

2) Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang disajikan.

3) Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-masalah

lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian.

4) Jujur

Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,

pelaksanaan metode, dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada

kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti,

jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai

pekerjaan anda.
46

5) Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis

dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,

pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.

6) Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus,

Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

7) Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya

penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.


47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Mondokan yang

beralamat di Jl. Mondokan – Sukodono, Desa Kedawung, Kecamatan

Mondokan, Kabupaten Sragen Kode Pos 57271 dengan luas tanah 11,250

m2.

Berdasarkan profil sekolah SMK Negeri 1 Mondokan memiliki Visi

“Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, profesional, mandiri, berwawasan kebangsaan,

dan berbudi luhur dalam menghadapi perkembangan jaman”. Adapun Misi

SMK Negeri 1 Mondokan “Menyelenggarakan pendidikan Program

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR); Busana Butik (BB); Teknik

Las (TL); dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang dilandasi

profesionalisme, kebangsaan, dan kepribadian yang kuat. Menyiapkan

tamatan yang terampil, kompeten, dan berkualitas yang berbasis teknologi.

Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, serta peran serta

masyarakat, dunia usaha & dunia industri dalam pengembangan sekolah”.

SMK Negeri 1 Mondokan terakreditasi A dengan jumlah guru 75,

siswa laki-laki 717, siswa perempuan 646 dengan rombongan belajar 39.

Terdapat 29 ruang kelas, 2 laboratorium, 1 perpustakaan, ruang

47
48

kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang

kurikulum, kantor guru, ruang BK, ruang BKK, sarana ibadah, ruang

gamelan, ruang UKS, lapangan upacara, lapangan basket, toilet siswa,

toilet karyawan, toilet guru, 4 kantin, tempat parkir dan 11 sanitasi siswa.

SMK Negeri 1 Mondokan memiliki ekstrakurikuler yakni osis, pramuka,

rohis, PMR, PKS dan gamelan.

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2022 sampai dengan

Desember 2022 dan pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal

18 November 2022 di SMK Negeri 1 Mondokan Kecamatan Mondokan,

Kabupaten Sragen.

2. Data Penelitian

a. Uji univariat

Penelitian ini dilaksanakan dalam periode waktu Juni 2022 –

Desember 2022. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 87

remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan yang mengalami

dismenorea. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data

siswa di SMK Negeri 1 Mondokan yang mengalami dismenorea dan

data primer menggunakan kuisioner. Pengambilan data kuisioner

dibantu oleh 5 orang asisten untuk penyebaran kuisioner. Jumlah

responden adalah 87 orang yang telah memenuhi kriteria. Hasil

pengumpulan data dari 87 orang telah memenuhi kriteria. Hasil

pengumpulan data dari 87 responden sesuai dengan sampel yang

dibutuhkan.
49

1) Karakteristik responden berdasarkan kelas

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Responden Berdasarkan Kelas

Kategori Frekuensi Presentase (%)


X 28 32.2
XI 30 34.5
XII 29 33.3
Total 87 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden

menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan Kelas

pada remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan. Sebagian besar

responden kelas X berjumlah 28 responden (32.2%), responden

kelas XI berjumlah 30 responden (34.5%) dan 29 responden kelas

XII (33.3%).

2) Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Responden Berdasarkan Usia
Kategori Frekuensi Presentase (%)
14 Tahun 2 2.3
15 Tahun 21 24.1
16 Tahun 31 35.6
17 Tahun 28 32.2
18 Tahun 5 5.7
Total 87 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden

menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan Umur

remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan. Diperoleh data sebagai

berikut responden yang berusia 14 tahun berjumlah 2 responden

(2.3%), usia 15 tahun berjumlah 21 responden (24.1%), usia 16


50

tahun berjumlah 31 responden (35.6%), usia 17 tahun berjumlah 28

responden (32.2%) dan responden usia 18 tahun berjumlah 5

responden (5.7%).

3) Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Orang Tua 21 24.1


Media Elektronik 46 52.9
Tenaga Kesehatan 10 11.5
Teman 10 11.5
Total 87 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden

menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan Sumber

Informasi remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan. Dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden yakni 46 responden (52.9%)

mendapatkan informasi tentang dismenorea melalui media

informasi elektronik, kemudian informasi dari orang tua 21

responden (24.1%), 10 responden (11.5%) mengetahuai tentang

dismenorea yang dialami melalui tenaga medis dan yang terakhir

sebanyak 10 responden (11.5%) dari teman.

4) Pengetahuan responden tentang dismenorea.

