DI SUSUN OLEH :
MARSELLY SILVIA
Mata Ajaran
: Askeb II
: 302
Pokok Bahasan
: Pemeriksaan Dalam
Semester
: II
Institusi
Tanggal
: 2012
Waktu
: 150 menit
Tempat
: Laboratorium
1. Pre Conference
2. Bed Side Teaching
3. Post Conference
2. Kegiatan Belajar Mengajar
No
1
Menunjukan/
menyebutkan alat-alat dan
langkah-langkah pemeriksaan
dalam
Menyimpulkan dan
mengklarifikasi jawaban
2
Melakukan pemeriksaaan
dalam
Mendengarkan atau
1. Media Alat
Alat-alat pemeriksaan dalam
1. Sumber
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Revisi tahun 2008. JNPK-KR.
1. Evaluasi
1. Selama prosedur
Selama peserta didik melakukan tindakan
1. Bentuk
Penilaian penampilan kemampuan
1. Format penilaian penampilan kemampuan terlampir.
CI
Pengajar
Mengetahui
Dosen Pembimbing
LAMPIRAN MATERI
1. Tujuan Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui permulaan persalinan, mengkaji perkembangan persalinan, menetapkan
presentasi dan posisi janin.
1. Persiapan
Alat :
1.
Kom kecil.
2.
Bengkok
3.
4.
5.
Apron
6.
Kacamata pelindung
7.
Masker
8.
9.
Kurang
1
:
Cukup
Baik
3
Sangat baik/Mahir
4
KOMPONEN
PENILAIAN
PERSIAPAN ALAT
Handscoon /
Sarung tangan steril
Kapas sublimat
DTT dalam kom
Bengkok
Bak Instrumen sedang
Larutan klorin 0,5 %
Korentang
Apron
Kacamata pelindung
Masker
Alas kaki karet
Selimut
Tempat sampah
Skerm
LANGKAH-LANGKAH
Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan
memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan
serta memberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan
Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta
mengeringkannya dengan handuk bersih.
Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio
genetalia dengan sabun dan air bersih
Meminta ibu berbaring di tempat tidur
HANDOUT
PERIKSA DALAM (PD)
1. Pengertian
1. Indikasi
Selama persalinan bidan dapat melakukan PD untuk :
1. Kontraindikasi
Bidan tidak boleh melakukan PD pada keadaan :
Perdarahan
Plasenta previa
oGenitalia Eksterna
Berbagai abnormalitas seperti varices, edema, kutil atau tanda-tanda infeksi harus diperhatikan
dengan baik, terutama jaringan parut, terutama jika mengidentifikasikan riwayat trauma
perineum atau mutilasi genitalia wanita. Warna, konsistensi, jumlah dan bau atau perdarahan dari
vagina harus dicatat.
Vagina
Vagina harus terasa hangat dan lembab, dengan dinding yang lembut. Vagina yang panas dan
kering mengidentifikasikan adanya dehidrasi, infeksi atau obstruksi persalinan. Vagina yang
terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan parut. Adanya varices, sistokel atau
rektokel juga harus di catat. Rektum yang penuh akan teraba dari dinding vagina belakang.
Serviks
Pemeriksaan serviks meliputi posisi, konsistensi, penipisan, dilatasi dan hubungannya dengan
pressentasi janin. Sebelum persalinan serviks biasanya berada pada posisi sentral atau posterior,
keras, belum menipis dengan ostium masih menutup ( belum matang ).
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan awal persalinan, struktur dan posisi serviks
berubah akibat pematangan, teraba tidak keras dan berada pada posisi anterior. Serviks yang
terasa llunak dan dapat meregang berkaitan dengan dilatasi yang baik pada ostium uteri,
sedangkan serviks yang belum matang pada akhir kehamilan biasanya dapat di ikuti dengan
persalinan yang lama.
Seriviks yang sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktivitas uterus yang baik.
Sebaliknya, serviks yang belum sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktifitas
uterus yang kurang efisien dan kemajuan persalinan yang lamban. Misalnya, pada posisi janin
oksipito posterior, kepala janin tidak terdorong langsung ke serviks, melainkan ke arah bawah
dan depan bgian belakang simfisis pubis yang mengakibatkan menurunnya efektifitas kontraksi
uterus, dilatasi serviks yang lebih lambat dan persalinan yang lama.
Hubungan bagian terendah janin dengan serviks dapat dikaji dengan meraba bagian tersebut.
Pada primigravida penipisan biasanya mendahului pembukaan, pada multigravida hal ini terjadi
secara simultan. Penipisan dikaji dengan mengukur panjang serviks dan derajat penonjolannya
ke dalam vagina. Serviks yang belum menipis teraba panjang dan berbentuk tubuler, dengan
ostium tertutup atau dilatasi sebagian. Bila telah terjadi penipisan, serviks menipis, dan teraba
lebih pendek, karena segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas. Penipisan serviks yang
sempurna akan teraba menyatu dengan segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas.
Selaput janin.
Selaput janin yang masih utuh akan teraba sebagai permukaan licin yang menutupi bagian
terendah janin. Hal ini mungkin akan sulit untuk dirasakan, terutama pada awal persalinan, atau
apabila air ketuban sedikit dan selaput janin melekat pada bagian terendah janin. Bila selaput
janin sulit untuk di raba, dapat disalah artikan dengan selaput janin yang yang sudah pecah. Bila
bagian terendah janin pas dengan serviks, selaput janin akan berisi banyak cairan amnion dan
menonjol di serviks. Selama kontraksi, tekanan air ketuban akan meningkat dan menyebabkan
selaput janin menegang dan akhirnya pecah secara spontan. Hal ini biasanya terjadi lebih cepat
jika bagian terendah janin tidak pas dengan serviks. Bila selaput janin teraba utuh tetapi air
ketubannya sudah bocor, kemungkinan terjadi robekan selaput janin yang tersembunyi.
