Cephalhematoma”
BY :
ANA RIANDARI (19.01.0001)
DIANA SRIYANI (19.01.0003)
A. CAPUT SUCCEDANEUM
a. Pengertian
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran
spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan
dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007).
Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru lahir(Obstetri
fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama,
menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk
kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. Persalinan dengan ekstraksi vakumPada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat
adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), tanda dan
gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman. dkk. 2000),
Pembengkakan pada caput succedaneum dapat meluas menyeberangi garis tengah atau
garis sutura. Dan edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan
perubahan warna yang analog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan
presentasi wajah. Dan tidak diperlukan pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat
ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi dini untuk
hiperbilirubinemia.
Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering berhubungan
dengan adanya caput succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai mereda,
kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan
caput succedaneum :
1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan
tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI
yang adekuat dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
Menurut Abdul Bari Saifudin, cephal hematoma adalah pendarahan sub periosteum akibat
keruasakan jaringan periosteum karena tarikan/tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui
batas sutura garis tengah.(Ika Nugroho.2011)
b. Etiologi
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, cephal hematom dapat terjadi
karena :
1. Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap
tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.
Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat menyebabakan
penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan
periosteum.
1. Cephal hematom terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang
kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada
persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub
periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
a. Adanya fluktuasi
b. Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir .
f. Penatalaksanaan