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Pengetahuan Dismenorea
Kategori Frekuensi Presentase (%)
Baik 77 88.5
Cukup 9 10.3
Kurang 1 1.1
Total 87 100.0
51

Berdasarkan table 4.4 memberikan gambaran bahwa responden

yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 77 responden

(88.5%), cukup sebanyak 9 responden (10.3%) dan responden

berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (1.1%).

5) Penanganan responden terhadap dismenorea.

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Responden


Berdasarkan Penanganan Dismenorea

Kategori Frekuensi Presentase (%)


Negatif 17 19.5
Positif 70 80.5
Total 87 100.0

Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa sebagian besar reponden

yang memiliki perilaku positive terhadap penanganan nyeri haid

sehingga dapat mencegah atau mengurangi rasa nyeri yang

dirasakan yaitu 70 responden (80.5%) dan sebanyak 17 responden

(19.5%) memiliki perilaku negative terhadap penanganan

dismenorea.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan dan

penanganan dismenorea pada remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan,

Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen. Hasil penelitian yang telah

diuraikan, membahas secara sistematis hasil dari data univariat tentang

Gambaran pengetahuan penanganan dismenorea pada remaja putri di SMK


52

Negeri 1 Mondokan. Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 87 remaja

putri di SMK Negeri 1 Mondokan, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen.

Analisa data univariat dalam penelitian ini terdiri dari kelas, usia, sumber

informasi dismenorea, pengetahuan tentang dismenorea dan penanganan

terhadap dismenorea.

1. Karakteristik responden di SMK Negeri 1 Mondokan Kabupaten Sragen

berdasarkan kelas, usia dan sumber informasi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden

menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan Kelas pada

remaja putri di SMK Negeri 1 Mondokan. Responden kelas XI berjumlah

30 responden (34.5%), kemudian disusul 29 responden kelas XII (33.3%)

dan responden kelas X berjumlah 28 responden (32.2%).

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden menunjukkan

bahwa karakteristik responden berdasarkan usia remaja putri di SMK

Negeri 1 Mondokan. Diperoleh data sebagai berikut responden yang

berusia 14 tahun berjumlah 2 responden (2.3%), 15 tahun berjumlah 21

responden (24.1%), 16 tahun berjumlah 31 responden (35.6%), 17 tahun

berjumlah 28 responden (32.2%) dan responden berusia 18 tahun

berjumlah 5 responden (5.7%). Sebagian besar remaja masuk dalam

remaja pertengahan yaitu berusia 16 tahun sebanyak 31 responden

(35.6%). Menurut Prawirohardjo (2010) dalam Ardianti (2017) usia 14-16

tahun masuk dalam masa remaja pertengahan. Pada tahap ini remaja

mulai mencari identitas diri, mulai timbul keinginan untuk berkencan,


53

memiliki rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan

berfikir abstrak, dan mulai berkhayal mengenai aktivitas seksual. Salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia semakin

bertambahnya usia akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang

dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut. Jika

seseorang memiliki usia yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan

pengalaman yang matang pula. Usia akan sangat berpengaruh terhadap

daya tangkap sehingga sehingga pengetahuan diperoleh akan semakin

baik.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 87 responden menunjukkan

bahwa karakteristik responden berdasarkan Sumber Informasi remaja

putri di SMK Negeri 1 Mondokan. Dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden yakni 46 responden (52.9%) mendapatkan informasi tentang

dismenorea melalui media informasi elektronik. Kemajuan zaman dengan

fasilitias yang memadai dan dengan adanya sistem sekolah online di SMK

Negeri 1 Mondokan yang mengharuskan setiap siswa ataupun siswi

memiliki hp untuk pemebelajaran jarak jauh. Hal tersebut menjadikan

remaja putri tidak asing dalam hal suatu informasi apapun termasuk

dismenorea. Di SMK Negeri 1 Mondokan sebagai instansi pendidikan

memang belum pernah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan,

akan tetapi fasilitas di sekolah memadai contohnya seperti free hotspot

area sehingga remaja putri dapat dengan mudah mengakses atau mecari

informasi sendiri melalui internet, hal ini jelas mempengaruhi


54

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang nyeri

menstruasi atau dismenorea.

2. Pengetahuan responden tentang dismenorea.

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea

di SMK Negeri 1 Mondokan. Dismenorea adalah nyeri sewaktu haid.

Dismenorea terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian

bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala

gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum, Nyeri

dapat berlangsung 1-2 hari (Irianto, 2015). Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan di SMK Negeri 1 Mondokan, pada 87 responden

diperoleh data bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat

pengetahuan tentang dismenorea dengan kategori baik yaitu sebanyak 77

responden (88.5%), sebanyak 9 responden (10.3%) memiliki tingkat

pengetahuan terhadap dismenorea yang tergolong cukup dan responden

berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (1.1%).

