Hari/Tgl :Kamis,17Sep2020
Jam :08.00-13.50
Pertemuan. : Ke 6 (Enam)
• Memberi ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain (ASI eksklusif).
WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan
a) Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi
b) ASI eklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman
c) ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari
setiap malam
d) ASI deiberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot
e) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat
tidak bersama anak
f) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan
yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan
terhadap pasien.
B. Tujuan
C. Prinsip umum
1. Pemeriksaan fisik ibu nifas disesuaikan dengan tujuan kunjungan program dan kebijaksanaan
(6 jam, 2-6 hari, 2 minggu, 6 minggu setelah persalinan)
3. Pada saat pemeriksaan fisik, biasakan pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien.
4. Gunakan pendekatan fisik mulai dari arah luar tubuh ke arah dalam tubuh, posisi pasien
tergantung jenis pemeriksaan dan kondisi sewaktu di periksa.
5. Gunakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan tekhnik pemeriksaan dari daerah yang
mengalami kelainan (abnormal) ke daerah yang tidak memgalami kelainan(normal)
6. Perhatikan pencahayaan yang tapat, suhu, suasana ruangan yang nyaman serta privasi
pasien.
Ada beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik ibu nifas:
1. Persiapan ruangan.
2. Persiapan alat
Baki 1 buah, tensi meter dan stetoskop, termometer,senter, kapas + air DTT, hand schoen 1
pasang, pincet, bengkok, tempat sampah, larutan clorin 0,5 %.
3. Persiapan pasien
Sebelum melakukan pemeriksaan beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan, atur posisi
untuk mempermudah pemeriksaan, atur pasien seefisien mungkin.
1. Tanda-tanda vital
· Tujuan
Tanda-tanda vital meliputi : suhu tubuh, nadi, pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda-
tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar memantau perubahan status kesehatan
klien diaantaranya tanda adanya infeksi.
a. Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari
pra persalinan pada 1-3 hari pos partum..Setelah persalinan sebagian besar wanita
mengalami peningkatan tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan kembali
normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya
perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.Namun hal ini seperti
itu jarang terjadi.
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 38C.Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik
sedikit kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih dari
38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau
sepsis nifas. Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Perhatikan adanya kenaikan
suhu samapi 38 derajat pada hari kedua sampai hari kesepuluh yang menunjukkan adanya
morbiditas puerperalis.
c. Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60
x/menit yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini
terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa
cepat, kira-kira 110x/mnt.Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila
disertai peningkatan suhu tubuh. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir,
kembali normal selama beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama
persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut
nadi diatas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan
adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat.
d. Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan
normal.Mengapa demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam
kondisi istirahat.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin karena adanya
ikutan dari tanda-tanda syok. Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita
selama jam pertama pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan
evaluasi adanya kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, seperti eksaserbasi asma, dan
emboli paru.
· Tujuan
Untuk mengenditifikasi adanya tanda anemis, eklampsi postpartum biasa terjadi 1-2 hari
postpartum.
· Cara Kerja
1). Inspeksi muka : Simetris, warna kulit muka, ekspresi wajah dan pembengkakan
b). Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan menggunakan ibu jari.
· Tujuan
Untuk mengkaji adanya infeksi traktus pernafasan, jika ada panas sebagai diagnose banding.
· Cara Kerja
1). Inspeksi leher untuk melihat bentuk dan kesimetrisan leher serta pergerakannya.
b). Anjurkan pasien untuk menengadah kesamping menjauhi pemeriksaan sehingga jaringan
lunak dan otot-otot akan relaks.
c). Lakukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi, batas-batas dan
ukuran, bentuk dan nyeri tekan pada setiap kelompok kelenjar limfe: Submandibular
(ditengah-tengah antara sudut dan ujung mandibular) dan sub mental (pada garis tengah
beberapa cm dibelakang ujung mandibula). Periksa ekspresi wajah, adaya oedema, sclera
dan konjuctiva mata, mukosa mulut, adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar thiroid
dan bendungan vena jugolaris.
