Anda di halaman 1dari 32

NEONATUS DAN KELAINAN BAWAAN

DAN PENATALAKSANAANNYA
Disusun
Oleh :

KELOMPOK I
Ashfihani Sofyan
Mardah Warahmah

AKADEMI KEBIDANAN NADHIRAH


BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2013/2014
NEONATUS DAN KELAINAN BAWAAN
DAN PENATALAKSANAANNYA

1. CEPHALHEMATOMA
2. CAPUT SUCCEDANEUM
3. LABIOSKIZIS dan PALATOSKIZIS
CEPHALHEMATOMA
PENGERTIAN

Cephal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat


kerusakan jaringan poriesteum karena tarikan atau tekanan jalan
lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau
parietal ditemukan pada 0,5 2 % dari kelahiran hidup.
(Prawiraharjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
Penyebab terjadinya
cephalhematoma

1. Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang
pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh
darah.
2. Tarikan vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacuum atau cunam yang kuat dapat
menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang
melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
3. Kelahiran sungsang yang mengalami
kesukaran melahirkan kepala bayi.
( Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002. IlmuKebidanan )
Tanda Dan Gejala

1. Adanya fluktuasi Menurut Vivian nanny lia dewi, 2010 :


2. Adanya benjolan, biasanya baru 1. Kepala tampak bengkak dan
tampak jelas setelah 2 jam berwarna merah.
setelah bayi lahir 2. Tampak benjolan dengan batas
3. Adanya Cepal hematoma (Cephal yang tegas dan tidak melampaui
hematoma) timbul di daerah tulang tengkorak
tulang parietal Berupa benjolan 3. Pada perabaan terasa mula mula
timbunan kalsium dan sisa keras kemudian menjadi lunak.
jaringan fibrosa yang masih 4. Benjolan tampak jelas lebih
teraba.Sebagian benjolan keras kurang 6 8 jam setelah lahir
sampai umur 1-2 tahun. 5. Benjolan membesar pada hari
( Menurut : Prawiraharjo, kedua atau ketiga
Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan ) 6. Benjolan akan menghilang dalam
beberapa minggu.
PENANGANAN
CEPHALHEMATOMA

Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephal hematoma tidak


memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan
sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada kelainan yang agak luas,
penyembuhan kadang-kadang disertai kalsifikasi.
Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan
pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi
hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan
kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian
sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan
perdarahan intrakranial.
PENATALAKSANAAN
CEPHALHEMATOMA

Cephalhematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan


mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya
benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang
(1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
1. Cegah infeksi bila ada permukaan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering
dan bersih.
2. Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephalhematoma.
3. Pemberian vitamin K
4. Pemeriksaan radiologi, bila ada indikasi gangguan nafas, benjolan terlalu besar observasi
ketat untuk mendeteksi perkembangan.
5. Pantau hematokrit
6. Rujuk bila ada fraktur tulang tengkorak, Chepalhematoma yang terlalu besar.
7. Bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan sembuh/mengalami resolusi
dalam 2-8 minggu.
8. Bayi dengan Chepalhematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena
pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
CAPUT SUCCEDANEUM

PENGERTIAN

Caput succedaneum adalah edema kulit kepala


anak yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada
kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang
bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak
kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah,
yang terjadi pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini
vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi
hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar dibawah
lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. Dan
merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui
sutura garis tengah. (Obstetri fisiologi, UNPAD.1985)
PENYEBAB TERJADINYA
CAPUT SUCCEDANEUM

Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan
lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup,
tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan
longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.