Hal ini sangat dipengaruhi oleh Faktor pengetahuan salah satunya

yaitu sumber informasi. Pengetahuan yang baik tentang dismenorea pada

remaja putri disebabkan karena remaja putri dipermudah dengan adanya

internet dan remaja putri bisa mengakses informasi tersebut melalui

gadget jika mengalami nyeri menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan

sebagian besar remaja mendapatkan informasi tentang dismenorea dari

internet sebanyak 46 responden (52.9%). Di SMK Negeri 1 Mondokan

sebagai instansi pendidikan memang belum pernah mendapatkan


55

penyuluhan dari tenaga kesehatan, akan tetapi fasilitas di sekolah

memadai contohnya seperti free hotspot area sehingga remaja putri dapat

dengan mudah mengakses atau mecari informasi sendiri melalui internet,

hal ini jelas mempengaruhi pengetahuan siswi tentang kesehatan

reproduksi khususnya tentang nyeri menstruasi atau dismenorea.

Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden berpengetahuan

baik dilihat dari jawaban yang mereka berikan pada saat mengisi

kuesioner dan tingginya rasa ingin mencari tahu informasi mengenai

dismenore melalui internet, tenaga kesehatan, orang tua, teman, guru.

Informasi memberikan pengaruh terhadap pengetahuan seseorang, tetapi

masih ada yang berpengetahuan cukup dikarenakan masih ada kurang

kesadaran atau kurangnya ketertarikan untuk mencari informasi dan

kurangnya sarana seperti jaringan untuk mengakses informasi mengenai

dismenore.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu

Febriani (2021) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Putri Dalam Menangani Dismenore Di SMA Airlangga Namu

Ukur Tahun 2021” Yang menunjukan hasil bahwa mayoritas siswi

berpengetahuan baik tentang dismenorea, sebanyak 40 responden (90.9%)

dan hasil penelitian juga sejalan dengan Ulehusna (2020) yang berjudul

“Gambaran Tingkat Pengetahuan Disminorea Pada Remaja Putri Kelas

XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Magelang” yang menunjukan hasil


56

bahwa mayoritas remaja putri berpengetahuan baik tentang dismenorea,

sebanyak 26 responden (68,4%).

3. Penanganan responden terhadap dismenorea

Penanganan merupakan hasil tahu seseorang dalam menghadapi

suatu masalah guna mendapat tindakan yang tepat. Penanganan yang baik

merupakan hasil dari pengetahuan yang baik dalam menghadapi suatu

masalah. Dan sebaliknya penanganan yang kurang merupakan hasil dari

pengetahuan yang kurang untuk menghadapi suatu masalah (Riris, 2018).

Di SMK Negeri 1 Mondokan Sebagian besar remaja putri sudah

mengetahui tentang penanganan dismenorea. Di SMK Negeri 1

Mondokan memiliki fasilitas UKS untuk tempat istirahat dengan

penanganan pertama pada siswa yang mengalami sakit. Menurut

Prawirohardjo (2011), penanganan dismenorea antara lain penerangan

dan nasihat, pola Hidup Sehat, Pemberian obat analgesic, terapi

hormonal, terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, olah raga,

pemberian kompres hangat, vitamin E, dan relaksasi.

Pengetahuan yang baik tentang penanganan dismenorea

menunjukkan remaja putri telah memahami berbagai teknik pengobatan

yang harus dijalani apabila ia mengalami dismenorea. Remaja putri yang

memiliki pengetahuan yang baik tentang penanganan dismenorea akan

bersedia menjalani tahap-tahap pengobatan apabila mengalami

dismenorea. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Riris

(2018) faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan antara lain


57

pengetahuan, informasi, pendidikan, dan budaya. Sehingga berpengaruh

dengan pengetahuan yang dimiliki tentang penanganan dismenorea pada

responden.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu

Febriani (2021) yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap

Remaja Putri Dalam Menangani Dismenore Di SMA Airlangga Namu

Ukur Tahun 2021” Yang menunjukan hasil bahwa mayoritas responden

memiliki penanganan yang positif tentang dismenorea, sebanyak positif

26 orang (59.1%) .

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan mengenai tingkat pengetahuan dan

penanganan remaja putri tentang dismenorea di SMK Negeri 1 Mondokan

tentunya peneliti memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam

pelaksanaannya, diantaranya:

1. Kuesioner yang digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini

memiliki kelemahan karena merupakan kuesioner tertutup, artinya

responden tidak dapat memberikan jawaban menurut pendapatnya sendiri

akan tetapi menjawab sesuai pilihan yang ada. Hal ini tentunya membatasi

hasil penelitian karena responden tidak dapat mengurai jawaban sesuai

pengetahuannya.

