Anda di halaman 1dari 22

SAP Pemeriksaan Dalam (VT)

MODUL PRAKTIKUM PEMBELAJARAN KLINIK


PEMERIKSAAN DALAM

DI SUSUN OLEH :
MARSELLY SILVIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
JAKARTA
2012

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KLINIK

Mata Ajaran

: Askeb II

Kode Mata Kuliah

: 302

Pokok Bahasan

: Pemeriksaan Dalam

Sub Pokok Bahasan

Semester

: II

Institusi

: DIV Kebidanan STIKIM

Tanggal

: 2012

Waktu

: 150 menit

Tempat

: Laboratorium

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mendapatkan pengalaman belajar di kelas, peserta didik mampu melakukan pemeriksaan
dalam
1. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mendapatkan praktek di ruangan, di harapkan :
1. Peserta didik mampu menjelaskan manfaat pemeriksaan dalam
2. Peserta didik mampu melaksanankan pemeriksaan dalam
3. Peserta didik mampu menyiapkan alat-alat untuk pemeriksaan dalam dengan benar
4. Materi
1. Tujuan pemeriksaan dalam
2. Persiapan alat untuk pemeriksaan dalam
3. Langkah-langkah pemeriksaan dalam
1. Metode : Bed Side Teaching

1. Pre Conference
2. Bed Side Teaching
3. Post Conference
2. Kegiatan Belajar Mengajar
No
1

Kegiatan Clinical Instruktor


Pre Conference

Kegiatan Pesrta Didik

Menjawab tentang tujuan


dan manfaat pemeriksaan dalam

Mengkaji kesiapan peserta


didik tentang pemeriksaan dalam
Melibatkan peserta didik lain untuk
mereview alat-alat dan langkahlangkah pemeriksaan dalam

Menunjukan/
menyebutkan alat-alat dan
langkah-langkah pemeriksaan
dalam

Melibatkan peserta didik lain


untuk bertanya

Menanyakan hal-hal lain


yang belum jelas

Menyimpulkan dan
mengklarifikasi jawaban
2

Bed Side Teaching : 60 menit

Melakukan pemeriksaaan
dalam

Membimbing peserta didik


dalam pemeriksaan dalam
3

Post Conference : 10 menit

Menilai dan mengevaluasi


pelaksanaan pemeriksaan dalam

Memberi kesempatan kepada


peserta didik untuk bertanya

Peserta didik lain


mengutarakan hal-hal yang
kurang tepat

Menanyakan hal-hal yang


belum jelas

Mendengarkan atau

Menjawab pertanyaan yang di menyimpulkan penjelasan dan


ajukan peserta didik dan melibatkan mengutarakan pendapat
peserta didik yang lain

1. Media Alat
Alat-alat pemeriksaan dalam

1. Sumber

Prawirohardjo, Sarwono.2008.Ilmu kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Revisi tahun 2008. JNPK-KR.

1. Evaluasi
1. Selama prosedur
Selama peserta didik melakukan tindakan
1. Bentuk
Penilaian penampilan kemampuan
1. Format penilaian penampilan kemampuan terlampir.
CI

Pengajar

Mengetahui
Dosen Pembimbing
LAMPIRAN MATERI
1. Tujuan Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui permulaan persalinan, mengkaji perkembangan persalinan, menetapkan
presentasi dan posisi janin.
1. Persiapan
Alat :
1.

Kom kecil.

2.

Bengkok

3.

Korentang bila diperlukan

4.

Bak Instrumen sedang

5.

Apron

6.

Kacamata pelindung

7.

Masker

8.

Status ibu dan alat tulis

9.

Alas kaki karet

10. Tempat sampah medis dan non medis


11. Skerm atau tirai
Bahan :
1. Selimut
2. Kapas sublimat.
3. Larutan klorin 0,5 %
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN DALAM

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


Gagal
0

Bila langkah langkah tidak dilakukan


:

Kurang
1

:
Cukup

Baik
3

Langkah langkah dilakukan tetapi tidak


mampu mendekomentasikan sesuai
prosedur
Langkah langkah dilakukan dengan
bantuan, kurang terampil atau kurang
setakan dalam mendemonstrasikan dan
waktu yang diperlukan relative lebih lama
menyelesaikan suatu tugas
Langkah langkah di lakukan dengan
bantuan, kurang percaya diri, kadangkadang tampak cemas dan memerlukan