B. Payudara
Pemeriksaan payudara
Tujuan: Sebagai
pemeriksaan tindak lanjut dari pemeriksaa payudara prenatal dan segera setelah
melahirkan apakah ada komplikasi postpartum misalnya bendungan pada payudara (3-5 hari
postpartum), abses payudara, mastitis (3-4 minggu postpartum)
Cara Pemeriksaan
a. Cek kecukupan penyangga dengan menggunakan bra yang pasa dan tepat dalam
menyanggapayudara
b. Bantu pasien mengatur posisi duduk menghadap kedepan, telanjang dada dengan kedua
a. Lakukan palpasi di sekeliling putting susu untuk mengetahui adanya keluaran. Bila
b. Angkat dan lipat tangan pasien Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama pada area
limfe nodi
c. Lakukan palpasi setiap payudara dengan teknis bimanual terutama untuk payudara yang
beukuran besar dengan cara:
pertama tekankan telapak tangan tiga jari tengah ke permukaan payudara pada kuadran
samping atas. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar terhadap dinding dada dari tepi
C. Uterus
Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada saat palpasi tidak akan tampak
peningkatan aliran pengeluaran lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak baik dan
konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang akan mengeluarkan bekuan
darah yang terakumulasi,aliran ini pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus
menjadi keras
Diastasis Rectie
Kita melakukan pemerikasaan diastasis rectie yaitu tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
pelebaran otot perut normal atau tidak caranya yaitu dengan memasukkan kedua jari kita
yaitu jari telunjuk dan jari tengah ke bagian dari diafragma dari perut ibu.Jika jari kita masuk
dua jari berarti diastasis rectie ibu normal.Jika lebih dari dua jai berarti abnormal.Cara
penanganan diastasis rectie adalah dengan operasi ringan (tometock)
D. Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan
anjurkan ibu agar tidak menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6
jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan bersih ke vulva dan
perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka
mungkin perlu dilakukan pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih
dikosongkan,maka lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
E. Genitalia
Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi vagina dan serviks dengan
cermat
F. Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi dengan kedua tungkai dilebarkan.saat
melakukan pemeriksaan perineum periksalah:
Jahitan laserasinya
Hematoma (Pemb
G. Ekstremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada: Varises,oedema,Reflek patella,nyeri tekan atau panas pada
beti.Adanya tanda Homan,caranya dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di
lakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri pada betis dengan
tindakan tersebut,tanda Homan (+).
Perubahan psikologis
Setelah proses persalinan, terjadi perubahan yang dramatis bagi seorang ibu dimana ibu kini
mempunyai bayi yang harus dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya. Dalam perubahan
psikologis terdapat beberapa periode :
1. Periode Taking In
a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah kelahiran, ibu pasif dan tergantung, dia khawatir akan
tubuhnya.
c) Tidur tanpa gangguan sangat penting, bila ibu ingin mencegah gannguan tidur, pusing,
d) Peningkatan nutrisi
2. Periode Taking Hold
a) Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian pada ke
mampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab bayinya.
b) Ibu konsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, buang air kecil, buang air besar,
keluatan, dan ketahanan tubuhnya.
c) Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan tentang perawatan bayi
misalnya : menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok.
d) Pada masa ini ibu agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut,
cenderung menerima nasihat bidan atau perawat karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. Pada tahap ini bidan penting
memperhatikan perubahan yang mungkin terjadi.
3. Periode letting Go
Kaji pengetahuan ibu yang berhubungan dengan perawatan bayi, perawatan nifas, asi ekslusif
cara menyusui, KB serta hal-hal lain yang penting diketahui ibu dalam masa nifas dan
meyusui.
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orang tua dan tugas-tugas perkembangan
kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass dan
bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik
faces bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payudara) dan
kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan
mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan
bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan,
mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan.
Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
I. Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
a.Data Subyektif
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
d. Pendidikan
f. Suku / bangsa
g. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
h. Alamat
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien
merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
3. Riwayat Kesehatan
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya.
4. Riwayat Perkawinan.
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila
melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan
mempengaruhi proses nifas.
5. Riwayat Obstetrik
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong
persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami
kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama,
adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini
dan beralih ke kontrasepsi apa.
7. Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada
kebiasaan pantang makan.
8. Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak
perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi
seorang ibu.Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran.
Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues sebagian besar
merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari
keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor.
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita
selama kehamilan dan persalinan.
c. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan Rumah
sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang kaku, kebijakan
perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada di Ruang.
d. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan
sehingga akan menguntungkan selama masa nifas.
a. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan,
makanan pantangan.
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
c. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum
tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas
karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
d. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah
genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas
terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat – alat reproduksi.
b. Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data
untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam
komponen – komponen pengkajian data obyektif ini adalah :
1. Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
a. Temperatur / suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan
oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu
bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.
Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan
suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah ke tanda – tanda infeksi.
1). Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas
adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh
proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan .
2). Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.
3). Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut
nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah
diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan
bahwa hal itu adalah suatu kelainan .
4). Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 – 30x/menit.
c. Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya
dalam 2 bulan pengobatan .
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan obstetric
a. Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa
nifasnya serta pengeluaran ASI.
b. Palpasi
Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara
apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan
putting.
c. Perkusi
4. Data penunjang
I. Intepretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah. Dalam langkah ini data yang telah
dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien,
masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.
A. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup, umur ibu, dan
keadaan nifas.
1. Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu
tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.
2. Data Obyektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran
pervaginam, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital.
B. Masalah
1. Data Subyektif
2. Data Obyektif
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah
atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan
antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila
hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.
IV. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diluhat dari kondisi pasien atau dari setiap
masalah yang berkaitan, tetapi juaga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi
wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah
psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah
A. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda vital, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan
manfaatnya.
B. Kebersihan diri
2. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Cukup istirahat
D. Gizi
E. Perawatan payudara
1. Breast care
F. Hubungan sexual
G. Keluarga berencana
V. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.
A. Mengobservasi meliputi
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda – tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh akan
menghambat proses involusi uterus.
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea,
memperlancar peredaran darah.
B. Kebersihan diri
2. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah.
2. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI
kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
D. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu makan
makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
2. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
4. Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASI.
E. Perawatan payudara
1. Breast care
G. Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan
keinginannya.