2. Penelitian ini bersifat tidak memaksa dan ada beberapa remaja putri yang

tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan penelitian tersebut.


58

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Responden yang paling banyak kelas XI berjumlah 30 responden (34.5%)

yang mayoritas berusia 16 tahun berjumlah 31 responden (35.6%), 46

responden (52.9%) mendapatkan informasi tentang dismenorea melalui

media informasi elektronik

2. Tingkat pengetahuan responden tentang Dismenorea di SMK Negeri 1

Mondokan Kabupaten Sragen mayoritas memiliki tingkat pengetahuan

baik 77 responden (88.5%), sebanyak 9 responden (10.3%) memiliki

tingkat pengetahuan terhadap dismenorea yang tergolong cukup dan

responden berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (1.1%).

3. Penanganan responden tentang Dismenorea di SMK Negeri 1 Mondokan

Kabupaten Sragen sebagian besar reponden memiliki perilaku positive

terhadap penanganan dismenorea sehingga dapat mencegah atau

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan yaitu 70 responden (80.5%) dan

sebanyak 17 responden (19.5%) memiliki perilaku negative terhadap

penanganan dismenorea.

58
59

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran yaitu :

1. Bagi SMK Negeri 1 Mondokan khususnya Pembina UKS disarankan bagi

Pembina UKS lebih aktif bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam

informasi tentang kesehatan reproduksi, sehingga Pembina UKS dapat

memberikan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya

peningkatan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi

termasuk menstruasi dan gangguan yang menyertainya terutama pada

pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan

penangananya. Serta di ruang UKS diberikan papan, leaflet atau sumber

bacaan tentang kesehatan reproduksi.

2. Bagi Prodi D III Keperawatan di Akademi Keperawatan YAPPI Sragen

hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pustaka di

perpustakaan.
60

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2015). "Metode Penelitian Kuantitatif". Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Adzkia, M. (2020). Hipnoterapi Untuk Menurunkan Nyeri Disminore. Real in


Nursing Journal, Volume 3, Nomor 2. Hal 115–122.

Ahmad, M. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Bandung: CV. Media Sains
Indonesia.
Akbar et al., (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan
Dismenorea pada Mahasiswa A 2012 Fakultas Keperawatan Unand. Ners
Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 1. Hal 1-8
Amalia, N. (2020). Intensitas Dismenore Dan Pengobatan Analgetik Yang
Digunakan Dalam Kalangan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanudin".
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/1892/2/C011171832_skripsi%2
01-2.pdf. Diakses pada tanggal 09 September 2022.
Ardianti, Y. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea Pada
Remaja Putri Di SMA 1 Sleman Yogakarta.
http://repository.unjaya.ac.id/2308/2/YOSI%20ARDIANTI%20%2811141
90%29.pdf. Diakses pada tanggal 9 Juni 2022.
Aris, T. H. (2021). "Perubahan Perilaku Sosial Remaja Dalam Menggunakan
Media Di Desa Patikarya Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan
Selayar". https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14824-Full_Text.pdf.
Diakses pada tanggal 10 juli 2022.
Aryani, A. N. (2016). Pengaruh Pemberian Back Exercise Dan Slow-Stroke Back
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Primer.
http://eprints.ums.ac.id/47832/. Diakses pada tanggal 1 Juni 2022.
Auliyani. (2020). " Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Dismenorea Pada Siswi MAN Kota Banjarbaru". http://eprints.uniska-
bjm.ac.id/3784/. Diakses pada tanggal 20 September 2022
Darsini., dkk. (2019). "Pengetahuan ; Artikel Riview" Jurnal Keperawatan,
Volume 12, Nomor 1. Hal 95 - 107.
Fatmawati M., dkk. (2016). Perilaku Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenore
(Studi Kasus Pada Siswi SMK Negeri 11 Semarang ). JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, (ISSN:
2356-3346). Hal 1036 - 1043
61

Febriani. (2021). "Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam


Menangani Dismenore Di SMA Airlangga Namu Ukur Tahun 2021".
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wpcontent/uploads/2022/02/
KRISTIN-FEBRIANI-BR-GINTING-1.pdf. Diakses pada tanggal 21
Januari 2023.
Februanti, S. (2017). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penanganan Desminore
di SMPN 9 Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume
17 Nomor 1. Hal 157-165
Felicia et al. (2015). Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Di Psik FK Unsrat Manado. Volume : 3, Nomor : 1. Hal 1 -
7
Haerani,. dkk. (2020). Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Dismenore Di
Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahani Kabupaten Bulukumba.
Jurnal Penelitian Kedokteran Dan kesehatan. Volume : 2, Nomor : 2. Hal
197 - 206
Illiyun, T. A. (2019). Gambaran Penanganan Nyeri Dismenore pada Remaja Putri
di Desa Kradenan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
http://repository2.unw.ac.id/321/1/ARTIKEL.pdf. Diakses pada tanggal 9
Juni 2022.
Irawan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV Absolut Media.
Judha, Mohamad. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Solo :
Rahma Surakarta.
KEMENKES, RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. Jurnal Ilmu dan Budaya.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf. Diakses
pada tanggal 18 April 2022.
Kusmiyati, I. W. (2016). Studi Pengetahuan Tentang Menstruasi Denagn Upaya
Penanganan Dismenore Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi. Journal of
Visual Languages & Computing. Jurnal Pijar MIPA. Volume 11, Nomor 1.
Hal 47 - 50
Nugroho dan Utama. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Nurdin dan Hartati. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendekia.
Nursalam. (2017). "Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (P. P. Lestari (Ed.);
4th Ed., P. 49)". Jakarta : Salemba Medika.
62

Prihatiningsih, dkk. (2021). Gambaran Penanganan Dismenorea Secara Non


Farmakologi Pada Remaja Kelas X Di SMA Dwijendra Denpasar. Jurnal
Inovasi Penelitian. Volume 2, Nomor 6. Hal 1745 - 1749
Purba R. (2021). "Pengetahuan dan Sikap Perawat Terhadap Penggunaan Alat".
Bandung: CV Media Sains Indonesia.
Ramadani dan octaviana. (2021). HAKIKAT MANUSIA: Pengetahuan
(Knowladge), Ilmu Pengetahuan (Sains), Filsafat Dan Agama. Jurnal
Tawadhu. Volume 5, Nomor 2. Hal 143 - 159
Rina and Lutfi. (2019). Gambaran Penanganan Dismenorea Primer Pada Remaja
Putri Di SMP Negeri 1 Sleman Yogyakarta.
http://repository.unjaya.ac.id/3369/2/Abstract_Intisari.pdf. Diakses pada
tanggal 2 Juni 2022.
Riris. (2018). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea Dengan
Penanganan Dismenorea Pada Siswi Kelas IX Di SMP 10 Nopember
Sidoarjo. http://digilib.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-2932-
GALUHRIRISTRIMARDIANTI1.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juli 2022.
Riswandi M. (2015). "Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Desminorea
Dengan Perlakuan Penanganan Pada Remaja Putri".. Diakses pada tanggal
10 Agustus 2022.
Sangwan dan Vashisht. (2017). ‘Menstrual pattern and prevalence of
dysmenorrhea among school going adolescent girls in a rural block of
Haryana : A cross sectional study’.
https://www.semanticscholar.org/paper/Menstrual-pattern-and-
prevalence-of-dysmenorrhea-in-Sangwan-
Vashisht/83c52cb8cc2380465bda0a747ba177ccd5de3fa7. Diakses pada
tanggal 18 April 2022.
Sarumaha. (2021). "Gambran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Penanganan
Dismenorea Di SMPN 1 Gunungsitoli ALO’OA Kecamatan Gunungsitoli
ALO’OA Kota Gunungsitoli 2021".
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/3583/1/PDF
%20Tamiz.pdf. diakses pada tanggal 3 September 2022.
Sastroasmoro., dkk. (2014). "Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke
5". Jakarta: Sagung Seto.
Siyoto dan Sodik. (2018). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
63

Sugiyono. (2013). "Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D".


Bandung: Alfabeta CV.
Taufik Hidayat . (2021). "Perubahan Sosial Remaja Dalam Menggunakan Media
Sosial Di Desa Patikarya Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan
Selayar". https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14824-Full_Text.pdf.
Diakses pada tanggal 10 September 2022.
Titik Kurniawati, W. S. (2020). Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan
Dismenorea Pada Remaja Putri Di Kota Semarang. Jurnal Ilmu Kebidanan
Dan kesehatan. Volume 11, Nomor 1. Hal 20-24
Ulehusna. (2020). Gambaran Tingkat Pengetahuan Disminorea Pada Remaja Putri
Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Magelang.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2342/. Diakses pada tanggal 22
Desember 2022
Utari, A. D. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Dismenore
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Menangani
Dismenore di SMP Negeri 1 Pleret Bantul Yogyakarta.
http://repository.unjaya.ac.id/689/7/Arlin%20Dewi%20Utari_3211130_fu
ll.pdf Diakses pada tanggal 18 April 2022.
Wahyuni, D. (2013). Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi pada
Siswi Kelas VIII di SMP N 2 Wonosegoro Boyolali.
http://digilib.ukh.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=01-gdl-
dwiwahyuni-22. Diakses pada tanggal 18 April 2022.
WHO. (2014). Health for the World’s Adolescents: A Second Chance in the .
Second Decade. Geneva, World Health Organization Departemen of
Noncommunicable disease surveillance.
Wirenviona dan Riris. (2020). Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Surabaya:
Airlangga University Press.
64