Sangat baik/Mahir
4

waktu yang dapat dipertanggung jawabkan


Langkah langkah dilakukan dengan benar
dan tetap sesuai dengan tehnik prosedur
dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien

KOMPONEN

PENILAIAN

PERSIAPAN ALAT
Handscoon /
Sarung tangan steril
Kapas sublimat
DTT dalam kom
Bengkok
Bak Instrumen sedang
Larutan klorin 0,5 %
Korentang
Apron
Kacamata pelindung
Masker
Alas kaki karet
Selimut
Tempat sampah
Skerm
LANGKAH-LANGKAH
Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan
memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan
serta memberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan
Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta
mengeringkannya dengan handuk bersih.
Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio
genetalia dengan sabun dan air bersih
Meminta ibu berbaring di tempat tidur

Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain


Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
kapas atau kassa yang sudah dibasahi air DTT. Jika
mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi
oleh kotoran ibu, membersihkan dengan seksama
dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kassa yang sudah
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti
sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan
kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam
larutan dekontaminasi)
Memeriksa genitalia luar.
Inspeksi :
Perdarahan.
Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
Mekoneum ; kental atau encer
Bagian yang menumbung.
Lendir darah.
Perlukaan
Massa
Varices
Edema
Haemoroid
Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan
pemeriksaan dalam.
Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis
dan ibu jari tangan kiri pemeriksa. Masukkan jari
telunjuk tangan kanan pemeriksa dengan hati-hati
diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan
berada dalam vagina, tangan kiri pemeriksa
diletakkan di fundus ibu. Pada saat kedua jari berada
di dalam vagina, jangan mengeluarkannya sebelum
pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum pecah,
jangan lakukan amniotomi.
Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa
memberikan indikasi luka atau episiotomi
sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi
penting pada saat kelahiran bayi.

Nilai pembukaan dan penipisan serviks


Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian
kecil (tangan atau kaki bayi) tidak teraba pada saat
melakukan pemeriksaan pervaginam.
Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah
kepala sudah masuk ke dalam panggul. Bandingkan
penurunan kepala dengan temuan-temuan dari
pemeriksaan abdomen untuk menentukan kemajuan
persalinan
Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan
sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang
kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan
kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir.
Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan
sutura sagitali untuk menentukan penyusupan tulang
kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan
kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir
Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari
pemeriksa dengan hati-hati, sambil meminta ibu
untuk menarik nafas panjang.
Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kotor dedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10
menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas)
Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu
mengambil posisi yang nyaman
Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil
pemeriksaan
Mencatat /mendokumentasikan hasil-hasil
pemeriksaan pada status ibu

HANDOUT
PERIKSA DALAM (PD)
1. Pengertian
1. Indikasi
Selama persalinan bidan dapat melakukan PD untuk :

Memastikan permulaan persalinan

Mengkaji perkembangan persalinan

Menetapkan presentasi dan posisi janin

1. Kontraindikasi
Bidan tidak boleh melakukan PD pada keadaan :

Perdarahan

Plasenta previa

Ketuban pecah dini

1. Informasi yang diperoleh melalui PD

oGenitalia Eksterna

Berbagai abnormalitas seperti varices, edema, kutil atau tanda-tanda infeksi harus diperhatikan
dengan baik, terutama jaringan parut, terutama jika mengidentifikasikan riwayat trauma
perineum atau mutilasi genitalia wanita. Warna, konsistensi, jumlah dan bau atau perdarahan dari
vagina harus dicatat.

Vagina

Vagina harus terasa hangat dan lembab, dengan dinding yang lembut. Vagina yang panas dan
kering mengidentifikasikan adanya dehidrasi, infeksi atau obstruksi persalinan. Vagina yang
terasa tegang dapat berkaitan dengan rasa takut atau jaringan parut. Adanya varices, sistokel atau
rektokel juga harus di catat. Rektum yang penuh akan teraba dari dinding vagina belakang.