Persalinan dengan ekstraksi vakum


Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya
caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot
vakum yang digunakan.
TANDA DAN GEJALA

1. Udema di kepala
2. Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan
darah
4. Udema melampaui tulang tengkorak
5. Batas yang tidak jelas
6. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau
kemerahan
7. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa
pengobatan.(Dewi, 2010)
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
CAPUT SUCCEDANEUM

1. Bayi dirawat seperti pada perawatan bayi


normal.
2. Observasi keadaan umum bayi.
3. Pemberian ASI adekuat.
4. Cegah terjadinya infeksi.
5. Untuk penanganan caput succedanaum
tidak ada penanganan khusus karena
dapat menghilang dengan sendirinya.
6. Dengan menggendong bayi secara terus
menerus agar kelainan pada bayi dapat
disembuhkan.
PENATALAKSANAAN CAPUT
SUCCEDANEUM
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang
cukup.
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu
teknik menyusui dengan benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi
pada benjolan.
6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:
7. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi
8. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah
sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
9. Perawatan bayi sehari-hari.
10.Manfaat dan teknik pemberian ASI.
Perbedaan Caput Succedaneum
Dan Cephalhematoma
CAPUT SUCCEDANEUM CEPHALHEMATOMA
Muncul waktu lahir, mengecil Muncul waktu lahir atau
setelah lahir. setelah lahir, dapat membesar
sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba
moulase. Batas tidak melampaui sutura.
Bisa hilang dalam beberapa Hilang lama (beberapa
jam atau 2-4 hari minggu atau bulan).
Berisi darah
Berisi cairan getah bening
LABIOSKIZIS dan PALATOSKIZIS

Labioskizis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat


kegagalan fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen
nasalis medial yang dilikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum
anterior.

Sedangkan Palatoskizis adalah kelainan congenital sumbing akibat


kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan
septum nasi.
Labioskizis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana
terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini
dapat berupa takik kecil pada bahagian bibir yang berwarna sampai
padapemisahan komplit satu atau dua sisi bibir memanjang dari bibir ke
hidung.

Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada palatum yang terjadi


karenakegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik.

Labioskizis dan labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut


berupa celah atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna
semasa perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan
bagian kiri tidak tumbuh bersatu.
KLASIFIKASI

Suatu klasifikasi membagi struktur-struktur yang terkena


menjadi beberapa bagian berikut.
1. Palatum primer meliputi bibir, dasar hidung, alveolus,
dan palatum durum di belahan foramen insisivum.
2. Palatum sekunder meliputi palatum durum dan
palatum molle posterior terhadap foramen.
3. Suatu belahan dapat mengenai salah satu atau
keduanya, palatum primer dan palatum sekunder dan
juga bisa berupa unilateral atau bilateral.
4. Terkadang terlihat suatu belahan submukosa. Dalam
kasus ini mukosanya utuh dengan belahan mengenai
tulang dan jaringan otot palatum.
Tingkat kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari
yang ringan hingga hingga yang berat. Beberapa jenis
bibir sumbing yang diketahui :

1. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi


hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
2. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang
terjadi hanya disalah satu sisi sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
3. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di
kedua sisi bibir dan memnajang hingga ke hidung.
PENYEBAB TERJADINYA
LABIOSKIZIS DAN PALATOSKIZIS
1. Faktor genetik atau keturunan

Dimana material genetik dalam kromosom yang mempengaruhi. Dimana


dapat terjadi karena mutasi gen ataupun kelainan kromosom. Pada setiap
sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang
kromosom non-sex (kromsom 1 s/d 22) dan 1 pasang kromosom sex
(kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin. Pada penderita bibir
sumbing terjadi trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3 untai
kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom
pada setiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain
menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada
perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelianan ini sangat jarang
terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.
2. Kurang nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6. Vitamin C
pada waktu hamil, kekurangan asam folat.
3. Radiasi.
4. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
contohnya seperti infeksi Rubella dan sifilis,
toxoplasmosis dan klamidia.
6. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan
kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama
kehamilan, misalnya kecanduan alkohol, terapi penitonin.
7. Multifaktoral dan mutasi genetik.
8. Diplasia ektodermal
TANDA DAN
GEJALA