LAMPIRAN
65

Lampiran 1: Informed consent

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN PENELITIAN

Saya, Cindi Permata Sari Mahasiswa dari Akademi Keperawatan YAPPI


Sragen akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Dan
Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1 Mondokan Tahun
2022 Kabupaten Sragen”. Penelitian ini bertujuan mengetahui “Gambaran
Pengetahuan Dan Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1
Mondokan Tahun 2022 Kabupaten Sragen”
Peneliti mengharapkan kesediaan saudara/saudari untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini. Penelitian ini membutuhkan jangka waktu keikutsertaan responden
selama 1 hari.
A. Keikutsertaan untuk ikut penelitian
Saudara/Saudari bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan. Bila anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk
mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa di kenai denda atau
san ksi apapun. Saudara/saudari tidak akan mempengaruhi pelayanan dan
perawatan di rumah maupun di rumah sakit sebagaimana mestinya.
B. Prosedur studi Penelitian
Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, anda diminta
menandatangani lembar persetujuan oleh peneliti setelah mendapatkan
penjelasan tentang prosedur penelitian ini sebanyak rangkap dua, satu untuk
anda simpan, dan satu untuk peneliti.
C. Kewajiban Responden Penelitian
Sebagai Responden studi Penelitian, Remaja yang mengalami dismenorea
berkewajiban mengikuti aturan yang sebelumnya didiskusikan dan disepakati
bersama.
D. Manfaat
Manfaat langsung yang anda dapatkan adalah paham tentang pengetahun dan
penanganan dismenoea.
66

E. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Saudara/Saudari sebagai
responden studi penelitian akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh
penulis. Hasil studi penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas responden
studi penelitian.
F. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait dengan studi penelitian ini akan ditanggung
sepenuhnya oleh penulis.
G. Informasi tambahan
Saudara/Saudari diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi Cindi pada nomor Hp
085290631268
Saudara/Saudari juga dapat menanyakan tentang studi kasus kepada Akademi
Keperawatan YAPPI Sragen (Telp. (0271) 893331; email:
akperyappi@yahoo.com)
67

Lampiran 2: Lembar Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN


DALAM STUDI PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian


yang akan di laksanakan oleh Mahasiswa Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
yang Bernama : Cindi Permata Sari, NIM : 20003 dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Dan Penanganan Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMK Negeri 1
Mondokan Tahun 2022 Kabupaten Sragen”. Semua penjelasan tersebut telah
disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah dijawab oleh
mahasiswa pelaksana studi penelitian. Saya mengerti bahwa bila memerlukan
penjelasan, saya dapat menanyakan kembali kepada Peneliti
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju ikut serta dalam studi penelitian

ini.

Tanda tangan Responden

(Nama jelas :………………………..……..)

Tanggal

Tanda tangan saksi

(Nama jelas : ……………………………….)


68

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN DAN PENANGANAN


PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 1 MONDOKAN

A. Biodata Responden
Nama/Inisial : ..............................................
Kelas : X XI XII
Umur : ....................................Tahun

Sumber Informasi dismenorea :


a. Orang tua
b. Media (elektronik/cetak)
c. Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat)
d. Teman

Petunjuk :
a. Waktu mengerjakan 30 menit
b. Isilah data dengan baik dan benar
c. Jawablah semua pertanyaan yang ada sesuai dengan petunjuk.

B. Pengetahuan Desminorea
- Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar sesuai
dengan pengatuhan anda.
1) Nyeri haid atau dismenorea yang diketahui pada umumnya terbagi dua …
a. Nyeri haid biasa dan hebat
b. Nyeri haid primer dan sekunder
c. Nyeri haid primer dan hebat
2) Penyebab nyeri haid pada remaja umumnya adalah.....
a. Adanya tekanan pada rahim (perut bagian bawah)
69