Serviks

Pemeriksaan serviks meliputi posisi, konsistensi, penipisan, dilatasi dan hubungannya dengan
pressentasi janin. Sebelum persalinan serviks biasanya berada pada posisi sentral atau posterior,
keras, belum menipis dengan ostium masih menutup ( belum matang ).
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan awal persalinan, struktur dan posisi serviks
berubah akibat pematangan, teraba tidak keras dan berada pada posisi anterior. Serviks yang
terasa llunak dan dapat meregang berkaitan dengan dilatasi yang baik pada ostium uteri,
sedangkan serviks yang belum matang pada akhir kehamilan biasanya dapat di ikuti dengan
persalinan yang lama.
Seriviks yang sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktivitas uterus yang baik.
Sebaliknya, serviks yang belum sesuai dengan bagian terendah janin berkaitan dengan aktifitas
uterus yang kurang efisien dan kemajuan persalinan yang lamban. Misalnya, pada posisi janin
oksipito posterior, kepala janin tidak terdorong langsung ke serviks, melainkan ke arah bawah
dan depan bgian belakang simfisis pubis yang mengakibatkan menurunnya efektifitas kontraksi
uterus, dilatasi serviks yang lebih lambat dan persalinan yang lama.
Hubungan bagian terendah janin dengan serviks dapat dikaji dengan meraba bagian tersebut.
Pada primigravida penipisan biasanya mendahului pembukaan, pada multigravida hal ini terjadi
secara simultan. Penipisan dikaji dengan mengukur panjang serviks dan derajat penonjolannya
ke dalam vagina. Serviks yang belum menipis teraba panjang dan berbentuk tubuler, dengan
ostium tertutup atau dilatasi sebagian. Bila telah terjadi penipisan, serviks menipis, dan teraba
lebih pendek, karena segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas. Penipisan serviks yang
sempurna akan teraba menyatu dengan segmen uterus bagian bawah mendorongnya ke atas.

Selaput janin.

Selaput janin yang masih utuh akan teraba sebagai permukaan licin yang menutupi bagian
terendah janin. Hal ini mungkin akan sulit untuk dirasakan, terutama pada awal persalinan, atau
apabila air ketuban sedikit dan selaput janin melekat pada bagian terendah janin. Bila selaput
janin sulit untuk di raba, dapat disalah artikan dengan selaput janin yang yang sudah pecah. Bila
bagian terendah janin pas dengan serviks, selaput janin akan berisi banyak cairan amnion dan
menonjol di serviks. Selama kontraksi, tekanan air ketuban akan meningkat dan menyebabkan
selaput janin menegang dan akhirnya pecah secara spontan. Hal ini biasanya terjadi lebih cepat
jika bagian terendah janin tidak pas dengan serviks. Bila selaput janin teraba utuh tetapi air
ketubannya sudah bocor, kemungkinan terjadi robekan selaput janin yang tersembunyi.

Presentasi

Dalam hubungannya dengan informasi yang diperoleh melalui pemeriksaan abdomen,


identifikasi petunjuk bagian terendah janindapat membantu dalam konfirmasi presentasi janin.

Untuk presentasi kepala teraba bulat dan keras dan sutura atau fontanel dapat juga teraba.

Moulase

Dapat dikaji berdasarkan derajat tumpang tindih antara tulang-tulang tersebut di ubun-ubun.

Untuk presentasi bokong dan wajah akan teraba lembek dan tidak rata. Sakrum dapat
teraba sabagai tulang yang keras dengan anus tertutup. Bila jari pemeriksa masuk ke
dalam anus akan terasa seperti di cengkram. Mekonium segar juga cenderung terdapat di
dalam anus.

Pada persentasi wajah, tulang dahi dapat teraba dan ari yang masuk ke dalam mulut akan
di isap oleh janin. Bila di curigai atau di konfirmasi terjadi presentasi wajah, berhati-hati
agar tidak mencederai mata janin.

Bila tali pusat teraba, akan teraba juga adanya pulsasi dibalik selaput janin, pada keadaan
ini selaput janin tidak boleh di robek karena adanya bahaya prolaps uteri

Posisi

Pada presentasi kepala identifikasi sutura dan fontanel dapat memastikan posisi dan sikap janin.
Sutura sagitalis mudah di identifikasisebagai sutura yang panjang dan lurus, posisi ditentukan
dengan kaitannya denngan panggul ibu.

Tinggi bagian presentasi

Ditentukan dengan mengkaji jarak antara bagian terendah dengan spina ischiadika dalam ukuran
cm. Spina ischiadika di sebut dengan tingkat 0, dengan bagian yang terendah bagian yang
terendah beradadi atasnya ( cm ) atau dibawahnya ( + cm ).
Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
Penurunan bagian terendah janin merupakan indikator kemajuan persalinan.
Sebelum melakukan periksa dalam, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta ibu untuk berkemih dan mencuci
area genitalia ( jika ibu belum melakukannya ) dengan sabun dan air. Jelaskan kepada ibu setiap
langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Tenteramkan hati ibu dan anjurkan ibu untuk
rileks. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan. Sebelum melakukan
pemeriksaan dalam, siapkan pasien dan alat.
Persiapan pemeriksaan :

Pasien :

Selimut

Kapas sublimat.