1. Terjadi pemisahan langit-langit


2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-
langit
4. Infeksi telinga berulang, berat
badan tidak bertambah
5. Pada bayi tidak terjadi regurgitas
nasal ketika menyusui yaitu
keluarnya air susu dari hidung.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
LABIOSKIZIS & PALATOSKIZIS
1. Berikan dukungan emosional dan tenangkan ibu beserta keluarga.
2. Jelaskan kepada ibu bahwa sebagian besar hal penting harus dilakukan saat
ini adalah memberi makanan bayi guna memastikan pertumbuhan yang
adekuat sampai pembedahan yang dilakukan.
3. Jika bayi memiliki sumbing tetapi palatumnya utuh, izinkan bayi berupaya
menyusu.
4. Jika bayi berhasil menyusu dan tidak terdapat masalah lain yang
membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi. Tindak lanjuti dalam satu
minggu untuk memeriksa pertumbuhan dan penambahan berat badan.
5. Jika bayi tidak dapat menyusu dengan baik karena bibir sumbing,berikan
perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian makanan alternatif
(menggunakan sendok atau cangkir).
6. Jika bayi memiliki celah palatum, berikan perasan ASI dengan menggunakan
metode pemberian makan alternatif (menggunakan sendok atau cangkir).
7. Ketika bayi makan dengan baik dan mengalami penambahan berat
badan,rujuk bayi ke rumah sakit tersier atau pusat spesialisasi, jika
memungkinkan untuk pembedahan guna memperbaiki celah tersebut.
PENATALAKSANAAN

1. Pemberian ASI secara langsung


dapat pula diupayakan jika ibu
mempunyai refleks mengeluarkan air
susu dengan baik yang mungkin
dapat dicoba dengan sedikit
menekan payudara.
2. Bila anak sukar mengisap sebaiknya
gunakan botol peras (squeeze bottles),
untuk mengatasi gangguan mengisap,
pakailah dot yang panjang dengan
memeras botol maka susu dapat
didorong jatuh di belakang mulut
hingga dapat diisap. Jika anak tidak
mau, berikan dengan cangkir dan
sendok.
3. Dengan bantuan ortodontis
dapat pula dibuat okulator untuk
menutup sementara celah
palatum agar memudahkan
pemberian minum, dan sekaligus
mengurangi deformitas palatum
sebelum dapat melakukan
tindakan bedah.

4. Tindakan bedah, dengan kerja


sama yang baik antara ahli bedah,
ortodontis, dokter anak, dokter
THT, serta ahli wicara.
Syarat labioplasti (rule of ten)

1. Umur 3 bulan atau > 10 minggu


2. Berat badan kira-kira 4,5 kg/10 pon
3. Hemoglobin > 10 gram/dl
4. Hitung jenis leukosit < 10.000
Syarat palaplasti

Palatoskizis ini biasanya ditutup pada umur 9-12 bulan menjelang anak
belajar bicara, yang penting dalam operasi ini adalah harus memperbaiki
lebih dulu bagian belakangnya agar anak bisa dioperasi umur 2 tahun.
Untuk mencapai kesempurnaan suara, operasi dapat saja dilakukan
berulang-ulang. Operasi dilakukan jika berat badan normal, penyakit lain
tidak ada, serta memiliki kemampuan makan dan minum yang baik. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya operasi harus ditunggu sampai anak tersebut
balajar bicara antara 1-2 tahun.
1. Jika sengau harus dilakukan terapi bicara (fisioterapi otot-otot bicara).
2. Jika terapi bicara tidak berhasil dan suara tetap sengau, maka harus
dilakukan faringoplasti saat anak berusia 8 tahun.
Faringoplasti ialah suatu pembebasan mukosa dan otot-otot yang kemudian
didekatkan satu sama lain. Pada faringoplasti hubungan antara faring dan
hidung dipersempit dengan membuat klep/memasang klep dari dinding
belakang faring ke palatom molle. Tujuan pembedahan ini adalah untuk
menyatukan celah segmen-segmen agar pembicaraan dapat dimengerti.
Perawatan yang dilakukan pasca dilakukannya
faringoplasti adalah sebagai berikut :
1. Menjaga agar garis-garis jahitan tetap bersih.
2. Beyi diberi makan atau minum dengan alat
penetes dengan menahan kedua tangannya.
3. Makanan yang diberikan adalah makanan
cair atau setengah cair atau buur saring
selama 3 minggu dengan menggunakan alat
penetes atau sendok.
4. Kedua tangan penderita maupun alat
permainan harus dijauhkan.
LABIOSKIZIS
PALATOSKIZIS
Labioplasty dan palaplasty

Anda mungkin juga menyukai