b. Penyakit menahun penderita


c. Kelainan letak rahim
3) Nyeri haid cenderung terjadi lebih sering dan lebih hebat pada wanita
yang
mengalami..........
a. Stres/kecemasan
b. Lemas
c. Kurang tidur
4) Nyeri haid atau dismenorea primer lebih sering terjadi pada
a. Remaja putri
b. Wanita yang telah melahirkan
c. wanita dengan kelainan pada alat reproduksi
5) Yang terjadi pada wanita yang mengalami nyeri haid adalah..........
a. Peningkatan aktivitas rahim yang tidak terkoordinasi
b. Peningkatan asam lambung yang tidak terkoordinasi
c. Peningkatan aktivitas pencernaan yang tidak terkoordinasi
6) Penyebab nyeri haid karena faktor kejiwaan adalah.......
a. Emosional yang tidak stabil sehingga dapat menimbulkan nyeri haid
b. Banyak berkeringat sehingga dapat menimbulkan nyeri haid
c. Kepala pusing dan muntah-muntah sehingga menimbulkan nyeri
haid
7) Tanda dan gejala nyeri haid yaitu..........
a. Nyeri perut bagian bawah yang menjalar sampai kepinggang
b. Nyeri perut sampai ke dada
c. Nyeri pada payudara
8) Nyeri haid sering disertai oleh..........
a. Sakit kepala, mual, dan muntah
b. Sakit kepala dan batuk
c. Demam
9) Berapa lama biasanya nyeri kram dirasakan oleh penderita dismenorea.
a. Dua sampai tiga hari saat haid
70

b. Dua sampai tiga hari sebelum haid


c. Dua sampai tiga hari setalah haid
10) Tindakan yang pada umumnya dilakukan untuk meringankan nyeri haid
a. Kompres hangat pada perut
b. Kompres dingin pada perut
c. Kompres hangat dingin pada perut
11) Sebaiknya kapankah waktu tepat diberikannya obat penghilang rasa
sakit....
a. Sebelum datangnya haid
b. Jika rasa sakit dirasakan sangat berat dan sebelumnya telah
berkonsultasi dengan dokter
c. Setiap kali menstruasi walaupun tidak adanya nyeri haid
C. Penanganan Dismenorea
Berikan tanda (√) pada kolom yang kosong sesuai dengan tindakan yang
biasanya anda lakukan saat menderita nyeri haid (Dismenorea)
S : Sering,
KK : Kadang Kadang
T : Tidak Pernah
No. Pertanyaan S KK TP

1. Melakukan teknik relaksasi dengan menarik nafas


dalam dan mengeluarkan secara perlahan-lahan
2. Menggunakan teknik distraksi yaitu dengan
mengalihkan perhatian dengan mendengarkan music,
nonton TV atau film untuk mengurangi nyeri
3. Mengompres bagian yang nyeri dengan hangat

4. Menggunakan aroma terapi untuk relaksasi atau


menenangkan diri agar mengurangi rasa nyeri
5. Pengobatan ramuan herbal jamu

6. Teknik Guided Imagery yaitu dengan membayangkan


hal-hal yang menyenangkan dan berusaha untuk tidak
menghiraukan nyerinya
71

7. Mengolesi bagian yang nyeri dengan krim atau lostion


penghangat
8. Melakukan pemijatan pada daerah yang nyeri

9. Mengkonsumsi minuman hangat untuk mengurangi


nyeri haid
10. Melakukan posisi knee chest, yaitu melungkupkan
badan di daerah yang datar, lutut ditekuk dan
didekatkan ke dada
11. Melakukan aktifitas olahraga

12. Beristirahat total atau tidur


72

Kunci Jawaban :

1. B

2. A

3. A

4. A

5. A

6. A

7. A

8. A

9. A

10. A

11. B
73

Lampiran 4 : Log Book


74
75
76
77
80

Lampiran 5 : Jadwal Penelitian

Kegiatan Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Ujian Sidang
Proposal
Revisi
Proposal KTI
&
Pengumpulan
Proposal
Pengambilan
Data
Penelitian &
Penyusunan
Laporan
Hasil
Ujian Sidang
Hasil
Revisi
Laporan KTI
&
Pengumpulan
Laporan KTI
81

Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian


Sumber
No Kelas Umur Infromasi Pengetahuan Kategori Penanganan Kategori
1 1 2 1 11 Baik 17 Negatif
2 1 2 1 11 Baik 17 Negatif
3 1 2 2 9 Baik 22 Positif
4 1 2 2 9 Baik 19 Positif
5 1 3 2 10 Baik 27 Positif
6 1 3 2 6 Cukup 16 Negatif
7 1 2 2 10 Baik 23 Positif
8 1 2 2 9 Baik 31 Positif
9 1 2 2 9 Baik 23 Positif
10 1 2 4 8 Baik 25 Positif
11 1 1 2 8 Baik 23 Positif
12 1 2 1 10 Baik 30 Positif
13 1 2 1 9 Baik 25 Positif
14 1 3 2 8 Baik 22 Positif
15 1 2 2 8 Baik 23 Positif
16 1 2 1 7 Cukup 21 Positif
17 1 2 2 10 Baik 24 Positif
18 1 3 2 8 Baik 21 Positif
19 1 2 3 8 Baik 26 Positif
20 1 1 2 8 Baik 17 Negatif
21 1 2 1 7 Cukup 25 Positif
22 1 3 2 9 Baik 26 Positif
23 1 3 2 10 Baik 14 Negatif
24 1 2 2 9 Baik 21 Positif
25 1 2 2 9 Baik 28 Positif
26 1 2 4 9 Baik 29 Positif
27 1 2 1 6 Cukup 17 Negatif
28 1 3 2 9 Baik 27 Positif
29 2 3 3 8 Baik 24 Positif
30 2 3 4 11 Baik 25 Positif
31 2 3 4 11 Baik 30 Positif
32 2 4 3 7 Cukup 20 Positif
33 2 2 2 5 Cukup 20 Positif
34 2 3 2 11 Baik 28 Positif
35 2 3 4 10 Baik 20 Positif
36 2 3 2 8 Baik 28 Positif
82

37 2 3 2 8 Baik 20 Positif
38 2 3 2 9 Baik 25 Positif
39 2 3 3 11 Baik 24 Positif
40 2 3 1 3 Kurang 22 Positif
41 2 3 1 10 Baik 17 Negatif
42 2 3 3 9 Baik 27 Positif
43 2 4 2 8 Baik 16 Negatif
44 2 4 2 8 Baik 23 Positif
45 2 3 2 11 Baik 26 Positif
46 2 3 1 9 Baik 19 Positif
47 2 3 2 8 Baik 31 Positif
48 2 3 2 10 Baik 22 Positif
49 2 3 4 10 Baik 17 Negatif
50 2 3 2 10 Baik 27 Positif
51 2 3 1 10 Baik 15 Negatif
52 2 3 3 6 Cukup 15 Negatif
53 2 3 3 6 Cukup 14 Negatif
54 2 3 2 10 Baik 23 Positif
55 2 3 4 10 Baik 25 Positif
56 2 2 1 9 Baik 25 Positif
57 2 4 1 11 Baik 25 Positif
58 2 4 2 9 Baik 16 Negatif
59 3 5 1 9 Baik 17 Negatif
60 3 4 2 9 Baik 19 Positif
61 3 4 2 9 Baik 17 Negatif
62 3 4 2 9 Baik 20 Positif
63 3 5 2 9 Baik 26 Positif
64 3 4 2 11 Baik 23 Positif
65 3 4 2 11 Baik 23 Positif
66 3 4 2 10 Baik 21 Positif
67 3 4 2 9 Baik 22 Positif
68 3 4 3 10 Baik 17 Negatif
69 3 4 1 11 Baik 28 Positif
70 3 4 4 11 Baik 23 Positif
71 3 4 2 10 Baik 23 Positif
72 3 4 2 10 Baik 17 Negatif
73 3 4 2 10 Baik 24 Positif
74 3 4 1 10 Baik 22 Positif
75 3 5 3 11 Baik 21 Positif
83

76 3 4 1 11 Baik 20 Positif
77 3 4 4 10 Baik 23 Positif
78 3 4 1 10 Baik 24 Positif
79 3 3 1 11 Baik 24 Positif
80 3 5 2 9 Baik 20 Positif
81 3 5 2 8 Baik 25 Positif
82 3 4 3 11 Baik 29 Positif
83 3 4 1 11 Baik 22 Positif
84 3 4 2 11 Baik 21 Positif
85 3 4 4 9 Baik 26 Positif
86 3 4 1 6 Cukup 25 Positif
87 3 4 2 11 Baik 25 Positif

Keterangan :
Kelas : Usia : Sumber informasi :
1 : kelas X 1 : 14 tahun 1 : Orang tua
2 : kelas XI 2 : 15 tahun 2 : Media
3 : kelas XII 3 : 16 tahun 3 : Tenaga Medis
4 : 17 tahun 4 : Teman
5 : 18 tahun
84

Lampiran 7 : Hasil SPSS

Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 28 32.2 32.2 32.2
XI 30 34.5 34.5 66.7
XII 29 33.3 33.3 100.0
Total 87 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 2 2.3 2.3 2.3
15 21 24.1 24.1 26.4
16 31 35.6 35.6 62.1
17 28 32.2 32.2 94.3
18 5 5.7 5.7 100.0
Total 87 100.0 100.0

Sumber informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Orang
21 24.1 24.1 24.1
tua
Media 46 52.9 52.9 77.0
Medis 10 11.5 11.5 88.5
Teman 10 11.5 11.5 100.0
Total 87 100.0 100.0
85

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 77 88.5 88.5 88.5
Cukup 9 10.3 10.3 98.9
Kurang 1 1.1 1.1 100.0
Total 87 100.0 100.0

Penanganan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 17 19.5 19.5 19.5
Positif 70 80.5 80.5 100.0
Total 87 100.0 100.0
86

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian


87

Lampiran 9 : Desain Binner dan desain Plakat

Anda mungkin juga menyukai