Kom kecil.

Bengkok

Bak Instrumen sedang

Larutan klorin 0,5 %

Status ibu dan alat tulis.


o Korentang ( bila perlu )

Petugas

Apron plastik

Masker

kacamata pelindung

Sarung tanganDTT steril

Alas kaki/sepatu boot karet


o Lingkungan
o Ruangan dalam keadaan tertutup (tirai / skerem )
o

Tempat sampah steril dan nonsteril

Langkah langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam :


1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut
2. Minta ibu untuk berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha di bentangkan
(mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain)
3. Gunakan sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan

4. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT / larutan
antiseptik. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke bagian belakang untuk
menghindarkan kontaminasi feases ( tinja )
5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa ( benjolan ) termasuk
kondilomata, varikositas vulva atau rektum atau luka parut di perineum
6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau
mekonium :
a)

Jika ada perdarahan pervaginam, Jangan lakukan pemeriksaan dalam

b)
Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terliahat pewarnaan
mekonium, nilai apakah kentall atau encer dan periksa DJJ

Jika mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama menurut
petunjuk pada partograf. Jika ada tanda tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan
segera.

Jika mekonium kental, nilai DJJ dan rujuk segera

Jika tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi

1. 7.
Dengan hati hati pisahkan labium mayus dengan jari manis dan ibu jari tangan
kiri (gunakan sarung tangan periksa). Masukkan ( hati hati ) jari telunjuk yang di ikuti
oleh jari tengan. Jangan mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai
dilakukan. Jika selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi
( merobeknya ). Alasannya : Amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkan risiko
infeksi terhadap ibu dan bayi serta gawat janin.
2. Nilai vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum
atau tindakan episiotomi sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk
menentukan tindakan pada saat kelahiran bayi
3. Nilai pembukaan dan penipisan serviks
4. Pastikan tali pusat dan / atau bagian bagian kecil ( tangan atau kaki ) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti langkah langkah gawatdarurat
dan segera rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
5. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk
rongga panggul. Bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam dengan
hasil pemeriksaan melalui dinding abdomen ( perlimaan) untuk menentukan kemajuan
persalinan.

6. Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya ( ubun ubun kecil, ubun
ubun besar atau fontanela magna ) dan celah ( sutura ) sagitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai
dengan ukuran jalan lahir.
7. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan ( hati hati ),
celupkan sarung tangan ke dalam larutan dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan
tadi secara terbalik dan rendam dalam larutan dekontaminan selama 10 menit.
8. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih an kering.
9. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
10. Jelaskan hasil hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.

JOBSHEET

Sub Pokok Bahasan :

PEMERIKSAAN DALAM

PERALATAN DAN BAHAN

ALAT

BAHAN

Tempat Sampah

Schort

Troli

Masker

Insenerator

Sarung tangan

Kantong plastik kuning


Kantong plastik hitam

PROSEDUR PELAKSANAAN

Langkah kerja
Persiapkan alat alat
LANGKAH-LANGKAH
1. Menjelaskan pada ibu apa yang akan
dikerjakan dan memberitahukan
kemungkinan ketidaknyamanan serta
memberikan kesempatan untuk

gambar

mengajukan pertanyaan

1. Dengarkan apa yang disampaikan oleh


ibu

1. Berikan dukungan emosional dan


jaminan pelayanan

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air


mengalir serta mengeringkannya dengan
handuk bersih.

1. Meminta ibu untuk berkemih dan


membasuh regio genetalia dengan sabun
dan air bersih

1. Meminta ibu berbaring di tempat tidur

1. Menutupi badan ibu dengan selimut atau


kain

1. Mengatur posisi ibu dorsal recumbent

1. Mengunakan sarung tangan DTT atau


steril pada kedua tangan.

1. Membersihkan vulva dan perineum,


menyekanya dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan kapas atau kassa
yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut
vagina, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkan dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kassa yang sudah


terkontaminasi dalam wadah yang benar.
Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua
sarung tangan tersebut dengan benar di
dalam larutan dekontaminasi)

11. Memeriksa genitalia luar ;


Inspeksi :

Perdarahan.

Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.