Presentasi
Untuk presentasi kepala teraba bulat dan keras dan sutura atau fontanel dapat juga teraba.
Moulase
Dapat dikaji berdasarkan derajat tumpang tindih antara tulang-tulang tersebut di ubun-ubun.
Untuk presentasi bokong dan wajah akan teraba lembek dan tidak rata. Sakrum dapat
teraba sabagai tulang yang keras dengan anus tertutup. Bila jari pemeriksa masuk ke
dalam anus akan terasa seperti di cengkram. Mekonium segar juga cenderung terdapat di
dalam anus.
Pada persentasi wajah, tulang dahi dapat teraba dan ari yang masuk ke dalam mulut akan
di isap oleh janin. Bila di curigai atau di konfirmasi terjadi presentasi wajah, berhati-hati
agar tidak mencederai mata janin.
Bila tali pusat teraba, akan teraba juga adanya pulsasi dibalik selaput janin, pada keadaan
ini selaput janin tidak boleh di robek karena adanya bahaya prolaps uteri
Posisi
Pada presentasi kepala identifikasi sutura dan fontanel dapat memastikan posisi dan sikap janin.
Sutura sagitalis mudah di identifikasisebagai sutura yang panjang dan lurus, posisi ditentukan
dengan kaitannya denngan panggul ibu.
Ditentukan dengan mengkaji jarak antara bagian terendah dengan spina ischiadika dalam ukuran
cm. Spina ischiadika di sebut dengan tingkat 0, dengan bagian yang terendah bagian yang
terendah beradadi atasnya ( cm ) atau dibawahnya ( + cm ).
Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
Penurunan bagian terendah janin merupakan indikator kemajuan persalinan.
Sebelum melakukan periksa dalam, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci
area genitalia ( jika ibu belum melakukannya ) dengan sabun dan air. Jelaskan kepada ibu setiap
langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Tenteramkan hati ibu dan anjurkan ibu untuk
rileks. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan. Sebelum melakukan
pemeriksaan dalam, siapkan pasien dan alat.
Persiapan pemeriksaan :
Pasien :
Selimut
Kapas sublimat.
Kom kecil.
Bengkok
Petugas
Apron plastik
Masker
kacamata pelindung
4. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT / larutan
antiseptik. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke bagian belakang untuk
menghindarkan kontaminasi feases ( tinja )
5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa ( benjolan ) termasuk
kondilomata, varikositas vulva atau rektum atau luka parut di perineum
6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau
mekonium :
a)
b)
Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terliahat pewarnaan
mekonium, nilai apakah kentall atau encer dan periksa DJJ
Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama menurut
petunjuk pada partograf. Jika ada tanda tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan
segera.
1. 7.
Dengan hati hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari tangan
kiri (gunakan sarung tangan periksa). Masukkan ( hati hati ) jari telunjuk yang di ikuti
oleh jari tengan. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi
( merobeknya ). Alasannya : Amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko
infeksi terhadap ibu dan bayi serta gawat janin.
2. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum
atau tindakan episiotomi sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk
menentukan tindakan pada saat kelahiran bayi
3. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
4. Pastikan tali pusat dan / atau bagian bagian kecil ( tangan atau kaki ) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti langkah langkah gawatdarurat
dan segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
5. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk
rongga panggul. Bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam dengan
hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen ( perlimaan) untuk menentukan kemajuan
persalinan.
6. Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya ( ubun ubun kecil, ubun
ubun besar atau fontanela magna ) dan celah ( sutura ) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai
dengan ukuran jalan lahir.
7. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan ( hati hati ),
celupkan sarung tangan ke dalam larutan dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan
tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminan selama 10 menit.
8. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih an kering.
9. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
10. Jelaskan hasil hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.
JOBSHEET
PEMERIKSAAN DALAM
ALAT
BAHAN
Tempat Sampah
Schort
Troli
Masker
Insenerator
Sarung tangan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Langkah kerja
Persiapkan alat alat
LANGKAH-LANGKAH
1. Menjelaskan pada ibu apa yang akan
dikerjakan dan memberitahukan
kemungkinan ketidaknyamanan serta
memberikan kesempatan untuk
gambar
mengajukan pertanyaan
Perdarahan.
Lendir darah.
Perlukaan
Massa
Varices
Edema
Haemoroid
jalan lahir
1.
NO
LANGKAH KERJA
GAMBAR
1. dalam
memakai schort
2.
Key point :
Hal ini dilakukan sebagai upaya
pencegahan infeksi.
Memakai masker
3.
Key point :
Hal ini dilakukan untuk
mencegah terhirupnya
mikroorganisme
Key point :
Sangat penting karena berguna
untuk mencegah infeksi dan
penularan penyakit berbahaya
terutama melalui cairan.
Letakan kantong plastik hitam di
6. tempat sampah untuk
menempatkan sampah non medis
Key point :
Penting dilakukan agar dapat
membedakan sampah medis dan
non medis
Letakan kantong plastik kuning
7. di tempat sampah untuk
menempatkan dan membuang
sampah medis
Key point :
Menggunakan insenerator
dengan suhu 800 sampai 1000
derajat celcius agar sampah
medis hancur dan tidak
membahayakan
10.
Key point :
Meletakan sampah medis dengan
sangat hati2 agar tidak mengenai
tubuh.