Mekoneum ; kental atau encer

Bagian yang menumbung.

Lendir darah.

Perlukaan

Massa

Varices

Edema

Haemoroid

Jika ada perdarahan pervaginam, jangan


lakukan pemeriksaan dalam.
1. Dengan hati-hati pisahkan labia dengan
jari manis dan ibu jari tangan kiri
pemeriksa. Masukkan jari telunjuk
tangan kanan pemeriksa dengan hatihati diikuti oleh jari tengah. Setelah
kedua jari tangan berada dalam vagina,
tangan kiri pemeriksa diletakkan di
fundus ibu. Pada saat kedua jari berada

di dalam vagina, jangan


mengeluarkannyasebelum pemeriksaan
selesai. Jika ketuban belum pecah,
jangan lakukan amniotomi.

1. Nilai vagina. Luka parut lama di vagina


bisa memberikan indikasi luka atau
episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin
menjadi informasi penting pada saat
kelahiran bayi.

1. Nilai pembukaan dan penipisan serviks

1. Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau


bagian-bagian kecil (tangan atau kaki
bayi) tidak teraba pada saat melakukan
pemeriksaan pervaginam.

1. Nilai penurunan kepala janin dan


tentukan apakah kepala sudah masuk ke
dalam panggul. Bandingkan penurunan
kepala dengan temuan-temuan dari
pemeriksaan abdomen untuk
menentukan kemajuan persalinan

1. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba


fontanela dan sutura sagitali untuk
menentukan penyusupan tulang kepala
dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan
kepala janin sesuai dengan diameter
jalan lahir.

1. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba


fontanela dan sutura sagitali untuk
menentukan penyusupan tulang kepala
dan/atau tumpang tindihnya, dan apakan
kepala janin sesuai dengan diameter

jalan lahir

1. Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan


kedua jari pemeriksa dengan hati-hati,
sambil meminta ibu untuk menarik nafas
panjang.

1. Mendekontaminasikan sarung tangan


dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor
dedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskan dalam keadaan
terbalik serta merendamnya di dalam
larutan tersebut selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan (seperti diatas)

1. Merapihkan ibu kembali dan membantu


ibu mengambil posisi yang nyaman

1.

Memberitahu ibu dan keluarganya


tentang hasil pemeriksaan

1. Mencatat /mendokumentasikan hasilhasil pemeriksaan pada status ibu

NO
LANGKAH KERJA

PENANGGULANGAN SAMPAH MEDIS


PERSIAPAN
Siapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk pemeriksaan

GAMBAR

1. dalam

memakai schort
2.
Key point :
Hal ini dilakukan sebagai upaya
pencegahan infeksi.

Memakai masker
3.
Key point :
Hal ini dilakukan untuk
mencegah terhirupnya
mikroorganisme

Cuci tangan dengan sabun dan


4. air mengalir lalu keringkan
dengan handuk bersih dan
kering.
Key point :
Mencegah masuknya kuman dan
penyakit kedalam tubuh karena
tangan merupakan perantara
yang paling utama masuknya
kuman
5.

Pakai sarung tangan pada kedua


tangan anda.

Key point :
Sangat penting karena berguna
untuk mencegah infeksi dan
penularan penyakit berbahaya
terutama melalui cairan.
Letakan kantong plastik hitam di
6. tempat sampah untuk
menempatkan sampah non medis

Key point :
Penting dilakukan agar dapat
membedakan sampah medis dan
non medis
Letakan kantong plastik kuning
7. di tempat sampah untuk
menempatkan dan membuang
sampah medis

Key point : harus dilakukan


dengan sangat hati hati agar
tidak mengenai atau melukai
tubuh kita karena ini sangat
berbahaya.

Setelah sampah medis terkumpul


8. / penuh letakan sampah medis
pada troli khusus untuk
membawa sampah medis yang
tertutup

Key point : harus menggunakan


troli khusus dan tertutup untuk
mencegah bau yang menyengat
dan kontaminasi sampah lain
yang dibawa.
9.

Menyalakan dan memanaskan


insenerator dengan suhu 800
derajat celcius

Key point :
Menggunakan insenerator
dengan suhu 800 sampai 1000
derajat celcius agar sampah
medis hancur dan tidak
membahayakan

10.

Meletakan sampah medis di


dalam insenerator untuk dibakar
hingga hancur

Key point :
Meletakan sampah medis dengan
sangat hati2 agar tidak mengenai
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai